MENGEJAR CINTA MAS DOKTER

By Nz______

81.2K 3.2K 221

SEASON 2 MENJADI MICHELINA Sebelum kalian baca cerita ini sebaiknya kalian baca lebih dulu cerita Menjadi Mic... More

1. Claudia
2. Merindukan gadis manis dan banyak tingkah
3. Bertemu Fans
4.Punya saingan
5.Effort yang tidak dihargai
6. Bakso memperbaiki mood
7. Bertemu teman SMA
8. Anak yang terpisah dari orangtua
9. Bertemu Amanda dan Raka
10. Mobil mogok
11. Club malam kebakaran
12. Mimpi aneh
13. Rasa yang tak asing
14. Dejavu
15. Bertemu Rafael dan Bastian
16. Sangat membingungkan sekaligus juga aneh
17. Adik Daffa
18. Penguntit
19. Ruang rahasia milik Daffa
20. Pria bertopeng
21. Bertemu pria itu lagi
22. Pisau bedah
23. Daffa sakit
24. Mimpi Daffa
26. Hari bahagia Bianca dan Tristan
27. Obat perangsang
28. Menghabiskan malam bersama
29. Penyesalan selalu datang di akhir
30. Menghindar
31. Beri aku waktu
32. Hari ulang tahun daffa
33. Fakta yang menyakitkan
34. Tidak ingin bertemu
35. Hamil?
36. Claudia hilang!!!
37. Leony,will you Merry me?
38. Membuat semua orang panik
39. Memutuskan hubungan
40. Melamar
41. Undangan
42.Merebut kembali
43. Dokter baru
44.Berita menjadi pelakor
45. Fitting baju
46. Firasat tidak enak

25. Mulai Perhatian

1.4K 62 1
By Nz______

Happy reading


Seminggu sudah berlalu setelah Daffa sakit waktu itu. Kemarin Adelia juga sudah tidak tinggal bersama Daffa lagi karena kedua orang tua mereka yang sudah pulang dari luar negri.

Selama seminggu ini juga sikap Daffa kepada Claudia berlahan mulai berubah. Seperti lebih banyak bicara padanya,sering tersenyum,kadang juga perhatian pada Claudia. Membuat Claudia yang menyadari itu sangat merasa bahagia.

Mungkin perjuangannya berlahan sudah membuahkan hasil.

Sekarang Claudia sedang berjalan menuju ruangan dokter bedah yang ada di rumah sakit sambil sesekali bersenandung kecil.

Langkahnya berhenti di depan pintu ruangan daffa saat mendengar suara orang lain di ruangan itu. Karena pintu ruangan yang terbuka ia juga bisa melihat ada dokter Liliyan di dalam sana.

"Maaf sekali dokter, saya tidak bisa menerima ajakan makan siang anda karena Claudia nanti akan datang kesini membawakan makan siang untuk saya"ucap Daffa.

Claudia yang mendengar itu mengulum bibirnya menahan senyum. Ia merasa senang Daffa menolak dokter Liliyan dengan alasan dirinya.

Sudah Claudia katakan. Jika Daffa itu sudah mulai menghargai serta perhatian kepadanya.

"Iya dokter Liliyan,maaf sekali saya sudah membawakan makan siang buat mas Daffa"sahut Claudia berjalan masuk  menghampiri mereka.

Liliyan di buat kikuk saat melihat Claudia datang. "O-oh begitu ya. Baiklah kalau begitu"

"Sekali lagi maafkan saya dok"ucap Daffa merasa bersalah. "Tidak papa dok,saya mengerti"ucap Liliyan.

"Kalau begitu saya permisi"pamit Liliyan yang sudah merasa sangat malu karena ajakannya di tolak.

Claudia tersenyum puas ketika melihat punggung dokter kandungan itu berlahan hilang di balik pintu.

"Ayo duduk!"ajak Daffa. Pria itu berjalan lebih dulu menuju sofa yang ada di sana. Lalu di ikuti Claudia dari belakang.

"Siang ini kamu masak apa?"tanya Daffa.

