Pada hari ke 157 terjebak di menara, pagi.
"Dengarkan semuanya. Hari ini akhirnya datang."
Sejun membuat pengumuman besar di depan kelinci yang sedang bersemangat memakan wortel paginya.
Beep?
Bweah?
Bwang?
Kelinci tidak mengerti apa yang Sejun bicarakan, jadi mereka menatapnya dengan mata terbelalak. Hari apa itu?
"Hari ini adalah hari dimana kita menggali ubi jalar."
Rasanya baru kemarin mereka menanam 450 kecambah ubi jalar, namun kini kecambah tersebut sudah berakar dan tiba saatnya memanen ubi jalar.
Beep?
Bweah?
Bwang?
Kelinci pun heboh saat menyebut ubi, teringat akan rasa ubi panggang yang pernah mereka makan sebelumnya.
Dan bagian terbaiknya adalah mereka tidak perlu melakukan apa pun. Sejunlah yang akan memanen semuanya sendirian.
Namun, kelinci tidak dapat mengingat apa yang telah mereka lakukan sebelum memakan ubi panggang tersebut.
"Jadi, kami akan menyelesaikan pekerjaan kami di pagi hari dan menanam kecambah ubi jalar di sore hari."
Sebelum menggali ubi, Sejun harus membuang semua tanaman merambat ubi. Ia tidak bisa begitu saja membuang kecambah ubi yang bisa menghasilkan ubi jalar jika ditanam.
Beep?
Bweah?
Bwang?
Kelinci bergegas memeriksa ladang ubi jalar. Kecambah ubi jalar telah tumbuh lebat di ladang. Rencana Sejun untuk memotong semuanya dan menanamnya telah mengejutkan para kelinci.
Tapi mereka merasa lega. Pemanenan dan penanaman kecambah ubi jalar adalah tanggung jawab Sejun.
Namun,
"Ada pengumuman besar lainnya. Aku memutuskan untuk tidak memonopoli kesenangan menanam kecambah ubi jalar hari ini."
Seiring dengan perluasan bidangnya, beban kerja Sejun telah melampaui apa yang bisa dia lakukan dalam sehari. Jadi dia memutuskan untuk menyerah dalam meningkatkan kemahiran keterampilan menabur benihnya.
Bertani adalah soal waktu. Dia tidak bisa merusak pertanian hanya demi kemahiran keterampilan.
Maka dimulailah sesi bertani pagi hari.
Dua ekor kelinci dengan kaleng penyiram menyirami ladang, sedangkan istri kelinci dan seekor kelinci dengan sabit memotong daun ubi jalar. Kelinci dengan kereta membawa dedaunan itu pergi.
Dan kelinci hitam dan kelinci dengan sekop menyiapkan alur untuk menanam kecambah ubi jalar.
wang!! wang!!
Seiring berjalannya waktu, kelinci hitam, yang menganggap semua ini sebagai pelatihan prajurit, meratakan tanah dengan menyeret bagian datar palu ke tanah.
Pook. Peuk.
Pook. Peuk.
Dua ekor kelinci dengan sekop menggali parit dan menumpuk tanah di sebelahnya.
Tok. Tok. Tok.
Sejun buru-buru memanen tomat ceri juga. Untuk menyelesaikan semua pekerjaan di pagi hari, mereka harus bergerak cepat.
Dengan berakhirnya sesi bertani pagi hari,
"Phew."
Beep...
Bweah...
Bwang...
Sejun dan kelinci semuanya kelelahan karena kerja keras. Tenggorokan mereka kering, kemungkinan karena berkeringat.
"Di saat seperti ini, air madu yang sejuk adalah yang terbaik."
Sejun menuangkan madu yang disimpan dalam botol ke dalam tumbler.
Gulp. Gulp.
Dia menuangkan dua sendok makan madu ke dalam gelas dan mengisinya dengan air dari kolam.
Kemudian,
Kocok, kocok.
Dia mengguncang gelasnya agar madu tercampur dengan baik.
"Apakah tercampur dengan baik?"
Saat Sejun hendak meneguk air madu,
Bwang?!
Kelinci hitam memanggil Sejun. Apakah kamu akan meminumnya sendirian?!
