Oh I Got You [End]

By meluv_u97

2.3M 134K 21K

•Airis Ferdinand. Aktris cantik dengan puluhan mantan pacar, baru saja mendapatkan penghargaan Aktris terbaik... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23🔞
24
25
26
27
28🔞
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39🔞
41
42
43
44
45. Ch. special two baby
46. Ch. towards the end of the ending
47. Ending~
⚠️
48. Ekstra Chapters

40

37K 1.8K 341
By meluv_u97

╰┈➤❤ ᴋᴇᴛᴜᴋ ʙɪɴᴛᴀɴɢ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴠᴏᴛᴇ
ᴊᴀɴɢᴀɴ ᴊᴀᴅɪ ꜱɪʟᴇɴᴛ ʀᴇᴀᴅᴇʀꜱ, ᴄᴜᴋᴜᴘ ᴊᴀᴅɪ ꜱɪʟᴇɴᴛ ᴘᴇʀᴀꜱᴀᴀɴ ᴅɪ ᴅᴜɴɪᴀ ɴʏᴀᴛᴀ.

⚛✩ 🎀 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 🎀 ✩⚛

Bulu mata Elena bergertar lemah,
Elena bergerak membalikan tubuhnya. Mata Hazel itu tekejut dan terpaku pada sosok wajah tampan Navarez, tangannya terangkat merapihkan rambut pendeknya.

Jari-jarinya menelusuri dari alis
yang tertata rapih mengusapnya lembut, Elena kagum dengan bentuk
hidung mancung milik Navarez.
Elena menekan-nekan ujung hidung mancung pria itu.

Navarez yang tertidur merasa terganggu, matanya perlahan terbuka melihat Istrinya, Navarez tersenyum, tangannya yang memeluk pinggang ramping tanpa sehelai pakaian pun semakin kencang.

"Selamat pagi, Istriku." Ujar Navarez lembut, lalu mencium kening Elena. Mata birunya bercahaya terang,

"Apakah aku melukaimu dan si kecil?" Navarez merasa bersalah, tangannya mengusap perut telanjang Elena.

Wajah Elana seperti musim semi, semalam mereka benar-benar terbawa oleh suasana dan ia sangat kagum dengan permainan Navarez. Setelah mereka selesai, Elena sempat takut karena terlalu bersemangat hingga akan melukai anak-anaknya. Untung saja Elena tidak merasakan apa-apa, selain lelah.

Melihat keterdiaman Istrinya Navarez cemas berniat ingin bangun, tapi tangannya di tahan oleh Elena.

"Aku baik-baik saja." Ujar Elena melihat wajah kusut pria itu, ada senyum diantara mata dan alisnya yang lembut.

"Benarkah? Jika ada apa-apa beritahu aku, aku tidak ingin kau marasakan sakit sendiri." Ujar Navarez tenang, lalu membaringkan tubuhnya lagi.

Membawa Elena ke dalam pelukkannya, tangannya mengusap punggung polos dan lembut Elena.

"Apakah tidak ada pekerjaan hari ini?" Ujar Elena malas, menggosokkan hidungnya pada dada Shirtless Navarez.

Hidungnya menghirup aroma maskulin dengan sedikit kepuasan muncul di hatinya, Elena sangat menyukai aroma tubuhnya.

Navarez memainkan rambut Elena, meskipun cahaya matahari semakin menunjukan cahayanya. Rasanya Navarez tidak ingin beranjak dari atas ranjang, ia ingin terus seperti ini tidak ada hal yang lebih bahagia ketika bersama dengan orang yang di cintainya.

"Aku sedang berlibur."

"Hmm, aku ingin mandi bisa kah aku meminta tolong, tolong panggilakan Bety biarkan dia memandikanku." Ujar Elena serak, matanya terbuka lebar saat tubuhnya di angkat dan di bawa masuk ke dalam kamar mandi.

"Kamu..."

"Biar aku yang memandikanmu,"

Elena marasa curiga, "Tidak-tidak, aku ingin di mandikan oleh Bety!" Ujar Elena menolak.

