(²) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞...

By qinazxaa

70.9K 3.7K 710

Season 2 dari ZIONNE "𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘥𝘶𝘭𝘪 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪�... More

𝐇𝐢!
𝐏𝐫𝐨𝐥𝐨𝐠𝐮𝐞
𝟎𝟏. 𝐆𝐨 𝐨𝐧 𝐕𝐚𝐜𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧
𝟎𝟐. 𝐀𝐜𝐜𝐢𝐝𝐞𝐧𝐭𝐚𝐥 𝐌𝐞𝐞𝐭𝐢𝐧𝐠
𝟎𝟑. 𝐈𝐭'𝐬 𝐍𝐨𝐭 𝐚 𝐑𝐮𝐦𝐨𝐮𝐫
𝟎𝟒. 𝐀𝐫𝐞 𝐘𝐨𝐮 𝐋𝐨𝐨𝐤𝐢𝐧𝐠 𝐅𝐨𝐫 𝐌𝐞?
𝟎𝟓. 𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭 𝐀𝐭𝐭𝐞𝐧𝐭𝐢𝐨𝐧
𝟎𝟔. 𝐘𝐨𝐮 𝐚𝐧𝐝 𝐈
𝟎𝟕. 𝐌𝐢𝐧𝐝 𝐁𝐮𝐫𝐝𝐞𝐧
𝟎𝟖. 𝐁𝐞𝐚𝐜𝐡
𝟎𝟗. 𝐉𝐞𝐚𝐥𝐨𝐮𝐬
𝟏𝟎. 𝐆𝐥𝐨𝐨𝐦𝐲 𝐓𝐢𝐦𝐞𝐬
𝟏𝟏. 𝐀 𝐂𝐨𝐧𝐝𝐢𝐭𝐢𝐨𝐧
𝟏𝟐. 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐮𝐚𝐝𝐞
𝟏𝟑. 𝐅𝐞𝐞𝐥 𝐔𝐧𝐟𝐚𝐢𝐫
𝟏𝟒. 𝐃𝐞𝐭𝐞𝐫𝐢𝐨𝐫𝐚𝐭𝐢𝐧𝐠 𝐅𝐢𝐧𝐚𝐧𝐜𝐞𝐬
𝟏𝟓. 𝟏𝟎𝟔
𝟏𝟔. 𝐁𝐞𝐭𝐭𝐞𝐫 𝐚𝐧𝐝 𝐖𝐨𝐫𝐬𝐞
𝟏𝟕. 𝐀𝐫𝐫𝐞𝐬𝐭𝐞𝐝
𝟏𝟖. 𝐈 𝐌𝐢𝐬𝐬 𝐇𝐢𝐦
𝟏𝟗. 𝐇𝐞𝐚𝐯𝐲 𝐑𝐚𝐢𝐧
𝟐𝟎. 𝐁𝐚𝐝𝐦𝐨𝐮𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠
𝟐𝟏. 𝐒𝐨𝐦𝐞 𝐌𝐨𝐯𝐢𝐞𝐬
𝟐𝟐. 𝐌𝐨𝐫𝐞 𝐑𝐞𝐜𝐤𝐥𝐞𝐬𝐬
𝟐𝟑. 𝐇𝐞𝐫 𝐀𝐧𝐠𝐞𝐫
𝟐𝟒. 𝐀 𝐒𝐮𝐠𝐠𝐞𝐬𝐭𝐢𝐨𝐧
𝟐𝟓. 𝐏𝐫𝐢𝐬𝐨𝐧
𝟐𝟔. 𝐍𝐞𝐰 𝐅𝐚𝐜𝐭
𝟐𝟕. 𝐆𝐫𝐚𝐝𝐮𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧
𝟐𝟖. 𝐏𝐫𝐞𝐯𝐢𝐨𝐮𝐬 𝐏𝐫𝐨𝐛𝐥𝐞𝐦
𝟐𝟗. 𝐔𝐧𝐤𝐧𝐨𝐰𝐧
𝟑𝟎. 𝐇𝐚𝐫𝐛𝐨𝐫
𝟑𝟏. 𝐅𝐮𝐥𝐥 𝐨𝐟 𝐋𝐢𝐞𝐬
𝟑𝟐. 𝐇𝐨𝐧𝐞𝐬𝐭𝐲
𝟑𝟑. 𝐒𝐭𝐚𝐲 𝐎𝐯𝐞𝐫𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭
