TRAITOR, Draco Malfoy

Av TWAIVVER

19.1K 2.6K 458

[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ] 𝗪𝗵𝗮𝘁 𝗶𝗳, he's in love with both of them? ....There is no "what if", he 𝗶𝘀 in love with th... Mer

I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
XVII
XVIII
XIX
XX
XXI
XXII
XXIII
XXIV
XXVI
XXVII
XXVIII
XXIX
XXX

XXV

136 14 3
Av TWAIVVER

Alice Goldstein, atau yang kini dikenal sebagai Alice Gaunt, ialah menantu pertama dari keluarga Gaunt yang agung.

Keluarga Gaunt belakangan ini kembali menjadi sorotan publik karena pernikahan yang keluarga itu gelar. Tak hanya karena betapa megahnya pesta yang diadakan, namun juga karena skandal-skandal dibaliknya.

Edmund Gaunt dan Alice Goldstein sudah menikah bahkan sebelum berita pertunangan mereka tersebar.

Atau sederhananya, mereka melakukan kawin lari sebelum akhirnya menikah secara resmi.

Hal itu terjadi karena sesungguhnya, Edmund telah dijodohkan dengan penyihir lain, Bernadette Rosier lebih tepatnya.

Keduanya telah bertunangan semenjak mereka masih kanak-kanak, dan seharusnya menikah ketika mereka lulus dari sekolah.

Ketika Edmund berada ditahun akhirnya, keluarga Gaunt saat itu tengah menetap di Amerika, sehingga ia menghabiskan sisa pendidikannya di Ilvermorny,

dan disanalah ia bertemu dengan Alice.

Pernikahan yang 'memalukan' itulah yang membuat keluarga Gaunt memperpanjang masa tinggal mereka di Amerika, sehingga Lily kecil menghabiskan tiga tahun pertama pendidikannya di Ilvermorny.

Setelah hampir setengah tahun menghilang, keduanya akhirnya menghadap orangtua Edmund sebagai sepasang suami istri.

Tak butuh waktu lama untuk akhirnya keduanya diterima dan segera pernikahan mereka digelar oleh keluarga Gaunt.

Putri tertua keluarga Goldstein iti akhirnya dapat memperkenankan dirinya sendiri sebagai Alice Gaunt.

Putra kedua keluarga Gaunt, Louis adalah salah satu yang dengan sangat ramah menyambut dan menerima kehadirannya di rumah keluarga mereka.

Sang kepala keluarga, Edward, juga memperlakukan dengan baik dan memastikan bahwa ia merasa nyaman di rumah itu.

Diana Gaunt kompak mengikuti sikap suaminya, namun tanpa ia sadari, terkadang ia menunjukkan sikap-sikap kurang mengenakkan pada anak mantu nya.

"Ibuku adalah seorang Lestrange, mereka terkenal akan sikap mereka yang tak terlalu ramah." Jelas Edmund tiap kali Alice menceritakan tentang sikap Diana yang terkadang dingin padanya.

Tapi Alice tahu, bagaimana Diana begitu menyukai mantan calon menantunya, Bernadette Rosier.

Jadi tentu saja ia merasa minder jika mertuanya itu terkadang berperilaku dingin padanya. Membuatnya merasa tak sepenuhnya diterima dikeluarga itu.

Sampai disanalah Lily berada, adik iparnya yang paling muda.

Sepulangnya ia dari Hogwarts saat liburan, ia begitu bersemangat untuk berjumpa dengan Alice.

Gadis itu dengan begitu senang hati menyambut kehadirannya dalam keluarga Gaunt.

Kehadirannya membuat Alice merasa nyaman tinggal di Gaunt manor, selain itu, ia juga ditolong oleh Lily untuk mengambil hati Diana Gaunt.

Perlahan, Alice merasakan perubahan dengan sikap Diana pada dirinya.

Ia begitu berterimakasih atas kehadiran Lily, sehingga keduanya menjadi sangat dekat bagaikan saudara kandung.

Lily telah menolongnya, dan Alice bersumpah pada dirinya sendiri untuk melakukan hal yang sama pada adik iparnya itu.

Itulah mengapa ketika ia tak sengaja melihat dan mendengar apa yang Lily bicarakan dengan Blaise Zabini di Three Broomsticks Inn saat itu membuat dadanya sesak.

Ia tak habis pikir, betapa teganya Draco melakukan hal itu pada perempuan yang merupakan istrinya sendiri.

Telah setahun berlalu semenjak ia tahu tentang hal ini, dan telah setahun juga ia tutup mulut atas permintaan Lily.

Alice mengulum bibirnya, rasanya ia takkan kuat lagi untuk merahasiakan hal ini.

Tapi Alice kembali teringat dengan perkataan Lily.

☁️

Flashback, Februari 1999.

Lily sedang duduk di kamar bayi Alice, memperhatikan keponakannya yang baru berusia beberapa minggu itu tidur nyenyak di tempat tidurnya.

Alice sedang sibuk menyiapkan botol untuk bayinya, dan saat mereka mengobrol, dia menoleh ke arah Lily dengan ekspresi khawatir di wajahnya.

"Lily, kita perlu bicara," kata Alice, suaranya mantap.

Lily mendongak, terkejut melihat intensitas di mata Alice. "Ada apa, Alice?" Dia bertanya

Alice menarik napas dalam-dalam, seolah mempersiapkan dirinya untuk percakapan yang sulit. "Aku tahu tentang perselingkuhan Draco," katanya, suaranya tegas.

Lily merasa lantai di bawahnya terlepas. "Bagaimana...bagaimana kamu tahu?" Dia bertanya, suaranya bergetar.