Di tangan kelinci hitam ada cangkir wortel yang dibuat dengan melubangi bagian dalam wortel. Siapa yang mengira membuat secangkir wortel... jenius?!
Glug glug glug.
Se-jun menuangkan air madu ke dalam cangkir wortel kelinci hitam. Sementara itu, ia juga menuangkan air madu untuk kelinci putih yang mengikuti petunjuk kelinci hitam dan membuat cangkir wortel sendiri.
Sekitar setengah dari air madu tersisa di dalam gelas.
Gulp gulp.
Se-jun menenggak air madu dalam satu tegukan. Saat air manis madu masuk ke mulutnya, rasa manis itu membangunkan sel-sel otak Se-jun, dan rasa dingin yang mengikuti kerongkongannya seakan menghilangkan rasa lelah di sekujur tubuhnya.
"Wow!"
Fiuh!
Kelinci hitam juga menenggak air madu dalam cangkir wortelnya sekaligus, mengikuti Se-jun. Meski disebut cangkir, namun lebih mirip mangkuk besar untuk kelinci hitam, namun ia berhasil meminum semuanya dengan kedua tangannya.
Kemudian
Shake shake.
Kelinci hitam mengguncang bagian bawah cangkir wortel yang sudah bersih untuk mendapatkan tetes terakhir air madu yang tersisa.
'Di mana kamu mempelajarinya? Bahkan ayahku tidak melakukan itu setelah minum alkohol.'
Gulp gulp.
Kelinci menghabiskan air madunya dan membersihkan cangkir wortel yang terdapat bekas air madu. Itu adalah cangkir ramah lingkungan.
Setelah meminum air madu dan memulihkan tenaganya, Se-jun buru-buru makan siang dan mulai menanam tunas ubi jalar.
Saat ini, mereka lebih efisien dalam membagi pekerjaan.
Saat istri kelinci dan kelinci dengan sabit memotong pucuk ubi, kelinci dengan gerobak dan kelinci hitam membawa pucuk ubi, dan kelinci lainnya serta Se-jun menanamnya.
Jumlah tunas ubi jalar sangat banyak, namun karena tangan mereka banyak, mereka selesai menanam semuanya hanya dalam beberapa jam.
"Selesai!"
Lahan dengan 1.500 pucuk ubi jalar telah selesai dibangun.
[Anda telah membuat ladang ubi jalar seluas 150 meter persegi.]
[Anda telah memperoleh 150 poin pengalaman.]
[Kamu sudah naik level.]
[Anda telah memperoleh 1 status bonus.]
Se-jun menemukan beberapa informasi bagus. Bahkan jika dia tidak menanam tanamannya sendiri, dia masih bisa mendapatkan poin pengalaman penuh untuk membuat ladang.
Dia telah meningkatkan stat kekuatannya sebanyak 1 di level 11, jadi kali ini, dia meningkatkan stat staminanya sebanyak 1.
Kemudian
"Sekarang, ayo kita gali ubinya!"
Akhirnya acara puncak hari itu, panen ubi jalar, dimulai. Saat tanaman ubi jalar dicabut, sekitar 270 dari 450 tunas ubi jalar yang ditanam berhasil tumbuh.
Thump thump.
Kelinci dengan sekop mendorong sekop jauh ke dalam tanah, mengangkat tanah sebentar, lalu melepaskan sekop dan melanjutkan perjalanan, dan Se-jun menggali ubi jalar.
Dia juga pernah mencoba melakukan ini pada kelinci, tapi karena ukuran ubinya sebesar kelinci, Se-jun akhirnya harus menggalinya sendirian.
Thud thud.
Bila beruntung, ia bisa mencabut satu batangnya dan mendapatkan 10 ubi sekaligus.
[Kamu telah memanen Ubi Jalar Kekuatan.]
[Pengalaman kerja Anda sedikit meningkat.]
[Kemahiran Panen Lv. 2 meningkat sedikit.]
[Anda telah memperoleh 10 poin pengalaman.]
...
..
.
"Perasaan yang luar biasa!"
Se-jun memasang ekspresi bangga di wajahnya saat melihat sepuluh ubi yang dia panen sekaligus.
Beep~
Vveahh~
Bing! Bing!
