Halooo
Apa kabar para cegil?
Semoga dinotice bias
Ngakak bareng dulu yok
Happy Reading
Sang surya telah memancarkan sinarnya. Menerobos celah jendela kamar seorang gadis remaja yang masih tertidur lelap.
Gadis itu nampaknya tak sedikit pun terganggu dengan cahaya matahari yang bahkan mengarah tepat ke matanya.
Ia justru mengubah posisi tidurnya.
I'll do anything to get back to you, you
Life is but a dream, we got history (I just wanna)
Feel the chemistry, feel you next to me (you know that I)
Hate this distance
'Cause I'm just left here singing
Lonely harmony's, broken melodies (ah)
Love drunk energy, I'm in ocean deep (ah)
Oh, I hate this distance and I hate singing
Broken melodies
Suara nada dering telepon itu berhasil membangunkan gadis pemalas yang semalam begadang menamatkan 10 episode drama Korea.
"Sialan. Siapa sih nelpon pagi-pagi? Ganggu weekend gue aja," gerutu gadis itu. Ia meraba-raba tempat tidurnya untuk mencari benda pipih yang membangunkannya.
Ia menekan ikon berwarna hijau di ponselnya. "Yeoboseyo?"
"Idih! Sok Korea lo, Lun."
"Lunna, jangan-jangan lo baru bangun, ya? Kita udah di depan rumah lo," sahut seseorang dari seberang sana.
Lunna yang mengenali suara itu pun segera mengecek dari jendela kamarnya. Dan benar saja, kedua sahabatnya sudah menunggu di depan rumah. Sementara ia sendiri belum menyadari kalau melupakan sesuatu yang sangat penting.
Lunna kembali menutup tirai dan bersembunyi. "Ngapain kalian ke sini pagi-pagi?" tanya Lunna.
"Pagi matamu. Ini udah jam tujuh, syalan."
"Anying amat lo, Lun. Lo yang butuh, tapi lo juga yang lupa."
Lunna mencoba mengingat-ingat. Tapi isi otaknya dipenuhi dengan adegan drakor semalam.
"Apaan? Gue cuma inget Cha Sung Ho & Jin Young Seo yang abis ciuman di apart tadi malem."
"Sialan."
"Kita udah janji mau nyari printilan buat lo lomba ngelukis besok pagi, Nying. Gue gaplok juga pala lo."
Seketika Lunna ingat semuanya. "HAH? AAAA ANDWAE GUE BELUM APA-APA. KIRA, TUNGGUIN GUE!" Lunna mematikan telepon dan segera berlari ke kamar mandi untuk bersiap-siap.
Dengan rumus BRW yaitu bersih, rapi, dan wangi ala Lunna, ia selesai dalam waktu 20 menit. Daebak.
Setelah memastikan dirinya memenuhi standar BRW, Lunna segera berlari ke teras untuk menemui kedua sahabatnya yang mungkin sudah sangat kesal karena menunggunya.
"Good morning, Bestie," sapa Lunna kepada Shakira dan Desta yang sudah memasang raut wajah kesal di dalam mobil.
"Muncul juga lo akhirnya. Kenapa tadi abis nongol dari jendela langsung sembunyi lagi?" tanya Shakira yang ternyata melihat aksi Lunna tadi.
Lunna menutup mulutnya kaget. "Oh my God. Lu liat, Sha?"
Shakira berdecak kesal dan memukul stir mobilnya. "Ya iyalah, jelas banget pala lo nongol sedetik dari jendela. Trus abis itu ngilang lagi kayak buronan yang ketemu polisi."
"Lebih tepatnya kang ngutang yang ketemu dekoleptor sih, Sha," sahut Desta.
"Dekoleptor dekoleptor matamu. Depcolector. D- E-P-C-O-L-E-C-T-O-R. Catat!"
"Apaan dah? Lu ngoreksi juga salah, Sha. Nih gue eja, ya. Dengerin! D-E-B-T-C-O-L-L-E-C-T-O-R." Lunna memukul pintu mobil Shakira.
"Ngegas amat. Pms, ya?" tanya Desta dengan ekspresi watados alias wajah tanpa dosa.
Shakira sudah terlihat sangat kesal, Desta dengan tak berdosanya malah nyengir kuda. Sementara Lunna, ia menyenderkan kepalanya ke pinggiran pintu mobil untuk melihat perdebatan mereka.
