Imam untuk haura

By Nazkiww

35.4K 836 65

plagiat? jauh jauh! 'Ih amit amit gue punya suami yang spek ustadz, bisa bisa nanti ngeceramahin gue 24 jam... More

01- Haura hanania atthallia
02- Ulang tahun
03- Pilihan
04- ungkapan perjodohan
05- dua hari menuju halal
06- kedatangan reza dan kaivan
07- alhamdullah sah!
08- pengantin baru
09- istri gus zidan
10- hijab dari gus zidan
11- balap seorang gus
12- pesantren with you
14- pesantren itu adem
15- balutan hijab haura
16- rumah sakit
17- awal jatuh cinta dan seterusnya
18- resmi putus
19- pergi majlisan
20- wanita istimewa
21- kucing peliharaan
22 -Pulang kerumah
23- Balikan?

13- pasar malam bersamamu

1.3K 28 0
By Nazkiww

Kamu dengan sarungmu, aku dengan gamisku.
Kita jalan berdua, jangan mau kalah sama yang beroutfit celana jens.

_Gus Zidan & Haura_
.
.
.

⚘️⚘️⚘️

Pasar malam begitu ramai di malam hari ini, ini pertama kalinya pasar malam itu di buka kembali. Tak heran jika tempat itu ramai di kunjungi banyak orang.

Setelah memarkirkan mobil Gus Zidan serta istrinya Haura masuk kedalam melihat lihat isi dalam pasar malam itu, bibir mungil. Haura membentuk lengkungan indah dikala melihat wahana bianglala.

"Gue mau naik itu" tunjuk Haura pada wahana bianglala.

Gus Zidan mendogak melihat wahana yang di tunjuk oleh istrinya ia menggelengkan kepalanya karna melihat antrian yang panjang dan tak sedikit laki laki yang nongkrong di bawah sana. Gus Zidan tak mau istrinya jadi sorotan laki laki lain, ia mencari tempat yang sekiranya tidak banyak laki laki.

"Main yang lain aja ya, sayang? gimana kalo kita main mandi bola aja?" tanya Gus Zidan.

Haura cemberut karna tak jadi naik bianglala, tapi sebagai gantinya ia main mandi bola. Gadis itu mengangguk pelan sebegai jawaban.

Saat Haura hendak melangkah, tangannya lebih dulu di tahan oleh Gus Zidan "tunggu dulu" ucapnya.

Gadis itu membalikkan badannya menatap suaminya datar "apalagi" balas Haura dengan nada yang dipanjangin.

"Hijabnya di turunin dulu, jangan dililit. Biar cantik" ujar Gus Zidan.

Laki laki itu membenarkan hijab istrinya yang ia lilitkan di lehernya, Gus Zidan lebih suka jika istrinya itu memakai hijab yang menutupi dadanya.

"Nah kalo gini kan, cantik. Masya Allah" gombal Gus Zidan membuat Haura seketika mengalihkan pandangannya ke sembarang arah ia tak mau suaminya itu tau kalo dirinya tengah menahan salting.

"Salting ya?" tebak Gus Zidan dikala melihat pipi Haura memerah seperti tomat rebus.

"Apasih, enggak" bohongnya "bukannya hijab yang di lilit itu lebih cantik? lebih masuk ke fashion anak anak jaman sekarang?" ucap Haura.

"Biarkan mereka ngelakuin apa saja diluar sana, tapi tidak dengan mu. Haura, saya tidak suka kamu memakai hijab yang di atas dada. Lebih baik kamu memakai hijab seperti yang sudah diterapkan di dalam islam, bukan yang trend trend jaman sekarang" balas Gus Zidan panjang lebar.

Perdebatan kecil mereka di dengar oleh seorang ibu ibu paruh baya yang tiba tiba muncul di tengah tengah Haura dan Zidan.

"Masya Allah ndok, kamu punya suami yang sangat tulus menjaga auratmu. Jaman sekarang susah ndok dapet laki laki yang bisa jaga aurat istrinya, kadang mereka dengan sengaja mengumbar ngumbar aurat istrinya agar kelihatan cantik di depan teman temannya atau laki laki lain. Pertahanin suami mu ndok" ucap ibu ibu itu sambil menepuk pelan pundak Haura.

Haura mengangguk pelan dengan senyuman ramahnya kepada ibu itu. Wanita paruh baya itu pun pergi dari sana meninggalkan keduanya.

"Dengerin ya habibati" bisik Gus Zidan.

***

Haura masuk ke dalam lautan bola itu dengan senyuman sumringahnya, rata rata yang main disana semua adalah anak kecil. Haura bermain dengan anak anak kecil itu, saling lempar melempar. Gus Zidan yang melihatnya ikut bahagia tak lupa ia mengabadikan moment moment bahagia istrinya.

