VAROZYEL

By Ergan_002

361 227 167

CERITA INI MURNI PIKIRAN AUTHOR SENDIRI TIDAK ADA UNSUR PLAGIAT APAPUN! Status: On going Next prolog ada di c... More

Prolog
BAB 01
BAB 02
BAB 04
BAB 05
BAB 06
BAB 07
BAB 08

BAB 03

58 42 31
By Ergan_002

Tandain kalo ada typo!

"Terkadang terlalu banyak bicara juga tidak baik, entah itu akan menjadi penyesalan atau malu yang membekas?"

~Happy reading~

~o0o~

Geo mendudukkan dirinya di atas kasur, tanganya bergerak untuk mengscrol ponselnya. Melihat-lihat galery ponselnya.

Terpampang di sana ada poto seorang perempuan cantik, yang tengah tersenyum senang, potret dari belakang saat ia berjalan, potret tengah makan kebab juga potret lainnya yang masih banyak lagi.

Iya, itu adalah poto-poto Azyel yang Geo ambil secara diam-diam. Ia juga tidak tau mengapa dirinya malah seperti punya ketertarikan tersendiri pada Azyel.

Gadis yang baru ia kenali sekitar empat, jam yang lalu. Apa mungkin ini yang di namakan dengan cinta pandangan pertama?

Entahlah Geo juga tidak tau, selama ini Geo tidak pernah menaruh hati kepada siapaun. Walaupun Geo bisa di bilang ramah dan friendly ke setiap orang yang di temuinya bukan berarti Geo, memiliki perasaan lebih atau apapun itu.

Namun itu juga menjadi sebuah kesalahan yang Geo lakukan. Tampa ia sadari dengan sikapnya yang friendly dan terlalu ramah membuat banyak orang menaruh hati dan perasaan pada Geo.

Itu juga bisa menyakiti si orang itu bukan? Bahkan jika sampai bergila-gila karna rasa kagum dan sukanya. Bisa saja itu malah membuat terobsesi.

Wajar saja Geo di sekolahnya menduduki pangkat sebagai ketua presiden sekolah. Juga sering di  juluki sebagai Diamond, sekolah. Geo termasuk jejeran siswa berprestasi yang tentunya sudah di anggap sebagai berlian SMA Galih Pratama.

Di ding-ding kamarnya juga banyak terdapat figura-figura poto, yang berisikan sebuah serttifikat yang pernah di raihnya dari masa-masa SD hingga SMA sekarang.

Potret-potret dirinya dengan guru-guru, dari tahun ke tahun yang sudah banyak berjasa di hidupnya.

Hampir semua area dingding kamar Geo di penuhi dengam pajangan figura poto dan jangan lupakan juga lemari kaca berukuran sedang, yang berdiri kokoh di sudut ruangan. Yang di dalamnya tentu saja terdapat hampir penuh dengan piala-piala miliknya. Bahkan di atas lemari itu juga masih terdapat piala-piala yang terawat rapih.

Tidak ada debu sama sekali di sana, karna Geo sering mengelapnya sendiri jika bukan Geo palingan Bi Rani, yang membersihkannya.

"Lo lucu" ujar Geo sembari menatap poto Azyel "Den? Den Geo udah pulang?" itu Bi Rani sembari membuka pintu kamar Geo sedikit.

Bik Rani menghela napasnya lega, melihat Geo yang sudah berada di kamarnya "Den dari mana aja? Aden udah makan belum? Mau bibi buatkan?"

"Gapapa kok bi, kalo Geo laper Geo tinggal ke dapur aja" Geo menolak sembari mematikan ponselnya.

"Aden ya Allah ... itu lukanya--" ujar Bi Rani melihat pelipis Geo yang walau sudah terobati namun tetap saja membuat hatinya mencelos.

Dirinya bekerja di sini bukan hanya satu atau dua tahun, bahkan sejak Daniel masih duduk di bangku SMP kelas tiga. Sampai sekarang dimana Daniel sudah mempunyai seorang putra, dan dirinya ikut andil dalam membesarkan putranya.

