My Idol, My Ahjussi

By Evalouve_13

145 50 0

Cinta Dewi Anjani, seorang gadis biasa pecinta drama Korea yang ingin sekali tinggal di negeri ginseng itu. S... More

2. Serendipity Girl
3. Shining Boys Concert
4. The Lucky One
5. Korea, I'm Coming!
6. Gadis Ceroboh vs Ahjussi
7. VIP Fans?
8. Hari Ke Tiga di Korea
9. Gadis Spesial
10. Beautiful Night
11. Insiden
12. Tetap Tinggal
13. Meminta Ijin
14. Tentang Cinta dan Ae Ra
15. Ijin Dari Ayah

1. First Meet

25 7 0
By Evalouve_13

Cinta pov*

Jika ada yang bertanya, "apa impianmu?", maka selalu dengan yakin ku jawab "Aku ingin ke Korea."

Ya, aku sangat ingin pergi ke negeri ginseng itu. Bukan hanya sekedar berlibur, tapi aku ingin hidup di Korea. Demi meraih impianku aku sampai rela habiskan uang hasil keringatku sendiri untuk kursus bahasa Korea. Aku sangat suka drama Korea, aku hafal aktor dan aktrisnya, aku mudah menghafal lagu soundtrack nya, aku suka hal-hal yang berbau Korea, kecuali Kpop.

Namaku Cinta Dewi Anjani. Biasa disapa Cinta. Usiaku 22 tahun, dan aku tidak kuliah karena tak lulus dalam ujian masuk universitas. Sejak itu aku memutuskan untuk membantu di rumah makan keluargaku. Selain itu hampir satu tahun ini aku mulai menekuni pekerjaan sebagai ilustrator lepas.

Saat ini aku sedang berusaha keras menabung untuk mewujudkan impianku itu. Jumlah tabunganku rasanya masih jauh, tapi aku selalu berharap Tuhan memberiku jalan agar segera terwujud. Hingga suatu hari Tuhan seolah menjawab doa-doaku....

Saat itu bukan sabtu sore, tapi suasana begitu ramai. Aku baru saja keluar dari toilet umum ketika seorang pria menyambar tas dari tangan kananku.

"Ja_jambret!"

Sontak orang-orang di sekitar menoleh, memperhatikanku yang sedang panik. Aku berlari, mencoba mengejar pria berhoodie hitam itu.

"Jambret! Tolong!"

Aku berlari kencang, jejaknya menghilang saat aku sampai di sebuah parkiran. Tak ada siapapun di sana, membuatku sangat frustasi. Tapi ketika terus menyusuri parkiran sampai ke ujung, ada seorang pria berhoodie hitam yang sedang memegang tasku.

"Dasar jambret!"

Dengan kesal aku merebut tas itu lalu ku gunakan untuk memukulnya bertubi-tubi tanpa ampun.

"Akh! Geumanhae!"

Aku mengerutkan dahi, kenapa pria yang merampas tasku berbicara dengan bahasa Korea?

"Kau orang Korea?"

Aku memperhatikan baik-baik pria itu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sepertinya aku salah orang, sepintas memang mirip. Tapi pria ini lebih tinggi dan aku sangat yakin yang merampas tasku tadi memakai sandal jepit. Sedangkan pria ini memakai sneakers dengan merk ternama dan sepertinya itu barang ori.

"Kenapa memukulku?", tanyanya dengan bahasa Indonesia.

"Kau bisa berbahasa Indonesia?", tanyaku dalam bahasa Korea.

Pria itu sedikit terkejut karena aku bisa berbahasa Korea dengan cukup baik. Kemudian dia mengangguk sambil tersenyum padaku.

"Aku sedang belajar bahasa Indonesia."

"Ah..., begitu?" Aku mengangguk-angguk.

"Kau sendiri, bahasa Koreamu cukup baik." pujinya, membuatku tersipu malu.

"Ah, tidak juga. Aku juga masih belajar. Kebetulan aku pernah kursus bahasa Korea. Dan juga karena terlalu sering menonton dramanya."

Gara-gara pujiannya itu aku jadi lupa tentang jambret tadi. Aku kembali pada ekspresi kesal, menatapnya dengan serius.

"Eh, apa kau komplotan pencuri?"

"Pencuri?", Dia balik bertanya dengan bingung. "Ah, maksudmu pria yang melemparkan tas itu padaku?"

"Astaga, aku salah orang. Aku minta maaf." Ucapku penuh sesal.

"Coba lihat isi tasmu."

Aku segera memeriksa seisi tas. Di dalam tas masih ada buku catatan, tisu, dan sebungkus coklat, semuanya masih lengkap. Dan untung saja ponsel ada di saku jaket dan kamera digital milik kakakku ku kalungkan di leher.

"Semua aman. Tidak ada apapun yang berharga di tas ini." Ucapku sembari tersenyum.

Kebetulan aku tak membawa dompet karena terburu-buru. Hanya ada uang dua ratus ribu di saku jaket, uang dari kakak sepupuku sebagai imbalan karena aku menuruti permintaanya datang ke tempat itu.

"Hei, sungguh, pengucapannya sempurna dan logatmu tepat."

