DEMONS

By Nove_two2

2.9K 257 28

Salah satu anak yang dilahirkan putrinya memiliki darah keturunan murni dari kaum Agma (iblis) dan Cheonsa (m... More

" part 1 "
" part 2 "
" part 3 "
" part 4 "
" part 5 "
" part 6 "
"part 7"
" part 8 "
# part 9 #
# part 10 #
" part 11 "
#part 12#
#part 13#
#part 14#
#part 15#
#part 16#
#part 17#
#part 18#
# part 20 #
#part 21#
#part 22#
#part 23#
#part 24#
#part 25#
#part 26#
#part 27#
#part 28#
#part 29#
#part 30#

#part 19#

99 12 0
By Nove_two2

Taehyung masih berdiam diri didalam kamarnya hingga suara ketukan pintu membuatnya tersadar dari lamunannya

Tok

Tok

Tok

" Hyung, kau didalam? " Jungkook mendekatkan telinganya didepan pintu kamar Taehyung

Karena tidak ada jawaban Jungkook mencoba membuka pintunya sendiri, namun siapa sangka Taehyung justru membukanya terlebih dulu hingga membuat Jungkook terhuyung kedepan

Grep

Beruntung Taehyung segera menangkap tubuh Jungkook jadilah sekarang posisi mereka seperti saling berpelukan

" M-mianhe hyung " Jungkook melepaskan dirinya dari Taehyung sambil meringis kikuk

Sedangkan Taehyung masih dengan wajahnya yang datar melihat Jungkook

" Ada apa? " Taehyung

" Mm.. itu.. aku.. aku lapar hyung. Tapi sepertinya Seokjin hyung dan Namjoon hyung sedang pergi " Jungkook menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal

Taehyung baru menyadari rupanya hari sudah siang, dia juga sudah lapar

" Coba kita lihat apakah ada yang bisa kita makan didapur " Taehyung

Taehyung berjalan ke dapur sedangkan Jungkook hanya mengekor dibelakangnya

Sesampainya didapur lagi-lagi Taehyung terdiam melihat keadaan dapur yang masih berantakan karena Seokjin masih belum selesai memasak

" Kemana perginya mereka, hyung? Tidak biasanya mereka pergi tanpa memberitahu kita " Jungkook dengan nada hawatir

Sedangkan Taehyung sibuk membuka lemari es untuk mencari makanan

" Nanti juga mereka kembali. Jaah, kita makan ini dulu " kata Taehyung sambil menunjukan roti tawar dan selai coklat ditangannya

" Hanya itu? " Jungkook

" Daripada kita mati kelaparan. Kau mau atau tidak? " Taehyung dengan nada kesal

" Ya sudah, aku mau " Jungkook dengan nada lemas

Disela mereka makan, Taehyung berulang kali memergoki Jungkook yang selalu melihat ponselnya. Taehyung tau Jungkook pasti hawatir dengan mereka

" Tadi pagi aku bertengkar dengan Seokjin hyung. Mungkin Seokjin hyung pergi dengan Namjoon hyung setelah pertengkaran itu " Taehyung dengan nada menyesal

" Kau? Bertengkar dengan Seokjin hyung? Bukankah kalian baik-baik saja sebelumnya? " Jungkook dengan nada tak percaya

" Aku kesal pada Seokjin hyung (nada membentak). Aniya, mungkin sebenarnya aku kesal pada diriku sendiri (nadanya melemah) " Taehyung meletakkan rotinya dan menunduk

Jungkook juga ikut kehilangan nafsu makannya saat mendengar perkataan Taehyung

" Apa yang membuatmu kesal pada Seokjin hyung? Dia begitu menyayangimu" Jungkook

" Aku-.. (Taehyung terlihat berpikir) Sekarang aku justru berharap aku mati saja ditangan appa saat itu " Taehyung menunduk

