NAGISA DAN TAKDIRNYA

By Kalpaijo

13.3K 1.3K 1.1K

"Gimana ya rasanya pakai baju putih abu-abu?" "Gimana ya rasanya bisa punya banyak teman?" "Gimana ya rasanya... More

PROLOG
1. KETAHUAN
2. KEPERGOK LAGI?
3. HUJAN DAN DIA LAGI?
4. RUMAH POHON & BUKU DIARY
6. DIA BAIK AKU SENANG BERTEMAN DENGANNYA
7. PENOLONG GISA ADALAH ELTAIR?
8. PENYELAMAT GISA & HUJAN BERSAMA DIA
9. DARAH APA INI?
10. UPACARA, GISA DAN KAKEK BADRAN
11. GISA KEPERGOK OLEH KETIGA SISWI BINA DIRGANTARA
12. GALEN DAN GISA JUALAN CENDOl DI TAMAN SORE ITU
13. MIMPI DAN JUGA HARAPAN GISA
14. DANAU, PELANGI & BERSAMA DIA
15. GUE JANJI AKAN MELINDUNGI GIA TERUS
16. MELUKIS DIA DI TAMAN FLORA
17. DIKERUMUNI BANYAK ORANG
18. MAAF GIA, AKU GAGAL LINDUNGI GIA
19. RUMAH SAKIT
20. DI TAMAN SEKOLAH BERSAMA DIA
21. BADUT?
22. MAAF, GUE NGGAK SENGAJA

5. PEMBULLYAN GISA

675 64 33
By Kalpaijo


Satpam di kediaman rumah Saskara itu membuka gerbang rumah karena motor Galen akan masuk. Setelah terbuka lebar Galen melajukan motor ninjanya dan memarkirkan motornya di garasi rumahnya.

Dia melihat mobil papanya sudah ada di garasi, Galen menautkan alisnya, tumben-tumbenan sekali papanya sudah pulang kerja jam segini biasanya juga suka pulang malam.

Mengedikkan bahunya Galen tidak peduli sama sekali, kemudian dia melangkahkan kakinya masuk ke rumahnya yang berlantai tiga bak istana itu.

Saat Galen berjalan di ruang tengah dia melihat ada kedua orangtuanya yang tengah duduk di sofa sembari mengobrol. Galen melanjutkan langkahnya dengan satu tangan masuk ke dalam saku celana abu-abunya dan sebelah pundaknya mengendong tas, dia melewati orangtuanya begitu saja.

"Oh, jadi gitu cara anak sekolah pulang ke rumah?!" Suara itu berasal dari Abigas Restu Saskara----papa dari seorang Galen Eltair Saskara.

"Di sini ada orangtua kamu Galen! Pulang sekolah bukanya ucap salam malah nyelonong gitu aja. Punya tatak rama nggak kamu Galen Eltair Saskara?!" ucap Abigas dengan nada yang tinggi. Laki-laki itu berdiri dari duduknya, tatapanya menatap Galen yang akan menaiki anak tangga.

Namun, Galen bukanya menoleh dia malah terus berjalan manaiki anak tangga hingga papanya bersuara kembali.

"Berhenti Galen Eltair Saskara!"

Kemudian Galen menghentikan langkahnya saat dia akan menaiki anak tangga kelima, Galen menghela napas kasar.

"Apa?" ucap Galen tanpa menoleh ke belakang.

Abigas berjalan menghampiri anaknya itu. "Nggak punya sopan santun sama sekali ya kamu, Galen," kata Abigas dengan nada marah.

"Ya terus?"

"Balik sini kamu!" suruh Abigas pada Galen untuk menghadap ke arahnya. Kemudian dengan helaan napas kasar Galen membalikkan tubuhnya ke hadapan Abigas.

Laki-laki yang lebih tua dari Galen itu melipat kedua tangannya di depan dada seraya menatap Galen dengan tajam, sedangkan Galen menatap ke arah lain.