Sedari tadi Gus Zidan selalu menjadi sorotan ibu ibu yang ada disana tengah menjaga anak anaknya yang bermain bola bersama Haura.

"Udah besar, kok mainnya disini nak?" tanya salah satu ibu ibu pada Gus Zidan.

"Biar istri saya aman bu" jawab Gus Zidan singkat tapi memiliki makna luar biasa.

Yang dimaksud aman oleh Gus Zidan adalah, biar istrinya tidak jadi bahan cuci mata oleh laki laki lain, menurutnya tempat yang jarang dikunjungi anak muda cowok ya cuma di sana, mandi bola tempat anak kecil.

"Kakak lempar bolanya ke sini" teriak anak kecil laki laki pada Haura.

"Iya, kamu tangkap bolanya. Satu, dua, tiga" Haura menghitung sebelum melempar bolanya pada anak kecil itu.

"Yeayyy" seru Haura saat bolanya di tangkap sempurna oleh anak kecil itu, membuat Gus Zidan serta ibu ibu disana yang melihatnya tertawa.

  Sudah hampir 3 menit Haura bermain, gadis itu naik karna sudah merasa capek tapi sebenarnya ia masih ingin main lebih lama lagi dengan anak anak kecil itu.

Haura dan Gus Zidan berjalan entah kemana tujuannya, mereka cuma berputar putar sedari tadi. Gus Zidan memegang jari telunjuk istrinya supaya tidak hilang darinya.

Tiba tiba Haura berhenti melangkah otomatis Gus Zidan juga berhenti, ia menatap istrinya seraya bertanya "Kenapa?".

"Mas Zidan, Haura mau di beliin balon kelap kelip itu dong" ucap Haura.

Tidak salah dengar kan Gus Zidan barusan istrinya manggilnya mas? jujur Gus Zidan salting mendengar istrinya panggil dirinya dengan sebutan mas.

"Mau itu, hm?" tanya Gus Zidan ulang, yang di angguki oleh Haura.

"Pak, saya beli balonnya satu ya" ucap Gus Zidan.

Bapak penjual balon itu menyerahkan satu balon kepada Gus Zidan "ini, harganya dua puluh ribu" ujarnya.

Dengan antusiast Haura mengambil balon itu, setelah selesai membayar keduanya pergi dan melanjutkan jalannya.

"Mas Zidan" panggil Haura.

"Dalem, sayang" sahut Gus Zidan lembut.

"Beliin gue gulali itu" pinta Haura.

"Iya siap, sayang. Kamu tunggu sini ya" balasnya.

Tak lama setelah itu Gus Zidan kembali dengan membawa dua gulali berbentuk love miliknya dan milik istrinya.


"Makasih, mas".

"Kamu mau kemana lagi, hmm?" tanya Gus Zidan.

Saat ini Haura dan Gus Zidan tengah duduk di kursi panjang sambil melihat orang main.

"Gulalinya enak, manis" ujar Haura ia melahapnya dengan wajah sumringah, suaminya yang melihat itu terkekeh pelan.

"Tapi, ada yang lebih manis lagi dari pada gulali ini. Yaitu senyuman kamu, Haura. Tetep seperti ini ya, pertahanin senyuman kamu untuk saya".

Dringg...dring.. Suara ponsel Gus Zidan berdering menandakan ada yang menghubunginya, ternyata itu adalah abinya. Dengan cepat ia mengangkatnya.

📞"Assalamualaikum, Bi" salam Gus Zidan.

📞"Waalaikumsalam, Dan. Kamu sama istri kamu belum pulang?" tanya abi.

📞"Iya Bi, Zidan sama Haura akan segera pulang" jawabnya.

📞"Yasudah kalo gitu, kamu hati hati pulangnya. Assalamualaikum".

📞"Waalaikumsalam".

Gus Zidan menatap istrinya lekit "sayang, apa ada sesuatu yang ingin kamu mainkan lagi? atau makanan dan barang yang ingin dibeli?" tanya Gus Zidan.

Haura menggelengkan kepalanya "gak ada, gue mau pulang. Sudah ngantuk" sesekali gadia itu menguap.

"Yaudah, kita pulang sekarang ya? abi juga barusan sudah nanyain kapan kita pulang. Gak baik juga seorang perempuan jam segini masih diluar".

***

"Baru, pulang nak" ucap abi Ahmad.

Haura dan Gus Zidan sudah sampai dirumah, keduanya menyalimi abi secara bergantian.

"Kalian langsung istirahat aja ya, udah malem" kata abi Ahmad.

