Happy reading
Dokter kematian adalah julukan untuk Daffa dari dunia bawah. Pria misterius yang selalu mengenakan topeng hitam,membuat semua orang sangat penasaran dengan wajah di balik topeng itu.
Bahkan,sampai pernah orang-orang dari dunia bawah mengadakan saimbara,siapa pun orang yang bisa membongkar identitas seorang Dokter kematian akan mendapatkan uang yang sangat banyak. Karena itu banyak para mafia kelas kakap yang selalu mengincarnya. Seambisus itu mereka ingin membongkar identitas daffa.
Termasuk kejadian saat daffa di kepung oleh puluhan orang suruhan salah satu mafia. Sampai ia mendapatkan tembakan di bahunya,untung saja waktu itu daffa masuk kedalam mobil Claudia sehingga ia bisa selamat dari mereka semua. Karena tertembak itu juga daffa tidak kembali kerumah selama satu hari,saat itu Daffa sedang berusaha mengeluarkan peluru di bahunya dengan bantuan Haris.
(Kalau kalian lupa itu semua ada di part 21 dan 22).
Di dunia bawah daffa di kenal sebagai seorang dokter yang selalu mengembangkan dan menciptakan berbagai macam racun mematikan. Ia kadang menjual racun-racun itu dengan cara elegal,bahkan kadang ia juga mengadakan pelelangan khusus untuk berbagai koleksi racun miliknya. Tak jarang Daffa selalu mendapatkan pundi-pundi uang yang sangat banyak dari sana.
Daffa bahkan memiliki laboratorium khusus didalam rumahnya untuk membuat bermacam-macam racun serta penawarnya. Kadang pria itu bisa tahan berhari-hari berada di sana hanya untuk membuat itu semua.
Kalian ingat kan saat Adelia sering melihat Daffa keluar masuk kedalam ruangan yang ada di dekat tangga setiap tengah malam? Nah,itu semua Daffa sedang mengembangkan racun terbarunya,di ruangan dekat tangga itulah laboratorium Daffa berada,tidak ada seorang pun selain dirinya yang boleh masuk kedalam sana termasuk asistennya sekalipun.
Racun adalah ciri khas dari seorang dokter kematian,membuat orang-orang yang ada di dunia bawah terkadang merasa takut hanya untuk mencari masalah dengannya. Dan pisau bedah adalah senjata utama yang selalu di bawa Daffa ketika berada di dunia bawah. Ia sangat jarang menggunakan senjata api seperti mafia-mafia kebanyakan karena yang menjadi keahliannya itu adalah menggunakan senjata tajam.
Alasan Daffa menutupi identitasnya dengan rapat,dia hanya tidak ingin saat dia memiliki musuh, mereka semua malah akan menargetkan keluarganya. Daffa tidak ingin orang-orang tersayangnya menjadi korban dari pekerjaannya ini.
Di sini hanya Haris,asistennya itu yang tahu kalau selama ini di balik topeng hitam itu ternyata adalah daffa. Tidak ada lagi orang lain selain haris yang tahu tentang itu semua termasuk seluruh keluarganya. Mereka semua tidak tahu kalau Daffa itu adalah salah satu orang berpengaruh di dunia bawah.
Mereka semua hanya tahu seorang Daffa Aditya itu adalah seorang dokter bedah yang selalu menyelamatkan pasiennya dari maut yang hampir menjemput, tanpa mereka tahu kalau di balik itu semua Daffa juga bisa menjadi malaikat kematian untuk seseorang. Dirinya bisa menyelamatkan nyawa orang dan juga bisa melenyapkan nyawa orang.
Daffa baru saja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri dari darah-darah yang menempel di tubuhnya.
Pria itu menggosok-gosok rambutnya yang basah karena keramas tadi. Suara nada dering dari ponselnya terdengar di nakas membuat pria itu menghampiri benda pipi itu. Wajahnya langsung mendatar saat membaca nama siapa yang meneleponnya.
