Swastamita

By luvonyca

30.4K 1.3K 133

Salma tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah setelah bertemu dengan Rony. Hidup yang selama ini ia jala... More

#1 Cowo Gila
#2 Sahabat
#3 Pacar
#4 Cita-cita
#5 Tenang
#6 Bali (1)
#7 Bali (2)
#8 Bali (3)
#9 Tukad Korea
#10 Tertarik
#11 Overthinking Rony
#12 Vindes
#13 Virtual
#14 Movie Date(?)
#15 Tumbuh Rasa
#16 Pulang
#17 Kali Kedua
#18 D'Pakar
๐Ÿ™๐Ÿป
#19 Museum Date(?)
๐ŸŒป๐Ÿงก
#20 Overthinking Salma
#21 Braga
#22 Sleep Call
#23 Konsumsi Publik
#24 That's What Family's for
#25 Perjalanan (1)
#26 Perjalanan (2)
#27 PMI
#28 Terbakar
#29 "24"
#30 Jangan Ada Dusta Diantara Kita
#32 Confess
#33 Aku Sayang Kamu
#34 Rencana Perjalanan
#35 Setu Babakan
#36 Whoosh
#37 Bercelah
#38 Sadar
#39 Kakang
#40 Adek
#41 Mall dan Salma
๐Ÿ‘‹๐Ÿซถ
#42 Rony dan Ceritanya
#43 Hadiah
#44 Picnic Date
#45 Snacks Party
#46 Perkara Fabi
#47 Rumah Rony
#48 Semua Aku Dirayakan

#31 Mukbang

512 24 8
By luvonyca

Semuanya sudah berkumpul kembali di tempat sebelumnya. Salma menyampaikan rasa terima kasih nya kepada teman-teman Rony yang dengan hangat menerimanya. Ia meminta izin untuk pulang ke hotel, berpamitan dengan semua teman Rony. Kegiatan hari ini di kantor Rony sedikit menguras tenaganya tapi ia senang. Sebelum benar-benar pergi, Rony mengajak Salma berkeliling kantornya melihat ruangan lainnya yang ada. Dalam hatinya, Salma ingin sekali bisa kembali ke tempat ini dan juga bertemu dengan teman-teman Rony lagi.

Saat ini Salma dan Rony sudah berada di mobil. Salma yang menyandarkan tubuhnya ke kursi sambil melihat lurus ke depan dan Rony yang fokus melihat jalanan.

“Cape ya?” tanya Rony, melihat Salma yang hanya diam selama berada di mobil.

Salma mengangguk. “Tapi banyak senengnya, gue bisa diterima dengan baik sama temen-temen lo, itu sih yang paling bikin gue seneng.” Jawab Salma, sembari tersenyum menatap Rony di sebelahnya. Melihat itu, Rony pun ikut tersenyum senang. Mobil yang Rony kendarai sudah memasuki basement salah satu apartemen di bilangan Jakarta Selatan. Memang tidak terlalu jauh jarak antara kantor dengan apartemennya, hanya 20 menit bisa sampai jika jalanan sedang lancar.

“Ayo turun.” Ajak Rony. Salma yang bingung menahan Rony saat ia akan membuka pintu mobilnya. “Kok apartemen? Hotelnya di mana?” Tanya Salma, masih menahan tangan kiri Rony. “Iya turun dulu ya, nanti gue jawab.” Balas Rony dengan lembut. Salma mengikuti perintah Rony.

Sementara Rony saat ini sedang sibuk mengeluarkan barang Salma yang ada di kursi belakang mobil.

“Makasih, sini gue yang bawa.” Salma meminta barangnya itu.

“Ga usah gue aja, lu bawa tas kecil itu aja.” Jawab Rony. Salma tidak mendebatnya, ya sudah jika itu mau Rony. Ia mengikuti langkah Rony menuju lift.

Pintu lift terbuka, mereka langsung masuk ke dalamnya. “Ron ih ini apartemen siapa? Kok gue di bawa ke sini, kata lu mau cariin hotel deket apartemen lu.” Salma mencecar Rony dengan segala pertanyaan yang ada di kepalanya.