"Iya Bi, kalo gitu Zidan dan Haura pamit ke kamar dulu" izin Gus Zidan.

Pasutri itu menaiki anak tangga, sampai dikamar Haura menaruh mainan balonnya di atas sofa. Sedangkan Gus Zidan melepas kopyahnya dan membuka baju kemaja putihnya menyisakan kaos hitam dan sarung di tubuhnya.

Begitupun dengan Haura yang sudah membuka hijabnya dan menaruhnya di atas gantungan hijab yang dibelikan Gus Zidan.

"Kayaknya lo cocokan begini deh" ujar Haura menatap suaminya.

"Maksudnya?" tanya Gus Zidan tak faham.

"Yaa begini, gausah pake kopyah, gausah pake kemeja apalagi baju kokoh, sekali kali pake celana pasti keche" jawab Haura.

Gus Zidan tertawa kecil mendengar itu "saya pake kopyah, sarung, kemeja, baju kokoh. Kamu sudah tertarik kan?" ujar Gus Zidan.

Haura berdecih "enggak, gue gak suka sama cowok yang kemana mana selalu pake sarung apalagi baju kokoh" balas Haura.

"Akan ada saatnya kamu tertarik dengan penampilan sederhana saya suatu hari nanti" ucap Gus Zidan.

Laki laki itu mengambil bantal dan tidur di sofa, Gus Zidan mengerti kalo istrinya itu masih belum siap untuk tidur satu ranjang.

___________________________________________________

Terima kasih yang sudah membaca sampe akhir💖
.
.

pesan untuk:
haura?
zidan?
.
.

jangan lupa vote and komen dan follow akun wattpad ini yaa.
follow juga akun instagram: isme_aynaa
follow tiktokku: imauthornazkiww
.
.

love youu babayyy💖💖

author madura

Continue Reading

You'll Also Like

1.4K 58 5
A letter delivery gone wrong turns into Y/N getting a promotion, and eventually closer to the Emperor this fic is heavily inspired by Sludge In the...
7.4M 205K 22
It's not everyday that you get asked by a multi-billionaire man to marry his son. One day when Abrielle Caldwell was having the worst day of her life...
578K 51.6K 34
๐™๐™ช๐™ฃ๐™š ๐™ ๐™ฎ๐™– ๐™ ๐™–๐™ง ๐™™๐™–๐™ก๐™– , ๐™ˆ๐™–๐™ง ๐™œ๐™–๐™ฎ๐™ž ๐™ข๐™–๐™ž ๐™ข๐™ž๐™ฉ ๐™œ๐™–๐™ฎ๐™ž ๐™ข๐™–๐™ž ๐™ƒ๐™ค ๐™œ๐™–๐™ฎ๐™ž ๐™ข๐™–๐™ž...... โ™ก ๐™๐™€๐™๐™„ ๐˜ฟ๐™€๐™€๐™’๐˜ผ๐™‰๐™„ โ™ก Shashwat Rajva...
116K 5.6K 44
แ€„แ€šแ€บแ€„แ€šแ€บแ€€แ€แ€Šแ€บแ€ธแ€€ แ€›แ€„แ€บแ€ทแ€€แ€ปแ€€แ€บแ€•แ€ผแ€ฎแ€ธ แ€กแ€แ€”แ€บแ€ธแ€แ€ฑแ€ซแ€„แ€บแ€ธแ€†แ€ฑแ€ฌแ€„แ€บแ€กแ€™แ€ผแ€ฒแ€œแ€ฏแ€•แ€บแ€›แ€แ€ฒแ€ท แ€€แ€ฑแ€ฌแ€„แ€บแ€œแ€ฑแ€ธ แ€€แ€ปแ€ฑแ€ฌแ€บแ€”แ€ฑแ€™แ€„แ€บแ€ธ แ€แ€ผแ€ฐแ€แ€ผแ€ฌแ€œแ€ฝแ€”แ€บแ€ธแ€œแ€ญแ€ฏแ€ท แ€€แ€ปแ€ฑแ€ฌแ€บแ€”แ€ฑแ€™แ€„แ€บแ€ธแ€€ แ€•แ€ญแ€ฏแ€ธแ€Ÿแ€•แ€บแ€–แ€ผแ€ฐแ€œแ€ญแ€ฏแ€ท แ€”แ€ฌแ€™แ€Šแ€บแ€•แ€ฑแ€ธแ€แ€ถแ€›แ€แ€ฒแ€ท แ€€แ€ฑแ€ฌแ€„แ€บแ€™แ€œแ€ฑแ€ธ แ€”แ€ฑแ€แ€ผ...