Darya Dewantara (On Going)

By Lorara_xlx

2.8K 1.1K 1.2K

FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA! ! "Segemerlap nya malam jika itu bersama abang, Darya tidak akan pern... More

𝙋𝙍𝙊𝙇𝙊𝙂&𝙋𝙀𝙍𝙆𝙀𝙉𝘼𝙇𝘼𝙉 𝙎𝙄𝙉𝙂𝙆𝘼𝙏
0.1 𝙉𝙄𝙇𝘼𝙄 𝙆𝙐𝙍𝘼𝙉𝙂 𝙎𝙀𝙈𝙋𝙐𝙍𝙉𝘼.
0.2.𝙈𝘼𝙆𝘼𝙉 𝘽𝙀𝙍𝙎𝘼𝙈𝘼 𝘽𝘼𝙉𝙂 𝘿𝘼𝙉𝙐
0.3 𝙃𝘼𝙍𝙄 𝙔𝘼𝙉𝙂 𝙈𝙀𝙇𝙀𝙇𝘼𝙃𝙆𝘼𝙉
0.5 𝙍𝙐𝙈𝘼𝙃 𝘽𝙐 𝙏𝙊𝙍𝘼?
0.6 𝙍𝙐𝙈𝘼𝙃 𝘽𝙐 𝙏𝙊𝙍𝘼 2 ?
0.7 𝙃𝙐𝙆𝙐𝙈𝘼𝙉.
0.8 𝙋𝙀𝙍𝙄𝙃𝘼𝙇 𝙆𝙀𝙇𝙊𝙈𝙋𝙊𝙆.

0.4 𝙆𝙊𝙏𝘼𝙆 𝘽𝙀𝙆𝘼𝙇

190 84 89
By Lorara_xlx

                                Hai haii!!
           Kembali lagi dengan cerita raa,
   Sebelum membaca di persilahkan dulu
    Untuk vote and komen nya ya, semoga         chapter ini memuaskan dan ngefael,       
                    Sekian Terima gaji.

                    •°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

0.4 𝙆𝙊𝙏𝘼𝙆 𝘽𝙀𝙆𝘼𝙇.

                    |••𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈••|

Keadaan meja makan begitu hening tak bersuara,hanya petikan jarum yang terdengar memecahkan kesunyian di meja makan, ditambah suara gemuruh nya hujan deras yang mengalun indah di telinga.

"Ahh..., sudahlah lebih baik kau sekarang tidur, bapak juga akan kembali ke kamar." Ucap bapak lirih hampir tak terdengar karna deras nya suara hujan yang mengguyur permukiman.

"Pak apa Darya salah menanyakan hal itu kepada abang?"tanya Darya terus memainkan kuku jari nya.

Mendengar perkataan sang anak seketika membuat bapak menghela nafas panjang ,"Lupakan lah, lebih baik istirahat kan dirimu Darya" jawab nya lalu beranjak pergi dari sana,meninggalkan Darya seorang diri yang masih berkecamuk dengan isi pikiran nya.

Anak itu tersenyum miris, membuang nafas kasar,tanpa diminta setetes air mata berhasil lolos mengalir indah di pipi pucat nya.

"Kenapa kau menangis Darya?padahal dirimu sendiri yang salah" ujar nya kepada diri sendiri dengan suara lemah.

"Darya harus meminta maaf kepada abang sekarang" ujar nya lagi, dengan kepala mengangguk yakin,perlahan ia mulai beranjak dari duduk nya merajut langkah ke arah kamar.

Kaki nya mendadak kaku ketika hendak melangkah ke dalam kamar, ada rasa bersalah menyerang hati nya,karena telah menganggu pikiran sang kakak dengan bertanya hal bodoh seperti tadi.

Setelah mengumpulkan keberanian, perlahan Darya melangkah kan kaki nya memasuki kamar, terlihat di sudut kamar Danu sedang sibuk dengan berbagai lembaran kertas di depan nya.

"Ba-bang" Panggil Darya lembut, dengan kepala yang ditundukkan dalam.