Dirinya sudah menganggap Geo, sebagai mana putranya sendiri, dirinya yang pertama kali mendengar Geo berbicara sepatah dua patah kata untuk yang pertama kalinya.

Dirinya yang pertama kali melihat langkah kecil pertama dari Geo, dirinya yang pertama kali di berikan senyum manis Geo yang dulunya hanya ada gusi pink yang terlihat sangat manis.

Dirinya juga yang paling tau ada berapa banyak luka di fisik Geo, yang selalu laki-laki itu balut rapat-rapat dengan senyuman yang mengelabuhi orang-orang di luar sana. Menganggap jika Geo itu baik-baik saja dan hidup laki-laki itu berjalan dengan mulus, tampa ada satupun kerikil kecil.

Dan sekarang Geo sudah beranjak dewasa, namun semuanya tetap tidak pernah berubah, ia tetap Geo yang Bi Rani kenal.

"Geo gapapa bi, ini udah di obatin kok" ujar Geo sembari memamerkan senyumnya. Bi Rani memegang pundak Geo dan mengelusnya pelan "Bibi percaya sama den Geo, den istirahat aja jangan tidur kemaleman ya? Atau den, mau makan dulu?"

"Geo engga laper bi. Oh iya, Geo tadi bawa makanan bibi makan ya? Sayang kalo enggak kemakan semua sama Geo. Bibi ambil aja mau yang mana" ujar Geo menunjuk keresek-keresek tadi yang tersimpan di atas meja.

"Gapapa kok, den makan aja semua dari pagi den Geo belum makan" tolak Bi Rani, mengingat Geo sedari pagi belum terlihat menyentuh masakannya sama sekali.

"Geo tadi udah makan di rumah Shaka bi, itu enggak bakal kemakan sama Geo semua. Bibi ambil sebagian, ada martabak kesukaan bibi juga loh" ujar Geo yang membuat Bi Rani, tersenyum senang.

"Serius den? Ada martabak coklat, kesukaan bibi?"  dan Geo membalasnya dengan menganggukkan kepalanya. Yang awalnya tidak mau pun kini Bi Rani mengambil makanan yang di tawarkan oleh Geo.

"Bibi bawanya segini aja ya den, den Geo jangan tidur kemaleman okey? Besok pagi, bibi kesini lagi" ujar Bi Rani mengelus puncak kepala Geo.

"Iya bibi juga jangan tidur kemaleman" ujar Geo yang di balas senyuman hangat oleh Bi Rani. Kemudian Bi Rani pergi keluar dari kamar Geo.

~o0o~

Dengan keadaan nyawa yang masih belum terkumpul sepenuhnya, Azyel bangkit dari kasur sambil mengucek-ngucek matanya sesekali juga ia menguap lebar.

Semalam dirinya tidak bisa benar-benar tertidur dengan pulas, bahkan makanan-makanan yang kemarin malam Geo belikan hanya ia makan sebagian.

Azyel kini memang tinggal bersama paman dan bibinya. Orang tuanya meninggalkannya saat ia masih duduk di bangku SD kelas tiga.

Dengan perlahan-lahan kepalanya menoleh pada jam ding-ding di kamarnya. Di saat yang bersamaan juga matanya melotot sempurna, hari ini adalah hari pertama ia sekolah di sekolah barunya. Namun lihatlah sekarang dirinya malah terlambat bangun.

Ia langsung meloncat dari kasurnya kemudian mengacir keluar kamar ke kamar mandi. Jam 07.01 dan jam masuk di sekolahnya yang sekarang jam 07.30.

Memang masih bisa di bilang Azyel masih cukup waktu, untuk bersiap-siap. Namun Azyel tetaplah Azyel sedari dulu ia sudah di ajarkan untuk bangun pagi-pagi sekali. Sehingga setiap pergi berangkat ke sekolahnya pun dirinya selalu datang yang paling pertama.

