Pesantren Unlimited Edition

By SaturnusMini

2.8K 344 52

Awalnya coba coba eh malah keterusan deh sampai sekarang. Leona yang awalnya tinggal di kota harus pergi ke p... More

00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
12
13
14
15
16
17
18
19
20
info
21
22

11

96 12 1
By SaturnusMini

Assalamualaikum, hai. Kembali lagi dengan watashi.

Seperti biasa banyakin vote nya, kalau ada typo tolong tinggalkan jejak, and share ke teman kalian oke?

Udah gak usah banyak cincong langsung aja lesgo🦆

******

"Ciee gue baru tau, ternyata Leona cantik juga ya" Puji Luna setelah melihat penampilan Leona dari atas, samping, bawah kayak orang beda tapi ternyata orang yang sama.

Leona memutar bola mata malas, bukan tidak suka dipuji tapi kalau ngatain hal yang sama dan berulang-ulang ya eneg jugalah.

"Ini kalo diterbangin angin gimana? " Tanya Leona khawatir karena baju gamis yang dipakainya agak lebar bawahnya.

"Ya gak gimana gimana, Naa" Jawab Lika asal.

Leona tersenyum manis dengan jawaban Lika. "Jawaban lo gak ngebantu"

"Pakai celana aja" Usul Lisa yang jauh lebih membantu.

Leona mengangguk dan mencari celana panjang yang nyaman untuk dipakai.

.

.

.

"Et dah buset, ada yang tobat nih" Sindir Amel terang terangan saat melihat keempat cewek masuk ke masjid, terutama Leona yang memakai pakaian gamis.

"Ente kadang kiding minta disleding yah" Kesal Leona naik darah.

Lisa menghela nafas melihat duo cewek yang tidak mau ngalah kalau ketemu bakalan ngereog. "Udah jangan dilanjutin Naa" Lisa segera menarik tangan Leona menjauh dari mereka.

"Nathan" Panggil Akbar berjalan menuju orang yang menoleh ke arah nya sambil menaikkan satu alis.

"Katanya Kyai, dia gak bisa jadi imam sekarang karena ada urusan dengan Iril, terus minta lo jadi imamnya" Nathan mengerutkan dahinya.

"Kenapa ngak lo aja? " Tanya Nathan, kan sebelum ada dirinya ada Akbar dan Iril yang menggantikan kalau Abah nya gak bisa jadi imam, tapi kali ini kenapa harus dirinya?

Akbar menarik nafas panjang untuk menjelaskan, walaupun sebenarnya agak malas kalau dirinya harus menjelaskan sesuatu panjang kali tinggi. "Sekarang kan piket gue yang keliling pesantren buat ngecek mereka semua udah kemasjid atau belum, dan masalah Ali dia temenin gue karena Iril kan masih ada keperluan dengan Kyai"

"Oh" Hanya itu jawaban Nathan, ingin sekali Akbar menonjok wajahnya namun ia urungkan karena harus bergegas pergi mengecek para santri.

Setelah melihat kepergian Akbar, Nathan segera menuju ke masjid dan melihat jam tangannya sudah memasuki waktunya sholat Maghrib.

"Kapan ya Gus Nathan bisa jadi imam lagi? "

"Iya udah lama banget gak jadi makmum nya calon suami gue"

"Hilih ngehalunya jangan tinggi tinggi mbak"

"Aish gapapa lah siapa tau, kan ucapan adalah doa"

Bisik beberapa santriwati bukannya berdzikir tapi mereka malah ngehalu. Tak lama kemudian mereka melotot tak percaya dan berusaha agar tidak berteriak saat melihat Nathan sudah ada di depan dengan baju kokoh dan sarung hitam tidak lupa dengan peci nya yang rapi sudah bersiap jadi imam.