“Teteh Ama ini bawel pisan ya. Udah ngikut aja, apartemen gue ada di sini.”

“Ih apaansih. Gue di apartemen lo gitu maksudnya? Gamau ah Ron gue mau cari hotel sendiri aja.” Salma menekan tombol lift menuju lobby berada, ia merampas barangnya yang ada di tangan Rony. Tapi dengan sigap Rony menahannya, tenaga Rony lebih kuat daripada Salma. Untungnya lift ini hanya ada mereka berdua, jadi adegan tarik menarik barang ini tidak membuat mereka terlihat aneh di mata orang lain.

Pintu lift terbuka, lantai 5. Rony menyuruh Salma keluar dari lift, tapi Salma tidak mau. Ayolah Salma, Rony juga tidak mungkin meminta Salma untuk tidur di apartemennya. Setelah membujuknya, akhirnya Salma mau. Rony bilang akan menjelaskannya jika ia keluar dari lift itu.

“Yaudah gimana cepet jelasin.” Pinta Salma, dengan nada yang dingin.

“Iya hari ini lu tidur di apartemen, tadinya gue mau cariin lu hotel deket sini. Tapi pas gue pikir lagi, mending di apartemen ini aja biar lebih gampang.” Jawab Rony.

Salma masih diam, menunggu penjelasan Rony selanjutnya.

“Tenang aja, lu ga tidur di apart gue kok. Ayo kita ke 503, di sini tuh bisa sewa harian juga.” Rony mulai melangkahkan kakinya, mencari pintu yang bertuliskan nomor 503. Salma mengekor di belakangnya, ia lega mendengar penjelasan Rony.

“Ngomong dong daritadi.” Keluh Salma.

“Hahaha lu parno ya gue bawa ke apart gue, lucu banget sih.” Tawa Rony.

“Lucu ndasmu, walaupun gue tau lo baik tapi ya tetep aja.” Jawab Salma.

“Iya iyaa, nah sampe nih.” Rony berhenti di depan pintu bertuliskan No. 503.

Rony menyerahkan barang Salma. “Lu istirahat ya, jam 7 malem kita ketemu lagi. Kalo lu butuh sesuatu, lu bisa hubungin gue atau cari gue langsung. Gue ada di lantai 3, 303.” Ujar Rony, lembut dengan senyuman manis terukir di wajahnya.

“Okay, makasih. Lo juga istirahat yaa. Gue masuk dulu.” Balas Salma dengan senyum yang tak kalah manis dari Rony. Setelah memastikan Salma hilang dari pandangannya, Rony pun berjalan ke arah lift untuk pulang ke apartemennya.

***

18.30 WIB

Bunyi notifikasi whatsapp, terlihat pesan dari Rony yang isinya “Sal, istirahatnya udah kan? Siap-siap ya, jam 7 gue jemput. Ada yang mau gue bahas, penting.”

Deg. Entah mengapa perasaan Salma setelah membaca pesan itu tidak karuan. Ia bertanya-tanya pembahasan apa yang penting saat ini. Apa dia hanya bercanda? Tapi dari chat nya saja sudah terlihat serius. Apapun itu semoga bukan hal yang tidak Salma inginkan.

***

Saat ini Rony sedang bermalasan di kasurnya, memainkan hp dengan posisi tengkurap. Baru saja ia mengirimkan pesan ke Salma. Ia bertanya pada dirinya sendiri, apa dengan mengajak Salma membahas hal “penting” ini sudah benar. Tapi sedetik kemudian ia langsung merasa yakin inilah saatnya, ia mengingat seluruh ucapan keluarganya saat itu, ketika ia menceritakan tentang Salma. Ia tidak lagi mau membuang waktu dan kesempatan yang ada.

Rony membuka kembali room chatnya dengan Salma, tidak ada balasan. Tapi Rony yakin Salma sudah membacanya. Ah perasaan Rony jadi tidak menentu seperti ini.

***

19.00 WIB

“Sal gue di depan.” Isi pesan Rony. Tak lama pintu dibuka dan menampilkan gadis cantik yang memakai setelan piyama dengan pashmina yang disampirkan asal. “Ron gue belom ganti baju, mager hehehe.” Salma tersenyum lebar, memperlihatkan gigi rapi nya.