Alice memandangnya dengan simpati, tapi juga dengan sedikit frustrasi. "Aku mendengar percakapan mu dengan Blaise Zabini di Three Broomsticks Inn," jelasnya.

"Aku tidak bermaksud menguping, tapi mau tidak mau aku mendengarnya, dan aku tahu ada yang tidak beres."

Lily merasa seperti berada dalam mimpi, seolah dia tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

Kemudian ia menghela nafas, merasakan ada yang mengganjal di tenggorokannya.

"Aku... aku tidak tahu harus mulai dari mana, Alice," katanya, "Draco dan aku..."

"Kami mengalami beberapa masalah akhir-akhir ini."

Alice menaruh botol yang ia pegang dan berjalan ke arah Lily, ia memeluk gadis itu dengan erat.

Lily menarik napas dalam-dalam lagi dan mulai air matanya perlahan mulai membanjiri punggung Alice.

"Oh, Lily," kata Alice, suaranya dipenuhi simpati. "Aku minta maaf. Aku tidak bisa membayangkan apa yang kamu alami."

Pintu air itu akhirnya terbuka setelah lama Lily tutup erat-erat.  Dia menangis dan terisak-isak, hatinya hancur, hingga tak ada lagi air mata yang tersisa.

Alice merangkul Lily, memeluknya erat-erat, dan mendengarkan Lily berbicara dan berbicara, mencurahkan semua rasa sakit dan amarahnya.

Alice meletakkan tangannya di bahu Lily, suaranya tegas sekali lagi. "Kau harus menghadapinya, Lily. Kau harus memberi tahu dia bahwa kau mengetahuinya, dan bahwa kau tidak akan membiarkan hal ini terjadi lagi."

"Tapi apa yang bisa kulakukan, Alice?" Dia bertanya, suaranya memohon.

"Dia suamiku, aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja."

Alice menghela nafas, memahami kekacauan Lily. "Aku tahu ini tidak mudah," katanya, suaranya kini lebih lembut.

"Tapi kamu harus menghadapi kenyataan situasinya. Apa yang dilakukan Draco tidak adil bagimu."

Lily terdiam selama beberapa saat sebelum ia kembali menatap Alice dengan matanya yang masih berkaca-kaca.

"Alice, aku ingin kamu menjanjikan sesuatu padaku," kata Lily, yang segera diikuti oleh sebuah anggukkan dari Alice.

"Kamu tidak boleh memberi tahu siapa pun tentang hal ini, terutama keluarga kita. Aku tidak bisa menghadapi rasa malu karena semua orang mengetahuinya."

"Tapi—" Lily memotong ucapan Alice.

"Aku mohon, Alice, aku mohon sekali..."

Alice terdiam, menatap adik iparnya dengan sayu.

"Jika itu maumu, baiklah..."

Lily menghela nafas, perasaan lega menyelimutinya. "Terima kasih, Alice. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpamu," katanya, suaranya penuh rasa terima kasih.

Alice meletakkan tangannya di bahu Lily, mencoba menghiburnya. "Aku selalu di sini untukmu, Lily."

Lily mengangguk, merasa bersyukur atas dukungan tanpa syarat dari Alice. "Aku tahu," katanya, suaranya bergetar karena emosi.

Alice tersenyum tipis, merasa senang dia bisa berada di sana untuk Lily.

☁️

Alice mengedipkan matanya dan keluar dari lamunannya, ia kembali menoleh pada Edmund yang sedang membacakan isi surat yang baru saja ia terima dari ibunya.

"Ibu merindukan Julian kecil kalian, tapi sayangnya ibu butuh kau atau Alice untuk kemari, Ed, tanpa Julian—"

Tapi perlahan wajah Edmund meredup, tak seperti biasanya ketika ia menerima surat dari keluarganya.

Kemudian ia berhenti membacakan isi surat itu pada Alice dan membacanya dengan terburu-buru didalam hati.

"Ada apa Ed?" Tanya Alice, terdengar suara khawatir dari suaranya.

Edmund tak menjawab, membuat Alice semakin khawatir dan penasaran.

Perkamen itu terjatuh ke paha Edmund karna tangan pria itu tiba-tiba lemas setelah ia selesai membaca isi surat tersebut.

"Ed?" Alice berdiri, menghampiri suaminya yang terdiam disofa.

"Edmund? Kau baik-baik saja?" Alice mengambil perkamen itu dan sekilas ia membaca isi suratnya yang membuat tubuhnya membeku.

"—Darah dimana-mana—"

"—Entah bagaimana—"

"—Kami begitu ketakukan—"

"—Henry ada disini—"

"—Datanglah ke London, I beg you—"

"—St Mungo's Hospital—"

"—Draco, kami tak tahu dimana dia—"

"—bayinya tak selamat."


































A/n: merry late christmas bagi yang merayakaannn, selamat menerima lembaran-lembaran merah muahahahaha

Fortsett å les

You'll Also Like

1M 18.7K 43
What if Aaron Warner's sunshine daughter fell for Kenji Kishimoto's grumpy son? - This fanfic takes place almost 20 years after Believe me. Aaron and...
146K 12.2K 76
@dracolmalfoy started following you -Hermione Granger @mionexgranger started following you -Draco Malfoy #819 in Fanfiction at first Publish #483 in...
58.2K 242 2
in editing process! Aystria is a beautiful 19 year old who follows her mothers strict rules but still has her curiosity set out on the world, which b...
1.2M 49.4K 54
Being a single dad is difficult. Being a Formula 1 driver is also tricky. Charles Leclerc is living both situations and it's hard, especially since h...