Navarez masuk ke dalam Jacuzzi bersama Elena yang masih berada di dalam gendongannya.

Elena duduk di atas pangkuannya, tubuhnya bergetar ketika ciuman dari bibir hangat Navarez berada di bahunya.

"Varez~"

"Hmmm," Kepala Navarez di terus bergerak hingga di depan payudara Elena, ketika Navarez datang ingin mencicipinya. Suara Axelio masuk terdengar dari luar.

"Yang Mulia, Grand Duke Bastian datang bersama Nyonya besar dan menunggu anda agar segera datang." Ujar Axelio sedikit berteriak.

Navarez menatap pintu dengan tajam seperti musuh, Elena membawa tangannya pada pipi Navarez, ke dua ujung jarinya mengelus lembut.

"Ayo kita selesaikan mandinya, kita tidak bisa membiarkan Ayah dan Ibu menunggu lama." Ujar Elena lembut.

Manik mata biru Navarez menatap Elena dengan tenang, "Hmm, kita lanjutkan nanti malam."

Elena melototkan matanya, lalu memukul pundak Navarez, "Jangan menjadi gila lagi."

Navarez tertawa, mengecup bibir manis Istrinya, "Bukankah kita menikmatinya, aku berjanji akan selalu memuaskanmu."

"Diam!"

...

Bastian menatap kesal, "Dimana dia, kenapa lama sekali."

Axelio gugup, "Gr-grand Duke masih berada di dalam kamar..."

Bastian menatap Istrinya yang masih dengan tenang meminum teh, "Aku sudah bilang bukan, mengapa kau tidak mempercayainya, pasti Varez sedang sibuk bercinta dengan Istrinya kenapa kita harus mengganggu waktu mereka." Ujar Bastian dingin.

Axelio tidak terkejut dengan tingkah Grand Duke Bastian yang berbicara seperti itu.

Isabella menatap tenang suaminya, "Bukankah kita datang untuk melihat kondisi Elena, apa hubungannya dengan Varez?"

"Karena Saat ini Varez sedang bersamanya, kau pasti tahu bagaimana sifat anak itu bukan?" Bastian menatap Istrinya jengah.

"Tidak ada bedanya denganmu." Ujar Isabella kesal.

"Ibu, Ayah..."

Bastian Dan Isabella menengok ke belakang, Isabella segera bangkit. Tangannya memegang tangan Elena lembut dan menggenggamnya.

"Apakah kamu baik-baik saja, apa Varez memperlakukanmu dengan baik? Katakan saja pada Ibu jika dia melakukan sesuatu yang membuatmu kesal." Ujar Isabella lembut.

Elena tersenyum, "Tidak, Grand Duke memperlakukanku dengan baik, Ibu."

Isabella senang, "Bagus! Bagus! Selamat pagi Singa kecil dan harimau kecil apa kalian sehat di dalam sana?" Ujar Isabella berbicara sambil mengelus perut Elena dengan senang.

Navarez menaikan alisnya yang tajam, setelah ke datangan ibu dan Ayah mertuanya waktu itu. Apa lagi
Elena yang menceritakan mimpinya pada mereka, membuat dua bocah itu terkenal di kediaman Xaverius dan Wrenly. Meskipun mereka belum hadir ke dunia ini. Semua orang sangat senang dan menantikan kehadirannya begitu pun Navarez,

Ia berharap ke dua anaknya segera lahir dengan cepat agar Navarez bisa memberikannya pada Ibunya atau Ibu mertuanya. Dengan begitu ia bisa hidup berdua saja dengan Elena.

"Kami baik-baik saja." Ujar Elena seperti anak kecil menjawab pertanyaan Isabella.

Isabella tertawa, membawa Elena duduk di sampingnya. "Ibu membawakanmu makanan khas Timur, Varez pernah memberitahuku jika kau menyukai makanan khas Timur."