Membutuhkan waktu sekitar lima belas menit Azyel berkutat di kamar mandinya. Ia memakai baju dan seragamnya lasung di dalam kamar mandi.

Karna memang rumah itu tidak di sediakan toilet di dalam kamar. Rumahnya sederhana saja tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Paman dan bibinya memang hanya tinggal berdua karna mereka tidak bisa mempunyai keturunan, dan kini di tambah Rachel.

Paman yang sedang memakai jaket bersiap-siap untuk bekerja, menolehkan kepalanya pada Azyel yang berlari ke kamar dengan buru-buru.

"Kenapa? Kesiangan? Baru tinggal sehari aja udah bikin rusuh" ujar pamannya panggil saja namanya Raka.

Perkataan Raka membuat pergerakan Azyel terhenti sejenak "Maaf paman, kemarin emang Azyel lagi agak, enggak enak badan"

"Enggak enak badan, tapi kemarin malah keluyuran balik malem-malem. Di bayar berapa hah?" ujar Raka yang tentunya sangat tidak di terima oleh Azyel.

"Paman ngomong apa sih? Azyel enggak ngapa-ngapain, jangan asal nuduh deh kalo paman eggak tau gimana kenyataannya"

Raka langsung memutar tubuhnya secara sempurna menghadap ke arah Rachel "Ngomong apa kamu barusan hah?" tanya Raka sambil menangangkat dagunya tinggi.

Tangan Azyel di bawah sana sudah mengepal, meremas rok kotak-kotak coklat nya "Paman duluan yang mulai" ujar Azyel mencoba membela diri walau tak dapat di pungkiri juga. Tatapan yang menghunus tajam itu membuatnya merasa takut.

Raka menggerakkan gigi-giginya di dalam sana mendengar balasan ucapan dari Azyel membuatnya pagi-pagi ini naik darah saja.

"Pandai menjawab kamu pantas saja kakek sengaja mengirim mau ke sini ternyata kamu itu emang anak pembangkang bisanya selalu menjawab saja" ujar Raka sambil maju satu langkah ke depan.

Tangan kanannya terangkat ke atas bersiap untuk mendarat dengan kasar di pipi Azyel. Azyel pun bersiap memejamkan matanya namun tangan itu tak kunjung juga menyentuh permukaan kulitnya.

Dengan perlahan matanya terbuka dan melihat jika sudah ada bibinya di samping paman. Lova--bibinya, memegang tangan kanan Raka di udara dengan wajah emosinya.

"Jangan pernah kamu main kasar sama sepupu aku mas!" ujar Lova pada suaminya. Rakapun menatap bibi dengan pandangan malas, dan menghempaskan tangannya ke bawah hingga cekalan tangan Lova terlepas.

Lova memegang pergelangan tangannya yang terasa saki "KAM--"

Brukk.

Belum juga Lova menyelesaikan ucapannya paman sudah berlalu dari sana dengan menutup pintu dengan kasar.

Bahu Lova perlahan merosot ke bawah, dan dengam cepat Azyel mehanahannya. Wanita itu memejamkan matanya juga meneteskan air matanya.

"Bi? Bibi gapapa kan? Maafin Azyel bi ... ini semua salah Azyel" ujar Azyel meminta maaf. Jika saja dirinya tidak terlambat bangun mungkin ini semua tidak akan terjadi.

"Gapapa Zy, bukan salah kamu kok bibi udah biasa ngadepin paman kamu yang selalu kayak gitu."

"Tapi tetep ini juga salah Azyel, kalo aja tadi Azyel engga kesiangan mungkin paman gak bakalan kayak gitu" ujar Azyel.

