Assalamu'alaikum
Jangan lupa follow ig author:@wp.gulajawa
Gus Agam : agamganteng_12
Sebelum membaca awali dengan
Bismillahirrahmanirrahim
REVISI BAB 46
Warning : maaf alur / judul bab sedikit berbeda. Selamat menikmati.
*HAPPY READING*
***
Setelah membeli apa yang mereka butuhkan. Lekaslah mereka pergi dari toko pakaian dan melanjutkan perjalanan nya menuju hotel.
Setelah beberapa menit diperjalanan, akhirnya keduanya tiba di sebuah hotel bintang lima. Setelah memarkirkan mobil, keduanya lekas berjalan memasuki hotel itu.
Setelah mendapatkan kunci, Gus Agam dan Ziva pun segera menuju lift untuk menuju kamar pesanan mereka.
***
Setelah tiba di kamar yang mereka pesan. Gus Agam dan Ziva pun segera bersiap-siap berwudhu, mengingat waktu shalat magrib sudah tiba.
"Shalat dulu ya, selepas shalat isya baru kita makan diluar."
"Boleh."
Yang pertama wudhu adalah Ziva. Seraya menunggu Ziva keluar dari kamar mandi, Gus Agam pun mempersiapkan alat-alat untuk shalat mereka.
Tak berselang lama Ziva pun keluar, dengan begitu giliran Gus Agam untuk melakukan wudhu nya. Beberapa menit kemudian akhirnya Gus Agam keluar dari kamar mandi, dengan air yang sedikit mengalir dari rambutnya.
"MasyaAllah cantiknya zawjati ku."
Gus Agam pun mendekat kearah sang istri, berniat ingin mendekapnya.
"Jangan peluk , nanti batal ."
Langkah Gus Agam terhenti mendengar pringatan dari Ziva. Untung saja Ziva mengingatkan, jikalau tidak. Mereka harus mengulang wudhu nya.
"Eheheh, maaf lupa."
Keduanya saling tertawa, selang beberapa detik. Keduanya pun lekas melaksanakan shalat magrib berjamaah diruangan kamar tersebut.
***
Waktu demi waktu berlalu. Selepas melaksanakan shalat magrib, keduanya melanjutkan dengan muroja'ah bersama untuk mengisi waktu luang sebelum shalat isya.
Tak lama terdengar suara adzan isya, keduanya kembali berwudhu secara bergantian, selepas berwudhu keduanya pun segera melakukan kewajiban nya kepada sang pencipta.
***
Shalat isya akhirnya selesai, keduanya lekas membereskan alat-alat shalat tersebut. Terdengar suara rintikan hujan diluar.
"Hmm Hujan."
Mendengar perkataan dari sang istri membuat Gus Agam menghembuskan nafasnya itu.
"Ya Huamirahku, jangan ngeluh. Bagaimana pun juga hujan itu rahmat," kata Gus Agam seraya mengelus pucuk kepala Ziva dengan lembutnya.
"Tapi kata Rahmat, dia bukan hujan. Dia manusia."
Ziva tertawa kecil karena membalas tanggapan sang suami dengan lelucon. Gus Agam tak marah, dia juga menikmati tawa bersama sang istri.
"Oh iya, Zawjati ku laper hm?"
"Laper dong."
"Ya Udah, tunggu sini ya. Mas kebawah ambil makanan."
"Iya jangan lama-lama."
Gus Agam pun mencium kening Ziva terlebih dahulu, sebelum akhirnya keluar dari kamar untuk mencari makan.
Gus Agam turun kelantai satu untuk memesan makanan. Ziva sendiri berdiam diri dikamar, menunggu dengan kebosanan.
Tak berselang lama terdengar suara ketukan pintu. Dengan girang nya Ziva berjalan ke arah pintu dan membukanya.
Ziva kira itu adalah suaminya, namun ternyata pelayan yang membawakan makanan untuknya. Beruntung saja Ziva memakai jilbab.
