Secret Key

By CahayaBohlam

48.3K 3K 114

Kalung mereka memang terhubung antara satu dan lainnya. Kalung pemberian seorang nenek tua saat awal awal mer... More

Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Sembilan Belas
Dua puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua puluh tiga
Dua puluh empat
Dua puluh lima
Dua puluh enam
Dua puluh tujuh
Dua puluh delapan
Dua puluh sembilan
Tiga puluh
Tiga puluh satu
Tiga puluh dua
Tiga puluh tiga
Tiga puluh empat
Tiga puluh lima
Tiga puluh enam
Tiga puluh tujuh
Tiga puluh delapan
Tiga puluh sembilan
Empat puluh
Empat puluh satu
Empat puluh dua
Empat puluh tiga
Empat puluh empat
Empat puluh lima
Empat puluh enam
Empat puluh tujuh
Enam puluh delapan
Empat puluh sembilan

Delapan Belas

1.1K 65 0
By CahayaBohlam

🔑

“Tin, Key belum turun juga?” tanya Bunda Aura, berjalan menuruni tangga dengan blazer terselampir di tangan kanannya.

Mbak Titin yang sedang menyiapkan sarapan pagi pun mengangkat kepalanya menatap sang nyonya. “Belum Nya, tadi malam saya lihat lampu kamar Non Key masih menyala semalaman. Sepertinya Non Key bergadang, saya juga mendengar suara laki laki di kamar Non Key.” Mbak Titin mejeda kalimatnya, tersenyum menyeringai saat sang nyonya tampak percaya dengan ucapannya. “Sebenarnya saya ingin mengecek tapi t_” kalimat Mbak Titin langsung terpotong oleh Keyla.

“Sepertinya Mbak Titin kelamaan menonton televisi. Jika benar tadi malam Mbak Titin lewat depan kamar Key. Apakah Mbak Titin dengar suara Key? Jika benar maka Key harus pindah kamar, sepertinya memang ada penghuni dari dunia lain yang singgah di kamar Key. Karena semalaman Key sendiri tidur di kamar Bi Ratih.” jelas Keyla, menarik kursi lalu meletakkan tasnya di kursi kosong yang berada di sebelahnya.

Bunda Aura menautkan jemarinya di atas meja menatap anaknya. “Tidak bisa tidur semalam, sayang?” tanya Bunda Aura penuh perhatian, anaknya memang jika tidak bisa tidur selalu ingin tidur di kamar Bi Ratih, walau Bi Ratih tidak berada di rumah pun Keyla akan tetap tidur di sana,  kebiasaan Keyla sejak umur 5 tahun.

Keyla menganggukkan kepalanya sesaat. “Iya Bun.” balasnya lalu beralih kepada Mbak Titin sudah membeku di tempat. “Tenang aja Mbak, hantunya engga akan menggangu Mbak, tapi kalau Mbak yang menganggu hantunya mungkin Mbak harus siap siap diganggu setiap hari.” imbuhnya dengan reaksi khawatir, Keyla menguncang pelan lengan Mbak Titin.

“Ah... tidak Non, saya tidak takut. Seharusnya hantu itu takut karena menampakkan diri di dunia manusia.” Mbak Titin tersenyum ramah kepada Keyla.

Keyla menganggukkan kepalanya pelan. “Tapi bagaimana jika manusia bersifat seperti hantu, licik dan jahat?” tanya Keyla menopang dagunya menatap Mbak Titin yang mengepalkan kedua telapak tangannya, meremas erat nampan hingga membuat urat urat timbul.

Keyla tersenyum simpul, ia dulu memang sangat mudah dibodohi. Dulu Keyla juga difitnah dengan fitnahan yang sama persis seperti sekarang. Saat difitnah bukannya mengelak justru Keyla tergagap seakan ia benar benar membawa seorang laki laki di kamarnya. Kejadian dimana trauma Keyla pertama kali muncul, pertama kali di dalam kehidupannya Bunda kesayangannya akan bermain tangan padanya. Bodoh adalah satu kata mencerminkan dirinya dulu.

Gua emang bodoh! Tapi sekarang gua akan bermain cerdik.

Jika ular akan pergi jika terkena bubuk belerang. Maka Keyla akan menjadi bubuk belerang untuk mengusir ular itu.

Mbak Titin tersenyum begitu terpaksa ke arah Keyla. “Non Keyla tau sendiri jawabannya.” balasnya lalu berpamitan. “Kalau begitu saya pergi ke dapur dulu, Nya, Non.” imbuh Mbak Titin berlalu pergi dari sana.

Gua baru tau ular bisa kena mental juga.

“Key, dimakan sarapannya nanti kamu terlambat.” Mendengar ucapan dari Bunda Aura pun Keyla reflek melihat ke arah jam dinding bewarna gold. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 06.59 satu menit lagi gerbang akan tertutup sedangkan jarak rumahnya dengan sekolah sekitar 10 menit.

“Bun, Key berangkat sekolah dulu. Assalamu'alaikum.” Keyla mengambil cepat tasnya lalu mengecup tangan sang Bunda dengan tergesa gesa.