“Gapapa gitu juga cantik. Lu laper ngga? Mau cari makan atau gofood aja?” tanya Rony.

Bohong kalau Salma tidak salting saat ini. Ia masih terlihat biasa saja padahal hatinya sudah tak karuan. “Laperrr, gofood aja ya Ron? Sumpah gue mager abis.” Jawab Salma.

“Oke kalo gitu, btw lu ga akan nyuruh gue masuk gitu? Selamanya di luar sambil nunggu gofood? Lu tega buat gue kedinginan? Parah banget jir.” Rony menggerutu, berpura-pura kesal.

“Hahaha, lo mau gue suruh ke dalem? Bilang dong, ga usah sewot gitu.” Salma tertawa, lucu sekali melihat wajah Rony saat ini.

Rony tidak menjawab, bibirnya mengerucut seolah berkata “nyenyenye” tanpa suara. Salma masih saja tertawa, ia membuka pintunya lebar dan Rony langsung masuk ke dalam, meninggalkan Salma yang masih asik tertawa di ambang pintu.

Rony sudah duduk di sofa depan televisi, ia mengambil remote, menyalakannya dan mencari tontonan yang ia inginkan, Upin dan Ipin. Salma saat ini sudah berjalan ke arah Rony, lalu ikut duduk di sebelahnya.

“Kek bocah deh lo nonton Upin-Ipin.” Komentar Salma.

Rony yang sedang memainkan hp nya pun langsung menjawab, “Lah biarin, suka-suka gue. Emang lu ga suka?” Rony menjawab dengan pertanyaan.

“Suka juga sih, hahaha.” Salma mengambil remote yang ada di dekat Rony, membesarkan volumenya.

“Yeuuu dasar Mei-Mei.”

“Apa sih Mail!”

“Mei-Mei, lu mau makan apa? Nih pilih sendiri.” Rony menyodorkan hp nya, namun Salma tidak menerimanya.

“Jangan nyuruh gue nyari Mail, gue bisa ngabisin waktu lebih dari se-jam cuma buat nyari apa yang pengen gue makan. Lu mau mati kelaperan?” seloroh Salma.

“Anjir, ya udah gue yang cari. Tadinya gue tawarin lu yang nyari tuh karena siapa tau lu lagi bm sesuatu gitu.” Rony menarik kembali hp nya, mulai mencari lagi makanan yang ingin dipesan.

Salma hanya menggeleng, matanya fokus menonton Upin-Ipin. Akhirnya setelah memilih, Rony memutuskan membeli berbagai jenis sate beserta lontong, untungnya tidak ada penolakan dari Salma, hanya saja..

“Ron, yang bumbu kacang jangan dikasih bawang ya.” Pinta Salma.

“Iya gue udah tau, aman udah gue kasih note.” Jawab Rony. Iya Rony sangat memperhatikan hal kecil tentang Salma, ia tau betul bahwa perempuan ini tidak menyukai segala jenis bawang yang ada di makanannya, lalu seledri, dan juga sayuran. Dari berbagai jenis sayuran, yang Salma sukai masih bisa dihitung oleh jari.

Sembari menunggu gofood mereka datang, pilihan menonton Upin-Ipin lah yang dipilih keduanya. Tidak banyak suara hadir diantaranya, masing-masing fokus menonton. Sesekali mengomentari kelakuan dua bokem itu beserta teman-temannya.

“Sal kita makan di rooftop gimana? Gue ke bawah dulu, nanti lu tunggu di depan lift. Kita bareng ke rooftop nya.” Penawaran Rony, yang langsung dijawab Salma oleh anggukan dengan mudahnya.

Sesuai rencana tadi, saat ini mereka sudah bersama menuju rooftop. Sesampainya di sana, “Wah bagus banget Ron pemandangan dari sini.” Puji Salma, ia terpana dengan view yang ada.

(view from rooftop, by pinterest)

Rony tersenyum, “Udah ayo makan.” Rony mengeluarkan semua pesanannya, Salma yang sedari tadi memperhatikan dibuat kaget melihatnya. “Anjir banyak banget Ron, siapa yang ngabisin ini semua? Judulnya adalah mukbang ini mah.” Komentar Salma.

