Swastamita

By luvonyca

30.4K 1.3K 133

Salma tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah setelah bertemu dengan Rony. Hidup yang selama ini ia jala... More

#1 Cowo Gila
#2 Sahabat
#3 Pacar
#4 Cita-cita
#5 Tenang
#6 Bali (1)
#7 Bali (2)
#8 Bali (3)
#9 Tukad Korea
#10 Tertarik
#11 Overthinking Rony
#12 Vindes
#13 Virtual
#14 Movie Date(?)
#15 Tumbuh Rasa
#16 Pulang
#17 Kali Kedua
#18 D'Pakar
๐Ÿ™๐Ÿป
#19 Museum Date(?)
๐ŸŒป๐Ÿงก
#20 Overthinking Salma
#21 Braga
#22 Sleep Call
#23 Konsumsi Publik
#24 That's What Family's for
#25 Perjalanan (1)
#26 Perjalanan (2)
#27 PMI
#28 Terbakar
#29 "24"
#30 Jangan Ada Dusta Diantara Kita
#31 Mukbang
#32 Confess
#33 Aku Sayang Kamu
#34 Rencana Perjalanan
#35 Setu Babakan
#37 Bercelah
#38 Sadar
#39 Kakang
#40 Adek
#41 Mall dan Salma
๐Ÿ‘‹๐Ÿซถ
#42 Rony dan Ceritanya
#43 Hadiah
#44 Picnic Date
#45 Snacks Party
#46 Perkara Fabi
#47 Rumah Rony
#48 Semua Aku Dirayakan

#36 Whoosh

534 34 1
By luvonyca

Tadi sepulangnya dari danau, mereka melipir dulu untuk makan siang dan kembali ke apartemen Rony untuk menyimpan mobilnya. Lalu mereka naik TransJakarta dari Cawang menuju Stasiun Halim.

“Yeayyy bentar lagi naik whoosh.” Ucap Salma, semangat sekali.

“Lucu banget sih, kek anak kecil kesenengan naik kereta.” Rony mencolek hidung Salma.

“Ishh ape si colek-colek. Tantee, Rony nakall.” Salma sedikit teriak.

“Suttt Sal apa sih, malu, nanti disangka orang aku ngapain kamu.” Rony panik.

“Hehehe maaf ganteng.”

Rony hanya geleng-geleng kepala.

Mereka sudah di dalam whoosh sekarang, tinggal menghitung waktu untuk kereta cepat ini melaju. Whoosh (Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat) merupakan kereta cepat pertama di Indonesia dan pertama di Asia Tenggara dengan kecepatan 350 km per jam. Karena itu lah Salma penasaran ingin mencobanya. Selain itu, review di sosial media juga menyebutkan bahwa whoosh ini ditunjang dengan fasilitas yang mumpuni, pelayanan yang baik, dan tentunya pemandangan cantik yang disuguhkan selama perjalanan.

Salma senang, satu persatu apa yang ingin ia coba dalam hidupnya bisa tercapai. Hal kecil seperti ini contohnya, ia bisa mencoba menaiki kereta cepat tentunya dengan orang yang spesial di hati nya sekarang. Ah, kebahagiannya berlipat ganda.

“Rony, aku senengg bangett. Makasih ya udah mau nurutin keinginan aku.” Ucap Salma yang sedari tadi melihat ke jendela, sekarang menoleh ke lelaki tampan di sebelahnya.

“Sama-sama sayang, kan aku udah bilang apa pun itu yang buat kamu seneng akan selalu aku usahakan.” Balas Rony, dengan senyuman mengembang di bibirnya.

“Gombal mulu, tapi aku suka.” Salma ikut tersenyum.

Salma kembali fokus melihat ke jendela, hal yang selalu ia sukai dalam setiap perjalanannya. Sementara Rony fokus memperhatikan perempuan cantik di sebelahnya.

(pict by pinterest)

Mereka sudah sampai di Stasiun Tegalluar. Perjalanan akan dilanjutkan menuju Stasiun Bandung menggunakan kereta feeder. Sesampainya di Stasiun Bandung Salma mengajak Rony membeli sesuatu untuk mengganjal perutnya.