"Setelah aku dan Ayahmu datang untuk mengecek wilayah, yang dekat dengan Kekaisaran Timur. jadi kami sempatkan mampir terlebih dahulu ke sana." Ujar Isabella, lalu meminta beberapa pelayan mengeluarkan semua yang telah ia beli di dalam mobil.

Elena mengangguk dengan semangat, "Ya, Ayah, Ibu terima kasih aku menyukainya." Ujar Elena tulus.

"Jangan berterima kasih, Elena kau juga bagian dari keluarga Xaverius sekarang itu berarti kau anakku juga." Ujar Bastian lembut, menyesap tehnya dengan tenang.

"Ya, Ayah." Elena tersenyum manis, tetapi tiba-tiba pandangannya tergantikan oleh Navarez yang berdiri di depannya.

"Jangan menatap Istriku terlalu lama,"

Bastian mendengus marah, "Aku sudah mempunyai Istri yang sama cantiknya, dan singkirkan pikiran anehmu itu."

"Sudah cukup, Elena mari kita pergi tinggalkan mereka... Berisik sekali." Ujar Isabella, menarik pelan tangan Elena pergi dari sana.

...

"Aku sangat kagum pada Ibu, bagaimana Ibu dulu berada di posisi mereka jika sedang bertengkar pasti sangat seru..." Ujar Elena sambil memasukan buah Ceri ke dalam mulutnya.

Isabella tertawa lembut, "Maka suatu saat nanti kau akan mengerti betapa pusingnya aku harus mengurus dua bayi besar sekaligus, ahh tidak kau memiliki dua anak jadi kau harusnya lebih kuat dariku di masa depan..." Isabella tidak sabar melihat betapa gilanya Navarez bersaing dengan ke dua anaknya. Jika dulu Navarez hanya bisa bersaing dengan ayahnya hingga usia lima tahun, karena setelah itu Navarez sangat dingin dan terus belajar sampai ia bisa sehebat sekarang.

"Aku tidak yakin... Bisa." Ujar Elena lirih.

Seketika ia membayangkan mimpi itu, perkelahian ke dua anaknya yang saling mengeluarkan cakar dari tangan berbulu mereka, di tambah sosok tinggi berdarah dingin seperti Suaminya.

Elena menggelengkan kepalanya cepat tidak bisa membayangkan lebih jauh.

Navarez menatap Ayahnya dingin, "Kenapa kalian datang tidak ada pemberitahuan terlebih dulu."

"Mengapa aku harus memberitahumu, yang ingin aku dan ibumu temui Elena dan ke dua cucuku, bukan dirimu" Ujar Bastian tenang.

"Waktumu tidak tepat." Ujar Navarez tanpa emosi.

"Kau masih ingin melakukannya meskipun Istrimu tengah hamil, apa kau gila Varez? Jika sesuatu terjadi pada Elena dan cucuku, kau orang pertama yang akan mendapatkan hukuman dariku." Ujar Bastian marah.

"Aku akan mencoba menahannya jika bisa." Balas Navarez acuh, kepala nya ia sandarkan pada kursi sambil menutup matanya.

"Bajingan," Desis Bastian sangat marah pada Navarez.

Navarez tidak menjawab, entah mengapa ia merindukan Istrinya sekarang. Sepertinya Elena telah membuatnya kecanduan dengan segala sesuatu yang ada di dalam dirinya.

"Apakah kau sudah tahu berita itu?"

"Berita yang mana?"

"Ada berita bahwa penyihir Archie masih ada, beberapa orang suci bisa merasakan keberadaan mereka." Ujar Bastian serius.

"Aku akan membicarakannya dengan Putra Mahkota Kekaisaran Timur sore nanti, dan kami setuju untuk menjadi satu melawan para penyihir itu." Ujar Navarez dengan desahan kecil keluar dari bibirnya.

"Sepertinya berita pertama kali muncul dari Kuil Kekaisaran Utara."