Tak ada sahutan terdengar dari sang kakak,membuat Darya menghembuskan nafas panjang. "Darya minta maaf"Lanjut nya lagi.

"Hmm..." hanya terdengar deheman dari Danu,seketika membuat kepala bocah itu langsung mendongak, menatap ke arah sang kakak dengan binar.

"Abang maafin Darya? " tanya Darya kegirangan.

"Iya" jawab nya singkat, berhasil membuat Darya bahagia bukan main, dengan senyum lebar bocah itu beralih memeluk sang kakak dengan begitu erat.

"Terimakasih bang, Darya janji tidak akan bertanya seperti itu lagi hihi" ujar nya diiringi kekehan kecil di ujung kalimat.

°•°•°•°•°•°•°•°•°

Setelah acara pertengkaran kecil kedua kakak beradik itu, kini terlihat Darya sedang melihat lurus langit-langit kamar nya yang berwarna biru, entahlah rasa nya belum mengantuk saja padahal sekarang hari sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

Perlahan Darya menoleh ke samping mendapati wajah sang kakak yang sedang tertidur pulas,sungguh rasa nya begitu damai melihat wajah kakak nya itu.

"Abang" Gumam nya pelan,tak di sangka perlahan kedua sudut bibirnya terangkat menjadi sebuah senyuman yang begitu tipis.

Tangan mungil nya perlahan terangkat mengelus lembut Surai hitam sang kakak dengan begitu sayang.

"Hari ini abang pasti lelah ya?maaf...,Darya sudah buat abang marah tadi." Ujar nya dengan begitu pelan,dengan tangan yang masih mengusap lembut helaian rambut sang kakak.

"Darya hanya ingin tau bang...,kata bapak masakan ibu itu sangat enak,Dar-Darya hanya ingin tau kok tidak lebih"

Bocah Itu menarik nafas panjang,lalu menghembus kan nya secara perlahan, menatap lekat wajah sang kakak dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.

"Abang tau? Darya itu sangat sayang kepada Abang, tetapi abang selalu saja marah-marah"
Ucap Darya ditambah kekehan samar terdengar di ujung Kalimat nya.

"Darya harus apa biar abang tidak marah terus."Gumam nya memainkan ujung rambut sang kakak.

Darya beralih menatap gelang yang terpasang cantik di pergelangan tangan nya, yang terlihat sangat mungil itu."Ibu tau tidak, alasan abang selalu kesal melihat Darya?." Tanya nya,dengan kedua manik mata yang terus menatap gelang yang sedikit lusuh itu terpasang di tangan nya.

"Abang..., Darya ingin sekali melihat Abang seperti kakak pada umumnya, Darya kadang iri kepada teman Darya yang di sayang sama kakak nya ." Ucap nya dengan suara melemah.

Setelah mengucapkan kalimat itu,Darya beralih duduk dengan sandaran bantal di belakang kepala nya, menatap gelang yang berada di tangan nya,entah apa yang bocah itu pikiran sekarang.

"Tapi tidak apa kok Bu,kasih sayang Abang sudah lebih dari cukup untuk Darya,ibu tau?tadi siang Abang ke kelas Darya, dan kita memakan bekal buatan bapak saat jam istirahat tadi loh." ucap nya riang, dengan sudut bibir terangkat tinggi, mengingat momen di sekolah tadi.

Darya selalu bercerita tentang kehidupan sehari-hari nya kepada gelang tersebut,karena gelang itu adalah peninggalan sang ibu kepada nya kata bapak,tentu saja Darya menjaga nya dengan sangat baik.

"HAH YA AMPUN." Pekik nya sangat deras dengan kedua mata yang membulat lucu.

Tersadar dengan apa yang ia lakukan barusan,Darya menoleh ke arah sang kakak,Darya menghembus kan nafas lega untung saja Danu tidak terbangun dari tidur nya, karena teriakan nya yang sangat nyaring menusuk Indra pendengaran itu.

"Bagaimana aku bisa lupa,hufftt..." Ucap nya sambil menggaruk tengkuk yang tidak terasa gatal.