“Ron mampir bentar ke Roti ‘O ya, wanginya menggoda iman.” Pinta Salma.

“Hahaha, ayo. Kamu pengen coba yang lagi viral pake es krim itu?” tanya Rony.

“Engga, aku mau yang biasa aja. Kangen aja makan ini di stasiun.” Jawab Salma.

“Okey, aku juga sekalian beli buat mama deh.” Ucap Rony.

“Mama kamu suka juga? Aku aja yang beliin. Mau berapa? Selusin?” tanya Salma beruntun.

“Mama suka apa aja sih yang aku bawa. Kalo roti ‘o adik aku suka banget, Diva tuh kadang random ngajak ke stasiun buat beli roti ‘o terus duduk makan sambil ngeliatin orang lalu lalang, padahal kita ga akan naik kereta.” Jawab Rony.

“Hahaha lucu banget Diva, jadi pengen ketemu. Tapi aku juga kadang suka lakuin hal random kek gitu, cocok sih ya keknya aku sama adik kamu, hahaha.” Ucap Salma.

“Hahaha yakin cocok sih kalian, nanti ya, soon kamu ketemu keluarga aku.” Balas Rony.

“Kamu tunggu sini ya, aku beli dulu. Selusin cukup kan?” tanya Salma lagi, sambil akan berlalu namun tangannya ditahan oleh Rony.

“Kebanyakan, nanti Diva kesenengan. Beli 5 aja cukup, makan banyak manis ga terlalu bagus kan. Sebentar.” Rony melepas tangan Salma lalu mengambil dompetnya, mengeluarkan 2 lembar uang seratus ribu dan mengulurkannya ke Salma.

ßalma dia memperhatikan Rony. Ia tidak menyambut uang yang Rony berikan. “Apa sih, asal kamu tau aku juga punya uang. Udah tunggu di sini.” Salma berlalu meninggalkan Rony, Rony hanya diam melihat punggung Salma yang membaur dengan kerumunan orang yang berlalu lalang.

Salma tidak mendengarkan Rony. Ia memesan 12 pcs roti, dan meminta 2 pcs untuk dipisah karena akan langsung ia makan bersama Rony.

“Nih.” Salma mengulurkan bungkusan yang berisi 10 pcs roti, dan juga 1 pcs dalam kemasan kecil sama seperti miliknya.

“Makasih ya.” Rony menerimanya, Salma hanya mengangguk. Ia sadar ada yang beda dari Salma.

Sekembalinya dari membeli roti Salma hanya diam, memandang lurus ke depan dan sibuk memakan rotinya. Saat ini mereka duduk menghadap ke arah rel kereta. Rony pun ikut diam dan memakan rotinya. Suasana hening saat bersama Salma seperti ini paling Rony tidak sukai.

“Sayang, aku minta maaf ya soal tadi. Gimana ya jelasinnya, intinya aku ga bermaksud menyinggung kamu. Maaf ya aku udah salah, kamu jangan marah ya.” Rony memecah keheningan diantaranya.

Salma sudah selesai dengan rotinya. Ia menoleh ke arah Rony. “Aku ga marah, cuma ga suka aja. Sebelumnya kan aku bilang aku aja yang beliin, harusnya kamu tau kalo maksud aku bilang gitu ya aku akan beli pake uang aku sendiri. Tapi kamu malah ngasih aku uang. Aku tau maksud kamu baik. Selama ini juga kalo diinget-inget, diantara aku sama kamu yang lebih banyak ngeluarin uang kan kamu, dan aku ga terlaku suka tapi kamu selalu maksa kan.” Salma mengeluarkan isi hatinya.

“Aku tau, maaf aku ga ngerti tadi. Aku cuma mau menyenangkan kamu aja.” Balas Rony, menatap Salma dalam.

