ceklek.
"abaaaangggggg~~~~" ucap Haechan setelah melihat Jaeden.
"adikk manjanya abangg.... sehat kan baby? baik baik aja kan? kamu ga merasa tertekan karena pelajaran di kampus kan?" tanya Jaeden beruntun sambil membawa adik kesayangannya kedalam pelukan lama.
"adek sehat dan baik baik aja abangg~~~ kalau adek gabisa kerjain tugasnya, kakak suka bantuin ko" balas Haechan dengan suara manja.
"syukur dehh, abang kangen banget. maaf ya baru bisa ketemu, abang lagi padat banget jadwalnya" ucap Jaeden merasa bersalah.
"gapapa, adek ngerti ko." jawab Haechan tersenyum.
Jaeden melepaskan pelukannya, kemudian mengecupi rambut, kening, hidung, pipi kanan, pipi kiri, dan dagu Haechan penuh sayang.
"kita berangkat ya baby" ucap Jaeden.
**
pertama, Jaeden mengajak adiknya makan di caffe miliknya sendiri. setelah 2 tahun menjadi CEO di perusahaan mommy nya, Jaeden mulai merintis usahanya sendiri dan membangun cafe yang baru buka selama 1 tahun.
Jaeden spesial memasak makanan kesukaan adiknya dengan tangannya sendiri. karena sudah lama Jaeden tidak memasak untuk adiknya semenjak ia menjadi CEO.
setelah menghabiskan makannya, Jaeden membawa Haechan pergi ke Dufan.
"mau naik apa pertama?" tanya Jaeden pada Haechan.
"apa ya? adek mau naik yang paling gampang dan aman aja dulu deh bang" jawab Haechan.
"hmm? apa?" tanya Jaeden.
"bianglala aja yukkk" ajak Haechan semangat.
"ayo, kita beli tiketnya dulu ya baby" ucap Jaeden tersenyum.
"mau naik apalagi hemm?"
"adekk mau ke kereta misterii disanaaa" jawab Haechan dengan semangat.
"emang berani?" tanya Jaemin mengusap pipi Haechan lembut.
"kalo takut, nanti peluk abang" jawab Haechan.
setelah membeli tiket akhirnya mereka berdua masuk ke dalam kereta misteri. Haechan dan Jaeden berkeliling menggunakan kereta ke cerita misteri ala Amerika di abad ke 19. suasa gelap dan mencekam sepanjang perjalanan membuat Haechan terus teriak dan tidak melepaskan pelukannya pada abangnya.
"terus, adek mau naik apalagi?" tanya Jaeden.
"sekarang adek mau naik kora kora, pasti seru. kita udah lama ga naik itu kan"
"hemm, boleh, tapi adek ga akan kenapa kenapa kan?" tanya Jaeden memastikan.
"adek baik baik ajaa abangg~~~"
Jaeden menuruti lagi keinginan adiknya untuk menaiki kora kora. semakin cepat dan tinggi, semakin besar juga teriakan Haechan.
setelah selesai, mereka langsung menaiki wahana Turangga Rangga.
"udah jam 3 bang, anter ke kossan yaa" ucap Haechan.
"makan dulu ya" ajak Jaeden.
"abang laper?"
"adek harus makan, abang belum laper lagi. tadi kan udah makan banyak"
"adek juga belum mau makan, beli gelato aja yuk" ajak Haechan.
"yaudah ayok, yang deket aja ya baby" ajak Jaeden yang diangguki oleh Haechan.
***
jam 16.15 sore mobil Jaeden tiba di depan gerbang kost Dream. bersamaan dengan itu, Mark membuka pintu rumah bangunan 1 lantai itu.
"bang" sapa Mark kemudian memberikan pelukan singkat ala lelaki.
"halo mark" jawab Jaeden tersenyum.
"gue izin bawa echan ke jogja ya ntar malem kerumah orangtua gue kaya biasa. gue udah telpon mommy sama papa kai juga. tinggal izin sama lo doang" ucap Mark.
"oke santai, gue percaya kalo perginya bareng lo. berapa hari disana? echan ga ada cerita apa apa tuh" jawab Jaeden.
"hari ke lima sorenya balik kok bang" balas Mark.
"yaudah kalau gitu, gue pergi ya. harus control caffe nih. tadi kesana cuma makan bareng echan doang" ucap Jaeden.
"iya bang, hati hati bawa mobilnya. jangan kerja mulu, banyakin istirahat" ucap Mark.
"hati hati abaaanggg~~~ jangan terlalu keras sama diri bang yaaa? istirahat yang cukup. abang ga kerja aja hidup kita aman 7 turunan kok" ucap Haechan bercanda tapi serius.
Jaeden membawa adik manjanya yang sudah besar kedalam pelukannya. mencium kening Haechan lalu masuk kedalam mobilnya.
***
"jalan jalan kemana aja?" tanya Mark sambil menutup pintu rumah.
"makan di cafe abang, terus ke dufan deh... eh sebelum pulang mampir dulu beli gelato" jawab Haechan.
"senengg?" tanya Mark melihat kearah Haechan.
"bangeeeettt makeuu~~ meskipun cuma sebentar, tapi udah mengobati rasa kangen gue ke bang jae" balas Haechan tersenyum senang.
"gue ikut seneng dengernya" ucap Mark tulus.
"eh, yang lain kemana? sepi banget tumben" tanya Haechan.
"udah pada balik ke rumahnya masing masing. kecuali renjun ada di kamar" ucap Mark.
"makeuu~~" panggil Haechan setelah mendudukkan dirinya si sofa.
"kenapa baby?"
"lo gamau ajak injun juga? kesian ga sih kalo biarin injun sendirian di kossan? 5 hari kan lama" ucap Haechan lesu.
"ntar kalau dia udah bangun, atau pas dia keluar kamar gue coba ajakin deh" ucap Mark.
"gue suka ga habis pikir deh sama orang tua injun dan bang jo. kenapa mereka jahat banget yaa sama injun? kenapa mereka memperlakukan injun ga adil kaya gitu? padahal injun ga ada salah apapun sama mereka" ucap Haechan.
Mark mengangkat kedua bahunya pertanda tidak tahu. "gue gamau komen apa apa. bukan karna ga peduli sama renjun, tapi kan kita sebagai orang luar ga berhak ikut campur masalah keluarganya." jawab Mark.
"bener sih~~ tapi kadang, kalo ketemu sama bang jo, gue pengen banget tanyain alasan kenapa bang jo sama orangtuanya gapernah peduli sama injun" ucap Haechan.
"bukan kapasitas kita buat bertanya tentang masalah keluarga mereka chan. sebagai sahabat, kita cuma harus selalu ada disisi renjun kapanpun renjun butuh kita. selebihnya, kita gaada hak ikut campur" ucap Mark bijak.
Haechan menganggukkan kepalanya tanda mengerti. "kita berangkat jam berapa? naik apa?" tanya Haechan.
"kita naik taksi ke stasiun kereta. kata papi anak bungsunya bawel banget pengen ngerasain ke jogja naik kereta api" jawab Mark.
"hehehehhe, gue spam chat ke papi biar kita berangkat naik kereta. kalau naik mobil kaya biasa, gue bilang gue lebih baik diem di kossan aja" jawab Haechan cengengesan.
"untung papi mami gue sayang banget sama lo dan udah anggep lo anak bungsunya." ucap Mark geleng geleng.
***
xixixi hari ini ak up 3 chapter😋
selamat membaca yaa ayang ayangg🤍