"Aku juga merasakannya satu tahun yang lalu, ketika aku berada di Kekaisaran Utara, mereka masih mencari seseorang keturunan yang di berkati oleh Dewi Bulan untuk menghilangkan kutukkannya, seperti yang kita tahu bahkan sudah ratusan tahun berlalu namun belum ada sekalipun berita kelahirannya, tetapi aku tahu siapa pemilik darah Istimewa itu."

"Dan orang itu...." Ujar Bastian Ragu-ragu.

"Istriku." Ujar Navarez tegas.

Bastian terkejut bukan main, jantungnya terus berlomba-lomba. Bagaimana bisa manantunya menjadi keturunan yang diberkati Dewi bulan?

"Bagaimana kau tahu? Jika memang begitu kebenarannya maka kita harus menyembunyikan Elena, kita tidak akan pernah tahu dengan cara apa mereka melakukannya agar kutukan itu bisa menghilang." Ujar Bastian tajam, tangannya mengetuk-ngetuk kursi sambil berpikir.

"Ketika aku melakukannya pertama kali dengan Elena, aku merasakan kekuatan asing yang menyerang tubuhku lalu kami terikat menjadi satu. Dan aku tahu di dalam tubuh istriku termasuk kekuatan Elena yang sengaja di segel oleh Duke Martin." Bibir tipis Navarez di tekan menjadi garis lurus, tangannya terkepal erat dan urat biru terlihat jelas hingga memutih.

"Apa yang paling aku takutkan adalah kehilangan istriku, dalam pikiranku selalu terlintas, akan baik-baik saja jika Istriku orang biasa seperti rumor yang beredar di kekaisaran. Aku tidak perlu takut seseorang akan mengincarnya atau mungkin... Nyawanya." Ujar Navarez bingung, ada sedikit kelegaan di hatinya setelah memberitahu betapa cemasnya ia selama ini pada Ayahnya.

"Aku akan membantumu dan juga mengawasi agar diperketat penjagaan memasuki wilayah kita, jangan khawatir. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti istrimu." Ujar Bastian dingin, meraka mungkin belum tahu bagaimana kekuatan Xaverius sebenarnya, beraninya mereka menginginkan menantunya maka kematian adalah balasannya.

"Terima kasih Ayah."

"Bukan masalah," Bastian melambaikan tangannya di udara santai.

"Sepertinya aku dan ibumu harus pergi sekarang. Oh, Jangan biarkan istrimu keluar sendirian, beri lebih banyak penjagaan pada kediamanmu yang jelek ini." Ujar Bastian tenang, lalu beranjak pergi menyusul istrinya.

"Di mengerti, Ayah." Balas Navarez mengangguk pelan.

🧁🍨🍩🍧

Elena bersama Bety duduk di bangku menikmati udara di Sore hari, di depannya ada sebuah danau buatan yang luas.

"Nona semuanya sudah selesai, untuk ke untungan penjualan studio kita terus meningkat, dan rancangan baru anda terjual dengan cepat." Ujar Bety dengan serius, Joddie yang berdiri kaku di samping Bety mengangguk membenarkan ucapan Bety, studio fashion Elena memang sudah terkenal di seluruh Kekaisaran.

"Yahh, jangan lupa aku ingin menyumbangkan setengah dari ke untungannya pada beberapa panti asuhan yang kekurangan dana, tolong carikan panti asuhan yang benar-benar membutuhkan bantuan dan merawat anak-anak terlantar dengan baik Bety." Ujar Elena tenang.

"Anda baik sekali Nyonya, saya harap anda akan hidup bahagia bersama dengan Grand Duke selamanya!" Ujar Bety dengan semangat.

Elena hanya tersenyum, lalu mengambil buah di piring. Elena merasakan pundaknya seperti di tutupi sesuatu.

Navarez melangkah maju, melepaskan jasnya memasangkannya pada pundak Istrinya.

Kepala Elena terangkat ke atas, matanya bertemu dengan mata tenang Navarez. Elena tersenyum padanya. Menarik tangannya agar duduk di sampingnya.

