The Bodyguard and His Lady

elvabari

5.1K 623 64

Ini akan menjadi cerita awal Ellana bertemu dengan Kalandra, si bodyguard yang pernah dia yakini akan berakhi... Еще

[00] Sang Nona dan Pengawalnya
[01] Kalandra, si Pengawal Baru
[02] Ellana, si Nona Keras Kepala
[04] Kalandra, si Bodyguard Pemberani
[05] Ellana, dan kemarahannya
[06] Kalandra, dan amukannya
[07] Ellana, dan ketidaksadarannya

[03] Ellana, dan usahanya melarikan diri

471 64 3
elvabari

The Bodyguard and His Lady•

"Sayang, maaf karena aku nggak bisa nepatin janji. Aku baru aja pulang dari kumpulan dan tiba-tiba mobil aku mogok. Jadi harus kubawa ke bengkel."

Bahu Ellana merosot lunglai mendengar ucapan Arsatya. Padahal dia sudah menunggu di tempat janji temu mereka, tetapi harapannya agar segera melihat lelaki itu datang, harapannya untuk menghabiskan waktu bersama lelaki itu hari ini, pupus begitu saja.

"Kamu nggak bisa tinggalin dulu terus nyusul ke sini?"

"Enggak bisa. Setelah dilihat-lihat memang banyak yang harus diperbaiki. Jadi perlu aku awasin. "

"Terus aku gimana? Aku—" Ellana memandang nanar meja makannya yang sudah diisi dua porsi masing-masing beef brisket bruschetta hingga black angus sirloin yang belum lama ini diantarkan. "Aku udah pesanin makanan buat kamu, tau!"

"Iya, maaf banget. Nanti aku ganti, ya. Aku pesanin taksi online buat kamu pulang, ya?"

"Nggak usah. Aku bisa pulang sendiri."

Ellana mematikan panggilan seketika dia menyelesaikan ucapannya. Merasa kesal lantaran Arsatya sudah menelantarkannya di sini padahal dia sudah berjuang untuk bisa sampai kemari seorang diri.

Oleh karenanya, Ellana tinggalkan begitu saja makanan-makanan itu tanpa pedulikan pandangan pelayan yang mengantar kepergiannya dengan bingung. Melangkah dengan kaki menghentak-hentak keluar dari restoran yang sudah dia cari dengan sepenuh hati.

Suasana hatinya semakin memburuk hanya dengan melihat sosok yang tidak diharapkannya muncul justru sudah menunggunya di pelataran. Padahal Ellana yakin sekali dirinya sudah berhasil melarikan diri dengan mulus, tetapi si bodyguard itu bahkan berhasil menemukan keberadaannya.

"Nona Ellana, Anda harus kembali ke kampus karena masih ada satu mata kuliah yang harus Nona selesaikan hari ini."

"Kamu kenapa ada di sini, sih?!"

"Nona sudah mengabaikan satu mata kuliah Nona yang sedang berlangsung sekarang. Jika Nona tidak kembali bersama saya, maka ini akan menjadi bahan evaluasi Nona dalam menghadap Tuan Rajendra nanti."

Ellana mendengkus sebal. Terusik, tentu saja. Apalagi melihat wajah datar Kalandra Mahesa yang tanpa ragu sama sekali dalam menatap lurus dirinya bahkan dengan mulusnya memberi gestur agar Ellana mengikuti pria itu.

"Kamu berani banget bawa-bawa nama papa aku buat ngancam aku."

"Saya hanya mengikuti amanat dari Tuan Rajendra untuk selalu bersama Nona. Jika Nona tidak ingin menghadap Tuan Rajendra karena hal ini, silahkan ikut saya kembali ke kampus Nona."

"Bodyguard sebelumnya bahkan nggak ada yang berani bawa-bawa nama papa aku sama sekali! Emangnya kamu dibayar berapa sih, sama Papa? Apa perlu aku bayar kamu supaya kamu diam dan berhenti ikutin aku?!"

"Nona bisa bicarakan perihal itu pada Tuan Rajendra. Sekarang, mohon masuk ke dalam mobil agar saya antar kembali ke kampus Nona."

Ellana merasa kehabisan kata melihat ketidakgentaran pria itu. Sebenarnya Ellana bisa saja memilih lari sebagaimana yang biasa dilakukannya untuk membuat para pengawalnya itu kewalahan. Tapi entah mengapa, pengawal yang satu ini seperti memiliki 1001 cara untuk membuatnya nyaris tak berkutik.

Atau mungkin karena perawakannya yang cukup menyeramkan bagi Ellana yang menjadi tampak menciut ini...?

"Kamu sadar nggak kalau kamu tuh nyebelin banget?"