𝟑𝟒. 𝐍𝐢𝐠𝐡𝐭𝐦𝐚𝐫𝐞
𝟑𝟓. 𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭 𝐓𝐡𝐢𝐧𝐠𝐬
𝟑𝟔. 𝐓𝐫𝐮𝐬𝐭 𝐈𝐬𝐬𝐮𝐞𝐬
𝟑𝟕. 𝐂𝐚𝐮𝐠𝐡𝐭 𝐈𝐧 𝐓𝐡𝐞 𝐀𝐜𝐭
𝟑𝟖. 𝐍𝐞𝐰𝐬𝐩𝐚𝐩𝐞𝐫
𝟑𝟗. 𝐁𝐞𝐜𝐨𝐦𝐞 𝐚 𝐏𝐚𝐫𝐭𝐧𝐞𝐫
𝟒𝟎. 𝐌𝐞𝐞𝐭 𝐚 𝐓𝐡𝐫𝐞𝐚𝐭
𝟒𝟏. 𝐂𝐨𝐧𝐣𝐞𝐜𝐭𝐮𝐫𝐞
𝟒𝟑. 𝐓𝐫𝐞𝐚𝐭 𝐖𝐨𝐮𝐧𝐝𝐬
𝟒𝟒. 𝐂𝐨𝐦𝐟𝐨𝐫𝐭𝐚𝐛𝐥𝐞
𝟒𝟓. 𝐀𝐩𝐩𝐨𝐢𝐧𝐭𝐦𝐞𝐧𝐭
𝟒𝟔. 𝐄𝐬𝐜𝐚𝐩𝐞
𝟒𝟕. 𝐃𝐞𝐞𝐩 𝐋𝐨𝐯𝐞
𝟒𝟖. 𝐃𝐢𝐬𝐭𝐚𝐧𝐜𝐞
𝟒𝟗. 𝐇𝐚𝐮𝐠𝐡𝐭𝐲
𝟓𝟎. 𝐑𝐞𝐜𝐤𝐥𝐞𝐬𝐬𝐧𝐞𝐬𝐬
𝟓𝟏. 𝐓𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐅𝐮𝐦𝐞𝐬
𝟓𝟐. 𝐒𝐚𝐯𝐞𝐝
𝟓𝟑. 𝐐𝐮𝐞𝐬𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬
𝟓𝟒. 𝐌𝐢𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧
𝟓𝟓. 𝐀𝐩𝐨𝐥𝐨𝐠𝐢𝐳𝐞
𝟓𝟔. 𝐕𝐢𝐜𝐭𝐢𝐦
𝟓𝟕. 𝐆𝐞𝐭 𝐓𝐨 𝐊𝐧𝐨𝐰 𝐘𝐨𝐮
𝟓𝟖. 𝐓𝐞𝐥𝐥 𝐓𝐡𝐞 𝐓𝐫𝐮𝐭𝐡
𝟓𝟗. 𝐈 𝐀𝐝𝐦𝐢𝐫𝐞 𝐘𝐨𝐮
𝟔𝟎. 𝐄𝐯𝐢𝐝𝐞𝐧𝐜𝐞
𝟔𝟏. 𝐑𝐞𝐜𝐢𝐩𝐫𝐨𝐜𝐚𝐥
𝟔𝟐. 𝐀𝐧𝐠𝐞𝐫
𝟔𝟑. 𝐏𝐢𝐧𝐤 𝐓𝐮𝐥𝐢𝐩𝐬
𝟔𝟒. 𝐓𝐡𝐫𝐢𝐥𝐥𝐢𝐧𝐠
𝟔𝟓. 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐇𝐢𝐬 𝐅𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠𝐬
𝟔𝟔. 𝐈𝐧𝐟𝐨𝐫𝐦𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧
𝟔𝟕. 𝐓𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐑𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩
𝟔𝟖. 𝐎𝐮𝐫 𝐟𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠𝐬
𝟔𝟗. 𝐎𝐮𝐫 𝐍𝐚𝐦𝐞
𝟕𝟎. 𝐈'𝐦 𝐖𝐚𝐢𝐭𝐢𝐧𝐠 𝐟𝐨𝐫 𝐘𝐨𝐮
𝟕𝟏. 𝐓𝐡𝐞 𝐄𝐧𝐝 𝐨𝐟 𝐔𝐬
𝐄𝐩𝐢𝐥𝐨𝐠

