❤️🔥❤️🔥❤️
happy reading..
James berdecak tidak suka diposisi-nya saat ini.
Ia senang, namun juga merasa kesal pada diri-nya sendiri, yang begitu lemah akan godaan Net pada-nya.
Terbukti jika dua hari setelah Net mengatakan akan mengajak-nya berlibur kekorea, asal-kan persyaratan yang ia layang-kan pada lelaki itu dihilang-kan.
Dan kini, mereka sedang berada didalam pesawat pribadi lelaki itu, yang sedang melepas landas terbang menuju negeri gingseng itu.
“Daddy..”panggil-nya dengan rengekan-nya.
Net disamping-nya menoleh dengan senyuman manis bersemi diwajah tampan-nya.
“Kenapa sayang? Ingin sesuatu?”tanya-nya lembut.
James menggeleng-kan kepala-nya, sebagai tanda jika ia tidak ingin-kan apa-pun.
“Lalu? Kenapa?”
“Aku kesal pada-mu!”kata-nya bersungut-sungut.
Net terkekeh rendah disamping-nya.
“Aku tidak membuat kesalahan apa-pun sekarang, jadi kenapa kamu sampai kesal pada-ku sayang?”
James merengut tipis.
“Pokok-nya aku kesal!”kata-nya lagi.
Membuat Net menarik tubuh ramping kekasih-nya kedalam pelukan-nya.
“Iya, maaf-kan aku hm? Jadi bagaimana? Tidak suka pergi berlibur kekorea?”
James menggelengkan kepala-nya pelan dalam pelukan Net.
“Aku suka!”
“Kalau suka, kenapa merasa kesal?”
“Aku kesal karena Daddy pasti akan menghajar-ku habis-habissan saat kita sampai disana nanti!”pekik-nya sedikit nyaring.
Untung saja dipesawat pribadi, kalau tidak, tatapan semua orang pasti tertuju pada mereka saat ini.
“Sayang... Tidak seperti itu, aku juga tahu batasan-ku, mana mungkin aku menghajar-mu habis-habissan.. Karena aku..”
“Hanya akan menghabis-kan sepuluh ronde-ku pada-mu.. Jadi persiap-kan diri-mu sebaik mungkin oke?”
“DAD!”
•••
“Ayo turun,”ajak Net, saat pesawat pribadi-nya telah mendarat sempurna di Seoul Incheon International Airport.
James yang masih betah terduduk manis diposisi-nya sama sekali enggan untuk beranjak, meski-pun Net sudah mengulur-kan tangan lebar-nya kearah-nya.
“Daddy duluan saja, nanti aku akan menyusul,”kata-nya.
Masih merasa was-was mengenai Net akan menghajar-nya hingga sepuluh ronde, dan diri-nya harus mempersiap-kan diri sebaik mungkin.
Apa jadi-nya dia nanti?
Dasar presdir tua gila!
“Tidak! Apa-apaan itu!”
Net membalas dengan gelengan tidak setuju-nya.
James mendongak-kan kepala-nya keatas, melihat wajah tampan kekasih-nya itu, yang memang sudah berdiri tegap disisi-nya.
“Aku tidak siap Dad.. Karena sebetul-nya aku sedang tidak ingin kita melakukan-nya,”aju-nya kemudian.
Net menggernyit-kan kedua alis tebal-nya heran, ia bergegas duduk kembali disamping kekasih-nya itu.
“Kenapa tidak ingin? Kamu bahkan sering memohon pada-ku, hanya karena ingin dimasukki,”ujar-nya dengan tidak tahu malu-nya.
James melirik sengit lelaki itu.
“Daddy!”
“Apa? Aku benar sayang, jadi sedikit mengheran-kan rasa-nya, kalau kamu sedang tidak ingin kita melakukan-nya,”
“Tapi aku berkata serius Dad.. Jadi kita datang kesini hanya full berlibur tanpa ada-nya berhubungan badan,”
Hampir saja Net menjatuh-kan rahang tegas-nya itu, kala mendengar ucapan James kekasih-nya ini.
“Sayang! Aku merasa dipermain-kan oleh-mu..”kata-nya tidak terima.
James menaikkan sebelah alis-nya.
“Dipermain-kan bagaimana? Aku tidak mempermain-kan Daddy,”
Helaan nafas kasar Net terdengar.