Benar kan,Daffa juga sekarang lebih banyak bicara. Sebelum-sebelumnya pria itu tidak pernah menanyakan perihal seperti ini. Pria itu hanya akan berbicara dengan Claudia saat merasa yang penting aja.

"Hari ini aku masak telur balado,ayam suwir,dan tahu tempe yang aku goreng tepung"ucap Claudia mengeluarkan isi makanan yang ada di dalam paperbag.

Gadis itu menyajikan makanan itu kepada Daffa.

"Gimana mas,enak gak?"tanya claudia di sela mereka makan.

Daffa mengangguk. "Seperti biasa,enak"jawabnya. Kembali makan degan lahap. Membuat claudia yang melihat pria itu makan lahap merasa senang.

Terdengar suara nada dering dari ponsel Daffa yang ada di atas meja. Membuat pria itu menghentikan makannya sebentar untuk menjawab panggilan itu.

"Lo di mana daf? Kami dari tadi udah nunggu Lo? Ini udah jam makan siang. Tinggal Lo sama Dion yang belum datang . Kalian sebenarnya pada kemana sih"terdengar suara Tristan dari sebrang sana yang kesal.

"Hm, sebentar lagi gue kesana. Kalian duluan saja makannya"ucap Daffa.

Tristan berdetak di sebrang sana. "Sama banget kaya Dion jawabannya"

"Gue tutup dulu,gue lagi sibuk "kata Daffa menghiraukan ucapan sahabatnya itu. Kemudian, panggilan di putuskan oelh Daffa.

"Mas ada janji makan siang bareng teman-teman mas ya?"tanya claudia. Sebab,ia tadi juga mendengar pembicaraan mereka. Karena volume ponsel Daffa cukup nyaring meski tidak menekan tombol spiker.

"Iya"jawab Daffa jujur.

"Kenapa gak bilang sama aku dari awal sih mas. Kalau tau gitu tadi kamu gak usah makan makanan  punya aku,kasihan teman-teman mas udah nunggu "ucap Claudia. Dia jadi merasa bersalah dengan teman-teman Daffa.

"Tidak masalah mereka bisa menunggu,sedangkan makan kamu siapa yang makan nanti? "Tanya Daffa.

"Nanti kan bisa aku bawa pulang lagi,orang rumah nanti ada yang makan kok. Kalau enggak, aku kasih ke orang yang belum makan di tengah jalan"ucap claudia.

Daffa menatap Claudia tak suka. "Itu namanya saya tidak menghargai makanan kamu"

"Baru sadar mas?"tanya Claudia yang hanya bisa berbicara dalam hati.

"Tapi mereka kasihan,pasti mereka udah nunggu mas"ucap Claudia.

"Kalau mereka lapar juga bisa makan duluan. Sudah Claudia kamu tidak usah memikirkan itu"ucap Daffa.

"Mending lanjut makan "suruh Daffa. Membuat claudia hanya bisa pasrah dan kembali memakan makanannya yang hampir habis.

"Uhuk uhuk"

Claudia tersentak makanannya. Membuat Daffa yang melihat itu seketika panik dan langsung memberikan air putih kepada gadis itu.

"Makanya kalau makan itu pelan-pelan"nasehat Daffa. Pria itu sampai membantu Claudia minum saking paniknya.

"Makasih mas"ucap Claudia setelah selesai minum.

"Aku senang deh mas mulai perhatian sama aku"ucap Claudia sambil menahan senyumnya.

"Saya rasa itu biasa saja. Mungkin hanya perasaan kamu"ucap Daffa mengelak. Padahal ia juga sadar dengan semua perubahan sikapnya kepada claudia. Semenjak ia bermimpi tantang dirinya dan Claudia waktu itu.

oo0oo

Di sebuah universitas ternama di ibukota. Naura baru saja selesai dengan kelasnya. Ia masih merasa kesal dengan dosen yang mengajarnya tadi. Sepertinya dosen lelaki itu punya dendam pribadi kepadanya.

Bayangkan saja coba. Sepanjang pelajaran saat ada acara tanya jawab kenapa selalu dirinya yang di tunjuk. Kapasitas otak Naura itu pas-pasan,jadi alhasil saat dosen itu bertanya ia hanya bisa bengong karena tidak bisa menjawab. Dan akhirnya dia kena marah dosen itu.

