X

783 135 6
                                    

Blaise POV's

Aku menyantap makan siang ku sambil mendengarkan Daphne dan Pansy yang sedang bergosip.

Dasar wanita, selalu saja bergosip sampai tak sadar tempat, aku melirik Lily, dia hanya diam sambil fokus ke makanannya.

Lily memang jarang ikut-ikutan bergosip, tapi biasanya dia hanya akan menyimak.

Lalu aku melirik Draco, dia juga sibuk dengan makanannya sambil mengobrol dengan anak anak Slytherin lainnya.

Aku menghela nafas, sudah seminggu lebih Lily dan Draco tak berbicara.

Terakhir aku melirik ke arah Theo, dia terlibat mengabaikan makanannya dan menatap kearah depan secara diam-diam.

Aku menatapnya curiga, dia kenapa? Mulutnya bergerak, seperti mengatakan sesuatu yang tak bisa ku baca.

Aku menoleh kearah Theo menatap, dan mataku terkunci dimeja Gryffindor.

Si Potter terlihat mengerutkan keningnya kemudian mengangguk, dan menggerakkan mulutnya juga.

Mereka berbicara pada satu sama lain?

Aku terus menatap Potter, sampai akhirnya ia menoleh padaku dan menangkap basah aku yang sedang menatapnya curiga.

Dia langsung menunduk dan aku tau bahwa Theo melirik ku, aku menoleh dan menatapnya tajam sedangkan Theo langsung membuang mukanya.

Mereka kenapa? Apa mereka merencanakan sesuatu?

Tapi.. maksudku, Theo? Dia kan tak pernah akrab dengan anak Gryffindor, seperti Slytherin pada umumnya?

Blaise POV's end

"Dengarkan aku dulu."

Blaise menatap Theo tajam, ia semakin menyudutkan Theo ke dinding

Blaise mengeluarkan tongkatnya dan mengarahkan kepada Theo.

"Apa yang kau rencanakan dengan potter hah!?"

"Kau tidak akan percaya denganku."

"Oh yeah? Try me then."

Keduanya terdiam, tak ada yang buka suara.

Blaise menatap Theo tajam. "Speak!" Ucap Blaise yang dihiraukan oleh Theo

Karena tak di gubris ucapannya, Blaise mengayunkan tongkatnya untuk menyerang Theo.

"Expelliarmus!" Tongkat Blaise terbang dari tangannya

Blaise menoleh dan mendapati Harry yang sedang memegang tongkatnya.

"Jadi kau dan Potter benar benar bersekongkol!?" Baise menatap kedua tajam

Harry mengarahkan tongkatnya ke Blaise, sedangkan Theo membenarkan dasinya yang berantakan karena Blaise.

"Berani beraninya kau mengianati sesama Slytherin! Apa mau mu hah!?" Tanya Blaise sambil bergantian menatap keduanya

"Aku tidak mengianati mu."

"Omong kosong!"

Harry hanya memperhatikan keduanya yang saling berdebat.

"Tunggu saja saat aku memberi tahu ayahmu tentang ini Nott! Kau akan menyesalinya!" Ancam Blaise

Theo terkekeh. "Sekarang kau tukang mengadu seperti Malfoy huh?"

Rahang Blaise mengeras, ia kembali mendorong Theo ke tembok, keduanya mulai bertengkar.

"Hey!!" Harry mendekati keduanya, mencoba memisahkan mereka

Blaise pun langsung mengambil tongkatnya kemudian mengarahkannya kepada Theo dan Harry.

"I told you, you will regret it."

"Expelli-"

"It's about lily!" Ucap Harry

Theo menoleh kepada Harry menatapnya tajam, sedang Blaise kebingungan.

"Lily?"

"Ya! Kami tau sesuatu tentang Lily."

Theo bersandar di dinding sambil melipat kedua tangannya di dada.

Blaise mengarahkan tongkatnya ke Harry.

"Lily dan Draco."

Blaise mengerutkan keningnya.

"Draco?" Harry mengangguk

"Apa maksudmu hah?! Jangan bicara setengah-setengah!"

"Draco dan Granger berkencan diam-diam." Ucap Theo

Blaise membulatkan matanya, tapi cepat cepat mengubah ekspresi wajahnya.

"Tidak mungkin."

"Kau bisa beri kami truth poison kalau kau mau." Ucap Harry

"Stop bloody lying to me!"

"Kami juga bisa melihatkan nya padamu jika kau mau."

Blaise terdiam, terlihat ragu.

"Kau bisa mengikuti Draco dengan memakai invisible cloak milik Harry kalau kau mau." Ucap Theo yang dijawab anggukan oleh Harry

Blaise terdiam sejenak, saat ia akan membuka mulutnya, seseorang meneriaki namanya.

"Blaise!!" Ketiganya menoleh

"Pansy?"

"Daph."

"Astaga! Kami mencari kalian kemana mana!"

"Ada apa?" Tanya Blaise sambil memegang kedua tangan Pansy

"Draco, dia pingsan dan sekarang ada di hospital wing."

TRAITOR, Draco MalfoyWhere stories live. Discover now