Lova menoleh ke arah jam "Astagfirullah, yaudah kamu cepetan berangkat takut kesiangan" ujar Lova yang membuat Azyel menjadi teringat kembali

"Aaaaaa ... Azyel telat!" ujar Azyel yang kembali ngibrit ke kamarnya, untung saja untuk buku-buku pembelajarannya sudah Azyel siapkan sedari kemarin jadi tidak perlu membuang-buang waktu lagi

Lova pun segera berdiri kemudian menyiapkan sarapan untuk sepupunya itu. Rachel sudah siap dengan seragamnya yang baru, tas putih yang menyampir di pundak kanannya, wajah yang hanya di olesi oleh sunskrin dan bibir yang juga hanya di pakaikan lipbam saja sebagai pelembab

Rambutnya ia ikat satu, kini ia sedang duduk di teras sambil memakai sepatunya dan tiba-tiba bibi datang membawakan bekal makan untuk di bawa Azyelke sekolah

"Ini bekal makannya nanti kamu jangan lupa di makan ya?" ujar Lova menyerahkan kotak makan itu dengan uang limapuluhan pada Azyel

"Makasih banyak bi, nanti Azyel makan kok kalo udah di sekolah" ujar Azyel terseyum sembari memasukkan kotak makan itu kedalam tasnya

"Yaudah kamu hati di jalan ya Zy, belajar yang pinter" ujar Lova saat Azyel sudah berdiri "Aminn, yaudah Azyel berangkat dulu ya? Assalamualaikum" ujar Azyel sembari menyalimi tangan Lova

"Waalaikumsalam" balas Lova yang juga sambil tersenyum, kemudian punggung Azyel perlahan menghilang dari balik pagar

Azyel berjalan sambil mengotak-atik ponselnya mencari ojek online, karna sedari tadi tidak ada satupun kendaraan umum yang lewat

Telinganya menangkap suara motor seseorang yang ia kenali. Motor Aerox, berwarna biru tua berhenti tepat di samping Azyel berdiri

"Mau bareng? Baru nyadar kita satu sekolahan"

Dan di detik itu juga Azyel kaget bukan main jadi--

~o0o~


"Aaaaaaa ... kasian aaaaaaa ..." itu Maven yang berkeliling di kelas sambil megang topi dan di sodor-sodorkan pada teman-teman kelasnya

"Aaaaaa ... kasian aaaaaaa ..." sambung Keandra yang memakai tas di bagian depan dan belakang tubuhnya. Tas-tas itu tentunya milik teman-teman kelasnya yang ia pinjam secara paksa

"Shakaaaaaa ... kasian shaaakkkk ..." itu Keandra yang menyodorkan topinya pada Shaka "Apaan sih lo anjing, gedek gua denger itu dimana-mana" umpat Shaka

Tidak di beranda ponselnya, yang selalu muncul rekaman vidio itu juga sekarang lihat? Teman-temannya juga malah menjadi korban, untung saja dirinya masih waras untuk mencerna itu semua

"Tehhhhhh ... kasian teh ..." itu maven yang menyodor-nyodor topinya ke salah satu siswi "Aaaaaaa ... Geoooo kasian geee ..." maven beralih pada Geo yang sedari tadi bermain ponsel

Geo mengangkat pandangannya dan meligat penampilan teman-teman edunnya. Kemudian ia tertawa "Apa-apan hah? Emang itu bagus?" tanya Geo namun dengan nada yang tidak seperti biasanya

Keandra dan Maven, yang di cap sebagai tersangka pun langsung diam sembari mengangkat tangannya, topinya mereka jatuhkan ke bawah seolah-olah di gerebek oleh polisi

"Lo pada, kaga usah ngikut-ngikut yang kek gitu. Sama aja lo ngejek" ujar Geo, Keandra dan Maven pun langsung menundukkan kepalanya

"Tapi kita berdua cuma mai--"

"Apa? Main-main? Bercanda? Tetep yang lo lakuin ini sama aja kayak ngejek, tau gak?" potong Geo "I-iya kita tau" ujar Keandra memberanikan diri

"Lo udah tau, tapi dengan lo ngelakuin ini lo juga tau kan maksudnya gimana?" ujar Geo lagi