“Bawa sarapannya Key, ingat kamu punya magh.” Bunda Aura mengambil bekal makan siang yang memang disediakan untuknya sendiri, menyerahkan kepada Keyla.

“Tapi itu bekal makan siang Bunda,” ucap Keyla tidak enak.

Bunda Aura menggelengkan kepalanya. “Tidak apa apa, Bunda bisa ambil lagi. Kamu bawa bekalnya dari pada nanti kamu tambah terlambat.”

Keyla tersenyum kecil lalu mengecup kedua pipi Bunda Aura dengan sayang. “Terima kasih, Bunda.” tutur Keyla mengambil bekal tersebut, ia langsung berlari semoga saja Keyla belum terlambat.

Disisi lain Mbak Titin tersenyum iblis melihat Keyla berlari keluar rumah. Kedua tangannya terkepal. Sapu lantai yang tidak salah apapun menjadi korban amarah Mbak Titin. Gadis bodoh itu menjadi pintar, pikir Mbak Titin kemudian berdecak tidak suka.

“Tunggu jadwal mati lo, Keyla Zanitha Arabella.” gumamnya penuh kebencian.

Keyla membuang napasnya sembari mengusap wajahnya yang peluh keringat, menatap nanar gerbang tertutup di hadapannya. “Ini pertama kalinya gua telat ke sekolah, apa gua bolos aja atau pulang lagi ke rumah?” monolognya, ia bisa meminta tolong Sam tapi sayang kekasihnya itu sedang ikut Olimpiade selama satu hari penuh.

Sebuah tepukan pada bahu Keyla membuat Keyla tersentak kaget. Ia langsung membalikkan badannya menatap tajam ke arah Ziko, pemuda itu justru menyengir lebar kepadanya.

Rada miring otak satu ini.

“Gigi lo tuh ada biji cabainya,” ucap Keyla ketus.

“Masa sih? Di mana biji cabainya?” tanya Ziko menundukkan kepalanya agar lebih dekat dengan Keyla.

Ingin sekali Keyla mencaci maki pemuda bernama Ziko, tapi sekarang ia harus sabar karena ulah pemuda dengan otak separuh dihadapannya. Keyla menahan napasnya sendiri saat wajah Ziko begitu dekat dengan wajahnya.

Ganteng sih, kalau engga diliat.

“Napas,” ucap Ziko menatap kedua bola mata bewarna coklat, lalu meniup pelan kedua mata tersebut membuat Keyla menutup kedua bola matanya. “Kenapa ditutup matanya? Mau gua cium?” imbuh Ziko terkekeh kecil.

Bajingan Tengil ini!

“Mau ikut bolos?” tawar Ziko sembari  menjauhkan wajahnya dari Keyla.

Keyla menatap sejenak Ziko. “Gua mending pulang ke rumah atau nerima hukuman dari Raffa.”

“Beneran mau nunggu sampai Raffa datang? Bukannya kelasnya Raffa outing class. Kalau mau pulang silahkan, bus juga akan datang nanti siang.” Setelah mengatakan hal tersebut Ziko pergi dari hadapan Keyla, ia terkekeh didalam hati. Lucu sekali ekspresi Keyla.

Sebenarnya Keyla bisa saja menunggu di depan gerbang tapi sampai kapan? Walau ada penjaga sekolah, tetapi penjaga sekolah tidak akan membuka gerbang karena biasanya tidak ada yang pernah terlambat kecuali teman teman Ziko.

Ziko menghentikan langkahnya, membalikan badannya menatap tubuh mungil yang tampak berpikir. Ziko membuang napasnya kasar, memang dasarnya keras kepala. Dengan langkah lebar Ziko menuju ke arah Keyla. “Engga usah keras kepala. Kelas lo bukannya jam keempat ulangan, jadi ayo ikut gua biar gua antar.” Ziko menarik pelan lengan Keyla agar mengikuti langkahnya.

“Engga usah banyak protes.” sela Ziko saat Keyla akan membuka suaranya.

Keyla membuang pelan napasnya, melirik tajam ke arah Ziko. Ia dulu tidak masuk ke sekolah karena drama yang diciptakan oleh Mbak Titin tapi sekarang ia bisa mengatasi ular caper itu, dan sekarang harus berurusan dengan bajingan tengil.

Stok kesabaran gua makin menipis.

🔑


TBC
Salam hangat dari AN 🤎🥧

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 203K 32
Mati dalam penyesalan mendalam membuat Eva seorang Istri dan juga Ibu yang sudah memiliki 3 orang anak yang sudah beranjak dewasa mendapatkan kesempa...
383 110 30
"Di saat kau mempercayai seseorang, maka di saat itu pulalah kau sudah siap untuk dikhianati," Ini adalah kisah tentang seorang gadis yang berubah me...
2.2M 199K 37
Aurora tersenyum tipis, menatap Aric tanpa benci sedikitpun. "Aku harus apa, Ar?" Lirihnya. Aric tertegun. "Aku harus apa untuk benci kamu, Ar?" Tany...
44.9K 6.1K 45
"Kisah seorang Choi Yeonjun yang harus ngadepin 4 pentol korek yang otaknya segitiga semua" ©Tuttifruity_ TXT × ENHYPEN × TREASURE Lapak Brothership...