"Itu merupakan hak Nona untuk memberi kesan apapun terhadap saya. Tetapi saya di sini berkewajiban atas tugas saya dalam menjaga Nona."

Ellana memalingkan wajahnya. Mulai muak dengan jawaban pria itu yang akan selalu sama dan tak terbantahkan. Meski demikian, Ellana tidak akan menyerah untuk membuat pria itu sungguh kewalahan dan memutuskan untuk berhenti mengejarnya!

"Nona Ellana."

Ellana tidak peduli dengan panggilan itu. Kaki-kakinya melangkah semakin cepat, bahkan berlari kala dirinya justru semakin menjauhi mobil sedan hitam yang sudah menunggunya. Di mana lantas terdengar derap cepat beserta sahutan di belakangnya sungguh mengejar.

Atas kenekatannya yang memanggil satu taksi sembari menyeberang jalanan cukup ramai, dering klakson timbul menyergap dari sisi berlawanan dan di waktu bersamaan, Ellana berhasil diselamatkan oleh tarikan kuat yang sekaligus menyentaknya mundur.

Sulit dipercaya bagi Ellana, bahwa Kalandra justru akan menyelamatkannya dari serudukan motor yang melaju cukup kencang.

Dan sudah seharusnya Ellana bersyukur bahwa dia tidak perlu terjatuh secara memalukan apalagi menyakitkan, sebab pria itu lebih sigap menangkapnya. Merangkul pinggang juga punggungnya sehingga kini dia bersembunyi di dekapan tak terduga yang kini tengah melindunginya dari umpatan si pengendara motor.

Bukan ini yang Ellana mau.

"Nona tidak apa-apa?"

Bukan begini yang Ellana rencanakan!

"Nona Ellana—"

Seketika Ellana mendorong keras pria itu. Oleh kepanikan atas momen tak terduga yang membuat wajahnya memerah padam begitu saja. Antara marah dan ... malu.

"Ka-kamu apa-apaan, sih?! Siapa yang nyuruh kamu pegang-pegang aku?!"

"Tidak seharusnya Nona menyeberang jalan secara sembarangan tanpa memerhatikan keselamatan Nona sendiri. Nona hampir berada dalam bahaya."

"Tapi nggak seharusnya kamu sentuh-sentuh aku! Kamu sengaja manfaatin kesempatan dalam kesempitan, kan buat sentuh aku?!"

"Saya hanya berusaha menyelamatkan Nona dari adanya kemungkinan Nona bisa terluka. Mohon maafkan saya jika perbuatan saya membuat Nona tidak nyaman."

Sekali lagi Ellana hampir kehabisan kata. Tangannya menunjuk Kalandra sedikit gemetar atas kebingungannya sendiri, dan hanya berakhir dengan seruan, "Pokoknya kamu nyebelin! Jauh-jauh dari aku!!"

Lalu berlari masuk kembali ke pelataran restoran, menuju mobil yang sigap dibukakan kuncinya oleh Kalandra dari jauh sehingga dia bisa cepat-cepat masuk lalu menutupnya dengan bantingan.

Tapi setidaknya si nona keras kepala itu tidak lagi melarikan diri.

***

"Kayaknya mau sekeras apapun lo mencoba kabur, dia bakal tetap bisa nemuin lo. Mungkin aja bodyguard lo yang sekarang ini jelmaan cenayang."

Ellana mencebik atas ucapan asal Tamara setelah sebelumnya menertawakan. Merupakan hal konyol setelah dirinya terpaksa duduk di dalam kelas mengingat kuliah dimulai sebentar lagi, lalu kini dia dikerubungi Tamara dan Riska yang nampak puas sekali mengejeknya.

"Berarti tadi nggak jadi kencan, dong?"

Ellana sudah berada di level kejenuhan tertingginya. Bertopang dagu membiarkan telinganya memanas oleh ocehan kedua temannya yang bagai tak ingin membiarkannya tenang.

"Mobil mogok tuh alasan aja nggak, sih? Padahal bisa ditinggalin gitu aja kalau dia emang niat mau kencan sama lo."

"Kan, gue bilang juga apa. Arsatya tuh emang kadang-kadang. Tapi karena si tuan putri ini lagi bucin jadi nggak kelihatan aja salahnya di mana."

"Kadang-kadang apa, sih? Salah apa? Emang kalian pernah lihat dia buat salah? Enggak, kan?" serobot Ellana semakin merasakan panas di kupingnya.

"Ya emang enggak. Tapi kan, gue udah pernah bilang kalau dia pernah bercandain lo di tongkrongannya. Menurut gue itu udah kelewatan, lho, El."

