Sesuai janji. Walaupun udah tengah malam..happy reading!!! sampai jumpa Minggu depan xixixi
Awass typo!!
"Dari mana kalian?!" Ucap seorang wanita yang terlihat berusia 32th
Melihat suami dan anaknya dengan tatapan tajam. Dan berdiri dengan melipatkan kedua tangannya di depan dada.
"Bukan urusanmu" dingin Robert kepada wanita yang berstatus istrinya itu.
"Aziel katakan. Darimana kalian berdua!" Tanya wanita itu lagi dengan tatapan tajam kepada satu-satunya anak mereka
"Jangan tatap anak ku dengan mata busuk mu itu" dingin Robert dan menyembunyikan aziel di belakang punggungnya
"Ayolah. Aku hanya bertanya dengan anak ku apa itu hal yang sulit?" Ucapnya sambil menatap malas Robert
"Rumah Daddy Zio" ucap aziel yang jengah mendengar suara wanita sialan itu
"Untuk apa kau kerumah Leonzio?" Tanyanya dengan ekspresi yang mulai berubah
"Tentu saja menemui adikku!!!" Tegas aziel sambil menggenggam erat tangan papanya
Robert yang merasakan genggaman erat putranya, segera mengelus tangan putranya itu
"SEJAK KAPAN ANAK SIALAN ITU KEMABALI?!!!" marahnya ketika mendengar ucapan aziel
"TUTUP MULUTMU!! KAU YANG SIALAN!!" Murka Robert ketika mendengar ucapan wanita yang sialannya adalah istrinya itu
"Cih. Kukira anak sialannnn itu sudh mati" marahnya
"Sekali lagi aku mendengar kau mengatakan hal yang buruk tentang baby Zia. Aku tak akan segan membunuhmu. Ingatlah!! Aku mentolerir segala kelakuanmu karna aziel masih kecil" bisiknya kepada wanita itu dengan penuh ancaman
"Boy, Ayo kembali ke kamarmu" ucap Robert sambil mengelus kepala putranya dengan penuh kasih sayang
"Ya papa"
Aziel segera meninggalkan kedua orang tuanya dan memasuki kamarnya. Ia sungguh tak perduli dengan wanita sialan itu. Jika perlu ia sangat ingin membunuh wanita itu yang sialnya adalah ibunya.
"Ku rasa kau harus berhati-hati. Sekali lagi kau mengikis kesabaranku. Aku tak segan-segan akan membuat hidupmu menderita melebihi neraka. Jangan kau kira diamku selama ini karna aku tak berani menyentuhmu!" Peringat Robert penuh ancaman dan menatap dingin wanita tersebut.
Wanita itu hanya mampu mengepalkan tangannya dan bergetar ketakutan. Namun sekuat tenaga mempertahankan wajah pongahnya.
Tanpa memperdulikan wanita itu lagi, Robert segera meninggalkan wanita itu sendri dan menuju kamar pribadinya.
"SIALANNN!!!" Teriaknya ketika Robert tak terlihat lagi
Wanita itu segera berjalan menuju kamarnya
Brakkkk
Membanting pintunya dengan keras dan menghempaskan segala sesuatu yang berada di pandangannya
"ARGHHJ SIALAN!!! BAGAIMANA BISA ANAK JALANG ITU MASIH HIDUP DAN KEMBALI!!!" marahnya sambil menghempaskan segala barang di meja riasnya
"Gadis sialan. Kenapa kau tak menyusul ibu jalangmu itu!!!" Geramnya sambil duduk di ranjang besarnya sambil mengacak rambutnya
"Zio belum berhasil kudapatkan. namun anak sialan itu justru kembali!! Sialan!!"
Wanita itu segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor seseorang yang telah lama tak pernah ia hubungi lagi
"Ada apa? Kau tidak mungkin menghubungiku jika tidak ada yang kau inginkan" ucap sosok di balik teleponnya
"Anak jalang itu kembali!!" Marahnya kepada lawan bicaranya
"Siapa maksudmu?"
"Siapa lagi jika bukan anak Aleena jalang itu!! Bagaiman kerjamu selama ini?? Dari awal aku sudh katakan bunuh saja langsung anak jalang itu!! Tapi kau selalu mengtakan membuat hidupnya menderita akan membuatnya mati perlahan!!! NAMUN APA SEKARANG?!! ANAK SIALAN ITU JUSTRU KEMBALI!!!" Teriaknya kepada lawan bicaranya terlihat tubuhnya gemetar karna marah
"Tidak mungkin!! Aku telah membuangnya kenegara yang jelas-jelas tak akan pernh di kunjungi Zio maupun keluarga mereka yang lainnya"
"Cih tidak mungkin katamu? Namun nyatanya itu mungkin. Robert sialan itu baru saja mengunjungi anak sialan itu di mansion Skelton!!" Marahnya
"SIAL" Marah sosok di balik telponnya
"CEPAT PIKIRKAN CARA UNTUK SEGERA MENYINGKIRKAN ANAK SIALAN ITU!! AKU TIDAK INGIN KETURUNAN ALEENA JALANG ITU MASIH ADA DI DUNIA INI" Teriaknya dengan penuh amaran
"JANGAN HANYA MEMERINTAH JALANG!! JIKA KAU BISA!! SINGKIRKAN SENDIRI. AKU BUKAN BUDAKMU YANG BISA KAU PERINTAH SESUKA HATIMU. JANGAN LUPA SEGALA RAHASIAMU ADA DI TANGANKU" marah sosok itu dan mematikan panggilan secara sepihak
"SIALAAN!!!" Marahnya dan membanting ponselnya
"Aku tak akan membiarkan keturunanmu hidup Aleena. Tunggu saja! Akan ku buat anak sialannnn mu itu menemuimu" lirihnya dengan tatapan kejam.