"Kenapa tidak bisa menjawab?"

"Kamu tidak pernah mempelajari ulang materi yang saya jelaskan?"

"Bagai mana skripsi kamu tidak di revisi terus kalau kamunya saja seperti ini?"

"Kamu itu niat kuliah tidak sih?"

Dan masih banyak lagi. Itulah sedikit dari banyaknya ceramahan dari dosen itu yang sialnya juga dosen bimbingannya.

Bagaimana Naura tidak di buat pusing mempunyai dosen bimbingan yang killer. Meskipun dosennya itu masih muda dan tampan tapi buat apa kalau hobinya suka marah-marah.

"Siang Naura cantik"sapa seorang mahasiswa yang menghampiri nya.

"Cantik banget sih nau hari ini,bikin gue tambah suka deh sama Lo"

"Mau jadi pacar gue gak?"tanya pria yang terkenal playboy di kampus.

"Idih najis"jawab Niken pedas.

Pria itu memegang dadanya seolah seperti orang yang tersakiti. "Tega banget lo nau sama gue,hati gue jadi sakit nih dengernya"ucapnya dramatis.

"Pergi gak! Kalau gak gue timpuk sama septu gue nih"ancam Naura yang sudah melepaskan sebelah septunya dan siap menimpuk pria itu.

"Seram banget ancamannya. Jangan galak-galak dong Nau nanti gue tambah suka loh"ucap pria itu.

"Ehsan gue bilang pergi gak!"suruh Naura pada pria bernama Ehsan itu.

"Iya iya gue pergi"ucap Ehsan yang sedikit was-was,takut kalau Naura beneran menimpuknya dengan sepatu.

"Dada cantik jumpa lagi"ucapnya sebelum benar-benar pergi Ia menyempatkan mencolek dagu Naura kemudian berlari terbirit-birit, sebelum gadis itu mengamuk.

Naura melotot saat pria playboy itu mencolek dagu. "EHSAN SIALAN!"Teriak Naura. Kemudian melempar septunya yang ada di tangan kearah pria itu.

Namun,bukan Ehsan yang terkena sepatu melainkan orang yang kebetulan berjalan berpapasan dengan Ehsan.

Bugh

"Sepatu milik siapa ini?!"teriak orang yang terkena sepatu Naura. Membuat Naura yang melihat siapa orang yang terkena sepatunya langsung menutup mulutnya syok.

"Mati gue!"jeritnya pelan.

"Saya bilang sepatu punya siapa ini?!"teriak orang itu sekali lagi sambil mengangkat sebelah sepatu milik Naura.

Naura meneguk ludahnya kasar. Dengan keberanian yang ada gadis itu berlahan menghampiri dosennya yang terkena sepatunya tadi. "P-punya saya pak"ucap Naura pelan.

Dosen muda itu langsung menatap tajam kearah Naura. "Ini punya kamu?"tanyanya memastikan.

"I-iya pak"jawab Naura dengan kepala yang menunduk.

"Karena kamu melempar sepatu ini jidat saya jadi merah,liat ini!"dosen itu menunjuk bagian dahinya yang memerah.

Naura meringis melihatnya,itu semua pasti karena dia yang melempar sepatu tadi dengan kencang. Niat hati ingin mengeluarkan kekesalan kepada mahasiswa playboy itu eh malah terkena dosen killer. Apes banget hidup Naura hari ini.

"Maaf pak Dion, saya tidak sengaja"ucap Naura.

"Saya tadi mau lempar itu sepatu kearah Ehsan tapi entah kenapa malah kena bapak"ucap Naura lagi menjelaskan.

"Tapi kelakuan kamu itu bisa membahayakan orang, untung yang kena hanya kening saya kalau tadi mata gimana? Mau kamu tanggung jawab kalau mata saya buta karena lemparan sepatu kamu?"ucap Dion dengan wajah sangarnya sehingga siapa pun yang mengira sekarang dia sedang marah-marah.