"Dari awal ngomongi begitu juga aku udah minta mana buktinya tapi kamu nggak pernah kasih unjuk. Dan aku udah bilang nggak ada bukti artinya nggak valid. Kalau mau ngarang mendingan yang masuk akal," sengit Ellana yang berhasil membuat Tamara mengatup mulutnya.

Ellana sudah cukup sabar mendengar kedua temannya mengolok-olok Arsatya. Ini bukan kali pertama kalau rumor tak baik mengenai Arsatya sampai ke telinga. Seakan-akan mereka ingin menghasut agar menjauhi lelaki yang jelas-jelas dia sukai dan berhasil didapatkan tanpa perlu repot-repot mengejar.

Tetapi Ellana lebih tahu seperti apa kekasihnya dibandingkan omongan tak berdasar orang-orang yang pasti hanya iri padanya. Hidup Ellana memang sangatlah mudah, pun dalam mendapatkan seseorang yang sudah dia idamkan. Jadi wajar saja jika mereka ingin menghalanginya berbahagia, bukan?

Seperti si bodyguard menyebalkan itu.

"Kalau dipikir-pikir, bodyguard lo yang ini gentle juga, ya? Waktu jemput lo kemarin, dia langsung minta maaf sambil ngasih amplop ke kita yang ternyata isinya uang. Seketika gue baper."

Entah sejak kapan Tamara dan Riska sudah beralih membicarakan orang itu. Apalagi wajah-wajah mereka yang sebelumnya penuh merisak kini berubah terkagum-kagum.

"Sogokan yang lumayan buat nggak ngejar si Tuan Putri yang terpaksa pulang sebelum jam dua belas. Kapan lagi nggak, sih, dikasih lima ratus secara cuma-cuma? Berasa habis dinafkahi," kikik Tamara yang malah cukup mengejutkan Ellana.

"Dia ngasih kalian uang?!" sembur Ellana membuat mereka berjengit.

"Sebagai bentuk kompensasi karena nggak bisa pulang bareng lo?"

"Dan kalian pikir itu hal yang gentle?"

"Yah, seenggaknya kan, dia bertanggung jawab atas tugasnya yang jemput lo dan memastikan teman-teman lo ini pulang tanpa tangan kosong."

Lagi dan lagi Ellana mendengkus tidak percaya dengan jawaban Tamara. Apa hanya sebatas itu jalan pikirannya dalam menganggap perbuatan tak sopan pria itu sebagai bentuk tanggung jawab?!

***

***

"Jika ada tempat yang ingin didatangi, biarkan saya yang antar Nona Ellana."

Menjadi satu dari banyaknya ucapan yang mengundang kekesalan Ellana untuk kesekian kalinya. Di hari yang seharusnya ditunggu-tunggu, seharusnya menjadi hal yang baik-baik saja, kebahagiaannya justru harus diredupkan oleh si bodyguard yang selalu berusaha menghalangi jalannya.

Bahkan sejak melihat Ellana turun dari lantai dua, pria itu sigap menghampiri dan langsung mengikutinya. Seakan-akan dia sengaja menunggu di tempatnya hanya demi memastikan apakah dia akan pergi.

"Aku pergi sama teman. Ada pacar aku juga. Jadi aku nggak sendirian!"

Sebenarnya Ellana berbohong. Dia hanya akan pergi bersama Arsatya sebagai bentuk tebusan akan kencan mereka yang sempat batal dan Ellana berencana agar tidak ada siapapun yang mengikuti.

Jadi dia pikir dengan menambahkan alasan lain akan membuka kelonggarannya untuk bisa pergi. Namun nyatanya....

"Saya akan tetap mengantar Nona. Mobilnya ada di sebelah sana."

Ellana lupa kalau bodyguard ini tidak akan melepaskannya begitu saja.

"Kamu tuh paham nggak, sih? Aku mau main! Sama teman-teman dan pacar aku yang artinya kamu tuh nggak diajak! Lagian mainnya nggak jauh, cuma di FX!" oke, yang ini Ellana berbohong lagi.

"Itu tetap tidak menjamin keselamatan Nona. Saya harus pastikan Nona tetap aman dan baik-baik saja. Jadi biarkan saya mengantar Nona, atau saya akan mengikuti Nona dari belakang."

Ellana nyaris kehabisan kata akan balasan lugas si bodyguard menyebalkan ini. Dia ini ngerti nggak, sih, kalau Ellana tuh nggak mau diikutin!

"Kamu jadi orang ribet banget! Urusan aku mau main ke mana dan sama siapa tuh kamu nggak usah ikut campur!"

