Assalamu'alaikum
Jangan lupa follow ig author:@wp.gulajawa
Gus Agam : agamganteng_12
Sebelum membaca awali dengan
Bismillahirrahmanirrahim
REVISI BAB 22
Warning : maaf alur / judul bab sedikit berbeda. Selamat menikmati
***
Selepas kejadian itu, Ziva menjadi murung karena sedikit kesal terhadap sang suami.
Kini dimeja makan, satu keluarga itu tengah melakukan makan bersama.
"Alhamdulillah, Ziva udahan makannya umi," ujar Ziva.
Keanehan yang dirasakan oleh umi Aisyah terhadap mantunya itu, karena biasanya porsi makan Ziva begitu banyak. Namun ini sedikit. " Loh Ziva, ga nambah lagi nak?"
" Enggak umi."
Setelah itu Ziva pun membereskan piring kotornya dan mencucinya. Selepas mencuci piring, Ziva berjalan pergi dari area dapur.
" Agam?" kode umi Aisyah.
" Gapapa umi, Agam cuma ledek sedikit aja kok," jawab Gus Agam.
" Jangan keterlaluan loh Gam. Inget, istri kamu masih dibawah umur loh," peringatan Kyai Akbar.
" Nggih abi, Agam tau," jawab Gus Agam lalu bangkit dan berjalan ke wastafel, untuk mencuci piring.
Setelah selesai mencuci piring dan tangannya. Gus Agam lekas izin untuk pergi ke kamar nya. "Abi, umii Agam keatas dulu ya."
" Iya Agam," jawab keduanya.
" Assalamu'alaikum. "
" Wa'alaikumsalam," jawab keduanya.
Gus Agam melangkah pergi dari area dapur, berjalan menaiki tangga untuk kekamarnya. Namun saat akan membuka pintu, ternyata Ziva lah yang pertama kali membuka pintu itu.
" Sudah mau berangkat hmm?" tanya Gus Agam.
" Hmm."
" Masih ngambek," kata Gus Agam seraya menghalangi jalan Ziva.
" Awas mau berangkat juga."
" Ga salim?" mendengar perkataan sang suami, Ziva pun meraih tangan sang suami lalu mengecupnya. "Dah," ketus Ziva.
" Ini belom di cup, " ujar Gus Agam menunjuk kedua pipinya.
"Males, " Ziva pun segera mendorong paksa Gus Agam. Namun hasilnya nol, Gus Agam tak bergerak sama sekali.
" Awassss!!" rengek Ziva.
" Iya. Udah jangan ngambek," tutur Gus Agam.
" Assalamu'alaikum. "
" Wa'alaikumsalam," jawab lembut Gus Agam.
Selepas mengucapkan salam, Ziva lekas pergi menjauh dari sang suami. Selepas berpamitan kepada sang suami dan mertuanya. Lekaslah Ziva pergi menunju ke Madrasah Aliyah.
Sepanjang lorong menuju kelas, Ziva dapat mendengar para santri tengah berbisik tentang wanita. Yang jelas Ziva tak mengetahui hal itu.
" Benerran. Si Rui balik?"
" Wah gilaa cuy. Akan kah ada perang dunia di sini!!"
" Denger-denger, dia bawa anak. Mana udah gede, kek nya itu anak yang diluar nikah."
Dan masih banyak lagi perbincangan remaja itu. Awalnya Ziva tidak peduli , dan asal lewat saja.
Namun baru beberapa kali melangkah, Ziva langsung menghentikan nya, ketika mendengar nama sang suami terseret juga.
" Kira-kira Gus Agam balik lagi ke masa lalunya tidak ya?"
" Kek nya iya deh, soalnya kan masa lalu selalu jadi pemenang," akui salah satu santriwati.
Ziva yang tak tahan lekas membalikan badan dan mendekati para santriwati.
"Assalamu'alaikum. Cuma mau ngingetin, dosa kalian banyak. Jangan nambah dosa dengan berghibah," ketus Ziva.
Selepas mengatakan hal tersebut. Ziva lekas pergi dengan kekesalannya.
" Walau cuma sekilas, sorot mata Ning Ziva serem cuy," akui salah satu santri. Mereka memperhatikan Ziva berjalan menjauh dari mereka.
***
Akhirnya setelah beberapa menit berjalan. Kini Ziva sudah sampai dikelas, dan lekas masuk.
" Ning Ziva, pr matematika nya udah?" tanya teman sebangku Ziva.
Ziva lekas duduk dikursi dan meletakan tas nya . " Belum tuh," balas Ziva.
" Kok belum?"
" Lupa," dengan mudahnya Ziva mengatakan hal tersebut, yang membuat temannya menggelengkan kepalanya.
" Waduhhhh Ning. Ga takut dihukum lagi," tanya teman yang lain. Ziva hanya menjawab pertanyaan tersebut dengan gelengan kecil nya.
Tak lama bel kelas pun berdering, menandakan waktu belajar mengejar akan segera dimulai.
Saat ini dikelas Ziva sedang ada guru. Dan jam pelajaran pertama adalah matematika.
