TRAITOR, Draco Malfoy

By TWAIVVER

19.1K 2.6K 458

[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ] 𝗪𝗵𝗮𝘁 𝗶𝗳, he's in love with both of them? ....There is no "what if", he 𝗶𝘀 in love with th... More

I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
XVII
XVIII
XIX
XX
XXI
XXII
XXIII
XXIV
XXV
XXVI
XXVIII
XXIX
XXX

XXVII

145 23 4
By TWAIVVER

Ketika Draco mendapatkan surat dari Josefine Hollow tentang kehamilan Lily, ia merasakan kebahagiaan yang luar biasa.

Jadi ia segera menuju ke Malfoy manor dan meninggalkan pekerjaannya di kementerian untuk menemui istrinya itu.

Kakinya yang sejak tadi tak berhenti melangkah dengan semangat tiba-tiba berhenti ketika ia melihat genangan darah tak jauh dari ruangan kerjanya.

Jantung Draco terasa ditusuk oleh ribuan jarum saat ia melihat pemandangan itu, dan ditambah lagi karena Lily yang tak ada dimana-mana.

Ia akhirnya sampai di kamar tidurnya dan Lily, mengharapkan istrinya itu ada didalam sana, menunggu kedatangannya.

Namun alih-alih menemukan Lily dikamar tidur mereka, ia malah menemukan Hermione disana, yang terlihat seperti sesuatu telah mengguncangnya.

"Mione? Apa yang kau lakukan disini? Kau- Lily bisa melihatmu disini, kau gila ya?" Omel Draco sambil menatap Hermione yang duduk di depan perapian di sebrang ranjangnya.

"Apa yang terjadi? Aku baru saja memasuki manor dan menemukan genangan darah di dekat ruang kerjaku, dimana Lily?" Tanya Draco membuat Hermione meliriknya sinis.

"Bagaimana kau bisa berasumsi kalau darah itu milik Lily dan bukan punyaku?" Draco menatapnya tak percaya, kemudian mengelus rahangnya frustasi.

"Hermione, aku tak punya waktu untuk berdebat sekarang, aku dapat kabar kalau dia sedang hamil jadi—"

"Jadi kau menyalahkan aku atas keadaan Lily?" Bentak Hermione, dadanya naik turun karena nafasnya tak beraturan, seperti ia akan menangis lagi.

"Menyalahkan kamu? Apa yang kau bicarakan- ah, sudahlah, dimana Lily?" Tanya Draco.

Hermione berdiri, berjalan menuju Draco dan menaruh kedua tangannya di dada Draco selagi menatapnya dengan tatapan memohon.

"Aku tak mengerti... Kenapa kau masih bersamanya, ku kira kau mencintaiku?" Isak Hermione.

"Jawab aku Hermione, dimana istriku?" Ucap Draco dengan pelan, ia menatap Hermione dengan hati-hati.

Hermione tersenyum masam, matanya kembali memerah karena berusaha menahan air mata yang kembali terjun ke pipinya.

"Kau kelelahan ya? Pasti perjalananmu tadi melelahkan..."

Draco punya banyak pertanyaan, tapi Hermione sepertinya menghindarinya. Dia terus memintanya untuk tinggal bersamanya.

Namun ia begitu bingung dan khawatir pada Lily sehingga dia tidak bisa berkonsentrasi pada apa yang Hermione katakan.

"Hermione, beritahu aku di mana Lily berada," tanya Draco, ia mulai merasa frustasi.

Hermione menatap Draco, dan matanya dipenuhi kesedihan.  "Aku tak bermaksud, tadi aku bertemu dengannya disini dan kami berargumen lalu dia tiba-tiba berdarah—"

"Apa yang telah terjadi? Apa yang kau perbuat?" Draco memegang pundak Hermione, mengguncang perempuan dihadapannya itu.

Jantung Draco mulai berdetak lebih cepat, dan dia merasa seperti akan pingsan. "Kau apakan dia Mione!?"

Draco merasa perutnya seperti baru saja ditinju, dia tidak bisa mempercayai telinganya.

"Aku tak melakukan apa-apa, kamu harus percaya padaku," kata Hermione, mencoba menghiburnya. "Kau percaya padaku kan?"

Tatapan Draco kembali pada Hermione yang menatapnya dengan putus asa, matanya berkaca-kaca. Dia tidak tahan lagi untuk dekat dengan Hermione, ia perlu melihat Lily.

"Aku akan ke St. Mungo sekarang," kata Draco, akhirnya menemukan energi untuk bergerak. "Aku perlu menemui Lily."

"Tidak! Draco, ku mohon, tinggallah bersamaku—"

"Aku perlu menemui istriku, Mione, lepaskan." Draco menghempaskan tangan Hermione yang menggenggam jasnya.

Hermione kembali menarik Draco sebelum ia beranjak dan sebuah tamparan mendarat di pipi Draco.

"Jadi kau lebih peduli padanya daripada aku sekarang?" Bentak Hermione.

Draco mengelus pipinya yang terasa panas, kemudian ia kembali menoleh pada Hermione yang menatapnya sinis.

"Lily itu istriku—"

"Kau bilang kau tidak cinta padanya—"

"Dia mengandung anakku—"

"Anakmu yang sudah mati!"

Luka lecet yang sudah mengering di pipi Hermione rasanya kembali berdarah setelah tamparan lain mendarat disana.

Hermione jatuh terduduk dilantai yang dingin, kemudian ia mendongak ke atas untuk melihat Draco yang menatapnya dengan tangan yang bergetar.