𝟒𝟐. 𝐁𝐞𝐚𝐭𝐞𝐧

706 52 2
By qinazxaa

_

"Kau memiliki foto saudaramu?" Darkan bertanya sambil membuka seat belt, dan menatap bangunan klub malam di depannya, mereka baru saja tiba di tempat tersebut.

"Ada." Anne segera mengeluarkan ponselnya, mencari foto Cindy, lalu memperlihatkannya.

"Kirimkan padaku, dan kau tunggu di sini saja."

Anne menggeleng keras, ia ingin ikut masuk ke dalam sana. "Aku ingin ikut mencarinya."

"Akan lebih baik jika kau di sini." Darkan cemas jika terjadi sesuatu di luar kendali.

"Aku akan berusaha melindungi diriku sendiri, aku tidak akan lengah." Anne berusaha meyakinkan.

Akhirnya Darkan menganggukkan kepalanya. "Tetapi kau harus selalu berada di sisiku, jangan sampai pergi kemana pun sendirian di sana."

Perkataan Darkan dengan nada bicara lembut itu mampu membuat Anne semakin percaya bahwa dia dapat melindunginya, tetapi ia pun akan berusaha menjaga dirinya sendiri.

"Meskipun tempat itu adalah klub malam, tetapi kenyataannya bukan ditujukan pada hal itu." Darkan melanjutkan ucapannya, yang diangguki oleh Anne.

Kemudian mereka keluar dari mobil.
"Mari." Darkan mengisyaratkan agar Anne berjalan di sampingnya, lalu mereka melangkah bersama.

Setelah masuk ke dalam klub malam, Anne dan Darkan refleks menghentikan langkah, mereka dikejutkan dengan sorak ramai orang yang sedang bersenang-senang, beriringan dengan musik yang berputar dengan keras, lampu disko di ruangan itu pun sejenak menyilaukan mata mereka.

Namun, dari luar tempat tersebut tidak terdengar adanya kebisingan.

Kemudian Anne dan Darkan melangkah masuk lebih jauh, mereka pun beberapa kali hampir terpisah dan menabrak orang-orang yang sedang menari, sampai akhirnya Darkan memutuskan membawa Anne ke sisi ruangan yang tidak terlalu banyak orang.

Tiba-tiba Darkan merasa kepalanya berdenyut lebih nyeri dari sebelumnya, yang membuat tubuhnya tak seimbang, ia segera menyentuh tembok di sampingnya, sedangkan Anne menangkap salah satu tangannya.

"Kau kenapa??"

"Aku baik-baik saja."

"Kita duduk di sana terlebih dahulu." Anne menunjuk ke suatu arah, saat ini Darkan terlihat tidak baik-baik saja.

Darkan terus memegangi kepalanya sambil meringis, dan dadanya mendadak merasa nyeri.

Darkan berusaha berdiri dengan tegap. "Mari kita temui seseorang untuk bertanya tentang saudaramu." tolaknya, mengabaikan permintaan Anne.

"Genggam tanganku." Anne mengulurkan tangannya.

Darkan menatap uluran tangan Anne dengan senyuman yang mengembang, lalu ia menggenggamnya.

"Kau jangan khawatir, aku baik-baik saja." Darkan mengeratkan genggaman tangan mereka, senyumnya tipis, tetapi penuh dengan ketulusan.