“Kamu setuju menghilang-kan persyaratan agar aku tidak menyentuh-mu selama dua minggu, asal-kan aku mengajak-mu berlibur kekorea, karena kamu juga sangat menginginkan-nya, lalu sekarang.. Kamu tidak ingin kita melakukan-nya karena kamu sedang tidak ingin, dan hanya berlibur saja.. Apa maksud-nya itu? Berarti sia-sia saja kita berlibur, kalau aku tetap tidak bisa menyentuh-mu,”
Menghempas-kan punggung tegap-nya pada sandaran kursi, Net memejam-kan kedua mata tajam-nya erat, setelah berucap sebegitu panjang-nya.
Ia juga tengah menahan emosi-nya agar tidak meledak karena kekasih-nya.
Sial.. Sulit sekali..
James terdiam dengan tatapan yang sulit terbaca, melirik Net dengan sudut mata-nya, mencerna kembali apa yang lelaki itu katakan, rasa-nya.. Semua-nya ada benar-nya.
Tapi James sungguh sedang tidak ingin mereka melakukan-nya, entah mengapa.
Padahal seperti yang pernah Net katakan, jika mereka memang sudah cukup lama tidak melakukan-nya.
Lalu, James harus bagaimana?
•••
Net melangkah lebih dulu, memasukki lobby hotel milik-nya, dimana mereka akan tinggal selama satu minggu disini.
Dengan James yang mengikuti langkah-nya dibelakang.
Kepala pemuda cantik itu terus menunduk disepanjang langkah-nya.
Dengan bilah bibir plum-nya terkatup rapat, tidak berani mengeluar-kan suara-nya, sebab sedari mereka keluar dari pesawat pribadi lelaki itu, Net hanya diam dan melangkah lebih dulu dari-nya, bahkan saat memasukki mobil jemputan mereka, Net tidak membuka-kan pintu-nya untuk diri-nya.
Dan hingga mereka tiba dihotel, Net masih saja mendiami-nya.
Melirik lelaki itu dengan hati-hati, saat mereka berdua berdiri berdampingan didalam lift, yang akan membawa mereka menuju lantai teratas hotel.
Yang menjadi pilihan Net, agar lebih bisa menjaga privasi mereka.
“Ayo keluar, dan jangan melamun James, perhatikan langkah-mu,”kata Net, setelah melangkah lebih dulu keluar dari dalam lift.
Membuat James tersentak kecil karena-nya.
Sebab James memang tengah melamun.
“Hm.. Baik-lah,”sahut-nya pelan.
Dan lagi-lagi kembali mengikuti langkah kaki Net.
Yang begitu tenang menenteng koper besar berisikan barang mereka, serta tas milik-nya.
Lelaki itu tetap sangat perhatian pada-nya.
“Setelah sampai dikamar kita, langsung pergi mandi saja, lalu kita akan makan diresort,”seru Net, saat sedikit lagi mereka tiba disebuah kamar yang akan mereka tempati.
“Iya,”
“Masuk-lah,”titah-nya, saat mereka tiba didepan pintu besi itu, yang sudah terbuka karena kartu accsess yang Net tempel-kan disisi pintu tersebut.
James menurut, ia melangkah masuk lebih dulu, baru-lah Net yang ikut melangkah masuk, lalu menghempas-kan tubuh tegap-nya begitu saja diatas sofa persegi panjang.
Usai melepas-kan koper serta tas milik James dilantai, tepat-nya diatas karpet buludru dimana ia terduduk.
Sedang-kan James tengah pergi kedapur, hendak mengambil-kan air minum untuk Net.
“Tidak enak sekali melihat-nya menjadi irit bicara pada-ku,”gumam James didepan lemari es, lalu mengeluar-kan satu botol air mineral dingin, dan membawa-nya menuju dimana Net kekasih-nya berada.
Lelaki itu kembali memejam-kan kedua mata-nya dengan kepala tersandar pada sandaran sofa.
James menghenti-kan langkah kaki-nya, ia bingung harus bagaimana sekarang, menuruti keinginan Net, atau-kah tidak.
Tapi..
Ia benar-benar tidak ingin melakukan-nya, seakan ada sesuatu yang menolak untuk mereka melakukan-nya.
Entah apa itu..
TBC.