"YaAllah dari banyaknya makhluk yang engkau ciptakan, salah satu ciptaan mu ini tidak ada tandingannya"

"Terima kasih yaAllah sudah mengabulkan doa hamba mu ini yang dosanya sebanyak lautan"

"Aaarrrrgghhhh pengen pingsan"

Leona akui Nathan memang sedikit tampan tapi karena dia nanti akan memberi Leona hukuman, sedikit tampannya itu hilang sekejap mata.

****

Setelah sholat Maghrib dan Isya' seperti biasa bagi mereka yang tidak ikut sholat akan dihukum. Dan hukuman itu akan dilalui juga oleh Leona, setelah sholat mukenanya dititipkan ke Luna dan pergi ke pohon beringin sesuai perkataan Nathan. Kabur? Sebernarnya iya tapi Leona malas.

"Lah Xl lo ngapain kesini? " Tanya Leona saat melihat cowok yang dikenalinya sedang berjalan ke arahnya.

"Nama gue sekarang jadi kartu" Farel menghela nafas, ya cowok itu dia adalah Farel.

Leona tidak peduli dengan keluhan Farel dia terdiam dan mengingat ingat perkataan Nathan.

"Setelah sholat Isya' lo dan dia temuin gue di pohon beringin" itu yang dikatakan Nathan, jadi dia yang dimaksud itu Farel? Kenapa dia disini? Jangan jangan?

Farel yang melihat raut wajah Leona mengerti dan tersenyum, ia tidak ingin Leona menyalahkan dirinya, karena sebab ia kabur Leona membuat Farel terseret ke dalam hukumannya.

"Assalamualaikum" Nathan datang dengan membawa sebuah buku dan tasbih digital di tangannya.

"Waalaikumsalam" Jawab Leona dan Farel bersamaan.

Kalau Nathan tadi tidak memakai jaket berarti sekarang waktunya memakai jaket, angin malam yang cukup kencang membuat siapapun kedinginan jika ia tidak memakai pakaian yang tebal.

Nathan menunduk membuka buku yang ada di tangannya. "Kalian udah tau kan kenapa gue manggil kalian disini? "

Mereka berdua hanya menjawab dengan anggukan. "Ternyata seorang Gus juga pake kata lo gue" Sambung Leona baru sadar kalau Nathan juga memakai kata lo gue biasanya kan aku kamu.

"Salah? " Tanya Nathan yang masih menunduk.

"Ngak sih"

Heran dah gue kenapa pas gue ngomong sama dia atau ketemu, dia nunduk terus tapi pas sekali natap itu gak terlalu lama mungkin cuma sekitar 2 detik habis itu nunduk lagi kan gue udah nutupin aurat. Batin Leona.

Nathan mengulurkan tangannya untuk memberikan tasbih digitak yang sedang ia bawa, berdirinya sedikit jauh dengan Leona tapi untung tangannya panjang.

"Segitunya lo gak mau ada di dekat gue sampai jauhan gitu" Cerocos Leona tetap mengambil tasbih digital di tangan Nathan tanpa menyentuhnya, hampir jatuh karena sudah dilepas duluan oleh Nathan tapi dengan sigap Leona menangkapnya.

Farel hanya melihat mereka tanpa mengeluarkan kata satupun.

"Gue harus makan ini sebagai hukumannya? " Tanya Leona bingung karen ia tidak pernah memakai atau memegang benda tersebut.

"Baca istighfar 700x"

Syok, itu yang dialami Leona sekarang, serius? 800x? "Eh gila ya lo tenggorokan gue bisa kering"

"900x"

"Eh lo gak denger apa yang gue bilang hah? " Leona berusaha membantah untuk mengurangi angkanya.

"1000x"

Leona ingin membantah sekali lagi tapi langsung dipotong oleh Nathan. "Lakukan atau gue tambah lagi" Sumpah kalau bukan demi Bundanya orang yang ada di sampingnya saat ini udah habis digeprek.

Leona berusaha menahan emosinya lalu duduk dan mulai membaca istighfar agar cepat selesai. Setelah melihat Leona sudah duduk dengan tenang kini Nathan melihat ke arah Farel.