Kemudian mereka melangkah menuju ke suatu arah, lalu naik ke lantai atas melalui tangga.

"Di sini sangat sepi." Setelah menaiki tangga Anne menatap sekelilingnya, di mana lantai bawah dan atas sangat berbeda. Jika di lantai bawah banyak sekali orang yang sedang bersenang-senang menari, dan dilihat dari penampilan dan wajah rata-rata terlihat tidak seusia dengannya, sedangkan di lantai atas banyak sekali ruangan berjajar dengan seluruh pintu yang tertutup.

"Ada lantai lain lagi?" Anne bergumam saat mendapati tangga lain di ujung ruangan.

Dan mereka menaiki tangga lagi, tetapi baru saja tiba di lantai ketiga, mereka dikejutkan dengan suara pekikan seseorang, sampai-sampai Anne refleks menutup kedua telinganya.

Anne mengedarkan pandangannya, di mana ada begitu banyak meja bundar, di atas meja terlihat dipenuhi banyak kartu dan barang yang tidak ia kenali, di lantai ini pun baik para pria ataupun wanita rata-rata terlihat tidak seusia dengannya.

Sementara itu, Darkan merasa bersalah mengiyakan Anne ikut pergi masuk bersamanya ke tempat ini, dia tampak terkejut sekali dan menatap tak percaya pada sekitarnya.

"Ayo." Darkan kembali mengajak Anne untuk melangkah bersamanya, mereka berjalan melewati orang-orang yang sedang sibuk dalam dunianya masing-masing itu, yang mana para pria sedang berjudi dengan ditemani oleh wanita berpakaian minim.

Hingga akhirnya mereka berhenti di depan sebuah pintu yang tertutup, Darkan mengetuk pintu tersebut beberapa kali.

Tak lama kemudian pintu pun terbuka, mereka dipersilahkan untuk masuk oleh seseorang.

Anne dan Darkan mendapati seorang pria yang duduk di kursinya sambil merokok, dilihat dari wajahnya pria itu terlihat cukup tua walaupun rambutnya hitam legam, yang mana sepertinya rambut pria tua itu diwarnai.

Anne menatap sekelilingnya, ruangan tempat mereka berdiri saat ini tidak terlalu luas seperti ruangan lainnya, hanya terdapat satu meja, 3 kursi, dan satu lemari kaca yang dipenuhi box file.

"Duduklah." Pria itu mempersilahkan Darkan dan Anne duduk, lalu dia mematikan rokoknya di atas asbak.

"Apa kau membawanya untuk menjual padaku? Atau dia kemari atas kemauannya sendiri?"

Darkan geram mendengar awal pertanyaan yang ditanyakan pria itu, sedangkan Anne menatap Darkan dengan bingung, ia tidak mengerti apa yang dikatakan pria itu.

"In English, please." Darkan yang menyadari Anne kebingungan, ia lantas berucap pada pria itu, tetapi ia merasa lega Anne tidak mengerti dengan perkataan buruk yang dikatakan pria itu.

Pria itu mengangguk-nganggukkan kepalanya lalu menghela napas berat.

"Kami kemari untuk mencari seseorang." Darkan meletakkan ponselnya di atas meja. "Apa kau pernah melihatnya?"

Pria itu mengamati wajah seorang wanita di ponsel Darkan tanpa mengambilnya. "Ya, tiga bulan yang lalu dia dibawa ke sini oleh seseorang."

"Siapa yang membawanya kemari??!" Anne lantas bertanya dengan nada tinggi.

Pria itu terkejut dengan pertanyaan Anne, ia terkekeh sambil menyandar pada penyangga kursi di belakangnya. "Saya tidak dapat memberitahumu."

"S-saya akan membayar berapa pun yang kau inginkan."

"Lebih dari 50 triliun apa kau memilikinya??" tanya pria itu yang ditujukan untuk sarkas.

"Tidak, bukan?"

"Atau... 5 triliun saja, apa kau sanggup??"

"Tidak, bukan?" Dia mengulangi ucapannya lagi, lalu tersenyum menyeringai.