"Ini pesanan dari mas yang bernama Agam untuk mbak Ziva," ucap si pelayan memberitahu kan kedatangan nya ke kamar Ziva untuk apa.
"Owh iya , sini biar Ziva masukin kedalam sendiri. Untuk Abang nya di situ aja jangan masuk okeh. Ziva ga mau ada laki-laki yang masuk ke kamar ini selain mas suami," tegas Ziva
Lekaslah Ziva memasukan makanan itu kedalam kamar. Setelah memasukan makanan dan membayar, si pelayan pun pamit pergi dari kamar. Setelah memastikan pelayan pergi, Ziva menutup pintunya kembali.
"Huft, kemana sih mas Agam nih," gumam Ziva seraya duduk di sofa bermain ponsel sang suami Ziva kemudian duduk di sofa.
***
Beberapa menit berlalu, Ziva dapat mendengar kembali langkah kaki. Pintu kamar mereka pun terbuka secara perlahan.
Saat Ziva menoleh kebelakang, dia terkejut dengan Gus Agam yang rambutnya sedikit basah akibat hujan dengan membawa buket bunga mawar merah yang besar itu.
Gus Agam menutup pintu dibelakang dan menguncinya. Kemudian Gus Agam pun berjalan kearah Ziva dengan membawa buket besar, berupa bunga mawar untuk sang istri.
" Assalamu'alaikum Ya zawjati. Maaf ya Huamirahku sudah menunggu lama , bunga mawar ini mas persembahkan untuk My princess is Aziva Shani Zulfikar ."
Ucap manis dari sang suami. Membuat wajah Ziva memerah. Dengan perlahan Ziva menerima uluran buket tersebut.
"Wa'alaikumsalam Ya Habibi. MasyaAllah makasih banget mas."
"Iya sayang, " tutur manis Gus Agam seraya membelai pucuk kepala sang istri.
"Makasih," Ziva yang terharu segera memeluk sang suami.
"Sama-sama my princess. Sudah yuk, mari makan."
Namun saat hendak menarik tangan Ziva berjalan kearah sofa. Langkah Gus Agam terhenti oleh Ziva.
"Tunggu dulu mas, rambut mas Agam basah..," kemudian ZIVA meletakan buket bunga itu, dan segera mengambil handuk.
Setelah meraih handuk, Ziva lekas berjinjit dan mengeringkan rambut sang suami yang sedikit basah itu, dengan handuk.
Walau tindakan yang terbilang cukup sederhana, tidak membuat membuat jantung Gus Agam tidak berdetak.
"Ma-makasih."
"Sama-sama."
Setelah memastikan rambut sang suami benar-benar kering, keduanya lekas berjalan kearah sofa untuk melakukan makan malam.
***
Selang beberapa menit, keduanya akhirnya menyelesaikan makan mereka. Kini mereka tengah bersantai disofa, dengan Ziva bersandar dipundak sang suami.
"Mas lama itu ternyata beli buket?" tanya Ziva seraya memperhatikan buket bunga mawar itu.
"Pasti dong sayang."
" Tumben belikan Ziva buket?"
Dahi Gus Agam seketika mengerut mendengar perkataan sang istri.
"Gini loh Huamirah ku, apakah harus menunggu Ziva menyuruh mas beli buket , baru mas beli buket? Emang mas harus kasih tau dulu. Gagal suprise dong kalau kasih tau."
Senyum manis terukir diwajah Ziva ketika sang suami mengatakan hal tersebut.
"Cie-cie peka."
"Harus dong sayang, sebagai suami kan harus peka terhadap apa yang istrinya butuhkan dan inginkan."
Gus Agam tersenyum dan segera menarik pinggang ramping sang istri untuk semakin dekat kepadanya. "Oh ya, suka ga?"
"Jangan ditanya lah mas , pasti suka dong."
