Mobil putih milik Arnov berhenti di sebuah club malam, sedangkan si pemilik mobil menatap terkejut tempat yang mereka tuju.
Arnov tak sendiri Arland mengajaknya refreshing tapi tempat apa yang di pilih tempat hiburan malam.
Arland-pun bingung sendiri kenapa dari sekian banyak tempat dirinya malah berhenti disini.
"Lo berdosa banget bukannya referensing gue malah makin stress di sini"Arnov menatap tajam Arland.
Arland menggaruk tengkuknya yang tak gatal sebenarnya dirinya-pun bingung tempat refreshing kira kira yang cocok untuk manusia menyebalkan di sebelahnya ini.
Padahal niatnya baik untuk menghibur.
"gue gak maksud ngajak Lo ketempat itu. gue juga takut dosa, mana dosa gue udah banyak lagi bunuh orang, jadi mata mata, belum lagi bobol informasi perusahaan musuh, nipu di waktu mepet-"
Arnov rasanya ingin menyumpal mulut Arland bukankah dia yang mengajaknya untuk refreshing tapi bukannya referensing malah mendengar curhatan gila di sebelahnya.
"Iya gue tau dosa Lo banyak. dari pada disini nambah makanya perg-"
"Cari istri gitu"lanjut Arland pusing sendiri.
Di saat serius begini bagaimana bisa Arland menyarankan hal tak masuk di akal.
"Cari di mana malem? Yang ada perempuan rambut panjang baju putih duduk di atas pohon, Lo mau ?"dengus Arnov.
Arland merinding kenapa jadi membahas soal hantu di malam Jum'at.
"Ogah banget gue, lo aja kali" tapi tak ayal ia ingin menjaili Arnov "Miss Kun tolong di sebelah gue ada jomblo nih lagi cari istri!" Teriaknya di dalam mobil.
Arnov sontak melototkan matanya gila ni orang malah manggil hantu"lo aja kali nyari istri" Arnov ikut berteriak"Miss Kun tolong di sebelah gue ada orgil!" Balasnya teriak.
Kita tinggalkan mereka.
_
"Kenapa sayang?"Edgar menoleh tepat di lampu merah mobilnya berhenti.
Elmira menggeleng entah kenapa perasannya tak enak ia merasa khawatir atau bahkan takut.
Edgar mengusap surai istrinya"cape? bilang sayang atau mau istirahat di sana" tunjuk Edgar di sebuah kafe.
Mereka pulang larut malam Edgar takut istrinya mual di perjalanan.
Elmira menatap sebentar cafe yang di tunjuk suaminya ia hanya ingin cepat sampai Mansion.
"Gak, aku mau pulang cuman cape sayang"kepala Elmira menyender pada bahu Edgar.
Mendengar alasan istrinya Edgar menghelanafas lega.
Edgar mengecup Pucak kepala istrinya melanjukan kembali mobil di saat lampu sudah menyala hijau.
"Kalo cape bilang sayang , kita bisa pesen hotel untuk menginap"
Elmira memejamkan matanya sejenak "hmmm iya"
•••
Mario terus menunggu melirik jam pukul delapan malam.
Mario tak peduli dengan ancaman Edgar waktu itu yang terpenting ia bisa bertemu dengan Elmira hari ini.
Ia tak mau membuang waktu lagi sudah cukup selama ini dirinya menahan rasa.
Maid bergegas menghampiri sedari sore Mario datang dan menunggu. "tuan Mario, sabaiknya anda pulang terlebih dulu sudah larut malam"dengan raut wajah tak enak.
Maid melanjutkan perkataanya ketika Mario tak mengindahkan ucapannya.
Mario malah kembali duduk di kursi.
"Tuan?"
Mario menoleh" aku akan tetap menunggu kau bisa kembali"
"Tapi tuan ini sudah larut malam tak bai-"
Mario menghelanafas panjang dengan tangan mengepal menahan emosi" sebentar lagi hanya sebentar lagi beri aku waktu"
Maid mengganguk kaku tak ada pilihan" baik tuan hanya sebentar"
Tak lama seseorang yang di nanti datang terdengar suara deru mobil.
Mario seketika lansung berdiri dari duduknya menanti Elmira datang.
Sedangkan Elmira masuk dengan wajah tersenyum, Edgar pergi untuk membelikannya kue yang tak sengaja ia lihat tadi saat di perjalanan pulang.
Tadinya ia tak mau tapi setelah sampai di Mansion. dirinya jadi ingin merasakan kue itu dan beruntung Edgar menuruti keinginannya menyuruhnya istrihat terlebih dulu.
