TERGODA PAMAN dari SUAMIKU [E...

By Natalie_Ernison

118K 1K 9

⚠️MATURE 21+ ⚠️ Bahasa Vulgar [no sensor🚫] 🌹Sudah tersedia versi E-Book, silakan kontak saya, bagi yang ing... More

1. Godaan Paman tampan
2. Semua hanyalah kesalahan
3. Jangan menghindariku!
4. Jangan lupakan malam ini, baby
5. Pengagum lama
6. Sentuhan yang berbeda
7. Istrimu yang sudah mati
8. Kau sangat berarti
9. Ceraikan adikku!
10. Merindu dirimu
11. Kenikmatan bersama
12. Siapapun akan terpesona
14: Tak mampu kehilanganmu
15: Mengapa harus wanita yang sama?
16. Aku masih suamimu?
17. Jurang fatal
18. Mencoba atau tidak
19. Malam penuh peluh
20. Apa yang harus kuperbuat?
21. Kenyataan pilu
22: Lepaskan dan lupakanlah aku
23. Tak mampu menjauh
24. Demi cintaku
25. Skandal
26. Terus menanti
27. egois mencintaimu
28. Hal yang kutakutkan
29. Tiada yang lebih indah darimu, sayang
30. Cinta tiada akhir

13. Melindungimu adalah keinginanku

2.1K 34 0
By Natalie_Ernison

Setelah berjumpa dengan Camelia, suasana hati Hans menjadi lebih bahagia. Tanpa Hans tahu, jika Camelia sudah memiliki pria idamannya, yaitu Mr. El.

Apartemen Kediaman Camelia Hebrew

"Huh, melelahkan.. pesanan desain semakin menumpuk saja," keluh Camelia sembari merenggangkan otot-otot tubuhnya.

Camelia kini tinggal di salah satu gedung apartemen yang cukup mewah. Itu sudah menjadi hak miliknya, dan Camelia cukup nyaman berada di sana.

Usai membersihkan diri, Camelia masih mengenakan bathrobe dengan secangkir kopi hitam juga cake di atas meja kerjanya.

Membuka tirai jendela dengan pemandangan malam nan indah.

Bzzttt...

"Paman El?" ucap Camelia terkejut, karena sudah cukup lama tidak saling berkabar. Dikarenakan kesibukan masing-masing dari mereka.

Mr. El: "Hallo baby, mengapa tidak pernah membalas pesanku?" tanya Mr. El

Camelia: "Akhir-akhir ini aku cukup sibuk, paman. Aku .."

Mr. El: "Jangan panggil aku paman lagi, itu terdengar ada jarak diantara kita, baby."

Camelia: "Ah, ya Elbert.." ucap Camelia ragu-ragu, dengan rasa bergetar di dada.

Mr. El: "Baiklah, baby. Istirahatlah, tidak perlu terburu-buru. See you and I love you so much.."

***

Suatu saat, Camelia pergi ke suatu cafe namun bukan cafe abal-abal, melainkan cafe yang didominasi oleh kalangan atas.

Camelia yang kini tinggal di kota C, jarak yang cukup jauh dari kota A, juga kota B tempat keluarganya.

"Hallo, nyonya Camelia," seseorang menyapa sembari melambaikan tangannya pada Camelia.

"Tuan Hans, hallo?" balas Camelia dengan membalas lambaian tangan Hans.

Hans pun berjalan ke arah Camelia, seolah pertemuan mereka sudah direncanakan.

"Apakah nyonya Camelia sedang sibuk? Bahkan, diwaktu senggang seperti ini masih saja bekerja." Ucap Hans, kagum.

Camelia tertawa kecil, lalu menghentikan pekerjaan mendesain di layar iPad miliknya.

"Aku hanya sedang bersantai saja, dan ini bukanlah pekerjaan yang urgent. Hanya bermain-main saja," ucap Camelia.