"Maaf Ge" ujar Keandra dan Maven berbarengan, setelah melewati aksi saling siku menyiku. Geo menghembuskan nafasnya kasar yang entah kenapa malah membuat Keandra dan Maven di landa perasaan yang tidak enak

"Lain kali jangan di ulangin" ujar Geo dan di balas anggukan semangat oleh keduanya. Bahkan siwa/siswi yang di dalam kelas sana sudah, menahan tawanya sebisa mungkin

"Kumpul ke lapangan, upacara sepuluh menit lagi" ujar Geo kemudian pergi dari kelas itu lebih dulu yang di susul oleh Bian, Shaka, Devid di belakangnya

"Elo sih!" ujar Maven menyikut lengan Keandra cukup keras "Elo yang salah!" balas Keandra sambil menyikut balik lengan Maven

"Elo yang salah!"

"Elo yang mulai!"

"Gua gak salah, lo yang salah!"

"Lo!"

"Lo!"

"Lo!"

"Lo!"

"Lo!"

"Lo!"

"DIPERSILAHKAN KEPADA SELURUH SISWA DAN SISWI SMA GALIH PRATAMA, UNTUK SEGERA BERKUMPUL DI LAPANGAN, UNTUK  MELAKSANAKAN UPACARA BENDERA"

"HARAP BERBARIS SESUAI DENGAN KELASNYA MASING-MASING, SEPERTI BIASA JIKA TIDAK BISA IKUT UPACARA HARUS ADA KONFIRMASI PADA PETUGAS UPACARA KALI INI. TERLEBIH DAHULU"

"SEKALI LAGI, SISWA DAN SISWI SEGERA BERBARIS DI LAPANGAN SESUAI DENGAN KELASNYA MASING-MASING. SAYA KASIH WAKTU LIMA BELAS MENIT, TERIMAKASIH"

Suara Geo dari mikrofon pengeras suara SMA Galih Pratama itu terdengar jelas. Mengintruksi kepada siwa/siswi untuk segera berkumpul

Geo dan Bian, di kenal sebagai presiden sekolah. Jika biasanya presiden sekolah itu adanya di perguruan mahasiswa. Namun di sekolah SMAGP juga ada

Kedudukan dan pangkat mereka berdua tentu saja ada di atas seorang ketua OSIS, pada dasarnya sama saja dan bisa di bilang jika presiden sekolah SMAGP itu sebagai ketua OSIS

Namun itu semua tetap beda, hanya beberapa dari murid-murid kepercayaan juga berprestasi yang akan mendapatkan gelar tersebut

Sampai dimana nanti mereka sudah lulus namun poto setiap presiden sekolah dari tahun ke tahun, akan di pajang dengan bangga di dingding dingding SMAGP. Sebagai bentuk terimakasih juga bisa di jadikan sebagai insprirasi oleh anak-anak didik yang akan datang nantinya

~o0o~

Upacara bendera pun sudah di mulai selama sekitar dua puluh tiga menit yang lalu. Geo dan Bian juga ketua dan anak-anak osis lainnya berbaris di barisan paling belakang

Untuk memantau para siswa/siswi jika malah ada yang bermain-main saat upacara. Bian berdiri tegap dengan wajah tampan bin datarnya namun mata tajam meneliti ke setiap penjuru lapang

Geo yang memang pada dasarnya selalu jarang bisa diam, ia berkeliling mengelilingi barisan belakang untuk memberikan pengawasan yang lebih teliti

Namun matanya tertoleh pada pintu gerbang yang rupanya terdapat satu orang siswi yang terlambat. Yang juga terlihat tengah memohon pada satpam agar membukakan pintu gerbang

Langkahnya mulai membawa Geo ke gerbang "Ada apa pak? Telat lagi?" tanya Geo sesampainya di sana "Iya ada yang terlambat lagi" panggil saja namanya Jajang