Brak

Jungkook berdiri memukul meja

" Aku tidak menyangka kau akan mengatakan itu hyung. Apa kau tidak melihat pengorbanan yang sudah dilakukan Seokjin hyung untukmu? Dia rela menukar darahnya dengan darah agma milikmu agar kau tidak dikejar oleh kaum agma yang akan mencelakaimu. Itulah alasan Seokjin hyung seperti sekarang ini, dia kehilangan jantungnya untuk digantikan dengan jantung raja agma. Kau pikir itu mudah? Aku juga harus berpisah dengan Namjoon hyung karena ditugaskan untuk menjagamu. Bisakah kau hargai aku juga hyung! " Jungkook berteriak kesal

Prang

Taehyung dan Jungkook terkejut melihat Seokjin dan Namjoon yang sudah memperhatikan mereka sejak tadi

Seokjin sengaja memecahkan vas bunga yang ada dimeja untuk membuat Jungkook berhenti bicara

" Namjoon-a, ajak Jungkook ke kamarnya. Aku akan bicara dengan Taehyung sebentar " Seokjin dengan nada datar

Mendengar itu Namjoon berjalan menjemput Jungkook dan menariknya masuk ke kamar. Setelah Namjoon dan Jungkook pergi, Seokjin berjalan mendekati Taehyung

" Jadi benar kan? (Menunduk). Jadi benar semua karena aku! (Menangis) " Taehyung

Seokjin berjalan lebih cepat kearah Taehyung dan memeluknya

Grep

Taehyung menangis semakin keras ketika dia tidak dapat mendengarkan detak jantung Seokjin

" Kenapa hyung mau mempertaruhkan semuanya untukku? Hidupmu pasti sudah bahagia bersama dengan appa jika tidak ada aku diantara kalian. Dan jika saja saat itu aku- aku- aku tidak kehilangan akalku dan membunuh appa- " kalimat Taehyung terpotong

Seokjin melepaskan pelukannya dan memegang kedua bahu Taehyung

" Kim Taehyung dengar! Sudah hyung katakan semua bukan salahmu! " Seokjin berteriak

Taehyung melepas tangan Seokjin dari bahunya dengan paksa

Taehyung melihat kedua tangannya yang bergetar, " Jelas-jelas aku yang membunuh dan meminum darahnya saat itu, bagaimana bisa kau bilang semua bukan salahku? Aku yang membunuh appa! " Taehyung berteriak

Plak

Bruk

Seokjin segera menangkap tubuh Taehyung yang limbung karena pingsan setelah Namjoon memukul belakang kepala Taehyung

" mianhe hyung, hanya ini cara untuk membuatnya lebih tenang. Jungkook-a cepat gendong Taehyung ke kamarnya " Namjoon

Jungkook segera berlari dan mengambil tubuh Taehyung dari Seokjin

-----

Malam harinya..

Namjoon mendekati Seokjin yang sedang duduk menyendiri diruang tamu sambil melamun

" Jadi, kapan kau akan memberitahuku apa yang kau lakukan saat di kerajaan cheonsa, hyung? " Namjoon duduk disebelah kiri Seokjin

" Aku juga ingin dengar " Jungkook datang dan duduk disebelah kanan Seokjin

Seokjin dan Namjoon menoleh bersamaan kearah Jungkook yang datang secara tiba-tiba

" Taehyung hyung masih belum sadar. Kalian tenang saja karena jendela dan pintu sudah aku pastikan aman " Jungkook kembali bicara karena dia sudah menebak dari raut wajah kedua hyungnya itu

" Hyung sekarang giliranmu, cepat beritahu kami" Namjoon

Seokjin kembali menunduk dan memasang wajah sedih

" Semua salahku! Yang terjadi sekarang semua karena salahku! " Seokjin

" Apa maksudnya? Hyung bicara lebih jelas! " Namjoon dengan nada kelewat hawatir

" Aku merasa bersalah karena tidak bisa melindungi Taehyung dari siksaan yang appa lakukan padanya. Aku berjanji akan melindungi Taehyung dan akan melakukan apa saja untuknya bahkan aku rela menukar darahku demi Taehyung tapi apa yang terjadi? Aku justru membuat Taehyung menjadi makananku sendiri " Seokjin menangis menutupi wajahnya dengan kedua tangannya