Anne mengepalkan kedua tangannya di atas paha, matanya memerah dan air matanya membendung, ia hampir tidak dapat mengendalikan amarahnya.

Darkan mengenggam erat tangan Anne sambil mengisyaratkan agar Anne tetap mengendalikan amarahnya.

Darkan memasukkan ponselnya ke dalam saku jasnya. "Lalu di mana dia sekarang?" tanyanya penuh penekanan.

"Seorang pria kaya raya membawanya, kuyakin hidupnya pasti akan bahagia, dia hanya perlu mendesah saja." Pria itu tertawa dengan puas.

Detik itu juga, tamparan keras terdengar.

Anne tak segan-segan melayangkan tamparannya pada pria yang tak memiliki otak itu! Ia tidak dapat menahan diri mendengar saudaranya dilecehkan seperti ini!

Pria itu terkejut dengan tamparan Anne, dia memegangi rahangnya yang terasa kebas.

Darkan pun telah bangkit dari duduknya, dan ia tidak menyangka Anne akan seberani ini.

Sementara itu, Anne telah berdiri sejak dia melayangkan tamparannya pada pria tua yang berbicara seenaknya tentang saudaranya!

Pria itu bangkit dari duduknya. "Keluar!" Teriaknya dengan disusul umpatan yang tidak Anne mengerti.

Darkan menatap bengis pada pria itu, ia masih dapat menahan amarahnya, lalu mereka keluar dari ruangan tersebut.

"Bagaimana ini..." Anne memegangi kepalanya. "Cindy ternyata memang benar dibawa ke tempat ini, tapi di mana dia sekarang?"

"Kau harus yakin, kita pasti secepatnya akan menemukan saudaramu."

"Siapa yang membawanya, apa benar Mr. Martin?"

"Dulu kudengar bos dari pemilik tempat ini bukanlah Mr. Martin, tetapi dia memiliki wewenang dan tanggung jawab yang besar dalam mengelola tempat ini. Jadi, kupikir kita harus menemui dia lagi, tetapi sebelum itu kita tanyakan pada orang di sini."

"Lalu siapa orang tadi??" Anne mencegah Darkan yang baru saja akan mengajaknya pergi. "Kupikir dia bos dari tempat ini."

"Bukan, sepertinya dia hanya manajemen."

Anne memijat pelipisnya, kepalanya mendadak sangat pusing.

"Anne, apa rekaman itu masih berjalan?" Darkan bertanya dengan suara pelan sambil menatap sekitarnya dengan waspada.

Anne segera mengecek ponselnya, di mana ia menghidupkan perekam suara sejak tiba di klub malam ini.

"Iya masih."

"Bagus, tetap pastikan itu terus hidup." Darkan berucap dengan tegas.

Menghidupkan perekam suara tersebut atas permintaan Darkan saat di mobil menuju kemari, lalu mereka melangkah masuk ke area di mana banyak orang yang sedang berjudi.

"Apa kau ingin ikut bergabung bersama kelompok lain? Atau hanya berdua saja?" Seorang wanita berpakaian minim menghadang langkah mereka berdua, dia bertanya dalam bahasa Inggris.

"Tidak." Dengan tegas Anne yang menjawab sambil mengambil langkah berdiri tepat di depan Darkan karena ia tidak suka saat wanita itu menatap Darkan dengan tatapan nakal.

Sementara itu, Darkan terkejut dengan tindakan yang diambil Anne.

"Aku hanya menawarkan." Wanita itu menatap ketus pada Anne sambil mengendikan bahunya, lalu pergi dari hadapan mereka.

"Tunggu." Darkan menghentikannya, membuat Anne manyatukan kedua alisnya.

"Apa kau pernah melihatnya?" Namun, ternyata Darkan menghentikan wanita itu untuk bertanya mengenai saudaranya, ia memperlihatkan foto Cindy dari ponselnya.

"Ya, dia paling sulit diatur di sini, sampai akhirnya pria tampan menginginkannya, padahal aku lebih cantik darinya."