"IHH PAK!! KAN SAYA UDAH BILANG KALO SAYA ITU MURID BARU DI SINI, BELUM HAPAL KAPAN MASUKNYA!!" teriak seorang gadis di luar gerbang

Geo menolehkan kepalanya ke arah luar gerbang, pantas saja suaranya terasa tidak asing di telinganya ternyata itu gadis yang sedari malam tadi tak mau pergi dari pikirannya

"WOAAHHH GEO!! GEO!! GEO!! TOLONGIN GUA GE!! GUA TADI TELAT BANGUN SERIUS DEH, GUA GAK TAU ASLI!!" ujar Azyel setelah meneliti wajah Geo lamat-lamat

"Masa kamu murid baru di sini, saya gak percaya semua aturan dan tata tertibnya sudah tertulis jelas masa lupa" ujar Mang Jajang

"Saya emang murid baru bapakkk ... iya saya tau, tapi tadi saya emang bener-bener kesiangan kok seirus deh! Plus tadi nungguin angkot lama banget!"

"Alah itu mah alesan doang" ujar Mang Jajang yang sudah sering mendapatkan alasan seperti itu dari murid-murid yang selalu telat masuk

"Kenapa bisa telat?" kini Geo yang berujar ia melangkah lebih dekat pada gerbang "Iya kayak yang gua bilang tadi, gua kesiangan bangun terus nungguan angkotnya lama! Aahhh plis deh, ini gua baru pertama kali masuk masa harus udah di hukum aja sih!"

Geo membenarkan tata letak kacamata yang bertengger di hidung mancungnya "Oke-oke alasan yang logis, nama lo Razyel Grasella dan baru terdaptar menjadi siswi baru di SMAGP"

Ujar Geo sembari membaca sesuatu di ponselnya "Right?" ujarnya pada Azyel. Yang tentu saja di balas oleh anggukan oleh Azyel

"Bukain aja pak" ujar Geo dan mang Jajang pun menganguk kemudian membuka gerbang itu. Namun bukanya senang Azyel malah masih terdiam di luar sana dengan wajah kesal

"Tau gak si kunci mending tadi terobos aja! Arrghh gimana sih pak!" ujar Azyel sembari menghentak-hentakkan kakinya kesal

Geo tertawa di buatnya "Ah lo Geo, jangan ketawa ya sat!! Gua kesel deh kesel banget sumpah sama lo! Kenapa gak dateng dari tadi gituh bantuin gua biar bisa masuk ke dalem"

"Kan upacaranya udah mulai dari tadi. Pasti nih pasti deh gua bakalan di hukum sama ketos GP! Eh tapi gua denger-denger kalo presiden GP orangnya ganteng ya? Katanya ramah juga"

"Awas ya lo Geo! Gua bilangin sama dia kalo lo sama pak satpam ini lama banget bukain gua pintu gerbang! Padahal tadi gua cuma telat dua menit tapi karna pak satpamnya ngenyel gua jadi ketinggalan upacara!"

"Gua ini murid baru di GP, harusnya di layanin dengan baik. Iya sih gua tau-gua tau kalo GP itu terkenal dengan segudang eh bukan deh bukan, seribu gudang pengetahuan. Lah gua? Baru mau masuk hari pertama aja udah sial. Shibal deh shibal!!"

"Gua bilangin sama presiden GP ya, lo Geo ngaret lo-" Azyel menarik nafasnya dulu sebentar "Asal lo--"

"Udah? Udah ngomongnya?" potong Geo dengan senyum yang eumm ... entahlah Azyel juga tidak tau

Namun dengan polosnya juga Azyel mengangguk "Tenggorokan gua seret, dahlah capek" ujar Azyel sambil mendudukkan dirinya di kursi satpam

"Eh-eh-eh mau ngapai lo?! Maen tarik-tarik aja woy Geo!" ujar Azyel kala Geo malah menarik tangannya begitu saja

"Diem" ujar Geo menaruh jari telunjuknya tepat di depan bibir Azyel. Namun setelah tersadar Geo langsung menarik tangannya kembali