Namjoon dan Jungkook terkejut dengan kalimat terakhir yang diucapkan Seokjin

" Makananmu? " Namjoon

" Darah Taehyung, aku pernah melakukan kontrak dengannya karena itu salah satu cara agar Taehyung bisa sadar dan kembali seperti dulu dengan jaminan aku membalaskan dendam Taehyung pada orang tertentu. Kontrak itu dilakukan dengan cara aku meminum darah Taehyung, tapi siapa sangka saat itu aku tidak bisa lagi merasakan kenikmatan dari darah lain selain darah Taehyung karena dengan darah itu aku bisa menambah kekuatanku. Aku.. aku sendiri yang membuat Taehyung dalam bahaya " Seokjin

Namjoon dan Jungkook hanya bisa mengusap wajah mereka, perasaan menyesal karena baru mengetahui kebenaran dan perasaan kesal karena Seokjin tidak melibatkan mereka sebelum melakukan tindakan

" Apa itu kesimpulan yang kau buat? Atau itu yang dikatakan raja Cheonsa padamu? Sekarang jawab pertanyaanku dengan jujur, apa yang kau rasakan jika Taehyung ada disampingmu? " Namjoon

" Benar juga, apa kau merasa haus atau ingin memakan Taehyung hyung saat itu juga? Karena yang aku lihat selama ini kalian dekat dan baik-baik saja " Jungkook menambahi

Seokjin terlihat berpikir

" Aku tidak merasakan itu sekarang, tapi tadi sebelum aku pergi ke kerajaan agma aku sempat merasakan haus tapi aku masih bisa menahannya, bahkan saat itu Taehyung ada disampingku " Seokjin

" Sepertinya raja Cheonsa sudah mencuci otakmu, hyung. Dia tau kelemahanmu ada pada Taehyung " Namjoon mengambil kesimpulan

Seokjin menatap Namjoon begitu juga dengan Jungkook

" Mencuci otakku? " Seokjin

" Dia tau kalau darah Taehyung adalah sumber kekuatanmu, maka dari itu dia takut kau akan mengalahkannya dan mengambil tahta miliknya. Maka dari itu raja cheonsa mengutus pengikutnya untuk membunuh Taehyung atau bisa saja raja Cheonsa sengaja memancing agar kau datang menemuinya dan membuat skenario baru agar mengadu domba kau dan juga Taehyung " Namjoon

" Tapi, aku tidak merasa kenyang dan puas dengan darah yang lain sedangkan setetes darah Taehyung bisa memuaskanku " Seokjin

" Itu memang benar. Tapi yang pasti selama Taehyung hyung tidak mengeluarkan darah dari tubuhnya, maka kau tidak akan menyerangnya " Jungkook

" Entahlah, aku belum pernah mencobanya dan sebaiknya jangan karena sedikit saja luka ditubuh Taehyung maka itu akan membahayakan nyawanya " Seokjin

" Baiklah hyung kami sudah mengerti kesimpulannya. Darah Taehyung adalah sumber kekuatanmu, bukan makananmu! Dan raja Cheonsa sudah mengakui bahwa kau memang lebih hebat darinya maka dari itu dia ingin menyingkirkan Taehyung darimu " Namjoon

" Aku setuju dengan Namjoon hyung " Jungkook

" Tapi tetap saja, Taehyung berada dilingkungan orang-orang yang menginginkan darahnya " Seokjin menatap Jungkook dan juga Namjoon bergantian

Namjoon dan Jungkook langsung menunduk karena mereka hampir lupa bahwa mereka juga kaum agma campuran dan mungkin saja jika segel yang diberikan Yoongi pada mereka terlepas maka mereka juga akan bisa membahayakan nyawa Taehyung juga

" Kau benar hyung " Namjoon dengan nada lesu

Seketika semuanya terdiam hingga beberapa menit kemudian..