Kesya,gadis itu seharian ini selalu berusaha menghubunginya,tapi entah kenapa Daffa sangat malas untuk menjawab panggilan itu. Dari tadi Daffa tidak pernah menjawab panggilan itu satupun.
Lagi,suara nada dering yang tadi sempat berhenti kembali terdengar membuat Daffa langsung menghela nafas berat.
Dengan amat sangat terpaksa akhirnya Daffa menjawab panggilan itu.
"Sayang kamu dari mana aja sih? Aku dari tadi hubungi kamu terus tau tapi kamu gak pernah jawab" terdengar suara Kesya dari seberang sana setelah sambungan teleponnya terhubung.
"Maaf tadi aku sangat sibuk"jawab Daffa seadanya.
"Sesibuk itu sampai telpon aku gak di jawab?"
"Aku banyak pekerjaan sya,baru sekarang bisa megang hp"jelas Daffa.
"Aku itu khawatir sama kamu daf,kamu gak ada kabar padahal aku baru aja datang dari luar negri. Harusnya kita itu masih melepas rindu,bukannya kamu malah sibuk kerja"ucap Kesya.
Terdengar helaan nafas dari Daffa. "Maafin aku, aku benar-benar sibuk,pekerjaan aku memang tidak bisa di tinggalkan"
"Iya aku maafin,aku juga minta maaf karena sudah sempat gak ngertiin keadaan kamu"ucap Kesya dari seberang sana.
"Hm, Aku maafin. Aku matikan dulu ya sya,setelah ini aku ada meeting penting dengan klien"ucap Daffa.
"Iya sayang, semangat kerjanya sayang. Nanti jangan lupa kabarin aku ya"kata Kesya.
"Hm iya"
Tut.
Daffa langsung mematikan sambungan telponnya setelah menjawab ucapan gadis itu. Ia meletakkan kembali ponsel itu di atas meja nakas. Daffa memilih membaringkan tubuhnya di atas kasur, pria itu menatap langit-langit kamarnya.
Pria itu merenung merasakan perasaannya sekarang kepada Kesya. Saat gadis itu memeluknya setelah sekian lama waktu itu dirinya tidak merasakan perasaan apa-apa,debaran jantungnya juga tidak berdetak dengan kencang lagi. Perasaannya sekarang terasa hampa, daffa bisa memastikan kalau cintanya kepada gadis itu sepertinya sekarang sudah mulai menghilang. Daffa tidak tahu kenapa bisa seperti itu,apa mungkin karena hubungan jarak antara mereka selama ini dan juga minimnya komunikasi,atau kebenaran dari gadis itu yang beberapa bulan lalu baru diketahui Daffa. Sepertinya opsi terakhir itulah yang memang menjadi alasan Daffa tidak memiliki rasa lagi pada Kesya.
Namun,sekarang di hatinya malah terukir nama gadis lain. Pikiran selalu teralihkan kalau sudah menyangkut tentang gadis itu, siapa lagi kalau bukan Claudia. Daffa sekarang mengakui dia berlahan sudah mulai memiliki perasaan kepada Claudia.
Daffa menghela nafasnya,ia mengusap dengan kasar wajahnya. Dirinya sekarang harus memikirkan bagaimana caranya untuk bisa menemui gadis itu lagi yang sekarang sedang tidak ingin menemui nya. Ia ingin meluruskan semua masalah ini agar tidak ada kesalah paham di antara mereka.
Dirinya harus segera menemui gadis itu bagaimana pun caranya.
oo0oo
Dari pagi sampai malam Claudia hanya terus bekerja dan bekerja,lalu akan istirahat saat menjelang tengah malam, siklusnya seperti itu terus selama beberapa hari ini. Apapun tawaran kerja yang diberikan kepada Claudia,dia selalu menerimanya asalkan dia bisa selalu sibuk bekerja. Itu juga yang kadang membuat Niken memarahi gadis itu,pola tidur yang tidak teratur,makan yang selalu telat kadang kalau tidak di paksa Niken lebih dahulu baru gadis itu ingin makan.
