The Past: What If Kisah Araf...

By Rtan04

1.4K 213 12

Tidak pernah terlintas sedikitpun di pikiran Araf bisa menyukai seorang gadis yang bernama Renata. Gadis yang... More

Prolog
Bodoh
Apa Yang Gue Lakuin?
Pensiun Dini
Embun
Jagung
Info Perihal Update
The Power Of Renata
Encok

Sapu Lidi

147 26 0
By Rtan04

Renata mengacak-acak rambutnya sendiri saat berada di parkiran sekolah. Ia sangat kesal karena pagi-pagi sudah harus melihat seorang gadis yang selalu menatapnya dengan takut-takut.

"Apalagi ini miskah?!!" Kesal Renata.

Renata menginjak-injak pasir yang ada di bawahnya. Ia sungguh terlalu lelah untuk beradu mulut dengan pangeran gadis itu yang dapat dipastikan akan langsung mengamuk tidak jelas kepada dirinya.

"Heh! Airin! Out lo sana!" Sewot Renata.

"Renata, kamu-"

"RENATA!!!"

"KAN!"

Renata memutar kedua bola matanya malas mendengar teriakkan itu. Ia misuh-misuh sendiri sambil menggoyangkan tubuhnya mencibir Wilbert yang datang menghampiri mereka diparkiran.

"Lo apain Airin?!" Bentak Wilbert.

Mendengar itu, Renata menutup hidungnya. Ia mengibas-ngibaskan tangannya yang bebas didepan wajahnya sendiri.

"Anjer! Gak gosok gigi lo?!" Tanya Renata ngegas.

"Lo-"

"Sssttttt!!! Diam!!!"

"Mau lo apa pagi-pagi gini udah gangguin, Airin?!"

"Hei! Kembarannya plankton! Kalo ngomong otaknya ditimbang dulu berapa ons! Asal nuduh aja lo!"

"Mau alasan apalagi lo?! Udah jelas Airin ketakutan liat muka lo!"

"Muka lo kali!"

Wilbert menarik lengan Renata dengan kasar. Ia mencengkram lengan gadis itu karena terbawa emosi.

"Gini nih! Gini contoh manusia gagal dimasa depan!" Ucap Renata lantang.

"Masa depan gue pasti lebih bersinar daripada masa depan lo!"

Deg!

Mendengar perkataan Wilbert yang sangat menohok, Renata mengepalkan kedua tangannya. Ia menatap tajam laki-laki yang ada didepannya ini dan menyunggingkan senyum miringnya.

Bugh!

Tanpa aba-aba, Renata langsung memukul wajah Wilbert. Ia dengan sombongnya menatap jijik laki-laki itu yang kini terjatuh begitu mendapatkan pukulannya.

"Wilbert! Kamu gapapa?!" Pekik Airin.

Airin dengan cepat membantu Wilbert berdiri. Ia mengusap wajah lelaki itu yang langsung memerah karena pukulan Renata yang benar-benar mematikan.

"Percuma badan lo sekolah tapi mulut lo kayak orang yang gak pernah disekolahin!" Sinis Renata.

Setelah mengatakan itu, Renata berdecih. Ia dengan santai pergi meninggalkan Wilbert dan juga Airin dengan wajah yang penuh kebencian.

"Mau ngeles tapi apa yang dia bilang itu fakta! Fuck lah!" Kesal Renata.

"Melanggar peraturan."

Menghentikan langkahnya, Renata langsung menoleh kesamping. Ia kembali mengacak-acak rambutnya karena harus kembali berhadapan dengan orang yang membuat mood nya turun pagi ini.

"Lo lagi! Lo lagi! Herman gue lo ada dimana-mana!" Frustasi Renata sambil menarik rambutnya sendirimelihat Araf.

"Dilarang berbicara kasar dilingkungan sekolah." Ucap Araf.

"Bacot!"

"Ikut gue."

"Dih! Siapa lo ngatur-ngatur gue?!"

Araf menatap datar Renata. Ia mengeluarkan buku catatannya yang bertuliskan ketua OSIS kepada gadis itu.

"Idih! Lagak lo kayak orang bener!" Sewot Renata.

"Ikut gue." Ucap Araf kembali.

"Malas! Gue mau lanjut mimpi indah gue didalam kelas!"

"Seret?"

"Seret nih seret!"

"Oke."

Setelah mengatakan itu, Araf dengan cepat menarik tas Renata. Ia menarik tas gadid itu yang sudah pasti sang empunya ikut tertarik mengikuti langkahnya.

"Woiii!!! Jatuh jadi biawak nih gue!" Pekik Renata.

"Bagus." Ucap Araf.

"Bagus gigi lo!"

Tak menghiraukan perkataan Renata, Araf terus menarik tas Renata tanpa perduli dengan semua murid yang melihatnya. Ia melepaskan tarikannya begitu sampai dibawah pohon yang ada di depan laboratorium sekolah.

"Mau ngapain lo bawa gue kesini?! Mau mesumin gue lo ya?!" Tuduh Renata.

"Gak nafsu." Ucap Araf.

"Alah! Ngeles aja lo!"

"Tertarik juga enggak."

"Tirtirik jigi inggik!"

"Kecil."

Melototkan matanya, Renata menyilangkan kedua tangannya didepan dada. Ia menatap waspada Araf yang hanya diam dengan wajah datarnya.