"Dari mana aja kamu, haaa?" tanya Abigas. Laki-laki itu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Pulang sekolah itu jam 14.30 dan sekarang udah jam 17.44. Dari mana saja kamu, Eltair?!"

Bila papanya sudah marah maka dia akan memanggil anaknya dengan nama tengahnya 'Eltair'.

"Dari sekolah lah," jawab Galen santai.

"Papa nggak percaya, kamu sering bolos kan saat jam pelajaran? Tadi guru kamu telpon papa dan manggil papa buat ke sekolah kamu, dia bilang kalo kamu sering nakal di sekolah dan sering bolos. Benar begitu Galen Eltair Saskara?!"

"Yaa, Anda benar."

Abigas melotot, dia tidak percaya anaknya akan menjawab seperti itu. Tidak ada sopan-sopannya sama sekali.

"Kurang ngajar kamu Galen!" Kemudian  Abigas menghajar anaknya itu, tetapi Galen tidak membalasnya. "Saya sudah membiayi sekolah kamu mahal-mahal dan kamu malah sering bolos, mau jadi anak apa kamu, haaa?!"

"Terus aja pukul gue terus aja terus ...." kata Galen saat Abigas tak henti-hentiknya menghajar dirinya.

Bugh!

"Jangan memalukan nama keluarga!"

Bugh!

"Kamu terlahir dari keluarga terpandang Galen! Jangan malu-maluin saya!"

Bugh!

"Anak nggak tau diri!"

Bugh!

"Mau jadi apa kamu besar nanti haaa?! Mau jadi gembel?!"

"JAWAB! MAU JADI GEMBEL?!"

Bugh!

Satu pukulan kembali melayang tepat di sudut bibir Galen hingga berdarah.

"Pa stop! Udah pa udah kasian anak kita!" ucap Monita----istrinya Abigas yang sedari tadi melihat perkelahian mereka. Kemudian Abigas berhenti menghajar Galen, napasnya memburu karena emosi pada anaknya itu.

"Kenapa berhenti haa?! Ayo pukul gue lagi sampe Anda puas! Ayo pukul gue lagi!" sembur Galen menatap Abigas dengan tatapan permusuhan.

Abigas semakin emosi, satu tangannya terangkat untuk menampar anaknya itu, tetapi sebelum itu terjadi Monita langsung menahan tangan Abigas.

"Udah pa jangan main tangan sama anak kita!" teriak Monita. "Inget pa Galen itu darah daging kamu!" Monita mengeluarkan air matanya karena Abigas dan anaknya tidak akur.

Galen memegang sudut bibirnya yang mengeluarkan darah, dia berdecih.

'Ratu drama' batin Galen.

Monita mengelus punggung Abigas untuk menenangkan suaminya itu. "Udah pa jangan pukul anak kita kasian Galen baru pulang sekolah," ujar Monita.

Kemudian Monita menatap Galen.

"Yaampun sayang itu bibir kamu berdarah, sini mama obatin ya, emang papa kamu itu tega banget sama anaknya sendiri."

Monita menghampiri Galen dan saat dia akan menyentuh anaknya itu dengan cepat Galen bersuara. "Jangan sentuh gue, gue nggak sudi disentuh sama Anda!" ketus Galen lalu dia pergi menaiki anak tangga.

Sedangkan Abigas yang melihat sikap Galen barusan langsung mengepalkan tangannya karena anak itu tidak ada sopan-sopannnya sama sekali pada orangtua.

"Galen Eltair Saskara kalau kamu bolos lagi saya tidak akan segan-segan untuk mengambil fasilitas kamu!" pungkas Abigas dengan nada yang tinggi.

🌧️•🤍•🌨️

Gisa memboseh sepedanya di pinggir jalan yang terlihat ramai. Hari ini ia akan berjualan kue keliling, karena selain suka membantu kakeknya berjualan cendol Gisa juga berdagang kue milik mbok Jumay. Dari pagi sampai jam 2 ia membantu kakeknya berjualan cendol, dilanjut jam 3 sorenya ia berdagang kue keliling.

"Kue, kue," ucap Gisa sambil memboseh sepedanya dengan pelan.