“Ga semua kesenangan aku bisa dibeli sama uang Ron. Contohnya sekecil tadi, kalo kamu ngizinin aku aja tadi beliin roti ‘o buat keluarga kamu tanpa ngasih uang kamu ke aku, itu udah bisa bikin aku seneng. Dalam hal ini, aku merasa masih bukan tanggung jawab kamu, begitupun sebaliknya. Kedepannya mungkin kita harus ngobrol lagi deh masalah ini, pas kita jalan atau makan, entah itu harus split bill atau gimana. Sekali lagi aku bukan ga suka kebaikan kamu, tapi aku ga mau aja kalo hal ini bisa jadi pemicu masalah suatu saat nanti. Aku juga minta maaf sama kamu karena ga terus terang selama ini, aku harap kamu bisa ngerti ya.” Penjelasan Salma, ia kembali memalingkan wajahnya fokus ke depan.

Rony sedari tadi fokus memperhatikan ucapan Salma. Pemikiran Salma selalu bisa menambah taraf kekaguman Rony kepadanya.

Rony menarik tangan Salma dan mengenggamnya, membuat fokus Salma kembali padanya. “Aku paham, kamu ga perlu minta maaf, tadi aku yang salah. Sebelum-sebelumnya juga aku ga peka kalo kamu ga nyaman tentang ini, maaf ya. Makasih juga udah bilang ke aku semuanya. Terus kaya gini ya, apapun yang menganggu pikiran kamu langsung bilang ke aku. Kita belajar lagi buat ngertiin satu sama lain ya.” Membalas semua ucapan Salma sebelumnya.

Salma tersenyum, ia mengangguk untuk merespon apa yang Rony ucapkan. Rony pun ikut tersenyum, dan mengusap puncak kepala Salma.

“Yaudah yuk pulang. Kita mau pisah di sini aja?” tanya Salma.

“Jangan. Aku anterin kamu, kita pesen taksi online aja ke apart kamu. Kali ini aku yang bayar ya.” ucap Rony.

“Okey deh kalo kamu maunya gitu.” Salma kembali melihat orang-orang di seberang rel yang sibuk berlalu lalang. Sementara Rony fokus dengan hp nya untuk memesan taksi online.

Sesampainya di apart, Rony meminta untuk mengantar Salma hingga ke depan unit nya, Salma pun mengiyakan.

“Ya udah, karena kamu udah selamat sampe depan unit aku pulang ya. Bersih-bersih terus istirahat. Sampe ketemu lagi nanti ya, sayang.” Ucap Rony menatap Salma dengan senyum menghias bibirnya.

Salma tidak menjawab ucapan Rony, melainkan bertanya, “Sayang, kamu mau masuk dulu ngga?”

“Boleh emang?” tanya balik Rony.

“Boleh lah, ayo.” Jawab Salma.

Salma pun mempersilahkan Rony masuk ke unitnya. “Kamu tunggu di sofa dulu ya, aku mau nyimpen ini dulu sekalian ambil kunci mobil.”

Rony mengangguk dan bertanya, “Kamu mau kemana ambil kunci mobil?”

“Udah tunggu aja, kamu duduk manis di situ.” Jawab Salma dan berlalu ke kamarnya.

Dilihatnya sekeliling unit yang Salma tempati, tata ruang yang cantik sama seperti yang menempatinya. Apartemen Rony didominasi dengan warna hitam, sedangkan apartemen Salma didominasi dengan warna putih.

“Nih diminum, maaf ya cuma air biasa.” Salma menyodorkan segelas air mineral dingin ke Rony dan menyimpan kunci mobil di meja kecil depan sofa yang diduduki.

“Gapapa, makasih ya. Apapun yang dari kamu selalu spesial buat aku.” Ucap Rony.

“Mulai deh. Kamu pulang pake mobil aku aja, itu kuncinya.” Salma menunjuk kunci yang ia simpan tadi.

“Hehehe, loh aku gapapa padahal naik taksi online atau ojol.” Ujar Rony.

“Udah pake aja Rony ganteng.” Balas Salma.

Rony tersipu. “Terus kamu ke kantor besok gimana?” tanya Rony.

“Kamu mau balik ke Jakarta kapan?” Salma bertanya balik.

“Besok pagi paling.” Jawab Rony.