"Ra"
DEG
Senyumannya seketika menghilang ketika menyadari Mario berlari menghampirinya dengan mata memerah.
Sejenak Elmira tertegun wajah Mario terlihat banyak luka lebam.
Tanpa di duga Mario langsung memeluknya erat menangis bertumpu pada bahunya" Ra, sayang maafkan aku, maafkan aku. Aku salah mengenai Lilyana"perasaan Mario benar benar hancur saat ini ia hanya ingin menangis di pelukan Elmira atau Raranya.
Elmira tersadar mencoba melepas pelukan Mario" lepaskan aku Mario!" Mencoba memberontak.
Mario semakin mengeratkan pelukannya"jangan. ku mohon hiks aku takkan pernah melapasmu lagi sudah cukup, aku menyiksa rindu setiap malam semua karena tanggung jawabku pada Liliyana"
Elmira benar benar takut dengan posisi ini jika Edgar tau maka Mario bisa habis di tangan Edgar.
Ia tak mengerti apa yang terjadi di dalam novel semua tak sesuai. pernyataan Mario masih mencintai-nya membuatnya bingung.
"Lepaskan aku!"teriak Elmira tak mau mendengar lebih jauh lagi alasan Mario.
Mario masih tetap pada posisinya ia menggeleng" jangan lagi " Mario membenamkan wajahnya di bahu Elmira beralih menatap mata Elmira langsung.
"Ra, dengarkan aku sayang aku menikah dengan Lilyana karena suatu sebab bukan karena aku mencintai Lilyan-"
Elmira menolak menatap Mario terlihat jelas di mata itu keputus asaan, kesedihan, haru. semua ini tak di benarkan ia tak peduli jika Mario masih mencintai-nya sekarang kehidupannya hanya ada Edgar.
"Aku tak peduli. sekarang apapun alasanmu aku tak ingin mendengarnya Mario yang berlalu biarlah berlal-"
Mario benar benar merasakan sakit di hatinya lilyanana membohonginya dan sekarang Elmira menolak. ia tak terima Elmira bohong tidak semudah itu untuk melupakan apa yang sudah mereka lalui bersama" gak! Kamu bohong Ra. Tatap aku sayang." Mario tangganya memaksaa agar Elmira menoleh padanya sedangkan tangan satunya mencengkram pinggang ramping Elmira.
Elmira merasakan sakit di pinggangang-nya cengkraman Mario tak main main apa lagi Mari menarik wajah saat ini untuk menatapnya sungguh dirinya benar benar tak menyangka sifat Mario begitu kasar.
"S-sakit lepaskan aku! berhenti panggil aku sayang! Dan ingatlah batasanmu Mario" Elmira berani menatap Mario tajam.
Kepalanya terasa pusing bercampur mual.
_
Edgar perasannya tak enak ia menambah kecepatan mobilnya.
Edgar menunggu sedikit lama karena tempat yang ia datangi cukup ramai pembeli ia sendiri sempat mengantri.
Dan memotong antrian membuatnya terlibat masalah dengan ibu ibu cukup panjang hal yang membuat ya kesal.
"Sial!" Banyak pikiran negatif di otaknya saat ini.
•••
"Keluarkan aku dari sini!" Terik Liliyana di dalam gudang.
Dahinya penuh keringat Lilyana benar benar dalam keadaan kacau saat ini, terutama tataan rambutnya.
"Mario! Maafkan aku kumohon" jeritnya.
Lilyana menjerit takut saat seekor tikus besar menghampirinya "Aaaaaa ada tikus hikss tolong lepaskan aku!" jeritnya mencoba menghindar tapi apa daya ia tak bisa menghindar karena rantai di kakinya membuat pergerakkan-nya terbatas.
"Hiks hiks Aaaaaa hust sana!"mencoba berlari menjauh.
Tak lama sesuatu terbang menuju rambut-nya Liliyana tak menyadari ia masih menghindari tikus yang terus menghampirinya mau tak mau ia melepas hak tinggi yang tengah ia pakai melepas nya agar tikus itu pergi.
Dan berhasil usahanya tak sia sia meski pergelangan kakinya lecet oleh rantai.
"Hahhh hiks berhasil" air mata mengalir ia benar benar takut dengan tikus.
Belum sempat bernafas lega sesuatu mengejutkannya tepat di samping rambutnya.
"Kecoa!" Teriaknya.
°°°°°°°°°
Spam nexnya✓
Gimana chapter ini?
Telat jam up maaf sedikit sibuk kerjaan, buat chapter inipun day mepet waktu.
1,50 vote + spam nexnya 300 day up besok.
Votenya ❤️
See you next time 🖐️