Nathan tidak peduli alasan apa Farel membantu Leona kabur dan ia juga tidak menanyakannya karena tidak ingin tau. "Buat lo lari 25x keliling lapangan dan push up 50x"

Tidak ingin membantah seperti Leona tadi karena takut ditambah, Farel langsung berlari mengelilingi lapangan. Dan untuk dirinya ia duduk di satu pohon lainnya dan membaca buku yang tadi sudah ia bawa, agak sedikit jauh tapi masih bisa memantau Leona dan Farel.

"Gak punya hati lo? " Satu pertanyaan itu membuat Nathan kaget.

"Bisa ngak lo kalo datang pake salam? " Tegas Nathan kesal.

Ali nyengir kuda, suka sekali ia jailin Nathan. "Lo ngehukum mereka dicuaca angin kayak gini? " Tanya Ali melihat keadaan angin yang membuat ia kedinginan.

Nathan melihat Leona dan Farel secara bergilir, beberapa kali mereka mengusap tubuhnya yang kedinginan. "Hukuman tetap hukuman" Nathan melanjutkan kembali membacanya.

Ali melirik Nathan, bisa bisanya dia tidak kedinginan, emang kulitnya terbuat dari bulu beruang apa?

Haccyuu

Ali bersin sambil mengusap hidungnya berkali kali. "Jangan lama lama diluar, masuk ke rumah sana" Perintah Nathan tidak berpaling dari buku.

"Ciieee khawatir takut gue sakit" Goda Ali menaik turunkan alisnya.

Nathan hanya menatap sinis ke Ali, malas ngelanjutin omongan yang gak penting.

"Ada berapa santri yang gak sholat? " Tanya Nathan ingin tau bukan kepo.

Ali berusaha mengingat ada berapa orang yang tercyduk oleh dirinya dan Akbar tadi, dengan santainya ada yang masih tidur, ada yang masih makan di Warung Gibah, dan bahkan ada juga yang berantem gara gara rebutan kamar mandi. "Cukup banyak tapi gak terlalu banyak" Jawab Ali bingung karena lupa angkanya.

Nathan hanya berdeham mengiyakan lalu melihat Leona dan Farel lagi ternyata Farel sudah selesai dengan hukum nya, sekarang dia sedang duduk dengan nafas yang terengah-engah.

Ali menatap Farel yang sedang kelelahan dan duduk tidak terlalu jauh dari Farel. "Kalo udah selesai langsung masuk" Setelah mengucap kalimat itu Ali pergi.

"Arrgghh tenggorokan gue kering" Keluh Leona melihat lagi tasbih digitalnya masih menunjukkan angka 670.

"Maaf Lele" Suara lemah dari Farel membuat Leona menatap cowok yang duduk tidak terlalu jauh darinya kemudian Leona melihat ke atas.

"Udah gue bilang gak perlu minta maaf, ini bukan---"

"Lo boleh ke rumah duluan" Potong Nathan yang sudah ada berdiri di samping Farel.

Farel masih lelah tapi ia berdiri sejajar dengan Nathan. "Lele ditinggal sendiri? "

Nathan mengerutkan keningnya. hah? Lele? Oh, dia, batinnya.

"Lo anggap gue apaan? " Tanya Nathan yang dijawab senyuman kuda oleh Farel.

"Patung"

Sebelum dapat hukuman lagi Farel segera pergi dengan kecepatan kilat. "Lele gue pulang duluan"

Leona hanya mengangguk melirik Nathan sebentar ternyata sedang melihat tasbih digitalnya. "Bentar lagi selesai" Titah Leona sambil melanjutkan istighfar nya.

Nathan melihat jam tangannya menunjukkan pukul dan melihat kesekitar angin mulai semakin kencang. "Lanjutin besok"

"Bentar lagi, ini udah hampir sel---" Leona tidak melanjutkan kalimatnya karena tubuhnya mulai kedinginan.