"Lun, lo kalo nggak buruan masuk bakal gue tinggal," ucap Shakira yang sudah menyalakan mesin mobil.
"Ehh? Andwaeee. Oke gue masuk."
Setelah memastikan bahwa Lunna sudah siap, Shakira segera menjalankan mobilnya.
Baru mulai jalan, Desta sudah mulai menyanyi dengan suara merdunya. Merdu itu merusak dunia maksudnya.
"Ohhhh jika kau minta, aku menjauh, hilang dari ... dari apa, ya?"
"Dari matamu, aku pun sudah tau kau suka aku tak perlu menunggu," sambung Lunna dengan lirik lagu yang berbeda.
"Lagu apaan sih, Lun?" tanya Desta yang merasa asing dengan lagu yang Lunna nyanyikan.
"Lo berdua mending ngamen aja sana daripada bikin kuping gue sakit," celetuk Shakira.
"Sabar sabar, Sha. Orang sabar dinotice bias kalo kata Lunna," ucap Desta.
"Bener, gue sabar komen segala macem di live Jaemin kemarin malem. Dan kalian harus tau kalo gue dinotice! AAAAA SENENG BANGET AAAAAA." Lunna mereog menutupi wajahnya dengan bantal mobil Shakira.
"Yang bener? Lo komen apaan, Lun?" tanya Desta.
Lunna masih senyum-senyum sendiri sambil sesekali membuka tutup wajahnya yang memerah. "Ntar dulu, Des. Gue masih salting."
"Idih!"
Desta membiarkan Lunna yang sekarang sudah seperti orang gila. Ia menoleh ke Shakira yang fokus menyetir mobil. "Sha," panggilnya.
"Kenapa?"
"Jutek amat. Gue pengen dengerin musik."
"Yaudah, puter aja sendiri."
"Wah, boleh nih?"
"Kaga."
"Lah? Tadi suruh muter?"
Shakira menghela nafasnya. "Kalo udah gue suruh muter ya itu artinya gue ngizinin, Nying."
Shakira menggerakkan tangannya mengelus dada karena lelah dengan kelakuan teman-temannya pagi ini. "Sabar wahai diriku."
Desta kembali nyengir watados. "Hehee, gomawo." lalu memutar lagu Justin Bieber yang berjudul 'Baby' dengan volume tinggi. Ia juga ikut menyanyi dengan suaranya yang fals.
"Destaa!" teriak Shakira yang mungkin merasa telinganya sudah sangat panas.
"Jangan marah-marah dong, Bestie. Mending kita nyanyi bareng."
"Shakira, lo beneran pms, ya? Ngegas mulu daritadi perasaan," tanya Lunna.
"Iya, kenapa?"
"Pantesan," celetuk Lunna dan Desta bersamaan.
"Yaudah, maunya apa? Bunda Taylor?" tanya Lunna.
"Boleh."
Desta memutar lagu Taylor Swift yang berjudul 'Fearless' dengan volume yang cukup tinggi. Mereka karaokean sepanjang jalan.
We're drivin' down the road
I wonder if you know
I'm tryin' so hard not to get caught up now
But you're just so cool
Run your hands through your hair
Absent mindedly makin' me want you
And I don't know how it gets better than this
You take my hand and drag me head first
Fearless
And I don't know why
But with you I'd dance in a storm
In my best dress
Fearless
Mood Shakira yang tadinya anjlok, kini kembali naik setelah bernyanyi bersama kedua sahabatnya. Mereka melepaskan semua beban pikiran dengan mengeluarkan suara lantang ketika menyanyi bersama.
Tak terasa, mereka sudah sampai di depan toko peralatan melukis. Lunna yang paling excited itu turun terlebih dahulu dari mobil dan langsung berlari memasuki toko.
"Asem tu anak."
"Sabar, Sha. Lo hafal kan Lunna orangnya gimana?"
Tanpa menjawab pertanyaan Desta, Shakira segera mengikuti Lunna yang sedang memilih ukuran kuas.
"Mending yang ukuran 3 apa 4?" tanya Lunna kepada kedua sahabatnya.
"Kaga ngerti gue, Lun," jawab Desta.
"Mending dua-duanya," sahut orang tak dikenal yang tiba-tiba muncul.
"Eh?"
siapa nih kira-kira?
voment yaa cantik, ganteng
see you next part