"Ayo Bu, Pak, kuenya enak loh."

"Kue, kue."

Walaupun belum ada yang terjual satu pun tetapi Gisa tidak menyerah, ia tetap semangat untuk berdagang kue keliling.

Kini ia mengayun sepedanya di jalan yang sepi, hanya ada beberapa kendaraan saja yang berlalu lalang.

Terik matahari yang begitu panas  membuat tubuh Gisa berkeringat. Gisa menyeka keringatnya yang bercucuran di pelipisnya.

Tiba-tiba saja ia merasakan pusing
di kepalanya, pandangannya
mendadak menjadi buram. Gisa mengerjap-ngerjapkan matanya tapi tetap saja pandangannya masih buram hingga----

Bruk!

Gadis itu menabrak belakang mobil yang ada di depannya membuat Gisa terjatuh dari sepedanya dan kue-kue yang ada di ranjang pun ikut terjatuh hingga berserakan di mana-mana.

Rasa sakit di kepalanya tidak hilang juga membuat Gisa memegangi kepalanya dengan kuat karena sangat sakit sekali. Ia ingin berteriak, tapi Gisa sadar ia ada di mana sekarang. Sebisa mungkin Gisa menahan rasa sakit di kepalanya.

Kemudian Gisa mengambil kue-kue yang berserakan di atas aspal itu dimasukan kembali ke dalam ranjang berwarna cokelat.

Ketiga cewek yang ada di dalam mobil
avanza berwarna merah tersebut keluar dari dalam mobil dan berjalan ke belakang mobil.

"Omaygat mobil gue lecet!" ucap Feli menunjuk belakang mobilnya yang sedikit lecet karena barusan sepeda  Gisa tak sengaja menabraknya. Feli lalu beralih menatap Gisa yang berjongkok sedang membereskan kue-kuenya.

"Heh lo, pasti gara-gara lo kan mobil gue lecet gini, gue liat tadi di kaca spions kalau sepeda lo nabrak mobil gue," lanjut Feli dengan nada marah.

Gadis berambut kepang dua itu berdiri kemudian menunduk. "Maaf, sa-saya tidak sengaja," ucap Gisa pada Feli.

"Nggak sengaja lo bilang?!" Kini yang bersuara Naomi----temannya Feli. Cewek itu melangkah maju mendekati Gisa. "Punya mata nggak lo!" Lalu Naomi mendorong pundak Gisa membuat Gisa hampir terhuyung.

"Liat mobil gue jadi lecet gini gara-gara lo! Sekarang juga ganti rugi lo!" hardik Feli lagi.

"CEPET GANTI RUGI GEMBEL!" bentak Feli pada Gisa.

Gisa tersentak karena bentakan dari cewek itu, kaki dan tangannya mulai bergetar, ia ketakutan. Bagaimana ia bisa menganti rugi sedangkan ia tidak punya uang sama sekali.

"Cepet lo ganti rugi! Main tabrak-tabrak mobil orang aja lo! Makanya liat-liat dong pakai mata! Punya mata nggak lo?!" Itu suara Chellsy----temannya Feli juga. Cewek itu memiliki lesung pipi.

"Sa-saya janji akan ganti rugi, tapi tidak sekarang karena saya tidak punya uang," kata Gisa dengan merapatkan kedua tangannya pada Feli, berharap cewek itu mau kasian padanya.

Ketiga cewek itu sontak tertawa kencang dengan ucapan Gisa barusan. "Makanya kalau miskin gakusah main tabrak-tabrak mobil orang bego!" geram
Feli. Cewek itu mendekati Gisa dan memutari tubuh Gisa, sedangkan kedua temannya bersedekap dada di dekat mereka.

"Lo tau itu mobil apa? Mobil mahal, mobil orang kaya, dan lo udah lecetin mobil gue. Mau ganti rugi berapa lo cewek miskin? Gue nggak yakin si lo bisa ganti rugi, nyari uang 100 ribu aja pasti kesusahan eh nggak usah 100 ribu deh 10 ribu aja pasti masih kesusahan," ujar Feli mengejek.