"Sok tau lo!" Ngegas Renata.

"Oh." Jawab Araf.

"Awas lo! Merinding gue lama-lama didekat lo!"

"Bersihkan."

"Pala lo yang dibersihkan!"

Araf berjalan kesamping laboratorium. Ia mengambil sapu lidi yang ada di sana dan memberikannya kepada Renata.

"Mau ngapain lo nyodorin sapu lidi?! Nyuruh gue cosplay jadi nenek sihir?!" Kesal Renata.

"Bersihkan." Ucap Araf.

"Apanya yang mau dibersihkan?!" Tanya Renata.

"Pake mata."

"Kajol lo!"

Melihat tatapan dingin Araf, Renata terdiam. Ia mengambil sapu lidi yang ada di tangan laki-laki itu dengan terpaksa.

"Bersihkan daun-daun yang ada dibawah pohon ini." Ucap Araf.

"Yang bener aja lo!" Ucap Renata tidak terima.

"Bersihkan daun-daun ini atau bersihkan semua toilet yang ada disekolah."

"Deal!"

Melihat daun-daun yang ada didekatnya, Renata langsung menyapu daun itu dengan kesal. Ia juga menendang-nendang batu kecil yang ada di sana untuk melampiaskan kekesalannya.

"Lo." Panggil Araf.

"Apa?!" Jawab Renata ngegas.

"Gak."

"Dih! Aneh lo!"

Tidak menghiraukan perkataan Renata, Araf terus memperhatikan gadis itu. Ia sangat penasaran saat melihat Wilbert di parkiran tadi yang menarik lengan Renata dengan kasar.

"Ngapain kalian berduaan di sini?!"

Renata dan Araf langsung menoleh kearah sumber suara. Keduanya kembali melanjutkan kegiatannya saat melihat Elsa datang menghampiri mereka.

"Ngapain kalian?!" Tegur Elsa.

"Menurut Dokter Olaf?!" Sewot Renata.

"Sejak kapan kamu jadi petugas kebersihan sekolah?"

"Sejak Haechan jadi pacar saya!"

"Kamu juga! Ngapain di sini?!"

Melihat Araf, Elsa memicingkan matanya. Ia melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap penuh curiga kepada keponakannya itu.

"Sana masuk ke kelas!" Perintah Elsa.

"Dokter yang harusnya kembali ke ruang UKS." Ucap Araf.

"Saya lagi keliling menggantikan guru piket!"

"Bilang aja mau gangguin guru muda."

"Hah?!"

Renata langsung berlari mendekati Araf. Ia langsung berdiri di samping laki-laki itu dan menatapnya dengan serius.

"Dokter Olaf suka gangguin brondong?!" Tanya Renata semangat.

"Apa?" Tanya Araf balik.

"Lo dapat gosip darimana?! Berbagi bahan gosip terkini dong!"

Araf mendorong kening Renata dengan jari telunjuknya. Ia menatap Elsa sebentar yang langsung melototkan matanya.

"Jahat lo!" Ucap Renata sambil mengusap-usap keningnya.

"Lanjutkan." Perintah Araf.

"Gak asik lo!"

"Kerjakan."

"Gak mau! Capek gue!"

"Toilet?"

"Dasar lo! Mainnya ngancam!"

"Oke."

"Bodo amat lah!"

Renata dengan kesal membanting sapu lidi yang dipegangnya. Ia berjalan meninggalkan Araf dan juga Elsa yang hanya diam melihat kepergiannya.

Mengambil sapu lidi tadi, Araf memberikannya kepada Elsa. Ia juga langsung mengikuti langkah Renata yang tidak terlalu jauh untuk menariknya kembali menjalankan hukuman.

"Lah? Kok saya ditinggal?!" Teriak Elsa.

Menggaruk pelipisnya, Elsa melihat sapu lidi yang ada di tangannya. Ia kembali melihat Araf yang  kini memperhatikannya dari jarak yang tidak terlalu jauh sambil tersenyum menjengkelkan.

"Karna dia udah pergi! Dokter aja yang gantiin kerjaannya bersihkan daun-daun di sana!" Teriak Araf.

Setelah mengatakan itu, Araf berlari mengejar Renata kembali. Ia akan memberikan hukuman lain yang tidak akan membuat gadis itu memberontak seperti tadi.

Sedangkan ditempatnya, Elsa terdiam. Ia memperhatikan daun-daun yang berserakan di sana dan menggenggam erat sapu lidi yang ada ditangannya.

"KURANG AJAR LO BOCAH!!!" Teriak Elsa.





10 Februari 2024

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 143K 39
Ainsley Catlyn gadis 17 tahun yang meninggal ditangan ayahnya saat sang ayah mabuk. Kehidupan Ainsley tidak lepas dari kekerasan fisik yang selalu ay...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.4M 300K 34
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
300K 35.7K 38
" ingat, mulai hari ini kamu seorang pria " ucap wanita itu sambil memeluk gadis kecil dengan berurai air mata. Sejak pembicaraan dengan ibunya itu...
107K 16.4K 17
3 kali mengulang kehidupan membuat Adelia tidak bisa mempercayai siapapun kecuali dirinya sendiri. Dikehidupan pertamanya, Adelia dibenci oleh keluar...