" Seandainya Yoongi hyung ada disini, aku ingin dia menghapus ingatan Taehyung hyung saat bertengkar denganmu tadi, hyung. Sekarang apa yang harus kita katakan jika dia sadar nanti? Dia pasti akan kembali mengamuk padamu " Jungkook menatap Seokjin sedih karena tiba-tiba saja dia teringat dengan Yoongi

Namjoon kembali mengusap wajahnya kasar saat mendengar ucapan Jungkook, rupanya masalah yang lain masih belum selesai juga, pikirnya

" Masalah Taehyung biar aku yang urus, kalian tidak perlu memikirkannya. Sekarang masuklah ke kamar kalian, aku akan tidur di kamar Taehyung untuk berjaga-jaga " Seokjin bangun dan berjalan ke kamar Taehyung

Namjoon dan Jungkook pun mengekor dibelakang Seokjin karena mereka searah hanya saja masuk kedalam kamar yang berbeda

----

" Kajja Taehyung-a kita berangkat sekarang " teriak Namjoon dari dalam mobil yang sudah siap untuk berangkat

Sedangkan Taehyung dengan wajah malasnya terpaksa harus mengikuti keinginan Namjoon yang memaksanya untuk ikut berbelanja bulanan pagi-pagi sekali

" Hyuuung~ aku kan juga ingin ikut " rengek Jungkook yang tiba-tiba muncul dibelakang Taehyung

" Aniya, kau di rumah saja temani Seokjin hyung " perintah Namjoon pada Jungkook

Akhirnya mobil pun melesat pergi, Jungkook dengan raut wajah sedih terus memandangi kepergian Namjoon

" Padahal ada yang bersedia ikut, kenapa harus memaksa aku " kesal Taehyung

" Karena kau harus keluar dan melakukan sesuatu. Hyung yakin kau pasti sudah berniat untuk tidak keluar seharian ini, kan? " Namjoon melirik kearah Taehyung

Namun Taehyung hanya diam melihat kejendela disampingnya seakan menyetujui apa yang dikatakan Namjoon padanya

Namjoon dan Taehyung sudah tiba ditempat perbelanjaan. Tujuan awal mereka adalah bahan makanan

Namjoon sedang sibuk membuka catatan bahan yang harus mereka beli yang sudah disiapkan Seokjin sambil mendorong troli belanja, sedangkan Taehyung hanya mengikuti dari belakang

" Selanjutnya bawang merah, daun bawang, seledri, sawi, kentang, terong, jamur-.... " Namjoon

" Taehyung-a! "

Tiba-tiba saja seseorang memanggil Taehyung membuat Namjoon dan Taehyung langsung berbalik melihat kesumber suara

" Jimin-a! " senyum merekah dibibir Taehyung

Grep

Jimin langsung memeluk Taehyung, namun tak lama Taehyung melepas pelukan Jimin dan memberi hormat pada pria yang berdiri dibelakang Jimin

" Saem? " Taehyung

" Eoh, Taehyung-a kau kenal hyungku? " Jimin dengan wajah penuh tanya

Sontak kedua mata Taehyung melebar karena terkejut

" Hyungmu? " Taehyung

" Mmm (mengangguk). Dia Hoseok hyung, hyungku " jelas Jimin

Sementara Hoseok hanya tertawa, " Anyeong Taehyung-ie, saya Hoseok kakak Jimin. Dan Jimin-a, dia adalah murid yang pernah hyung ceritakan padamu "

" Waah daebak! Jadi murid pindahan yang hyung ceritakan padaku dulu itu adalah Taehyung? Kenapa hyung tidak bilang? Kalau begitu kan aku bisa menyusul dan bertemu Taehyung saat itu " Jimin dengan nada kesal