Pujiannya kembali membuatku tersipu, ku selipkan helaian rambut ke belakang telinga dengan gugup. Kemudian terlihat beberapa orang pria berlari terengah menghampiri kami. Mereka pasti berusaha mengejar jambret tadi.

"Maaf bapak-bapak, Alhamdulillah tas saya sudah ketemu." Jelasku sambil menunjukkan tas. "Dan orang ini yang nemuin."

"Owh..."

"Syukurlah."

"Terimakasih ya bapak-bapak, sudah repot-repot bantu saya."

Setelah itu mereka pun pergi. Kemudian Aku dan pria Korea itu berjalan bersama dalam diam melangkah ke arah yang sama. Tanpa sengaja kami sama-sama melihat ke sisi kiri dan kanan jalan yang kami lewati, lalu saling memandang sambil tersenyum.

Akhirnya aku berhenti di dekat gerobak bakso, lalu menoleh ke pria di belakangku yang kini sedang menatapku.

"Oppa, kau pernah makan bakso?"

"Bakso?"

"Iya. Makanan ini. Ini asli Indonesia, namanya bakso."

"Yang ini?", tanyanya lagi sambil menunjuk gerobak bakso.

Aku mengangguk. "Aku akan mentraktirmu sebagai permintaan maaf."

Pria itu tertawa kecil, terlihat sangat manis dan tampan meski dia tak melepas kacamata berlensa orangenya. Sampai-sampai aku tertegun karena terpesona. Ah, enggak! Lee Yunki pemeran utama drama yang sedang ku ikuti tetap yang paling tampan! Fix! Tapi, oppa yang satu ini manis banget kalau senyum, sumpah! Yah, meskipun dia pakai kacamata dan seluruh kepala tertutup hoodie tapi gantengnya terpancar. His, ngomong apa sih aku?

"Kita jadi makan ini?"

"Iya, aku yang traktir."

Aku begitu bersemangat. Oppa ini sepertinya orang baik. Kapan lagi aku bisa mengobrol langsung dengan oppa Korea asli seperti dia, tampan pula.

Kami duduk di kursi plastik yang disediakan penjual bakso, lalu menikmati bakso masing-masing dalam diam. Hingga dua mangkuk itu kosong, barulah kami saling menatap dan hendak bersuara.

"Makanan ini enak sekali."

"Ini, minum es teh." Aku mengambilkan segelas es teh yang tadi kupesan.

"Es teh?"

Aku hanya mengangguk. Dia menerima gelas itu, memasukkan sedotan ke mulut dengan ragu, lalu perlahan merasakan minuman yang baru baginya. Awalnya dia hanya menyedot sedikit, merasakan aroma khas teh yang mungkin belum pernah dia rasakan sebelumnya. Aku memperhatikan wajah tampan itu dengan antusias, kemudian tersenyum lebar ketika melihatnya menyedot es teh lebih banyak.

"Bagaimana?"

"Rasanya sangat unik. Aku penggemar teh. Tapi teh yang satu ini berbeda dari yang pernah aku rasakan."

"Ini teh asli Indonesia. Teh dengan bunga melati, bukankah aromanya khas?"

"Bunga melati?"

"Iya."

Kami menghabiskan es teh sambil mengobrol beberapa hal. Bicaraku mengalir begitu saja layaknya bercerita pada teman baikku saja. Aku memang pendiam jika tak diajak bicara duluan, tapi kalau sekali ditanya jawabanku panjang lebar. Apalagi jika aku merasa jika lawan bicaraku orang baik dan pembawaannya asik seperti oppa tampan ini.

Aku bangun dan hendak membayar, merogoh saku jaket sebelah kanan. Telapak tanganku tak meraba lembaran uang di sana. Ah, apa sebelah kiri? Aku mencari ke saku sebelah kiri. Namun di saku kiri tak menemukannya juga. Ini membuatku sedikit panik. Kuperiksa satu persatu saku celana jeans. Berulang kali memeriksa saku jaket, membuka tas dan berharap uang dua ratus lima puluh ribu itu ada di sana. Tapi nihil, uang itu benar-benar tak ada.

"Kau bisa traktir lain kali."

Mungkin gelagatku membuat oppa Korea itu mengerti akan situasi ini. Dia pun bangun dan mengeluarkan dompet, mengambil selembar uang seratus ribu dan memberikan pada penjual bakso. Setelah menerima kembalian, dia memandang wajahku yang kini mungkin memerah karena sangat malu.

"Mungkinkah pria tadi mengambil dompetmu? Tadi kau bilang semuanya aman."

"Sebenarnya aku tidak membawa dompet, dan uangku ada di saku jaket." Jawabku sambil menunduk lesu. "Sudahlah, mungkin ini memang hari sialku."

"Jika kehilangan uang adalah kesialan, apa bertemu denganku juga begitu?"

"Bukan begitu. Aku senang bisa bertemu denganmu."

"Kita lupa berkenalan. Siapa namamu?"

Benar juga, sangking asyiknya mengobrol aku sampai lupa menanyakan namanya, dari tadi panggil oppa oppa saja, hihi.

"Aku Cinta." Jawabku sambil menjabat tangannya.

"Aku..., namaku...."

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 69.6K 69
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
223K 1K 15
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!
6.5M 333K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
3.2M 47.3K 31
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...