Beberapa hari ini Claudia juga suka bolak balik luar kota karena ada perkerjaan di sana. Keuntungannya adalah bisa membuat Claudia selalu menghindar dari Daffa yang selalu ingin menemuinya.
Untung saja dengan jadwal pekerjaan Claudia sebagai pablik figur ini dia tidak terlalu memikirkan tentang sakit hatinya lagi,meski kadang setiap malam saat ingin tidur dia kembali mengingat semua itu dan akan menangisinya, ketika sudah lelah menangis baru gadis itu akan tertidur.
Claudia sekarang ini sedang berada di sebuah kamar hotel yang ada di luar kota. Karena dua hari ini Claudia sedang ada pekerjaan di sini jadi ia dan Niken memilih memesan satu buhan kamar untuk mereka tempati berdua selama dua malam.
Pagi ini saat Claudia sedang bangun tidur ia merasakan kepalanya yang terasa sangat pusing, tubuhnya juga sangat lemas, perutnya dari tadi seperti di obok-obok membuatnya sangat mual.
"Huek huek"
Claudia berlari menuju kamar mandi,memuntahkan isi di dalam perutnya.
"Huek huek"
Gadis itu kembali muntah,kalian semua pasti tahu bagaimana tidak enaknya saat berusaha memuntahkan isi didalam perut namun tidak ada yang keluar.
Niken terbangun dari tidurnya saat mendengar suara seseorang yang sedang muntah. Ia beranjak dari kasur menghampiri Claudia yang ada di kamar mandi.
"Huek huek"
"Clau ada apa?"tanya Niken panik. Ia membantu memijat belakang leher Claudia.
Claudia membersihkan bekas muntahannya itu lalu membasuh mulutnya. Kedua tangannya bertumpu di wastafel, nafasnya tersengal-sengal karena habis muntah.
"G-gak tau ken,perut gue mual,kepala gue pusing,tubuh gue lemas banget rasanya Ken"lirih Claudia dengan mata satu dan bibir yang pucat.
"Ayo gue bantu duduk di kasur"ucap Niken. Gadis itu memapah Claudia untuk duduk di kasur.
"Tunggu sebentar gue ambil minyak kayu putih dulu"
Niken berlari menuju kopernya,ia mencari benda itu, siapa tau bisa mengurangi rasa sakit Claudia. Niken kembali mendekati claudia sambil membawa benda yang ia cari.
"Ini olesi perut Lo sama ini,siapa tahu bisa mendinginkan "ucap Niken memberikan minyak kayu putih itu kepada sahabatnya.
Claudia menerimanya, langsung saja ia mengoleskan beberapa bagian tubuhnya dari perut, belakang leher serta pelipisnya. Gadis itu juga menghirup-girup aroma minyak kayu putih itu.
"Gimana?"tanya Niken yang melihat Claudia sudah lebih tenang.
"Sudah lumayan mendingan"jawab Claudia.
"Gue tadi udah pesen teh anget sama makanan, Lo harus minum teh anget sama makan biar perut Lo keisi lagi"ucap Niken. Tadi,saat Claudia sibuk mengolesi tubuhnya dengan minyak kayu putih ia memilih untuk menelpon bagian hotel untuk memesan makanan.
Claudia hanya mengangguk saja sebagai jawaban.
"Ini pasti karena Lo yang selalu maksain keraja,makanya tubuh Lo drop kaya gini. Apalagi di tambah Lo yang selalu tidur gak teratur sama makan yang juga suka telat"ucap niken yang mulai mengomel.
"Mana katanya tubuh Lo yang udah sangat kuat? Kenapa sekarang malah kaya gini?"sindir Niken.
Claudia mendengus mendengar itu. "Udah deh Ken,temen lagi sakit juga malah di omelin"
"Siapa juga yang ngomelin Lo,gue tadi cuman bicara biasa"kata Niken.
Tok tok tok
Terdengar suara ketukan pintu dari luar.
"Kayanya itu makanan deh datang. Sebentar gue bukain pintu dulu"Niken beranjak dari sana untuk membukakan pintu.
Terlihat seorang pegawai hotel memasuki kamar mereka dengan membawa troli makanan.