Kelinci-kelinci itu bersenandung sambil membungkus ubi dengan daun untuk membuat ubi panggang.
[Administrator menara berteriak, "Ubi panggang! Ubi Bakar!" dengan penuh semangat.]
Se-jun terus memanen ubi jalar sendiri. Di sebelahnya ada setumpuk ubi yang ia panen, kurang lebih 3.000 buah. Ia memanen sekitar 10-13 ubi per batang.
Saat panen hampir selesai,
"Hah?!"
Cahaya keemasan muncul dari tanah. Se-jun buru-buru menggali benda bercahaya itu.
Berkilau.
Cahayanya sangat terang hingga melukai matanya.
"Wow!"
Se-jun dengan cepat melindungi matanya dari cahaya terang dengan tangannya.
[Kamu telah memanen Ubi Jalar Emas.]
[Pengalaman kerja Anda sedikit meningkat.]
[Kemahiran Panen Lv. 2 meningkat sedikit.]
[Anda telah memperoleh 10 poin pengalaman.]
Sebuah pesan yang sederhana dibandingkan dengan penampilan dramatisnya.
Kemudian,
[Anda telah mencapai pencapaian dalam menciptakan variasi baru di menara.]
[Menara ini mengakui hak budidaya eksklusif Anda atas varietas baru.]
[Tidak ada yang bisa mengolah Ubi Jalar Emas tanpa izin Anda.]
[Pengalaman kerja Anda meningkat pesat.]
[Pengalaman kerja Anda sekarang sudah penuh.]
[Peringkat Petani Menara (E) Anda meningkat.]
[Kamu telah menjadi Petani Menara (D).]
[Peringkat pekerjaan Anda meningkat, dan sifat pekerjaan Anda telah ditingkatkan.]
[Kemahiran Panen Lv. 2 meningkat pesat.]
[Kemahiran Panen Lv. 2 sekarang sudah penuh, dan levelnya telah meningkat.]
Entah itu karena variasi baru, peringkat pekerjaan dan tingkat keterampilannya meningkat secara bersamaan. Se-jun dengan cepat memeriksa pilihan ubi emas.
[Ubi Jalar Emas]
Ubi jalar mutan yang menyerap sinar matahari di dalam menara, mengandung energi matahari.
Enak sekali, tumbuh di menara dan menyerap cukup nutrisi.
Saat dikonsumsi, ia memecah 100g lemak tubuh dan meningkatkan ketahanan terhadap api selama 1 jam.
Ketika individu yang belum terbangun mengkonsumsinya, 100g lemak tubuh dipecah dan ketahanan mereka terhadap dingin meningkat selama 24 jam.
Penggarap: Petani Menara Park Se-jun
Umur simpan: 30 hari
Kelas: E
"Variasi baru..."
Se-jun melihat ubi emas di tangannya.
Menjadi varietas baru berarti dia satu-satunya di menara yang memiliki ubi jalar ini. Selain itu, ia diberikan hak budidaya eksklusif sehingga meskipun Se-jun memanen dan menjual ubi jalar tersebut, tidak ada orang lain yang dapat menanam Ubi Jalar Emas tersebut.
"Aku harus menumbuhkan ini."
Meskipun Se-jun penasaran dengan rasa Ubi Jalar Emas, dia memutuskan untuk menanamnya terlebih dahulu dan meningkatkan hasil panennya.
"Tumbuhlah dengan cepat."
Se-jun dengan hati-hati menanam Ubi Jalar Emas dan menyiraminya hingga tanah basah kuyup.
Pada saat itu,
Bing!
Kelinci hitam segera memanggil Se-jun. Baunya terbakar!
Kelinci menjadi cemas saat bau terbakar mulai tercium.
Oke, ayo pergi!
Kelinci menatap ubi di dalam api dengan mata penuh semangat saat Se-jun mendekati api unggun.
Namun, baunya belum sepenuhnya matang. Se-jun memperhatikan ubi dan menunggu waktu yang tepat.
'Sekarang!'
Se-jun mengeluarkan ubi panggang dari api.
[Administrator menara menyeka air liurnya dan menunggu gilirannya.]
"Ini, 10 ubi panggang."