"Namun, jika ku perhatikan lagi, nyonya Camelia wanita yang sangat tekun. Tidak ingin menyia-nyiakan waktu, bukan?"

"Ah, tuan terlalu memujiku. Aku tidak seperti itu, aku hanya sedang sedikit bosan saja."

"Apakah melihat pemandangan hijau, dapat menarik perhatian nyonya?"

"Pemandangam hijau?" tanya Camelia dengan rasa sedikit penasaran.

"Ya, jika tidak keberatan. Aku ingin mengajak nyonya untuk berkunjung ke area vila di sisi kota. Pemandangan asri dan menyejukkan. Jika terlalu larut, nyonya dapat menginap di sana."

"Ah, apakah tidak merepotkan, tuan?"

"Tidak. Kebetulan sekali, hari ini juga pembukaan wahana baru di area danau vila. Tertarik?"

"Jika tidak keberatan. Boleh," ucap Camelia.

"Sore ini, bisa pergi bersama timku, agar nyonya tidak merasa canggung."

"Oke, aku akan menyiapkan sedikit pakaian ganti."

"Oke. Ingin pergi bersama ke parkiran?" tanya Hans menawarkan.

"Ah, ya tuan Hans."

Karena Hans menawan dengan cara yang tidak terlalu mencolok, ditambah lagi mereka akan pergi bersama tim. Tentu, Camelia akan merasa cukup nyaman.

***

Waktu keberangkatan mereka pun tiba,
Hans terlihat begitu sumringah, tatkala Camelia turut serta di dalam perjalanan tersebut.

"HZ Villa"

Selama berada di area villa, jaringan internet mengalami sedikit kendala. Karena villa tersebut memang sengaja di bangun untuk dinikmati tanpa adanya pusing memikirkan kehidupan luar untuk sementara waktu.

Saat semua sedang asyik menikmati acara kebersamaan, Hans pun tak ingin melewatkan momen tersebut. Hans berupaya keras untuk mendekati Camelia, tentu saja Camelia juga menyadari hal itu. Hanya saja. Camelia sudah terlanjur bersama pria lain, Tuan Elbert tercinta.

"Nona camellia, bolehkah aku memanggil anda Nona?" tanya Hans dengan wajah tersenyum pada Camelia.

"Ya, jika tuan lebih nyaman dengan panggilan seperti itu." Balas Camelia dengan wajah tersenyum juga.

Malam itu berlalu dengan cukup menyenangkan, Hans merasa jauh lebih dekat lagi dengan Camelia. Berbagai cara, Hans lakukan demi bisa lebih dekat dengan Camelia tercintanya.

***

Pergi berlibu sejenak, sebatas melepas penat tentu saja tidak mengapa. Camellia yang sekarang jauh lebih produktif, taka da lagi drama rumah tangga yang membuatnya menderita. Meskipun Camelia terbiasa hidup dalam kemewahan, namun hal tersebut tak ayal membua Camelia lupa diri. Camellia justru bekerja keras untuk penghidupannya, tak ingin dianggap hanya memanfaatkan harta kekayaan orang tua.

"Caramel Butik"

Seperti biasanya, Camelia disibukkan dengan berbagai orderan dari para klien, costumer.

Knock...Knock... Knock...

"Permisi, madam, ada tamu di depan ingin bertemu langsung dengan madam." Ucap salah seorang karyawan mendatangi Camelia.

"Baiklah, terima kasih." Ucap Camelia, yang sudah terlihat pucat, karena sedari pagi tak sempat sarapan, akibat pekerjaan yang sudah menumpuk.

Camellia menuju ruang tamu pelanggan, dan di sana sudah ada Hans duduk manis.

"Tuan Hans, sepertinya pesanan tuan masih belum finishing," ucap Camelia terkeju atas kedatangan dari Hans.

"Nona Camelia belum sempat sarapan, bukan?" Tanya Hans.