"Udah lo diem, jangan banyak omong" ujar Geo yang kini menarik lengan Azyel lebih lembut dari pada yang sebelumnya

Geo membawa Azyel pada barisan belakang dimana ada beberapa anggota OSIS dan PMR yang berjaga

Dapat Geo dan Azyel dengar banyak yang berbisik-bisik menanyakan siapa gadis yang datang bersama Geo, karna wajahnya masih terasa asing

Juga terutama kehadiran Azyel membuat "GEO LOVERS" cemburu juga tak terima di waktu yang bersamaan

"Mereka kenapa dah?" tanya Azyell berbisik pada Geo "Gak kenapa-kenapa, udah lo diem" ujar Geo namun suara bisik-bisik itu tak kunjung berhenti

"Diam, perhatikan kedepan" itu suara Bian yang mengintrupsi dan semuanya langsung seketika diam dan kembali senyap hanya ada suara, pembaca tata upacara saja

~o0o~

"PEMIMPIN BARISAN MEMBUBARKAN BARISANNYA" ujar MC kemudian semua kelas pun di bubarkan. Maka terjadilah keributan dan kerusuhan lebih banyak dominan pada Geo dan seorang gadis yang berdekat-dekatan dengan Geo

Juga banyak yang kekantin lebih dulu mengisi perutnya "Lo ikut gua" ujar Geo dan mengantar Azyel ke ruangan kepala sekolah

"Lo murid baru kan? Tanya-tanya dulu sama Kepsek, btw gua duluan ya" ujar Geo meninggalkan Azyel sendirian di sana

Namun tampa mau peduli Azyel mulai membuka pintu itu yang di sambut hangat oleh kepala sekolahnya

Sedangkan di sisi lain--

"Si Geo mana bi?" tanya Devid saat berpas-pasan dengan Bian. Yang hendak pergi ke kantor dan Bian hanya mengedikkan bahunya saja pertanda tidak tau

"Betewe yang tadi sama si Geo siapa ya, pen?" tanya Shaka pada Maven "Gua juga kagak tau, tapi kalo di liat-liat dia muru deh"

"Muru apaan? Nama dia?" tanya Keandra "Murid baru, Ndra bego!" balas Maven sewot

"Ya kagak usah sewot kek gitu juga Mapenjeng!!" balas Keandra yang malah semakin sewot

"Aelahh gak di mana-mana lo berdua berantem mulu gua bingung dah. Mending pergi aja tuh gelud sekalian di lapang" komentar Shaka

"Lapang noh liat luas-luas" tambah Devid. Mereka berempat mengikuti Bian sampai di kantor, seperti biasa Bian pergi kesana untuk menberikan informasi

Mikrofon itu di nyalakan olehnya, biasanya selalu Geo yang melakukannya namun jika bukan karna tadi Geo mengirimnya pesan ia tidak akan mau membuang-buang waktunya untuk berbicara. Yang itu semua menurutnya melelahkan

"20 MENIT"

Hanya itu saja kemudian ia kembali menutup mikrofon itu dan hendak berbalik. Namun teman-temannya di belakang entah kenapa malah menatapnya dengan pandangan cengo

Bian menaikkan satu alisnya bertanya "Mereka gak bakalan ngerti apa yang lo ucapi Bi" ujar Devid

"Lo ngomong ngapa irit-irit amat sih anjeng, ngomong itu gak bayar" tambah Keandra. Namun Bian sama sekali tidak ambil pusing dirinya langsung pergi melengos begitu saja

"Ck ck ck, lo aja dah yang ngomong Shak" ujar Maven mendorong baru Shaka, dan Shaka hanya mengangguk saja

"TES TES TES. BTW JAM ISTIRAHATNYA 15 MENIT LAGI YA, SEPERTI BIASA LIMA MENIT SEBELUM MENDEKATI JAM PERTAMA SEMUA SUDAH ADA DI DALAM KELAS MASING-MASING. TERIMAKASIH"