Perlahan Darya melompat dari ranjang nya dengan sangat hati-hati, kedua manik mata nya mengedar mencari objek yang saat ini dia cari.

"Ahhh itu dia."Pekik nya senang.

Setelah menemukan tas sekolah nya, Darya bergegas membuka dan mencari suatu barang yang ia simpan di tas sekolah nya tadi.

"Hehe untung Darya tidak lupa." Ucap nya riang setelah menemukan kotak bekal di dalam tas sekolah nya.

Yaa!!!, yang Darya cari adalah kotak bekal nya yang ia bawa di sekolah tadi, bagaimana ia bisa lupa kalau di sekolah ia berkata akan mengabadikan momen langka yaitu makan bersama kakak nya,walau hanya yang di abadikan hanya kotak bekal saja tetapi itu akan menjadi kenangan yang terindah yang akan Darya ingat.

"Sekarang yang diperlukan hanya ponsel,hmm...apa Darya ambil ponsel bapak?terus nanti di kembalikan lagi?" Gumam bocah itu sendiri, sambil mengusap-usap dagu nya.

"YAAA... keliatannya itu ide yang bagus Darya, kau memang anak yang pintar hihihi." Ucap Darya dengan terkikik geli di ujung Kalimat nya.

Perlahan dengan sangat teletan Darya melangkah menuju kamar bapak,sebaik mungkin ia berusaha agar tidak menimbulkan suara yang akan bisa membangun Abang dan ayah nya itu.

KREKKK.

Darya langsung menutup mulut kecil nya dengan sangat panik, bagaimana bisa pintu kamar bapak ini bersuara sangat keras tidak sama seperti pintu kamar nya dan sang kakak,sangat menyebalkan bukan?.

"Ahh,ini dia."Ujar nya dengan senyuman yang mengembang.

Setelah mendapatkan ponsel bapak Darya segera pergi ke kamar nya lagi. Bocah itu terlihat sedang mengontak antik ponsel yang berada di tangan nya,sungguh ia belum pernah menggunakan benda seperti ini walau sudah sering melihat nya.

"Mana ya kamera nya,Darya bingung sekali," Ujar nya sambil menggaruk kepala belakang nya.

Beberapa menit ia masih berkutat dengan ponsel tersebut, sampai dimana menemukan tombol kamera di layar ponsel tersebut.

"WOAH...bagus sekali hasil nya hihi." Ucap nya setelah mengambil beberapa foto dari kotak bekal nya yang berwarna biru muda itu.

"Sekarang sudah selesai." Dengan semangat, Darya kembali meletak kan ponsel bapak ke dalam kamar nya,dengan hati yang sangat senang Darya membaringkan badan mungil nya di atas ranjang yang menurutnya sangat nyaman itu

Terlihat hari sudah menunjukkan pukul dua belas malam, Darya segera mengambil selimut nya yang bergambar Doraemon itu, untung nya besok adalah hari Minggu jadi tidak repot-repot bangun pagi hari.

"Selamat malam bang Danu."Ucap Darya sambil mengecup singkat pipi sang kakak.

Ia mulai merebahkan tubuhnya di samping Danu, perlahan kedua kelopak mata nya tertutup seakan menikmati iringan hujan deras yang mengguyur permukiman desa tersebut.

_______________________________________________

°°°°°°°°°

YO!! YO!!, VOTMEN NYA SENG KU ♡
Vote and komen itu semangat nya
Para author seng ,kalian udah votmen aja
Aku udah semangat lagi buat nulis, jadi tinggalkan jejak kalian dengan cara vote and komen nya yaaww !!
Btw maaf chap ini pendek dulu ya hhe...

GJ banget ga sih seng? Semoga chapter ini memuaskan ya,kalau ada typo tolong di tandai okey?

pesan buat Darya ⭐:
Pesan buat Danu 🌙 :

Next gak nii??

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 128K 61
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.9M 279K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
3.9M 308K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
390K 48.1K 33
Cashel, pemuda manis yang tengah duduk di bangku kelas tiga SMA itu seringkali di sebut sebagai jenius gila. dengan ingatan fotografis dan IQ di atas...