Lentera Hati

By Alfia_ramadhan11

488K 60K 63.4K

Lentera Hati - Series keempat Lentera Universe Romansa - Spiritual - Militer "Dejavu paling berat adalah bert... More

01. Keramaian yang Asing
02. Prajurit Udara
03. Tentang Perempuan dan Kemuliaannya
4. Calon Suami?
05. Perihal Keseriusan
06. Dia Cuek Karena Paham Agama
07. Pesona Laki-laki Jawa
08. Lamaran Dadakan?
09. Air Show
10. Memadamkan untuk Menghidupkan
11. Orang Lama atau Orang baru?
12. Drama Selebgram
13. Diambang Kebingungan
14. Anak Perempuan yang Beruntung
15. Melaporkan Kasus
16. Kehilangan Restu

PROLOG

79K 4.7K 3.8K
By Alfia_ramadhan11

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamualaikum, welcome back to Lentera Universe series terakhir. Huhuu... sebenarnya sedih karena setelah ini Lentera Universe selesai. Tapi nggak papa, kalian masih bisa menikmati cerita terakhir di El-Zein Family ini alias cerita si bungsu Zana🩵🦋

Coba absen dulu, kalian dari kota mana?

Tau cerita ini dari mana?

Siap membaca kisah di Lentera Hati ini?

Tim baca dari urutan Lentera Jelita — Lentera Senja — Lentera Takdir — atau langsung Lentera Hati? (Sebaiknya baca dulu sesuai urutan ya)

Sebelum baca, tonton video trailernya dulu👇🏻

Gimana trailernya?

*****

"Laut, aku ikhlas calon suamiku abadi dalam dekapanmu. Aku ikhlas jika kau mengambil nyawanya. Tapi laut, jika ada keajaiban, tolong kembalikan jasadnya pada kami. Setidaknya kami bisa melihatnya untuk yang terakhir kali."

— Arsyila Farzana —
Lentera Hati

*****

Bayangan momen dua pekan lalu masih terekam jelas dalam ingatan Zana. Suasana ruang tamu yang hangat, lelaki berpakaian batik, kotak cincin berwarna merah, setiap untaian kata yang keluar dari lisan lelaki itu, Zana masih mengingatnya. Saat dengan lantang dan yakinnya, lelaki itu meminta izin untuk melamarnya pada sang ayah.

"Tujuan kedatangan saya kemari, saya ingin meminang putri bungsu Komandan Athar, Arsyila Farzana Ghaziullah El-Zein."

"Saya memang bukan laki-laki yang sempurna dalam segala hal. Tapi saya berjanji, akan menjaga, memuliakan, dan membimbing Zana sekaligus mengajaknya meniti jalan bersama menuju Jannah-Nya."

"Apakah Zana bersedia menjadi pendamping hidup, penyempurna agama, dan perhiasan dunia bagi saya, Danial Ghafi Prawira?"

Lalu saat itu Zana mengangguk, atas petunjuk yang dia dapatkan dari istikharah panjangnya, tanda menerima pinangan laki-laki bernama Ghafi itu. "Saya bersedia dan menerima pinangan Anda, Letda Ghafi."

Suasana bahagia dan lega terpampang nyata saat itu. Ayah dan bunda tersenyum saat yang didamba akhirnya datang menepati janji dari belasan tahun yang lalu.

Namun kini sosok calon menantu idaman ayah dan bunda itu sudah tiada. Dia hilang dalam sekejap mata, digulung ombak, lalu di dekap erat oleh lautan. Lautan terlalu menyayanginya, hingga dekapannya sangat erat, tak mengizinkan dia kembali, walaupun hanya jasadnya.

"Hari ini, hari Senin tanggal 15 Januari 2024, pada pukul 16.45 WIB, operasi pencarian dan pertolongan pada kecelakaan helikopter TNI AD di perairan Yogyakarta dengan 4 korban gugur ditemukan dan 1 korban belum ditemukan juga dinyatakan telah gugur, secara resmi ditutup."

"Semoga prajurit kebanggaan kita, Letnan Dua  Danial Ghafi Prawira yang gugur dalam tragedi ini ditempatkan di sisi terbaik-Nya."

Siapa sangka, pamit Letda Ghafi yang hanya dua hari untuk menemani Komandan Batalyonnya kunjungan kerja ke Yogyakarta ternyata adalah pamit untuk selamanya.

"Ayo, Nak, sebentar lagi tabur bunganya dimulai. Kita naik ke kapal ya, yang lain sudah menunggu."

"Iya, Bunda," balas Zana mengangguk. Bersama sang bunda, ia mulai berjalan menuju kapal yang akan mengarung sampai ke tengah laut.

Sesama di tengah laut, kapal mengarung sangat pelan, memberi kesempatan pada orang-orang yang ditinggalkan Letda Ghafi untuk menabur bunga.