Perasaan iri dan dengkinya tak akan pernah hilang meskipun Aleena sudh tiada.
Ia sangat membenci Aleena yang berhasil memiliki Leonzio. Dan ia lebih membenci lagi kenyataan Aleena memiliki anak bersama Leonzio!!
Seharusnya ia yang memiliki anak bersama Leonzio. Namun sialnya justru ia memiliki anak bersmaa Robert dan menghasilkan aziel.
Kenyataan ini menjadi hal yang menekan hatinya selama ini. Ia masih tak terima kenyataan Leonzio tak menjadi miliknya. Dan tak henti menyalahkan Robert karna menghancurkan hidupnya.
Padahal sudah jelas. Dirinya sendri yang menghancurkan hidupnya dan hidup Robert.
Menikahi wanita itu adalah pukulan terberat bagi Robert. Jika bukan karna memikirkan aziel yang masih di dalam kandungannya kala itu. Ia tak segan akan membunuh wanita sialan ini.
Wanita itu ingin menjebak Leonzio agar tidur dengannya. Namun naas justru Robert yang terjerat dalam rencana itu dan berakhir menjadi hal yang tak pernah dapat Robert maafkan.
Satu-satunya hal yang ia syukuri adalah memiliki aziel sebagai putranya.
Robert tau bagaimana wanita yang sialannya adalah istrinya itu selalu mencari cara untuk mendekati Zio. Bahkan ketika baby Ziana hilang wanita itu semakin gencar mendekati Zio.
Namun Zio tak pernh berhasil ia dapatkan. Jangankan untuk menyentuh Zio. Memasuki halaman perusahaan dan mansionnya pun tak akan pernah Zio biarkan.
Ia tak membunuh wanita itu karna masih menghargai Robert sahabatnya. Terutama wanita itu adalah ibu aziel.
Terkadang Zio merasa tidak enak kepada Robert karna istrinya terang-terangan terobsesi padanya.
Namun Robert tak pernah mempermasalahkan itu karna ia tak pernah menganggap wanita itu sebagai bagian dari hidupnya.
"Tunggu saja. Ya tunggu saja. Aku akan segera menyingkirkan anak jalang itu. Dan hidup bahagia bersama Zio. Hahahaha ya tentu saja" ucapnya dengan penuh obsesi
Sedangkan di sisi lain. Di kamar pribadi miliknya, Robert sedang termenung sambil menatap pemandangan hujan di luar kaca jendelanya.
"Aku yakin semua ini pasti ada hubungannya dengan wanita sialan itu" lirihnya
"Jika hal itu terbukti benar. Lihat saja. Tak perduli walau kau ibu anakku, aku tak akan segan untuk membunuhmu" lirihnya kejam
Robert berjalan ke ruangan rahasia yang berada didalam kamarnya dan duduk termenung di satu-satunya sofa di sana.
Mengeluarkan album foto dan menatap satu-satunya foto wanita yang terlihat cantik walaupun terkesan dingin dan tomboy
"Bagaiman kabarmu saat ini sayang?" Lirihnya sambil menatap foto itu sendu
"Maafkan aku. Kau pasti sangat kecewa padaku hingga memilih menghilang tanpa bisa ku temukan kembali" lirihnya. Tanpa terasa air mata mengalir di pelupuk matanya
"Aku juga tak ingin seperti ini. Namun sekejam-kejamnya diriku. Aku tak mampu membunuh keturunan ku sendiri. Maafkan aku hiks" tangisnya dalam hening
"Kumohon kembalilah. Sebenarnya kau ada dimana? Apa kau tak merindukanku? Aku sangat merindukanmu. Perasaan ini membuat diriku ingin mati" lirihnya
"Atau kau sudh menemukan kebahagiaanmu? Jika iya. Aku hanya berharap kau hidup bahagia, walau tak bersamaku. Namun aku tak akan berhenti memohon dan berdoa agar bisa melihatmu kembali" lirihnya sambil terus memandangi foto gadis yang tertawa bersama dirinya.
Robert betah menghabiskan waktunya selama berjam-jam di ruangan itu. Satu-satunya ruangan yang menjadi penyembuh untuknya.
TBC~
👇Vote. Snow maksa ya :)