"Saya memang bukan orang kaya, tapi saya janji akan menganti rugi, tapi tidak sekarang," jawab Gisa dengan lembut. Mata gadis itu sudah berkaca-kaca.

Plak!

Tanpa disangka Feli menampar sebelah pipi Gisa membuat gadis itu tertoleh ke samping. Gisa memegangi pipinya yang terasa perih dan nyeri.

"Tampar terus Fel biar tau rasa orang miskin kayak dia," ujar Naomi memberi semangat pada temannya.

Sedangkan Chellsy terdiam sembari bersedekah dada.

Sorot mata Naomi melihat ke arah ranjang cokelat yang di dalamnya ada banyak kue-kue. Ide jahat pun muncul di otaknya.

"Chel," ucap Naomi pada Chellsy.

"Apa?"

"Kita injek-injek tuh kue punya si miskin." Naomi menunjuk ranjang cokelat yang terpajang di depan sepeda milik Gisa.

Chellsy menjentikkan jarinya. "Ide bagus." Lalu mereka berdua mengambil ranjang cokelat tersebut.

Mereka mengeluarkan semua kue itu ke aspal dan menginjak-injaknya hingga kue itu menjadi tak berbentuk lagi.

Gisa yang melihat itu lantas melotot, ia pun berlari dan berjongkok untuk mengambil kue itu yang tak berbentuk lagi. "Tolong jangan diinjak-injak kuenya," ucap Gisa dengan meluruhkan air matanya.

Mereka bertiga tertawa kencang.
"Mampus lo cewek miskin!" Feli mengejek seraya bersedekap dada.

Gisa mengambil kue yang sudah diinjak-injak oleh mereka, mereka tidak punya hati sama sekali. Gisa meluruhkan air matanya karena daganganya belum terjual sama sekali  dan kuenya sudah tidak layak untuk dijual lagi karena ketiga cewek itu sudah menginjak-injak kue tersebut. Bagaimana Gisa harus memberi tahu ke pemilik aslinya kalau hari ini ia tidak mendapatkan uang sama sekali karena kuenya sudah hancur.

Saat itu juga Feli menginjak punggung Gisa membuat tubuh Gisa terjatuh. "Cewek miskin nggak ada otak!"

Gisa meringis pelan saat punggungnya diinjak oleh cewek itu, betapa sakitnya tubuh Gisa saat ini tetapi ia mencoba menahan rasa sakitnya.

"Kasian banget jualan kue, emang orang miskin si!"

"Bajunya aja dekil gini, iww kamseupay."

Mereka bertiga terus mencaci maki Gisa. Walaupun pun begitu, Gisa tidak melawan sama sekali karena kalau melawan pun ia tidak akan bisa.

Plak!"

Satu tamparan melayang kembali di pipi kiri Gisa yang berasal dari tangan Feli. Gisa kembali merasakan perih dan nyeri di pipinya, tubuhnya pun benar-benar sakit seperti diremuk-remuk.

"Woy apa-apaan lo bangsat!"



Nagisa Gloria


Galen Eltair Saskara



Follow the author's Instagram @an.nuraa🩰🎀🌷

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 181K 56
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Bagaimana jika putra dari seorang jenderal TNI-AD yang merupakan berandalan pesantren kembali ke Jakarta? Ini adalah k...
496 246 16
Ayyara Zivanna arkanaya, panggil saja Ayyara. Ia terjebak dalam dua hati yang sama sama bisa ia miliki ,ia bingung, ia harus memilih salah satu dari...
565 74 18
JUDUL AWAL :DRAGON FIRE MAKASIH🙏 sebuah geng motor besar yang bernama *VICTORY* YA geng motor yang berarti kemenangan bukan hanya arti kenyataanny...
295 62 12
Ada seorang siswa cowo yang dari kecil di tinggal oleh kedua orang tua nya. Mereka bilang, kalau mereka hanya kerja jauh dan tidak bisa pulang cepat...