“Kita bagi dua lah, udah ayo makan.” Rony mulai melahap sate taichan.

“Wah kacau perut lo perut karet sih, kalo tanpa lontong sih gue bisa ngabisin 25 tusuk keknya. Tapi ini pake lontong jir.” Ujar Salma.

“Bawel amat sih, udah makan aja. Nanti gue yang ngabisin kalo lu ga abis.” Jawab Rony, enteng.

“Bener ya, awas aja kalo jadinya malah dibuang.” Salma mengambil 1 tusuk sate ayam bumbu kacang.

“Enak kan?” tanya Rony.

Salma mengangguk, “Enakkk!! Sejauh ini pilihan lo belom ada yang gagal sih.” Balas Salma.

“Iya lahh, Ronnyyy gitu loh.” Jumawa Rony, yang langsung dibalas cibiran oleh Salma.

Rony hanya tertawa, dari tadi ia hanya memperhatikan Salma yang selalu mengambil sate berbumbu kacang.

“Coba yang taichan juga dong, enak ini.” Saat ini posisi tangan Rony yang memegang satu tusuk sate sudah berada di depan mulut Salma, berniat menyuapinya.

Salma mematung, bibirnya masih tertutup rapat. “Lah malah diem, buka mulutnya, aaaaaa.” Suara Rony barusan membuat Salma tersadar, dan menggigit sate yang sedari tadi Rony pegang di depan mulutnya.

“Hmm iyaa bener enak jugaa.” Respon yang keluar dari mulut Salma.

Salma masih berusaha menetralkan perasaannya, namun Rony kembali membuat ulah.

“Lu makan gimana si, ini bumbu kacang nempel di dagu. Blepotan kek anak kecil deh.” Ujar Rony, sembari tangannya sibuk mengelap noda di dagu Salma.

“Rony anjir, ga semua sanggup lu giniin ya. Ralat, gue, gue ga sanggup lu kek gini ke gue. Fak kata gue teh.” Batin Salma. Perasaannya saat ini semakin riuh, tapi ia harus sembunyikan karena tidak mau Rony melihatnya. Gengsi.

“Makasih.” Nyatanya, hanya satu kata yang bisa Salma ucapkan.

Rony kembali fokus dengan sate nya. Sementara Salma, selera makan nya sudah hilang. Mendadak kenyang karena perlakuan Rony tadi. Ia hanya menghabiskan 15 tusuk dan setengah porsi lontong. Ah andai saja ia bisa ke kamarnya saat ini, ia ingin berteriak atau guling-guling di kasur. Hal sepele memang, tapi bagi Salma berbeda. Apapun yang dilakukan Rony kepada dirinya selalu istimewa di mata nya.

“Lo mau bahas apa Ron? Katanya penting.” Salma teringat pesan Rony yang tadi membuatnya deg-degan.

“Nanti aja, abisin dulu ini.” Jawab Rony.

Salma diam, ia memilih mengedarkan pandangannya ke sekitar. Rony yang melihatnya pun langsung bertanya, “Lu udahan makan nya? Kok dikit banget.”

“Udah kenyang gue.” Jawab Salma. “Lo harus abisin semuanya.” Tambahnya.

Rony mengangguk. Lucu sekali lelaki ini, mulutnya penuh dengan makanan hingga menggembung, jadi ia kesusahan untuk menjawab.

Continue Reading

You'll Also Like

38.8K 2.1K 29
Y/N didn't expect to meet again the person she met before. Haitani Ran is truly dangerous even if he still was a delinquent but that's not how Y/N se...
39.8K 846 23
The strongest: Satoru Gojo and The King of Curses: Ryomen Sukuna fought. their battle shook the world as the titans clashed, as the two clashed again...
280K 8.3K 93
Daphne Bridgerton might have been the 1813 debutant diamond, but she wasn't the only miss to stand out that season. Behind her was a close second, he...
225K 3.4K 24
A story where two broken pieces find their way to each other to become whole. A girl that self doubts and misses the bright world that her mother had...