“Ya udah kalo gitu kamu yang anterin aku besok ke kantor.” Ucap Salma santai.

“Ohh aku tau, kamu minjemin aku mobil biar bisa ketemu aku lagi ya besok? Ga mau jauh dari aku ya? Ngaku aja.” Rony menggoda Salma.

“Bukan, ini modus aku aja biar dianterin kamu ke kantor. Kan aku juga pengen tau gimana rasanya dianterin ayang ke kantor.” Jawab Salma jujur.

“Ayang?” Rony salting sendiri mengulang kata yang Salma ucapkan.

“Iya ayang aku kan kamu, kalo kamu ga mau juga ya gapapa sih.” Salma mengulurkan tangannya untuk mengambil kembali kunci mobilnya.

“Jangan. Mau lah, mau banget.” Rony sudah lebih dulu mengambil kuncinya, ia tersenyum lebar.

Salma hanya tertawa saja melihat Rony.

“Ya udah aku pulang ya, biar kamu bisa istirahat.” Ujar Rony.

Salma mengangguk. “Ayo aku anter.”

Mereka berjalan bergandengan menuju basement tempat mobil Salma berada.

“Aku pamit ya, kamu sana balik lagi ke unit. Bersih-bersih dulu terus istirahat.” Ucap Rony.

“Iya, kamu hati-hati ya. Kabarin kalau udah sampe.” Balas Salma.

Rony mengangguk, ia masuk ke dalam mobil, menyalakan mesin, membuka jendela, dan melambaikan tangan ke Salma sembari tersenyum.

“Babay Salma sayang, Assalamualaikum.” Pamit Rony.

“Waalaikumussalam, babay Rony ganteng kesayangan aku.” Salma membalas ucapan Rony dan ikut melambaikan tangannya.

Seketika wajah Rony memerah, sudah beberapa kali memang Salma memanggilnya seperti itu. Tapi tetap saja masih sukses membuatnya salting.

Rony baru sampai di rumahnya, ia melihat mama nya yang sedang menyiram tanaman.

“Assalamualaikum ma, Abang pulang.” Rony menghampiri mamanya dan salim lalu memeluk mama nya sekilas.

“Waalaikumussalam, itu mobil siapa bang? Mobil kamu mana?” fokus mama Rony dari tadi ada pada mobil yang Rony gunakan.

“itu mobil Salma. Mobil abang di Jakarta, Salma pengen pulangnya naik whoosh, jadi ya udah deh kita naik itu. Terus tadi anterin Salma dulu ke apart nya dan dia bilang pake aja mobilnya. Jadi abang pake deh.” Jelas Rony.

“Oalahh, terus nanti balikinnya gimana? Kamu ke Jakarta lagi kapan bang?” tanya mama nya lagi.

“Besok aku anterin Salma ke kantornya, terus langsung ke Jakarta pake travel.”

“Oh gitu, ya udah yuk masuk. Kamu mandi dulu sana, terus makan.” Ucap mama Rony.

“Iyaa, oh iya ma nih ada roti ‘o dari Salma, tadi di stasiun kita beli ini.”

“Makasih bang, banyak banget. Diva tau pasti seneng deh. Bilangin Salma makasih ya, jadi ngerepotin gini.”

“Siap ma, ga ngerepotin kok. Nanti Rony sampein ke Salma. Ya udah Rony naik dulu ya.” Ucap Rony.

Rony dan mama nya pun bepisah, Rony menuju kamarnya sementara mama nya pergi ke arah dapur.

Continue Reading

You'll Also Like

210K 3.6K 28
One night-stand. It's a familiar word. How about a two-night stand? Three maybe? Korra and Asami's drunken mistake led them to have the best night of...
40K 846 23
The strongest: Satoru Gojo and The King of Curses: Ryomen Sukuna fought. their battle shook the world as the titans clashed, as the two clashed again...
6.2K 494 9
Courtesy of a reader's request:) Let's see if this takes off!
32.6K 1.3K 17
"I'm sorry that I need to break this promise soon." -A girl sacrificing her life for someone she loves.-