Secret Key

CahayaBohlam

48.7K 3.1K 114

Kalung mereka memang terhubung antara satu dan lainnya. Kalung pemberian seorang nenek tua saat awal awal mer... Еще

Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua puluh tiga
Dua puluh empat
Dua puluh lima
Dua puluh enam
Dua puluh tujuh
Dua puluh delapan
Tiga puluh
Tiga puluh satu
Tiga puluh dua
Tiga puluh tiga
Tiga puluh empat
Tiga puluh lima
Tiga puluh enam
Tiga puluh tujuh
Tiga puluh delapan
Tiga puluh sembilan
Empat puluh
Empat puluh satu
Empat puluh dua
Empat puluh tiga
Empat puluh empat
Empat puluh lima
Empat puluh enam
Empat puluh tujuh
Enam puluh delapan
Empat puluh sembilan

Dua puluh sembilan

791 57 3
CahayaBohlam


🔑

Keyla membuang napasnya pelan. Ia meregangkan ototnya yang terasa pegal terutama pada bagian tangan. Entah sudah berapa lama ia tertidur di perpustakaan. Ia mengedarkan pandangannya pada seluruh perpustakaan yang sepi dan senyap. Hanya ada dirinya dan penjaga perpustakaan yang sedang sibuk dengan laptopnya.

Keyla mengucek kedua matanya mencoba melihat lebih jelas jam dinding di sebelahnya. Kedua bola matanya melotot, jam dua siang? Berarti acara ulang tahun sekolah sudah selesai. Tunggu dulu, Keyla pergi ke perpustakaan sekitar jam setengah sebelas dan sekarang jam dua siang. Keyla menggelengkan kepalanya, kebo sekali dirinya.

“Bu, acara ulang tahun sekolah sudah selesai?” tanya Keyla menyilangkan kedua tangannya diatas meja tinggi sembari berusaha mengecek luar perpustakaan.

Bu Anes yang hari ini bertugas menjadi pertigaan perpustakaan pun terkejut. Ia kira sudah tidak ada murid di perpustakaan. “Keyla, kamu dari tadi disini?” tanya Bu Anes.

Keyla menyengir tidak enak, apa ia akan dimarahi? Pikirnya menebak nebak. “Iya Bu, sebenarnya saya ingin baca baca buku tapi malah ketiduran, maaf Bu.” tutur Keyla, ia meringis tidak enak karena sedikit berbohong.

Bu Anes hanya tertawa kecil. “Kamu ini ada ada aja yang lainnya pada seneng seneng kamu malah mau baca buku.” Bu Anes tidak habis pikir dengan muridnya ini.

“Jadi acaranya sudah selesai Bu?” tanya Keyla kembali, ia ragu apakah acara sudah selesai atau belum karena saat ia mencoba melihat diluar perpustakaan ada beberapa murid yang masih berkeliaran.

“Sudah Keyla sejak setengah dua.” jawab Bu Anes, ia kembali fokus pada laptop dihadapannya.

Keyla merogoh sakunya mengeluarkan handphone miliknya. Ia kemudian langsung membuka aplikasi whatsapp dan benar ada pesan dari Vanda, Jessica dan Samudera. Samudera? Tumben sekali kekasihnya mengirimkannya pesan. Entah mengapa Keyla merasa sangat penasaran dengan dua pesan yang Samudera kirim padanya. Dengan gerakan cepat ia langsung membuka room chat yang dulunya kosong tersebut.

Samudera
Jangan pulang dulu, mampir ke aula
Aku tunggu kamu, kamu dimana?

Anda
Aku otw sekarang

Setelah mengetik balasan untuk Samudera, Keyla membalikan badannya untuk berpamitan dengan Bu anes. “Bu, saya pamit dahulu. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.” Keyla bersalaman dengan Bu Anes, setelahnya ia langsung ngacir keluar perpustakaan.

“Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, hati hati pulangnya Keyla.” balas Bu Anes, menggelengkan kepalanya saat Keyla hampir terbentur pintu kaca.

“Yah... kenapa harus pake KTP, Bang? Gua kan masih 16 tahun belum 17.” ungkap Fajar lesu, wajahnya yang tadinya semangat luntur begitu saja.

“Mau gimana lagi, gua udah usul sama Pak Ageng tapi Pak Ageng katanya engga bisa buat ikut jadi gua bawa anak anak yang umurnya udah tujuh belasan.” jelas Raffa, pemuda dengan jas OSIS terselampir di tangan kanannya itu duduk di sebelah kursi Samudera. “Fajar engga bisa ikut berarti kurang satu.” imbuh Raffa kepada Samudera, pemuda tersebut sejak tadi sibuk dengan laptopnya.

“Sam ikut, lo engga ikut Ngel?” tanya Riko, kepada adik kelasnya yang dirumorkan dekat dengan Samudera.

“Umurnya harus tujuh belas sedangkan sekarang gua berumur enam belas tahun, jelasnya engga bisa ikut, Kak.” jawab Angel, gadis tersebut sedang sibuk menyapu lantai aula setelah di pakai untuk tamu undangan. “Emang harus banget umur tujuh belas tahun, Kak?” tanya Angel pada Raffa.

Raffa menganggukkan kepalanya. “Demi kebaikan, gua engga mau nanggung resiko.” balas Raffa, walaupun ia dan semua teman dari kelas dua belas sudah biasa mendaki gunung tapi biasanya selalu di temani oleh Pak Ageng sedangkan sekarang Pak Ageng tidak dapat ikut jadi Raffa tidak ingin ambil resiko.

“Kita engga jadi ke Gunung Sumbing jadinya ke Gunung Semeru?” tanya Andreas, pemuda dari anak bahasa yang ikut dalam ekstrakurikuler Sapala.