" Jadi silahkan dikumpulkan ke depan pr Minggu lalu," kata ustadzah.
" Baik ustadzah," jawab semuanya.
Ziva hanya menatap luar jendela memperhatikan sesuatu. Seakan-akan tak peduli dengan guru didepannya.
Melihat Ziva termenung, membuat sang ustadzah merasa kesal , dan lekas menegurnya. "Ehemm Ning."
" Ehh iya kenapa," jawab Ziva seraya mengalihkan perhatian, menatap sang ustadzah.
" Pr Ning mana?" tanya Ustadzah.
" Lupa."
" Kalau begitu, Ning harus berdiri didepan kelas , seperti anak yang lain biasa lakukan," tegas Ustadzah itu.
Ziva mengangguk faham, kemudian berjalan keluar dan berdiri di depan kelas miliknya.
" Siapa wanita itu, apakah itu wanita yang menjadi topik hits di lorong tadi. Wah-wah, saingan nih , masa lalu mas Agam comeback, " gumam Ziva.
***
30 menit Ziva berdiri, akhirnya jam pelajaran matematika telah usai.
" Ning bisa masuk," mendengar hal tersebut, lekaslah Ziva memasuki kelasnya.
" Inget pr nya Ning, jangan lupa terus."
" Iya, Ziva tidak akan lupa lagi ustadzah."
Setelah memberi peringatan yang entah ke berapa ribu kalinya. Sang ustadzah pun bersiap-siap untuk keluar kelas.
" Emm, Ning bisa bantu saya bawa buku pr ke ruang guru tidak?"
" Bisa ustadzah," jawab Ziva.
Kemudian ziva pun mengikuti langkah ustadzah dengan membawa buku tugas menuju ruang guru.
***
Setelah beberapa menit berjalan. Akhirnya tiba di ruang guru. Saat pintu terbuka , sorot mata Ziva langsung terarah pada sosok wanita berhijab itu.
" Wah ini istrinya Gus Agam yah. Benar-benar masih pelajar. Ternyata Gus Agam suka yang daun muda."
Entah itu pujian atau bukan. Terlihat wanita itu sangat kesal setelah mengatakan hal tersebut. Wanita itu tak lain bernama Rui, masa lalu Gus Agam.
Ziva memperhatikan dari atas hingga ujung kaki. Dahi Ziva mengkerut saat memperhatikan wanita Tersebut.
'Oh ini mantan nya mas Agam , ya ilah. Masih cantikan juga Ziva,' sombong Ziva dalam hatinya.
" Kamu siapa? " disini Ziva berpura-pura tak mengenali sang wanita.
" Saya Rui, teman Gus Agam, Saya disini ditugaskan mengantar undangan," jawab Rui.
" Yndangan?"
" Ituuuu, untuk lomba persahabatan sekalian kajian untuk Gus agam," jawab Rui.
" Sama anaknya?"
" Iyaa Ning."
'jadi bener tadi yang Ziva liat dihalaman itu wanita ini sama mas Agam?' batin Ziva.
" Ziva ga bisa lama-lama. Takut nanti ada guru," ujar Ziva mengalikan perhatian.
" Iya Ning," jawab sang ustadzah.
" Assalamu'alaikum."
" Wa'alaikumsalam," jawab semuanya.
Ziva melangkah keluar dari ruangan guru , dengan pikirannya yang kacau balau.
" Gimana nanti kalau mas Agam CLBK(cinta lama bersemi kembali? sama Rui?" gumam Ziva. "Beteeeekkk," kesal Ziva.
Setelah beberapa menit dijalan ,akhirnya Ziva sampai memasuki kelas. Mapel selanjutnya adalah bahasa inggris.
***
Waktu berlalu, bel istirahat berbunyi, sekarang Ziva tengah berjalan kearah kantor pribadi sang suami.
Saat ziva dengan kesal nya melangkah mendekati arah ruangan pribadi, namun saat tiba disana, Ziva dibuat terkejut dengan pemandangan yang ia lihat.
" Apa?" gumam Ziva sekana tak percaya apa yang ia tonton sekarang.
Ziva melangkah dengan penuh emosi kearah Gus Agam. " Ohhhh!!! Jadi Gus nyuruh Ziva kesini, cuma buat liat kemesraan Gus doang, iyaa!!" kesal Ziva.
" Astagfirullah sayang, Kamu salah faham," panik Gus Agam.
" Salah faham gimana, jelas-jelas Rui meluk kamu Gus, dan kamu diem aja!! " kesal Ziva
" Bukan Ziva dia-"
" Halah udah deh. Ziva kecewa sama Gus, " ujar ziva dengan nada yang menggebu-gebu.
Setelah mengatakan hal tersebut, Ziva lekas berjalan dengan terburu-buru nya menjauh dari Gus Agam.
Gus Agam yang tak ingin istrinya berlarut dalam fikiran negatif pun segera menyusulnya, meninggalkan Rui dan anaknya.
******
Akhiri membaca dengan mengucap
Alhamdulillah