"Tugas saya adalah menjaga Nona Ellana di manapun dan kapanpun. Sebagaimana dengan amanat Tuan Rajendra—"

"Itu terus yang jadi alasan kamu! Yang Papa lakuin itu cuma buat ngelarang aku lakuin apa yang aku mau! Bukan buat ngejagain aku!"

"Jika hal yang Nona inginkan justru membahayakan keselamatan Nona—"

"Aku cuma mau kayak teman-teman aku emangnya nggak boleh?!" seru Ellana mulai tidak tahan. Suasana hatinya terlanjur memburuk gara-gara pria di hadapannya ini. "Aku juga mau kayak mereka yang bisa apa-apa sendiri tanpa harus diawasin! Aku ini udah gede! Nggak seharusnya segala diikuti bodyguard apalagi orang kayak kamu! Jadi jangan ikutin aku! Minggir!!"

Ellana dengan amarahnya, menyenggol keras si bodyguard itu bermaksud menyingkirkannya dari jalan. Tetapi malah menjadi dirinya yang terpental akan betapa kuatnya tubuh menjulang itu untuk Ellana lawan sehingga harus mencari keseimbangan.

Namun Ellana kalah cepat.

Melihatnya yang nyaris terjatuh, Kalandra dengan sigap meraih lengan sekaligus merengkuh bahu kecil Ellana agar tidak tersungkur. Seharusnya Ellana tidak lupa bahwa pria ini tidak hanya memiliki tubuh tinggi menjulang tetapi juga keras layaknya batu yang tidak mungkin dia pindahkan menggunakan kekuatannya yang tak sebanding.

Dan Ellana seharusnya tidak perlu menanggung malu atas perbuatan konyolnya. Namun kekesalannya kembali tersulut sebab Kalandra menatapnya tepat di atasnya seakan-akan tengah mengejeknya—sebenarnya itu hanya asumsi Ellana saja—bisa-bisanya pria ini kembali menyentuhnya!

"Jangan pegang-pegang aku!"

"Nona hampir terjatuh."

"Ish! Jauh-jauh, sana! Pokoknya jangan ikutin aku! Atau aku sumpahin kamu jadi jelek!!"

Tentu Kalandra tidak akan mempan dengan jenis ancaman itu. Sebaliknya, Kalandra kembali mengejar sang nona untuk sekali lagi menghalangi jalannya.

"Nona perlu berhati-hati sekalipun sedang bersama orang yang Nona kenal. Tidak semua orang dapat diberikan kepercayaan Nona dengan mudahnya."

Ellana memejam sejenak sebelum kembali mendongak sekaligus mengangkat dagunya tinggi-tinggi, menatap pria itu penuh berani.

"Maksud kamu, aku nggak boleh percaya sama pacar aku sendiri?" kemudian Ellana mendengkus penuh remeh. "Kamu tau apa, sih? Kamu tuh cuma bodyguard, cuma ngawalin aku dan bukan ranah kamu buat sok tahu apalagi seenaknya menilai orang-orang terdekat aku!"

"Kalau begitu biarkan saya menjalankan tugas sebagai pengawal Nona. Karena sedekat apapun orang-orang yang mengenal Nona, saya di sini akan tetap ada untuk selalu menjaga Nona."

"Dan perlu kamu tau juga kalau sejak awal aku nggak mau ada orang kayak kamu! Kerjaan kamu lebih banyak nyusahin aku daripada nguntungin aku, kamu tau itu?! Jadi jangan lagi tunjukin muka kamu di depan aku kecuali aku memang mau!"

Begitulah cara Ellana berhasil melewati Kalandra, tanpa pria itu berniat untuk mencegahnya lagi.

Sebaliknya, Kalandra hanya mengantar kepergian Ellana di tempatnya berdiri, dengan sorot mata yang terlalu sulit untuk diartikan, hingga wujud sang nona menghilang dari balik gerbang utama rumah ini di kejauhan sana. Barulah Kalandra bertindak.

       

      

to be continued :)

       

Wekekek Ellana ini masih aja bebal. Apakah nunggu kepentok dulu baru bakalan sadar yah?

Sadar kalau si Kalandra Kalandra ini perlu ada di samping dia 😌 hehehe

Gimana sama episode kali ini? Masih mau lihat episode berikutnya kaaann? 🥹

Aku kasih sneak peek dulu kalau gituuu

See you again!

Elvabari❣️

December 28, 2023

Продолжить чтение

Вам также понравится

Housemate noenicha

Любовные романы

1.5M 136K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
Who Am I? Irys

Любовные романы

820K 77.7K 33
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...
LOVEHOLIC 𝖆𝖈𝖍𝖆★

Любовные романы

6.5M 336K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
My Badboy 21++ Hello12

Любовные романы

1.9M 9K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...