" Sudahlah, itu kan sudah lama berlalu. Hyung juga tidak tau kalau Taehyung adalah sahabatmu " Hoseok

Sementara Taehyung hanya melihat perdebatan diantara dua orang kakak beradik didepannya

Namjoon juga berpura-pura berkenalan dengan Hoseok untuk menghindari berbagai pertanyaan dari Jimin dan Taehyung padahal sejak tadi Namjoon sudah memandang sinis kearah Hoseok saat pertama kali Hoseok muncul didepan mereka

Setelah selesai berbelanja mereka memutuskan untuk makan siang bersama direstoran dan pulang ke rumah Seokjin

Seokjin segera keluar setelah mendengar suara mobil terparkir didepan rumah. Seokjin menyadari suara mobil itu bukan hanya mobil milik Namjoon saja

Seokjin berdiri didepan pintu melihat Namjoon dan Taehyung keluar dari mobil, begitupun dua orang dibelakang mereka yaitu Hoseok dan Jimin

" Hyung, kami kembali " kata Namjoon setelah berdiri lebih dekat dengan Seokjin

Namun pandangan Seokjin masih terfokus pada satu orang yaitu Hoseok

Grep

Pelukan Jimin yang secara tiba-tiba bahkan tidak mengubah tatapan mata Seokjin pada Hoseok

" Hyung akhirnya kita bertemu lagi, aku sangat merindukanmu " rengek Jimin sambil memeluk Seokjin

" Jimin? Kau kemari? " perlahan tatapan Seokjin melunak saat menatap Jimin

" Mm (mengangguk). Aku kemari bersama hyungku " Jimin melepaskan pelukannya

" Hyungmu? " Seokjin heran karena yang dia tau Jimin adalah anak tunggal dikeluarganya, atau memang sebenarnya karena Seokjin tidak terlalu dekat dengan Jimin jadi banyak hal yang tidak dia tau dari Jimin

" Hoseok hyung cepat kemari !" Teriak Jimin sambil mengayunkan tangannya kearah Hoseok sebagai tanda agar Hoseok mendekat padanya

Hoseok tersenyum tipis sambil terus menatap Seokjin sedangkan Seokjin masih dengan tatapan datarnya bahkan sekarang mereka sudah berhadapan

" Anyeong, saya Hoseok kakak Jimin. Senang berkenalan denganmu " Hoseok mengulurkan tangannya

Butuh waktu sedikit lebih lama untuk Seokjin menyambut tangan Hoseok sampai akhirnya Taehyung mendekat menarik lengan Seokjin dan memaksanya untuk berjabat tangan dengan Hoseok

" Maaf saem, sepertinya hyungku sedang banyak pikiran jadi dia tidak fokus sekarang " Taehyung memberikan alasan sambil menyikut Seokjin pelan

" Eoh, mian. Aku hanya terkejut karena setauku Jimin adalah anak tunggal " Seokjin

" Tentang itu ceritanya sedikit rumit hyung " Jimin dengan perubahan wajah yang tiba-tiba sedih

" Sudahlah sebaiknya sekarang kita masuk, tidak baik berdiri terlalu lama didepan pintu, kata orang nanti kita jomblonya lama " Taehyung berusaha mencairkan suasana

Sekarang semua namja sudah masuk dan duduk di ruang tamu

" Hyung aku akan mengajak Jimin ke kamarku dulu " Taehyung langsung menggandeng tangan Jimin dan mereka berlari kecil ke kamar Taehyung

Setelah kepergian Taehyung dan Jimin, suasana kembali tegang didalam ruangan yang hanya tersisa tiga orang namja yaitu Namjoon, Hoseok dan Seokjin

