Ziana Second Life

By snowy_chocolate

933K 63.9K 1.2K

Follow dulu sebelum membaca!! Xixixixi :3 Ziana, seorang anak yatim piatu yang seumur hidupnya di sibukkan ha... More

Ziana
1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
12
13
14
15
16
TOKOH BOCIL
17
18
19
20
21
22
mau tanya
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

9

32.5K 2.1K 3
By snowy_chocolate

Awass typo!!!

Leonzio dan Ziana sedang berada diruang Tv sambil menonton televisi yang bahasanya tak Zia pahami sama sekali. Namun berhubung itu adalah kartun ia tonton saja.

"Baby apakah baby ingin sekolah?"

"Sekolah? Tidak ah, Zia ingin belajar dari rumah saja apakah tidak apa-apa dad?"

"Tidak masalah. Nanti akan Daddy Carikan guru terbaik untuk Zia ya, kita home schooling saja" jawab Zio yang di angguki Ziana.

Ngomong-ngomong mereka berkomunikasi memakai alat penerjemah di telinga masing-masing

Tentu saja Zio sangat senang jika putrinya memilih home schooling. Sebenarnya ia memang ingin putrinya home schooling saja, namun ia juga ingin tau apa yang di inginkan putrinya. Karna dirinya telah berjanji akan membuat putrinya bahagia.

Zio juga belum siap melepaskan putrinya ke dunia luar. Ia takut akan bahaya yang mengintai putrinya nanti. Menyediakan bodyguard saja tidak cukup.

Ia ingat betul bahkan dengan puluhan bodyguard saat itu saja putrinya masih berhasil di culik. Walaupun saat ini kekuatan para pasukannya lebih kuat namun tetap saja trauma itu ada dalam diri Zio.

"Emm Daddy sediakan juga ya guru untuk belajar bahasa Inggris dan Italia. Zia ingin mempelajari bahasa Daddy" ucap Zia.

"Baik. Akan Daddy Carikan juga guru privat bahasa terbaik nanti" jawab Zio dengan senang hati.

Zia pribadi lebih memilih home schooling karna ia tidak ingin berhubungan dengan manusia-manusia lagi.

Tentu saja setelah dua kehidupan yang ia jalani ia memahami hubungan manusia itu harus saling menguntungkan. Bukannya tidak ada manusia yang tulus. Namun dengan kehidupan pertama dan ketika ia jadi pengemis saja dapat ia lihat tidak ada manusia yang tulus dengannya.

Apalagi dengan statusnya saat ini. Yang sudah pasti akan berapa banyak manusia bertopeng yang mendekatinya. Hah memikirkannya saja sudah membuatnya tak nyaman.

"Daddy Zia juga ingin belajar beladiri dan menembak"

Leonzio yang mendengar permintaan putrinya yang tiba-tiba itu merasa terkejut.

"Baby kau tidak perlu belajar itu ya. Kan ada Daddy dan para bodyguard yang akan menjaga dan melindungimu" bujuk Zio sambil membawa Zia ke pangkuannya.

Zia cemberut seketika ketika mendengarnya.

"Tapi Daddy, Daddy juga pasti tau bodyguard tidak setiap saat bisa melindungiku Daddy juga pasti tidak selalu disisiku. Aku hanya tidak ingin menjadi beban yang hanya bisa berlindung di belakang orang lain dan tidak tau apa-apa" lirih Zia sambil memilin ujung kemeja Daddynya.

Bukannya tanpa alasan Zia meminta berlatih bela diri. Ketika mendengar tentang keluarganya yang seorang mafia dan memiliki musuh yang banyak berhasil membuat Zia memikirkan banyak hal. Belum lagi ketika mendengar kabar jika penculik baby ana belum di temukan hingga saat ini.

Hal itu semakin membulatkan tekadnya untuk berlatih sehingga ia bisa melindungi diri sendri. Bukan hanya mengandalkan orang lain.

"Tidak. baby bukan beban. Daddy tidak merasa terbebani sama sekali" jelas Zio ketika mendengar perkataan putrinya.

Namun ia juga memikirkan ucapan putrinya. Putrinya benar, memiliki bodyguard saja tidak menjamin keamanannya. Memang kemampuan melindungi diri sendiri sangat di butuhkan dan lebih menjamin.

"Baiklah, nanti akan zero jadwalkan semua kegiatan baby ya" ucap Zio setelah mempertimbangkan segalanya.

"Terima kasih Daddy" senang Zia sambil memeluk perut Daddynya.

"Maafkan Daddy, karna membuatmu terlahir di keluarga berbahaya seperti ini" lirih Zio sambil memeluk erat Putrinya.