"Laut, aku ikhlas calon suamiku abadi dalam dekapanmu. Aku ikhlas jika kau mengambil nyawanya. Insyaallah dia meninggal dengan keadaan syahid karena tenggelam dalam keindahan lautmu. Tapi laut, jika ada keajaiban, tolong kembalikan jasadnya pada kami. Setidaknya kami bisa melihatnya untuk yang terakhir kali," lirih Zana bersamaan dengan tangannya yang bergetar menabur bunga ke lautan.

"Maafkan Ghafi yang tidak bisa menepati janjinya untuk menikahimu ya, Nak," seorang perempuan paruh baya mengusap-usap lengan Zana.

"Letda Ghafi mungkin mengingkari janjinya, tapi dia tidak salah, Tante," balasnya berusaha tersenyum.

Lautan yang terlihat indah di hadapannya itu, telah merenggut nyawa calon suaminya.

Lautan yang tampak tenang itu, telah memisahkan seorang putra dari kedua orang tuanya.

Sejak kejadian itu, Zana tak membenci laut sepenuhnya. Tapi tidak bisa dipungkiri, ia cukup takut jika berlama-lama memandangi laut. Walaupun begitu, sesekali Zana berkunjung untuk sekedar duduk di tepiannya. Ia mencoba berdamai dengan takdir. Ia berharap ini adalah terakhir kalinya laut mengambil seseorang dari dalam hidupnya. 

Letda Ghafi memang belum menjadi miliknya, tapi laki-laki itu berhasil mengetuk pintu hatinya untuk yang pertama kali, karena keberanian dan kesungguhannya menemui sang ayah. Dia adalah laki-laki yang memenuhi standar ayah dan saudara laki-lakinya.

"Laut, rupanya kau memang sangat menyayangi Letda Ghafi hingga dekapanmu tak mengizinkan dia kembali," lirih Zana diiringi backsound deburan ombak yang mengalun pelan. "Letda Ghafi... Bantu saya untuk mengikhlaskanmu yang sudah didekap erat laut. Saya bersyukur diberi kesempatan mengenal laki-laki sebaik anda. Terima kasih sudah pernah memperjuangkan saya walaupun akhirnya kita tidak pernah bisa bersama."

"Laut, titip Letda Ghafi, ya."

Zana memutuskan untuk kembali setelah beberapa menit duduk di tepian laut. Saat hendak beranjak, ia merasa ada seseorang yang memperhatikannya dari belakang. Ia lantas menghentikan langkahnya dan menoleh.

Betapa terkejutnya saat Zana melihat seorang laki-laki berpakaian serba hitam yang berdiri di belakang sana. Laki-laki itu seperti tak asing.

"L—Letda Ghafi?" dia sangat mirip dengan laki-laki yang diyakini sudah tiada itu.

Sepersekian detik kemudian Zana menggeleng, ia menepuk-nepuk pipinya mengira jika ini adalah mimpi. Mungkin karena masih dalam suasana duka, apalagi jasad Letda Ghafi belum ditemukan, jadi ia terus terbayang pada sosoknya.

"ZANA, KAMU DI MANA, DEK?" teriakan seseorang memanggil membuyarkan Zana.

"Ya Allah, ini pasti mimpi," Zana terus menggeleng sambil berbalik arah dan menjauh dari tempat itu.

"Ghaf, kenapa kamu menitipkan bidadari seperti dia padaku? Apa aku yang tidak sempurna dalam segala hal ini, pantas memperjuangkan dia yang begitu sempurna?" lirih seorang laki-laki.

_______________________________




Gimana prolognya?

Siapa penasaran part selanjutnya?

Kira-kira yang Zana liat itu siapa?

Lentera Hati ada versi AU — Alternate Universe di ig ya. Cek di sini👇🏻

_______

Spam 🦋🩵

Spam Next

Spam Lentera Hati

2k vote komen

Continue Reading

You'll Also Like

4.5M 575K 51
Bab masih lengkap‼️SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA SELURUH INDONESIA‼️ πŸ“ŒSpin off "The Hidden". Disarankan baca TH dan LP dulu biar nyambung ka...
790 81 4
Genderband! Jadi gak ada unsur bl atau gl. Saya gak pandai buat deskripsi jadi baca aja. Typo bertebaran dimana-mana. Maaf kalau ceritanya gak nyambu...
3.9K 2.1K 17
-Cerita ini murni hasil karya sendiri dan pemikiran sendiri ⚠️ - Belum di revisi⚠️ - Typo masih banyak bertebaran di mana-mana.⚠️ β€’ β€’ β€’ β€’ β€’ "Aku udah...
2.4K 287 28
Senja itu cantik dengan semburat jingga, apalagi ketika kepergiannya yang di temani seseorang yang memiliki trauma. "apa bisa kepergianku seindah itu...