" Berani sekali kau menunjukkan wajahmu didepanku !" Seokjin

Hoseok duduk sambil menyilangkan kakinya dan tersenyum santai

" Apakah ada larangan yang tertulis bahwa aku tidak boleh muncul didepanmu? Lagipula bukan aku yang mengajak kemari, tapi Taehyung sendiri " Hoseok

" Kau ! Jaga sikapmu ! Ingat kau sedang berada dimana sekarang !" Namjoon dengan nada emosi

Hoseok menghembuskan nafasnya kasar sambil menurunkan kakinya kemudian berdiri dan berjalan mendekati Seokjin perlahan

" Aku justru ingin bertanya kepada kalian (menatap Seokjin tajam). Apa yang sudah kalian lakukan pada Taehyung!? Apakah ini ada hubungannya dengan meninggalnya Yoongi hyung? Katakan padaku ! " Hoseok mencengkram kerah baju Seokjin dengan emosi

Pertanyaan itu tentu saja akan muncul setelah kalung pemberian dari Yoongi yang selalu Hoseok pakai tidak mengeluarkan reaksi apapun saat pertemuan pertamanya dengan Taehyung

Namjoon yang melihat perilaku Hoseok terhadap Seokjin tentu saja melakukan reaksi untuk melakukan perlawanan berbeda dengan Seokjin yang hanya memberikan tanda dengan tangannya agar Namjoon tetap diam dan tidak menyerang Hoseok

Seokjin mencoba melepaskan tangan Hoseok dari kerah bajunya dengan paksa

" Apakah kalian tau kalau kalian sudah membahayakan nyawa Taehyung dengan membiarkan dia tinggal bersama dengan kalian?! " Hoseok

" Justru hanya kami yang bisa melindungi Taehyung hyung. Kalau tidak, sejak lama dia sudah dimangsa oleh makhluk-makhluk hitam diluaran sana " Jungkook baru saja datang langsung melepas tangan Hoseok dari kerah baju Seokjin dan mendorongnya sedikit menjauh dari Seokjin, kini Jungkook berdiri membelakangi Seokjin

" Makhluk hitam yang kalian maksud adalah mereka yang berasal dari kaum kalian sendiri, kan? Lalu apa bedanya dengan kalian? Apa Taehyung terlihat seperti hidangan yang lezat sekarang dan kapan pun itu kalian bisa bebas memangsanya, begitu? " Hoseok

" Taehyung baik-baik saja selama darah agma masih ada dalam tubuhnya. Tapi kenapa sekarang dia tidak memiliki darah itu? " Hoseok

Perkataan Hoseok mengundang emosi Jungkook. Hampir saja Jungkook akan melangkah memberikan perhitungan dengan Hoseok namun lagi-lagi Seokjin menahannya

" Jungkook-a, bergabunglah dengan Taehyung dan Jimin di kamar. Pastikan mereka tidak keluar sampai aku sendiri yang datang memanggil kalian. Kau mengerti? " Seokjin mengusap kepala Jungkook pelan

" Pergilah Jungkook-a, aku ada disini bersama mereka " Namjoon berusaha meyakinkan Jungkook

Jungkook hanya menurut apa yang diperintahkan Seokjin kepadanya dengan berat hati

" Apa kau memang benar-benar perduli dengan Taehyung? " Seokjin menatap Hoseok dengan tatapannya yang tajam


TBC

Continue Reading

You'll Also Like

1M 82.6K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
5.7K 650 28
Seokjin bukannya tidak ingin merasakan yang namanya bahagia. Tapi jujur saja ia tidak bisa. Bukan karena tidak mampu meraih, melainkan karena ia mera...
13K 661 25
Sebuah fakta yang baru saja ia ketahui dari sang bunda nya jika ia memiliki seorang kakak lelaki Dengan berbekal sebuah alamat yang di berikan oleh...
7.3K 750 13
Siapa yang tak pernah kehilangan? Jian menolak merayakan kehilangan dan memilih jalan modern untuk mengulang kembali kesempatannya menjadi "ibu" yang...