"Mengapa masih di sini, cuaca hari ini sedikit dingin. Apakah kamu merasa kedinginan?" Ujar Navarez lembut, lalu duduk di samping Elena, tangannya mengambil tangan Elena dan membawanya ke bibirnya dan meniupkan udara hangat.

Elena menggelengkan kepala sebagai jawaban, Elena menyandarkan kepala nya pada pundak Navarez, merasakan tangan besar pria itu melingkar di pinggangnya. Elena tersenyum.

"Apakah Putra Mahkota tidak jadi datang?" Ujar Elena pelan.

"Sedikit terlambat, ada beberapa urusan yang harus diselesaikan terlebih dulu. Mungkin dia akan menginap disini satu malam." Jelas Navarez tenang.

"Hmmm." Mata Elena perlahan merasakan kantuk.

Navarez menatap wajah Elena yang begitu dekat dengannya, sebuah senyum terlihat di wajahnya yang dingin. Tangannya merapihkan poni rambut Elena yang tertiup angin.

Navarez menatap ke depan, mendaratkan kepalanya pada kepala Elena, "Aku berharap kita bisa melewatinya tanpa kehilangan satu-sama lain. Elenaku... Istriku... Duniaku... Kehidupanku. tetapi jika takdir tidak berpihak pada kita aku ingin melawan takdir itu, meskipun dengan nyawaku sendiri." Ujar Navarez tenang, mata birunya penuh dengan tekad kuat.

Bety, Joddie, Axelio dan Morgan berdiri tak jauh dari tuan mereka. Dan mereka sepertinya sangat setuju jika Tuan dan Nyonya adalah pasangan yang paling cocok di dunia ini.

...

Kediaman Duke Alexius.

Jessica memecahkan semua barang di kamarnya. "ELENA!!"

"Haha hidupku hancur karenamu, aku akan menghabisimu! Aku tidak akan membiarkanmu hidup bahagia, lihat saja tidak lama lagi mereka akan datang mengambil darahmu sampai habis..." Ujar Jessica matanya penuh dengan depresi dan aura sihir hitam pekat.

"Sebelum itu... Aku akan membunuh anakmu terlebih dulu dan membuat semua orang Xaverius membencimu sehingga aku dengan mudah bisa menjemput nyawamu." Seringai iblis muncul di wajah yang dulunya cantik sekarang tampak kusut dan mata hitam, kekuasaanya sebagai putri Kekaisaran yang paling bangga telah lenyap dan hilang.

Reynald berdiri di depan pintu kamar Jessica, matanya penuh dengan niat membunuh. "Jangan pernah bermimpi untuk menyakiti Elena dalam kehidupan ini Jessica..." Reynald melangkah pergi dengan cepat dari sana.

Jessica tidak menyadari ke beradaan Reynald di sana, dalam sekejap tubuhnya berubah menjadi sosok berpakaian seorang pelayan dengan wajah yang sama seperti...

Bety.

"Elena tunggu aku." Ujarnya dengan seringai tajam di wajahnya.

•To Be Continued•

🐰: Maaf banget kerena telat up, sehabis nengok bestie dari tk sakit jadi gak mood buka hp. Kalian harus jaga kesehatan juga ya, apalagi jajanan pedes, Walaupun makanan favorite sekalipun saya terpaksa harus berhenti sementara, jangan sampe keseringan makan pedes, takut banget kejadian yang sama cukup ambil contoh aja 😷

🐰: Jangan lupa Vote and comment!

🐰: Sebentar lagi ending gak kerasa banget yaaa🤧

🐰: Spam comments Next yang banyak disini kalau mau cepet Up👉

🐰: Spam ❤ for happy ending 👉


Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 136K 74
NOT BL! (Follow biar tahu cerita author yang lain ok!) Update sesuai mood 🙂 Seorang remaja laki-laki spesial yang berpindah tubuh pada tubuh remaja...
1.1M 92.2K 45
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ___...
1M 97.8K 31
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
290K 18.9K 54
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...