Raffa menganggukkan kepalanya mantap. “Iya, kita bakalan kesana besok dan gua sama Fadli mau ke penyewaan alat muncak nanti sepulang dari sini.” jelas Raffa, ia memiliki tanggung jawab yang besar karena sebagai ketua ekstrakurikuler Sapala SMA NEGERI SEMESTA RAYA.

“Nyewa alat muncaknya pake uang siapa?” tanya Dinda, gadis dari IPA tiga.

“Pake uang kas khusus kelas dua belas, gua lihat lihat cukup.” balas Fadli, mengeluarkan bukunya dari dalam tas lalu membuka lembaran hitungan kas dari kelas dua belas yang sekarang.

Saat Raffa akan membuka suaranya, pandangan matanya justru tertuju pada sosok gadis yang sedang kebingungan di depan aula. “Keyla! Sini lo.” teriak Raffa membuat beberapa murid yang sedang berdiskusi mengalihkan pandangannya menatap Keyla.

“Lo bisa kan ikut ke Gunung Semeru?” tanya Raffa setelah Keyla datang.

“Nah, gua setuju tuh. Gua kan beban jadi ada yang gantiin gua.” tutur Fajar terkekeh kecil, dibalas lemparan tisu bekas oleh Fadli.

“Beban aja bangga lo, dek.” sindir Fadli.

“Biarin beban, kalau engga ada dia sepanjang jalan bakalan anyep.” Dinda membela Fajar, Fadli hanya dapat membuang napasnya kasar saja ia tidak dapat berbuat apa apa jika Dinda sudah membela.

Dahi Keyla mengerut, ia kesini gara gara Samudera yang memintanya tapi mengapa ia justru ditawarkan pergi ke Gunung Semeru. Ia melirik ke arah Sam yang tampak sangat serius dengan laptop dihadapannya sampai sampai tidak peduli akan kehadiran dirinya.

Keyla membuang napasnya kecil. “Kenapa harus gua?” tanya Keyla, mendengar pertanyaan Keyla, Samudera langsung menghentikan jemarinya diatas keyboard.

“Lo harus ikut, Key. Masa dari awal lo engga mau ikut muncak, padahal view di sana so beutiful.” Dinda membujuk Keyla agar ikut degannya, dikarenakan Sapala didominasi anak laki laki hanya Dinda saja anak perempuan dari kelas dua belas yang selalu aktif sedangkan Keyla sangat jarang aktif.

“Buat kenang kenangan kita semua kelas dua belas, jadi lo harus ikut. Gua maksa.” imbuh Raffa tersenyum penuh harap.

Keyla menggaruk alisnya sendiri, bukannya ia tidak mau ikut tapi apakah Bundanya mengizinkan dirinya untuk ikut. Keyla juga jarang aktif ekstrakurikuler Sapala selama ini, apakah ia akan jadi beban? Keyla menggelengkan kepalanya pelan. Saat akan membuka suaranya notifikasi pesan membuat handphone bergetar. Ia merogoh sakunya, munculah notifikasi pesan dari Samudera.

Samudera
Aku udah bilang bunda katanya kamu boleh ikut
Nanti aku bantu kamu nyiapin barang barang buat dibawa kesana

Kedua bola mata Keyla melebar, tunggu... seingat dirinya ia tidak pernah memperkenalkan Bundanya pada Samudera. Samudera saja hanya bertemu satu kali saat penerimaan rapot kelas sebelas. Dari mana Sam tau? Dari mana juga Sam mendapatkan nomor bundanya?

Dulu memang saat kejadian kecelakaan Sam ikut bersamanya karena Keyla sudah memperkenalkan Sam sebagai sahabatnya. Tapi sekarang ia belum sama sekali memperkenalkan Sam pada Bundanya.

“Gua ikut,” ucap Keyla, sembari menyimpan handphonenya kedalam saku.

“Nah, gitu dong. Jadi, gua ada teman ceweknya.” Semangat Dinda memeluk Keyla saking bahagianya.

“Bisa kumpulin KTP kalian dulu, datanya mau diinput sekarang.” Samudera membuka suaranya sembari mengetuk dua kali meja dihadapannya agar KTP dikumpulkan di sana.

Mereka mendaftar melalui website Semeru, lebih awal mendaftar lebih baik agar tidak kehabisan kuota.

“Nanti gua kirim hasil diskusi hari ini ke grup whatsapp biar yang engga datang hari ini bisa tau apa yang didiskusikan. Ingat jangan lupa bawa surat dokternya. ”imbuh Samudera, sembari mengetikkan sesuatu di laptopnya.

Raffa menganggukkan kepalanya kembali. “Gua sama Fadli mau otw ke penyewaan alat muncak dulu.” pamit Raffa, mengambil tasnya, kunci motornya dan KTP yang berada diatas meja.

Mereka semua menganggukkan kepalanya.

🔑


TBC
Salam hangat dari AN 🤎🥧

Продолжить чтение

Вам также понравится

KaleZa Rin

Фэнтези

2.4M 206K 41
Kalisa sungguh tidak mengerti, seingatnya dia sedang merebahkan tubuhnya usai asam lambung menyerang. Namun ketika di pagi hari dia membuka mata, buk...
The antagonist's wife [END] Acha..luv

Подростковая литература

1.7M 77.8K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
33.8K 4.3K 26
Bagaimana jika orang yang kau anggap Protagonis ternyata adalah seorang Antagonis? Dan orang yang kau anggap Antagonis justru seorang Protagonis? Pad...
Maura's way of life✔️ jisoonie

Любовные романы

654K 8.5K 32
Novel 1 Jangan lupa tinggalin jejak Thankyou❤ ... Menceritakan tentang maura yang dijodohkan ayah nya dengan laki-laki bernama frans Maura membuat k...