"Tidak. Daddy, Zia sangat senang menjadi anak Daddy. Daddy jangan berbicara seperti itu lagi ya. Nanti Zia sedih" jawabnya dengan tatapan sedih menatap Daddynya itu.

"Baiklah, Maafkan ucapan Daddy okay? " maafnya sambil memeluk erat Putrinya.

Zia menggangguk dalam pelukan hangat Daddynya itu.

Jujur saja dalam hati, Leonzio merasa bersalah kepada putrinya. Putrinya telah menderita selama 7th ini, ia bermimpi untuk membahagiakan putrinya sejak putrinya ini di temukan.

Namun siapa sangka putrinya sangat berpikiran dewasa. Tidak seperti anak-anak lainnya dengan pemikiran polos mereka. Seketika cita-citanya yang hanya ingin memanjakan dan membahagiakan putrinya pun harus sirna karna dirinya sendiri yang memiliki banyak musuh.

Tentu saja ia bisa memanjakan putrinya hingga yang putrinya tau hanyalah kehidupan nyaman dan damai dan juga termanjakan.

Namun putrinya terlalu dewasa dan mengerti segala hal.

Mereka menghabiskan waktu bersama di ruang keluarga dan membicarakan banyak hal.

Tak terasa waktu telah menjelang siang, kini waktunya untuk makan siang telah tiba.

Setelah makan, Leonzio membawa putrinya ke halaman belakang rumah. Taman milik Skelton sangat indah.

Zia benar-benar merasa ada di dunia fantasi.

Seharian ini digunakan Zio untuk bermain bersama putrinya. Ia benar-benar tidak perduli dengan pekerjaannya, semua ia serahkan kepada zero. Baginya menghabiskan waktu dengan putrinya lebih berharga daripada bekerja. Banyak tahun-tahun yang terbuang sia-sia jadi Zio ingin mengganti tahun-tahun itu dengan lebih banyak menghabiskan waktu bersama  putrinya.

Melihat putrinya yang tertawa bahagia di taman membuatnya bahagia. Terkadang Zio seperti melihat kenangan ketika mereka bertiga masih berkumpul bersama. Bermain bersama di taman ini dan kejar-kejaran bersama.

Memikirkannya membuatnya sedih namun melihat putrinya yang ada di depannya mampu membuat zio tak berlarut-larut dalam kesedihan.

"Baby, sudah sore. Ayo mandi. Daddy juga akan menunjukkan kamar barumu" ucap Zio memanggil putrinya Yang asyik dengan bunga-bunga di taman.

"Iyaaa Daddy" teriaknya sambil berlari menuju Zio.

Pasangan ayah dan anak itu segera memasuki rumah. Zio membawa putrinya ke kamar yang sudah selesai zero siapkan.

"Nah sayang, ini kamarmu. Apa baby suka?" Tanya Zio sambil membukakan pintu kamar tersebut.

"Wah" singkatnya

"Kenapa?baby tidak Suka?" Tanya Zio ketika melihat respon putrinya yang sangat datar itu.

"Suka-suka saja Daddy. Tapi ruangan ini terlalu feminim. Zia lebih suka kamar seperti Daddy. Gelap hehe"

"Benarkah?? Apa perlu Daddy ganti?"

"Tidak perlu ini saja dulu. Nanti kalau sudah besar baru di ganti" ucap Zia sambil menelusuri isi kamar barunya itu.

Leonzio mendesah dalam hati. Ia sudah yakin 100% jika putrinya ini tidak ada feminim-feminimnya sama sekali. Yah seperti nya putrinya hampir memiliki sifat yang sama dengannya. Sangat berbeda sekali dengan Aleena kecil yang sangat imut menggemaskan, tapi walaupun begitu putrinya tetap menggemaskan dengan pesonanya sendiri.

Dimatanya putrinya adalah yang paling menggemaskan setelah istrinya.

TBC~
👇Vote

Continue Reading

You'll Also Like

4.4M 285K 61
[PRIVAT ACAK! FOLLOW DULU SEBELUM BACA! ] 18+ (MENGANDUNG KATA KASAR, UMPATAN, KEUWUAN, SCENE KISS, SCENE HUG) - Mungkin sebagian manusia akan senan...
660K 33.1K 71
She died. After that, she woke up in the otome game she played before dying... as the male lead's younger sister. Things happened then death took he...
2.1M 96.5K 200
Title ; 和殘疾大佬協議結婚後 (After Marriage With A Disabled Gangster) Author ; Lu Shi (鹿拾) Chapters ; 120 (completed) Description ; Regarding the marri...