Tak ada lagi cinta ditatapan pria itu.

Hanya ada amarah disana.

Disaat itulah Hermione sadar bahwa ia sudah benar-benar kalah dari Lily.

Lagi.

☁️

Henry mengelus pundak Lily yang tengah terlelap sambil sesekali melirik Alice yang sedang berbicara dengan Edward dan Diana.

Di sisi lain ruangan, Edmund duduk menatap ke luar jendela dengan tangannya menumpu dagunya.

Putra tertua keluarga Gaunt itu terlihat sedang memendam emosinya, wajahnya merah karena menahan amarah yang sewaktu-waktu akan meledak.

Alice telah memberitahu Edmund tentang persoalan Draco saat mereka akan berangkat ke London.

Edmund yang mendengarnya tanpa ba-bi-bu langsung memutuskan untuk langsung datang ke London dengan Portkeys alih-alih dengan sapu terbang seperti yang awalnya akan ia lakukan.

Ia marah dengan Lily, karena tak memberitahunya soal masalah yang sedang ia hadapi.

Tapi tentu saja, ia jauh lebih murka dengan adik iparnya, Draco Malfoy.

Edward dan Diana keluar dari ruangan itu, membuat Alice kembali pada suaminya.

"Akan ku bunuh keparat itu, perlakuannya harus dibalas." Gumam Edmund sambil menatap lantai dengan tatapan kosong.

"Bajingan." Umpatnya.

Alice mengelus lengan Edward, kemudian melirik Lily yang tengah diajak bicara oleh Henry.

"Kontrol emosimu, Ed. Yang Lily butuhkan saat ini adalah ketenangan."

Edmund melirik Alice, kemudian meraih tangannnya dan mengecupnya sebelum menatap ke arah Henry dan Lily.

Henry baru saja melakukan hal yang sama pada Lily, pria itu mengecup tangan Lily yang tengah ia genggam.

Alice yang juga menyaksikannya langsung melirik Edmund, yang juga kembali meliriknya.

Pintu ruangan kembali terbuka, membuat ketiganya reflek menoleh ke orang yang membukanya.

Edmund langsung berdiri dan mengepalkan tangannya ketika ia melihat Draco Malfoy berdiri disana.

"Bajingan kau Malfoy!" Bentak Edmund yang langsung berjalan mendekati Draco dan meremas kerah kemejanya.

"Dasar tak tahu malu! Serendah itu kan harga dirimu sampai kau mengkhianati adikku? Istrimu sendiri!"

Draco tak mempedulikan Edmund yang akan melayangkan pukulan padanya jika tak ditahan-tahan oleh Alice, perhatiannya tertuju pada Lily yang terbaring di ranjang.

Mata abu-abu Draco bertemu dengan mata hijau Henry yang menatapnya dengan tajam.

"Kau mendengarkan aku atau tidak, huh? Keparat sialan—" Alice menarik tubuh Edmund sekuat tenaganya dari Draco.

"Hentikan ini, Ed! Ini tempat umum!" Ucap Alice sambil melirik sekitarnya.

"Persetanan dengan itu, aku akan membunuhmu Malfoy. Kau akan mati di tanganku." Edmund meraba saku jas nya, mencari keberadaan tongkat sihirnya.

"Aku bisa jelaskan, tapi bisakah aku melihat Lily dulu, aku perlu melihatnya." Ucap Draco membuat Alice meliriknya sinis.

"Jadi kau masih ingat kalau kau punya istri?" Draco berdecak, kemudian menutup wajahnya dengan tangannya.

"Ya, apakah mistress mudblood mu itu juga ikut bersamamu? Agar aku bisa membunuh kalian berdua bersama—" Edmund mengarahkan tongkat sihirnya ke wajah Draco.

Tangannya bergetar, ia menatap Draco dengan mata yang berapi-api.

Henry berdiri dari tempatnya karna melihat keadaan yang semakin memanas, dan kehadiran seseorang.

Tongkat sihir Edmund terlepas dari genggamannya, seorang telah melucutinya.

Alice melirik ke pundak Draco, matanya melebar.

"Ibu..."

Diana Gaunt berdiri disana, menatap mereka semua dengan tatapan tak percaya.

Draco menoleh, menatap ibu mertuanya itu dengan raut wajah panik. Pasti ia mendengar semua yang Edmund dan Alice telah ucapkan tadi.

"Ibu—" Panggil Draco yang dipotong oleh Diana.

"Jangan pernah lagi kau panggil aku dengan sebutan itu, Mr. Malfoy."






















A/n: om anton, lari maraton

Continue Reading

You'll Also Like

354K 12.9K 60
𝗜𝗡 𝗪𝗛𝗜𝗖𝗛 noura denoire is the first female f1 driver in 𝗗𝗘𝗖𝗔𝗗𝗘𝗦 OR 𝗜𝗡 𝗪𝗛𝗜𝗖𝗛 noura denoire and charle...
169K 3.5K 46
"You brush past me in the hallway And you don't think I can see ya, do ya? I've been watchin' you for ages And I spend my time tryin' not to feel it"...
899K 115K 48
Dia hanya gadis bayangan Slytherin. Dia melihat segalanya, dia mendengar segalanya, dia mengetahui segalanya, segala hal yang telah terjadi di Hogwar...
492K 7.5K 83
A text story set place in the golden trio era! You are the it girl of Slytherin, the glue holding your deranged friend group together, the girl no...