Nathan menghela nafas kasar. "Nurut atau gue tambah lagi"

Leona memutar bola mata malas. "Ck! Ngancem mulu lo"

"Dari pada gak nurut"

Keras kelapa, itu yang Leona pikirkan tentang sikap dia, dan menyebalkan. Dari pada semakin panjang urusannya Leona berdiri dan berjalan, tapi baju gamisnya terlalu panjang hingga terinjak hendak terjatuh dan.

Hup

Nathan menangkap tubuh Leona entah kenapa tubuhnya bergerak sendiri, kedua mata itu saling menatap. "Astagfirullah" Sadar Nathan langsung melepasnya membuat Leona terjatuh.

"Adduuhh"

Nathan memejamkan matanya dan segera membaca istighfar. "Maaf"

Leona berdiri dan mendekat ke arah Nathan. "Kalo tulang ekor gue patah lo mau tanggung jawab hah?! "

Nathan menundukkan kepalanya dan mundur beberapa langkah tapi Leona juga ikutan maju sampai tubuh Nathan tidak bisa mundur lagi karena kini mereka terpojok oleh pohon.

"Maaf" Titahnya lagi tanpa mengangkat kepalanya, setelah itu ia pergi tanpa mengucapkan apa apa.

Leona masih kesal, ia membersihkan bajunya yang terkena debu. "Emang gue berat? " Leona bertanya pada diri sendiri dan pergi menuju rumahnya.

"Gus Nathan" Panggil salah satu santri yang bersama dengan temannya.

Tapi Nathan tidak mendengar, ia tetap berjalan bahkan seperti berlari, ia terus membaca istighfar tanpa henti.

"Gus Nathan gak denger, kira kira kenapa? " Ucap teman yang ada disamping nya. Temannya itu mengangkat bahu tidak tau.

Akbar, Iril, Farel dan Ali sedang berada di ruang tamu, mendengar ada suara ketukan dari arah pintu Akbar hendak membukanya tapi orang itu langsung masuk tanpa berkata apa apa. "Than lo dari ma....na? " Pertanyaan dari Iril tidak dijawab bahkan Nathan tidak melirik sedikitpun, ia tetap berjalan menuju kamarnya.

Akbar mengerutkan keningnya. "Kenapa dia? "

"Entahlah" Jawab mereka kopak dan melihat ke arah satu sama lain.

Tumben kompak itu yang ada di pikiran mereka semua.


******

Gimana nich?

Saltong ngak? 🦆

Kalau ada saran silahkan komen😭

Oh ya udah banyak yang baca nih, watashi mau bilang ke kalian... Langsung cek profil aja dah🗿


Bantu follow, baru buat hehe🗿🥲

Bagus gak? Harus komen pokoknya, watashi butuh pendapat kalian😭

Maaf kalau watashi gak bisa update sesuai jadwal, karena gue juga sibuk hehe, maaf.

Vote banyak banyak oke.

....

Continue Reading

You'll Also Like

417 73 15
بسم الله الرحمن الرحيم {Jangan lupa follow dulu gays sebelum baca🙏} Ada dua orang anak yang bersahabat dari kecil,bahkan dari bayi masih merah. oran...
LauhulMahfudz By CiA

Teen Fiction

55.8K 4.8K 28
(FOLLOW AKUN) Arfa Zahransyah LauhulMahfudz sangat tegas soal agama terhadap ke-tiga adik perempuannya. Hingga keluarlah empat peraturan yang ia buat...
256 104 6
𝘚𝘪𝘭𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘤𝘢, 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘭𝘶𝘱𝘢 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭 𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘦𝘫𝘢𝘬, 𝘷𝘰𝘵𝘦, 𝘬𝘰𝘮𝘦𝘯, 𝘢𝘯𝘥 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘭𝘶𝘱𝘢 𝘧𝘰𝘭𝘭𝘰𝘸 𝘢...
686 182 3
Judul: Cinta Dalam Diam Author: lesyah_Aldebaran Genre: Romance Blurb: Aisyah Nabila Almashyra. Ia kerap di panggil Aisyah. Seorang gadis biasa yang...