"Apa kau tahu siapa yang membawanya kemari, dan siapa yang membawanya pergi??" Anne bertanya dengan cepat.

Wanita itu menaikkan salah satu alisnya, lalu tersenyum menyeringai. "Hey, apa kau pikir aku seorang selebritis terus ditanyai seperti ini, aku sibuk." Dia tidak ingin memberitahu, lalu melangkah pergi, tetapi dengan segera Anne menghentikannya.

"Aku akan memberikan uang jika kau memberitahu kami."

"Kau sanggup membayarku berapa?"

"100 juta."

Wanita itu menatap dengan tatapan meremehkan. "Itu uang yang sedikit, tetapi baiklah, tidak masalah. Aku akan memberitahu kalian."

Mata Anne berbinar, ia merasa ada sedikit harapan yang muncul untuk dapat segera menemukan Cindy.

"BUGHH!!!"

Namun, tiba-tiba seseorang memukul Darkan dengan keras sampai dia tersungkur ke bawah.

Anne segera menghampiri Darkan, dan berteriak marah pada seorang pria yang memukulnya, yang entah muncul dari arah mana.

Anne beralih menatap Darkan. "Kau baik-baik saja?" tanyanya sambil membantu Darkan berdiri.

Namun, tiba-tiba pria lainnya berdatangan, sedangkan wanita tadi pergi.

"Kau pantas mendapatkan itu!" Pria yang memukul Darkan tadi berseru dalam bahasa Italia.

"Atas alasan apa kau memukulku??!" Darkan masih mampu menahan amarahnya, tidak balik memukulnya, ia menatap tajam pria itu dan bertanya dalam bahasa Italia.

"Dia adalah orang yang mencuri uangku itu." Pria itu tidak menjawab pertanyaan Darkan, dia berucap pada pria lain di sekitarnya, yang tampaknya adalah orang dekatnya.

"Baiklah, dia harus merasakan akibatnya karena telah mencuri uang darimu." Salah satu pria lain berucap sambil berjalan mendekat pada Darkan.

"Aku tidak pernah mencuri dari siapa pun!" Darkan berteriak marah dan meminta agar Anne menjaga jarak darinya.

Namun, Anne menggeleng keras, dan ia sedari tadi bingung apa yang sedang mereka bicarakan, ia tidak mengerti sama sekali!

"BUGHH!!!" Sebuah pukulan melayang di wajah Darkan saat dia lengah, dan pria lainnya langsung ikut memukulinya tanpa ampun hingga tubuhnya tersungkur.

Anne pun refleks menghindar dan menjerit.

Darkan meraung kesakitan saat di sekitar dadanya diinjak, sedangkan di bagian perutnya ditendang tanpa henti, ia berusaha bangkit, tetapi salah satu tangannya tiba-tiba diinjak dan ditekan kuat dengan sepatu bergerigi tajam hingga tangannya berdarah.

Sementara itu, Anne berteriak panik, terus meminta tolong pada orang di sekitarnya, tetapi tidak ada satu pun yang memedulikannya.

Mereka malah menyaksikan layaknya tontonan televisi, belum lagi ada beberapa pria yang berseru dengan wajah senangnya.

Anne ingin menghentikan itu dengan kedua tangannya sendiri, tetapi ia tidak memiliki beranian untuk menghentikan tujuh pria yang memukuli dan menendang Darkan tanpa henti itu.

"Tolong!!" Anne menjerit saat kerah kemeja Darkan ditarik, yang membuatnya dalam posisi setengah berdiri, disusul pukulan keras di wajahnya hingga darah mengalir dari hidungnya.

"Berhenti!!!" Anne berhasil menerobos para pria tadi, membuat ketujuh pria itu diam, tetapi detik itu juga ia didorong oleh salah satu dari mereka hingga perutnya menabrak meja.

Anne meringis, merasa ngilu dan nyeri di saat yang bersamaan, tubuhnya perlahan meringsut ke bawah saking tidak tahannya dengan rasa sakit itu.

Para pria itu pun kembali memukuli dan menendang Darkan secara membabi buta.