Tiba-tiba saja ide gila muncul dibenak Gus Agam. "Ehem. Zawjati mas tau ga sih. Sebenarnya mas itu ga mau jadi superhero loh."
Alis Ziva terangkat satu mendengar perkataan sang suami. "Loh kenapa, superhero kan keren!!"
"Keres sih. Tapi mas lebih mau jadi superdad dari pada superhero,"gombalnya.
Ziva yang menyadari itu gombalan lekas terkikik geli akan tingkah sang suami.
"Mas bisa aja gombalnya," ucap Ziva menahan saltingnya.
Mereka terkikik sebentar, kemudian terdengar suara Gus Agam memanggil Ziva dengan begitu lembutnya.
"Ya huamirahku."
" Dalem."
"Huamirahku harus tau, hafalan 30 juz aja mas jagain. Apa lagi kamu, pasti mas bakal jagain seumur hidup."
Wajah Ziva memerah mendengar gombalan itu. "Isss belajar dari mana sih gombal gombal gitu?"
Gus Agam hanya menggeleng dengan pertanya dari Ziva.
" Ziva bisa diem ga?"
Ziva kembali dibuat bingung dengan perkata sang suami. Padahal Ziva udah diam, ini kenapa disuruh diam lagi?
"Ziva udah diem loh mas!"
"Iya diem aja di hati mamas, please jangan lari-lari di pikiran cukup diam aja dihati mas," gombal lagi dari Gus Agam.
" Mas cukup mas!!"
Ziva semakin dibuat salting dengan ucapan sang suami. Kemudian dengan niatan ingin mengipasi wajah dengan telapak tanga, siapa sangka, pada akhirnya tak sengaja menampar wajah sang suami.
"Aduh..,"
Bola mata Ziva membulat sempurna menyadari tindakan yang konyol itu. "Aduh aduh, maaf mas ga sengaja."
"Ayang jahat banget sih, udah dibawa in bunga loh. Mana mas nekat hujan-hujan, eh malah akhirnya di tampar!"
"Ih mas , Ziva ga berniat kok, sueer. Maaf ya mas,"pinta Ziva.
"Ga mau maafin sebelum ehem."
Terlihat Gus Agam sudah memunculkan kode keras untuk sang istri. Ziva yang memahami maksudnya pun lekas tersenyum genting.
"Emang mau sekarang?"
"Ckk.. iya sayang, cepet pakai baju yang tadi kita beli," perkataan Gus Agam terdengar jelas seperti nada menuntut kepada Ziva.
Kemudian Ziva pun lekas berjalan menuju kamar mandi untuk berganti baju. Sedangkan Gus Agam sudah berguling guling di kasur, menunggu sang istri keluar.
" Aaaaa ga sabar. Surga dunia, Agam Zulfikar Akbar bakal datang," ucap Gus Agam dengan bangga nya.
Didalam kamar mandi sendir, Ziva dapat mendengar teriakan dari sang suami. Justru hal itu membuat Ziva semakin gemetaran.
***
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya Ziva keluar dengan baju pilihan Gus Agam.
Glekk.
Gus Agam dibuat susah menelan Saliva nya , saat melihat penampilan sang istri.
"Ehem, kiw kiw adek. Sini dong."
'Ya Allah selamatkan lah Ziva, liat sorot mata mas Agam itu ngerikk, kek harimau mau makan rusa aja,'batin Ziva melihat sorot mata Gus Agam tak berkedip sama sekali.
Ziva pun segera menuruti sang suami dan mendekat. Mulai lah Gus Agam membaca kan doa agar setan setan tidak menggangu ibadah mereka bersama.
"Sunah rasul dimalam Jum'at, bersiap siaplah huamirahku. Serigala buas ini akan datang. Erawwr," ucap Gus Agam dengan nada yang tidak terkendali.
Setelah itu mulailah mereka melanjutkan, saling memenuhi kebutuhan masing-masing(Yang tau tau saja).
***
"Kebahagiaan terindah adalah melihatnya tersenyum"