"Ah, bagaimana tuan bisa tahu?" balas Camelia, sembari duduk di hadapan Hans.

"Sedari pagi, aku sudah melewati butik ini dan nona terlihat sudah begitu sibuk. Jadi, aku ingin kita sarapan bersama. Apakah nona tidak keberatan?"

Melihat usaha Hans yang sudah datang membawakan makanan, tentu tidak akan nyaman jika Camelia menolaknya, bukan?

"Tentu saja, tidak, tuan Hans." Ucap Camelia sedikit canggung.

"Tuan, biar aku saja yang menyajikkan," ucap Camelia, ketika Hans hendak menyajikkan makanan mereka berdua.

"Tidak masalah, nona. Hal ini sudah biasa kulakukan, ketika aku ingin makan. Karena makananku, tentu harus bisa kusajikan sendiri, bukan?"

"Terima kasih, tuan Hans." Keduanya pun makan bersama, Camelia cukup santai dan tidak secanggung diawal.

"Perihal desain dari nona, ibuku sangat menyukainya. Kuharap, kedepannya nona Camelia bersedia untuk membuatkan desain untuk keluargaku."

"Dengan senang hati, tuan Hans." Ucap Camellia dengan tersenyum bahagia.

Sejauh ini, Camelia mengganggap hubungan kedekatan diantara kedunya tidak lebih dari sebatas klien dan juga teman mungkin. Terlebih, saat ini Hans sudah memercayai Camelia untuk menjadi designer baginya dan juga anggota keluarganya. Menjadi klien setia dari seorang crazy rich tampan, tentu tidak rugi, bukan.

Bzzttt...

"Bibi Anneth?" gumam Camelia, ketika menerima telepon dari Anneth si bibi sialan.

Anneth: "Apakah sekarang hidupmu jauh lebih bahagia, setelah membuat pernikahanku hancur! Jalang sialan!" Ucap Anneth, dan tanpa sengaja hans harus mendengarkan semua percakapan yang tidak menyenangkan itu.

Camela: "Apa maksud bibi, bukankah pernyataan ini lebih tepat kuajukan kepada bibi Anneth, bukan?" tegas Camelia, yang sudah tidak ingin lagi dianggap lemah seperti dulu.

Anneth: "Dasar tidak tahu diri, sudah mandul, lantas berlagak!" Cela Anneth.

Camelia: "Maaf, apakah bibi bisa berbicara normal? Karena sejak tadi, bibi hanya menggunakan bahasa binatang." Camellia pun mengakhiri percakapan menyebalkan itu.

Menghela napas sejenak, dan kembali ke ruang tamu untuk duduk bersama Hans. Namun, raut wajah Camelia sudah terlihat kian muram.

"Maafkan aku, jika kehadiranku hari ini membuat Nona Camelia kesal, dan aku juga harus mendengarkan sesuatu yang tidak seharusnya kudengarkan." Sesal Hans.

"Tidak, tuan. aku justru minta maaf, karena tuan harus mendengarkan percakapan tidak menyenangkan. Maaf," ucap Camelia.

"Tidak nona. Karena sudah selesai sarapan yang cukup telat ini, aku harus segera kembali. Untuk ke depannya, aku akan menghubungi nona terlebih dahulu sebelum datang kemari."

"Baik, dan terima kasih atas makanan siang ini, tuan Hans." Ucap Camelia.

Sesaat, setelah keluar dari butik milik Camelia, raut wajah hans yang awalnya penuh keramahan pun berubah menjadi cukup garang nan dingin.

"Segera selidiki wanita yang bernama Anneth, yang dipanggil bibi oleh Nona Camelia." Titah Hans dengan nada dingin.

"Baik, segera dilaksanakan, tuan." ucap si asisten kompeten Hans.

Continue Reading

You'll Also Like

17M 756K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
3.9M 43.2K 33
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
3.6M 27.5K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
1M 154K 50
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...