Ada banyak ubi panggang, jadi Sejun memberikan 10 ubi kepada Administrator menara.
[Administrator menara dengan penuh syukur mengatakan bahwa mereka akan menikmati memakannya.]
"Baiklah, ayo makan juga."
Sejun membuka bungkus ubi dan mengupas kulitnya, lalu memberikannya pada kelinci.
Hoo-hoo-hoo.
Hoo-hoo-hoo.
Poo-hoo.
Kelinci meniup ubi panggang untuk mendinginkannya.
Kemudian kelinci mulai memakan ubi panggang tersebut.
Peek!
Bwaap!
Bbang!
Kelinci bersorak kegirangan karena manisnya ubi panggang.
Waap.
Sejun juga menggigit ubi panggangnya.
"Ah, enak sekali. Aku ingin tahu apakah Theo baik-baik saja?"
Saat ini, Theo seharusnya sudah sampai di lantai 38.
***
Seperti dugaan Sejun, Theo yang rajin telah menuruni menara dan tiba di lantai 38.
"Oh?! Dia di sini!"
"Apakah itu kucingnya?!
Para hunter Phoenix Guild yang menemukan Theo berlari mendekat. Namun jumlah hunternya meningkat dua kali lipat sejak sebelumnya.
Beberapa anggota party Kim Dong-sik telah menyebarkan rumor tentang tomat ceri ajaib, yang menyebabkan peningkatan tersebut. Tomat ceri ajaib yang bisa menurunkan berat badan hanya dengan memakannya menarik rasa penasaran para hunter.
"Aku akan membeli semuanya!"
Seorang hunter yang tidak bisa membeli terakhir kali berteriak.
"Tidak boleh, meong! Kami mengubah cara kami menjualnya mulai hari ini, meong."
Theo telah menerima instruksi baru dari Sejun.
"Mulai hari ini, kami akan menjual 500 tomat ceri kepada orang yang menawarkan harga tertinggi, meong!"
Rasanya seperti pelelangan tomat ceri ajaib.
"40 Koin Menara untuk 500 tomat ceri!"
Begitu Theo selesai berbicara, Kim Dong-sik berteriak. 0,08 koin menara per tomat ceri. Kim Dong-sik, yang posisinya di rumah meningkat karena tomat ceri ajaib, tidak bisa melepaskannya.
Namun,
"41 Koin Menara!"
Hunter lain yang tidak bisa membeli terakhir kali segera menaikkan harganya.
"45 Koin Menara!"
"45,5 Koin Menara!"
Hunter lain yang datang untuk menonton juga ikut serta, menaikkan harga.
Pada saat itu,
"100 koin menara!"
Chris berteriak sangat keras. 0,2 koin menara per tomat ceri. Dia membeli 500 tomat ceri seharga 200.000 won masing-masing.
Chris telah membeli 30 tomat ceri ajaib pada transaksi pertama dan memberikannya kepada saudara perempuannya, Jenna, yang merupakan CEO perusahaan farmasi.
Dia memikirkan dia mengeluh tentang bertambahnya berat badan karena duduk sepanjang hari. Jenna mencoba beberapa tomat ceri dan kagum dengan efeknya, jadi dia mulai meneliti tomat ceri ajaib.
Namun, dia terus gagal mengekstrak bahan-bahannya dan meminta Chris untuk memberikan tomat ceri ajaib lebih.
'Dia bilang dia akan membayarnya.'
Jadi, tanpa beban apa pun, Chris menghabiskan total 273 koin menara untuk membeli 1.500 tomat ceri ajaib.
Ketika pelelangan berakhir, para hunter wanita mendekat.
"Theo, bisakah kami berfoto denganmu?"
"Tidak apa-apa, meong. Tapi beri aku kopi, meong."
"Kopi?"
Para hunter wanita yang membawa banyak Churu (makanan kucing) menjadi bingung.
"Tunggu sebentar. Max, beri aku kopi!"
Para hunter perempuan mengambil kopi dari teman mereka.
"Atau bumbu seperti merica pun oke, meong. Kalau kamu mau berfoto denganku, tunjukkan ketulusanmu, meong."
Theo semakin menjadi seperti kucing pedagang karena ambisinya menjadi perwakilan.