Suara Shaka mengintrupsi, "Dahlah yok balik ke kelas" ujat Shaka kemudian mereka berempat meninggalkan ruangan itu menuju ke kelasnya berada

Saat sudah sampai di kelas ternyata Geo dan Bian sudah duduk-duduk anteng di mejanya masing-masing

"Anjeng banget lo sat!" umpat Maven sembari duduk di bangkunya secara kasar "Gua sama yang laen nyariin lo dari tadi ongeb! Taunya malah di sini lo"

Ujar Shaka yang di tunjukan pada Geo "Gua dari tadi di sini kenapa?" tanya Geo "Ya, tentunya kita-kita mau nanyain siapa cewek yang tadi sama lo" balas Devid

"Siapa Ge, murid baru kah?" timpal Shaka "Atau gebetan lo?" tambahnya lagi "Murid baru juga dia--ah kagak deh"

"Aelah kagak jelas lo!" balas Keandra

"PAK TEGAR!! PAK TEGAR WOY!!" itu suara ketua kelas mereka yang berteriak-teriak sambil berlari kedalam kelas

Mereka pun langsung duduk di mejanya masing-masing bersiap menunggu Pak Tegar masuk. Tak lama kemudian Pak Tegar masuk kedalam kelas di ikuti oleh seorang siswi yang menundukkan pandangannya ke bawah

Kelaspun menjadi ribut lagi, kala mereka mengenali siapa gadis di depannya kali ini. Itu gadis yang tadi bersama Geo

Selama mereka bersekolah di sini, mereka tidak pernah melihat Geo menggenggam lengan seorang yang ia hukum. Bahkan bisa di bilang Geo selalu menghindarinya, namun tadi? Mereka melihat Geo menggenggam lengan gadis itu dengan lembut

Ah tidak-tidak mereka tidak terima "HEI SUDAH-SUDAH DIAM!" ujar Pak Tegar sembari menggebrak-ngebrak bor dengan spidol yang ia pegang

"Pagi semuanya"

"PAGI JUGA PAK!!"

"Bagus-bagus kalian semangat bapak suka. Sekarang di kelas MIPA 01A, kedatangan murid baru, silahkan perkenalkan dirimu nak" ujar Pak tegar

"Hai, perkenalkan nama gua Azyel Grasella,gua pindahan dari SMA Negeri Satu, semoga kita bisa berteman baik" ujar Azyel memperkenalkan dirinya

"HAI AZYELL!!" sapa mereka semua namun seperti dengan nada yang sedikit eeuhmm-- entahlah

"Azyel, kamu bisa duduk sama Celine. Celine angkat tangan" ujar Pak Tegar "Saya di sini Pak!" ujar Celine "Nah kamu duduk sama dia"

Azyel tampa banyak kata langsung menurutinya saja, namun tatapan-tatapan beberapa siswi di kelas itu sungguh membuatnya benar-benar merasa tidak nyaman

~o0o~

Next part berikutnya ya! Btw jangan lupa di ramein hehe. Segitu dulu buat sekarang idenya tiba-tiba buntu tengah jalan😭🙏🏻

Jangan lupa pencet bintang pojok kiri bawah ya syangku🫶🏻

28-Jan-24

Continue Reading

You'll Also Like

883 141 2
yang melihat belum tentu bisa merasakan~Stella selama hidupnya Stella tidak pernah memiliki teman,bahkan keluarga nya pun tidak ada yang dekat dengan...
1.9K 331 7
Warning!! cerita ini mengandung humor tingkat tinggi harap bijak dalam mengendalikan perasaan Cowok playboy disatuin sama cewek paling galak satu ang...
309 98 11
JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AUTHOR TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA!
4.5K 620 8
"Kenapa si bang? Patah hati lagi?" tanya Vany saat melihat keadaan abang nya yang jatuh dari motor. Vano mengangguk. Mereka semua memutar bola mata...