"Permisi,saya ingin mengantarkan pesanan anda"ucap pegawai itu.
"Letakin aja di atas meja sana"ucap Niken menunjuk meja kaca yang ada di depan sofa. Pegawai hotel itu pun meletakkan makanan serta minuman di atas meja kaca.
"Terimakasih sudah mengantarkan,ini tip untuk mu"ucap Niken sambil memberikan uang tip pada pegawai laki-laki itu.
"Terimakasih banyak nona"ucapnya menerima uang tip itu.
"Sama-sama"
"Kalau begitu saya permisi"ucap sangat pegawai lalu pergi dari sana dengan menutup pintu kamar hotel kembali.
"Ayo clau makan dulu,perut Lo harus di isi"ucap Niken.
Dengan tubuh yang masih terasa lemas Claudia berjalan menghampiri Niken yang sudah duduk di sofa Yang ada di sana.
Nasi goreng dengan telur mata sapi di atasnya menjadi sarapan mereka pagi itu.
Claudia meminum teh hangatnya lebih dulu. Saat meminum itu perutnya seketika langsung merasa hangat. Kemudian, Claudia menyendokkan nasi goreng itu untuk masuk kedalam mulutnya. Tapi,saat suapan pertama gadis itu langsung menutup mulutnya,berlari menuju kamar mandi untuk memuntahkan makanan itu.
Niken yang saat itu sedang asik makan menghentikan kegiatannya,ia ikut berlari menghampiri Claudia.
"Huek huek"
Lagi, Claudia kembali muntah. Sama seperti tadi tidak memuntahkan kan apa-apa hanya ada air liur yang keluar.
Gadis itu membesuh mulutnya setelah sudah tidak mual lagi.
"Mual lagi?"tanya Niken.
Dengan lemah Claudia mengangguk. "Gue gak bisa masukin makanan itu kedalam perut"
Niken menghela nafasnya mendengar itu.
"Lo gak lagi hamil kan clau?"
"Hah?!"Claudia langsung mengangkat wajahnya menatap pantulan Niken dari kaca di wastafel.
"Liat kondisi Lo kaya gini gue sempet mikir Lo lagi hamil tau. Soalnya ciri-cirinya sama kaya orang yang lagi hamil. Tubuh lemas, kepala pusing dan suka mual"
"Jangan ngaco deh ken mana mungkin,paling ini cuman masuk angin"sangkal claudia.
"Itu kan cuman sekedar pemikiran gue. Siapa tau aja kan lo beneran hamil, apalagi lo udah perna gituan sama dokter Daffa, meskipun hanya sekali kadang itu juga bisa membuahkan hasil tau clau"kata Niken.
"Sekarang gue tanya,Lo udah kedatangan tamu belum bulan ini?"tanya Niken.
Claudia terdiam sebentar setelah mendengar pertanyaan niken, lalu dengan berlahan Claudia menggelengkan kepalanya pelan.
"Belum"
"Tuh kan, mending Lo coba periksa deh, gue takut Lo beneran hamil"
"Jangan bikin gue takut dong Ken. Gak mungkin gue hamil "ucap claudia takut.
"Semoga aja enggak,gue juga berharapnya itu salah. Mungkin aja bener kata lo,siapa tau lo beneran hanya masuk angin biasa,tapi enggak salahnya juga lo periksa"ucap Niken lagi agar tidak membuat sahabatnya itu panik.
Claudia refleks menyentuh perut datarnya. "Gak mungkin kan gue hamil?" Batinnya dengan perasaan yang berkecamuk.
•
•
•
Bersambung...
________________________________________________________________________________
TAYPO BERTEBARAN!!!
Kalau ada kata-kata yang taypo tolong di tandain ya biar aku bisa perbaiki nantinya.
Ada yang benar gak tebakan kalian kalau ternyata pria bertopeng itu adalah Daffa?
Jangan lupa vote komen dan share cerita ini ke teman-teman kalian semua dan jangan lupa masukin ke reading list kalian biar cerita ini banyak yang baca.
See you ❤️