"Dia bisa mati jika tidak ditolong!!!"

Darkan kesulitan mengambil celah untuk membalas serangan bertubi-tubi dari tujuh pria itu, sampai akhirnya kedua matanya perlahan tertutup, dan tidak ada pergerakan sama sekali.

"Darkan!!!" Anne menjerit dan menangis dengan histeris, tetapi para pria itu masih menendang Darkan, bahkan ada seseorang yang menginjak kepalanya.

"Berhenti!" Seseorang menghentikan, semua perhatian di ruangan lantas tertuju pada seorang pria yang sedang melangkah ke arah mereka dengan tatapan tenangnya.

"Enzo." Anne kenal dengan pria yang membuat ruangan yang sebelumnya bising ini seketika senyap.

"Kalian telah puas menghajarnya, bukan? Lihatlah dia, dia hampir mati, tetapi jika dia sampai mati kalian sendiri yang tetap akan mengalami kesulitan." Enzo berucap sambil menatap tujuh pria itu satu persatu.

"Dan apa kalian ingin mengeluarkan uang untuk biaya pemakamannya??" Enzo terkekeh dengan wajah cerahnya, yang disahuti gelak tawa orang-orang.

Anne menatap Enzo dengan tatapan bingung, apa yang sedang dia katakan? Karena dia berbicara dalam bahasa Italia.

Apakah Enzo mencoba menolong Darkan? Tetapi mengapa mereka tertawa dengan keras, dan berkata seolah sedang meledek sesuatu.

Dan mengapa Enzo berada di tempat ini, bukankah Darkan berkata kehidupannya menderita, tetapi dilihat dari penampilannya dia tampak baik-baik saja.

"Hey, Nona. Bawalah kekasihmu itu pergi." Salah satu dari ketujuh pria itu berucap, dia adalah orang yang pertama kali memukul Darkan.

Anne yang tidak mengerti dengan ucapan pria itu, ia menoleh pada Enzo, dengan wajah datarnya dia lantas mengisyaratkan agar ia bangkit.

Anne berusaha bangkit dengan memegangi meja di sampingnya, ia meringis, menahan rasa sakit di perutnya, dan orang-orang yang melihatnya tiba-tiba tertawa karena ada seseorang yang melemparkan lelucon.

Namun, Anne tidak mengerti karena seseorang itu berkata dalam bahasa Italia, lalu ia melangkah mendekat pada Darkan, dan berusaha membangunkannya karena dia tidak sadarkan diri.

"Minggir." Enzo mengambil alih Darkan dari Anne, lalu memberdirikannya dengan merangkulkan salah satu lengan Darkan pada pundaknya.

"Ikuti aku." Enzo berucap sambil menatap Anne sekilas, tampak tidak sudi menatapnya walaupun sebentar.

Anne segera membantu membawa Darkan dengan merangkulkan salah satu lengannya pada pundaknya, lalu mereka keluar dari tempat tersebut.

Orang-orang di sana merasa heran, mengapa Enzo mau membantu orang tak dikenal itu, tetapi ada pula orang yang mengenal Darkan, tetapi memilih diam.

TBC

Darkan😭😭

Ada Enzo🤨

Menurut kalian dia nolong karena baik atau ada sesuatu dibalik itu?🧐

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 117K 44
[PRIVAT ACAK - FOLLOW SEBELUM BACA] - OBSESI, HUBUNGAN TERLARANG, PERSAINGAN BISNIS, PERSAHABATAN, TOXIC RELATIONSHIP, FRIENDZONE. Ini tentang para t...
3.7K 184 24
FOLLOW SEBELUM MEMBACA 💕 Semua ini dimulai pada saat ayahnya menjual Elva kepada seseorang yang bahkan Elva tidak kenal. Gadis dengan paras cantik n...
870K 65.3K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
Arzella By Vinnie

Teen Fiction

205K 14.3K 33
Teen fiction Berawal dikhianati sang pacar, Zella akhirnya bertemu dengan Arderas Kaizen. Cowok yang katanya paling anti sama cewek. Kisah mereka jug...