Naura kembali menundukkan kepalanya. "Maafkan saya pak"

"Sekarang kamu saya hukum,nilai kamu di matkul saya akan saya beri D" ucap Dion lalu pergi dari sana.

Naura yang mendengar itu langsung mengangkat kepalanya. Matanya sudah melotot siap keluar. Bahaya! Nilainya jadi hukuman. Ini tidak bisa dibiarkan, bisa-bisa gagal wisuda dia tahun ini kalau nilai di matkul nya ada yang D.

Gadis itu mengejar Dion. "Pak saya mohon pak, jangan nilai saya yang jadi hukuman. Bapak bisa hukum saya apapun asalkan jangan nilai saya di kasih D"mohon Naura berusaha membujuk dosen itu.

Sedangkan Dion terus berjalan tanpa mendengar kan permohonan mahasiswi nya itu.

Beginilah seorang Dion saat berada di lingkungan kampus. Datar,cuek,dan disiplin. Dia orang yang sangat disiplin kepada semua mahasiswa nya. Sebenarnya dia itu tidak pemarah, mungkin karena dia yang selalu menghukum mahasiswa nya yang salah,memberikan tugas yang selalu banyak,serta saat mengajar selalu mengandalkan raut wajah datar serta aura dingin membuat semua mahasiswa menjulukinya sebagai dosen killer. Beda sekali kalau dia sudah bersama teman-temannya atau orang yang sangat ia kenal. Ia akan berubah seratus delapan puluh derajat menjadi orang paling terkonyol di antara mereka.

"Saya minta maaf sekali karena sudah membuat kening bapak memar,tapi saya mohon pak ganti hukumnya ya. Saya gak mau batal wisuda tahun ini pak"Naura masih berusaha membujuk dosen killer itu. Bagaimanapun caranya nilainya tidak boleh benar-benar menjadi D.

Orang-orang yang ada di sekitar sana menatap prihatin kearah Naura. Mereka semua tahu bagaimana sulitnya berhadapan dengan dosen killer itu apa lagi Naura sekarang sedang membuat masalah dengannya. Membuat mereka semua sangat tahu bagaimana perasaan menjadi Naura sekarang.

"Pak saya mohon pak,tolong... banget"mohon Naura dengan wajah memelasnya. Dia yang tadi berjalan di samping pria itu beralih kehadapan Dion, menghalang jalan pria itu sehingga membuat dosen itu refleks menghentikan jalannya.

"Saya minta maaf. Saya mohon ganti ya hukumannya,saya janji akan melakukan apapun hukuman yang bapak berikan asal hukumannya ganti. Please pak..."

Dion menghela nafasnya. Merasa kasihan juga dengan gadis itu yang hampir ingin menangis. "Baik,saya tidak akan mengubah nilai kamu menjadi D. Tapi sebagai gantinya kamu harus menjadi asisten dosen saya menggantikan Risa"ucap dion.

"A-apa? Asisten dosen?"ulang Naura memastikan.

Dosen muda itu mengangguk. "Hm. Tapi, kalau kamu tidak mau juga tidak apa,tapi nilai matkul kamu akan saya___"ucapannya Dion langsung di potong cepat oleh Naura.

"Iya iya, saya mau kok pak"

"Dimulai dari lusa,kamu bisa konfirmasi kepada Risa lebih dulu"ucap Dion.

"I-iya pak"jawab Naura pasrah. Dari pada nilai matkulnya D kan lebih baik jadi asisten dosen. Tapi, masalahnya dia itu tidak pintar seperti Risa teman sefakultasnya, bagaimana bisa ia jadi asisten dosen. Apa lagi dosen itu adalah pak Dion,dosen killer.

"Pak!"panggil Naura,saat melihat dosen muda itu berjalan pergi.

Dion kembali menghentikan langkahnya. Berbalik kearah Naura yang berlari menghampirinya.

"Apa lagi?"

"I-itu sepatu saya masih ada sama bapak"ucap Naura menunjuk sebelah sepatunya yang masih ada di tangan Dion.

"Ini saya sita,sebagai tanda pertanggung jawaban kamu"ucap Dion lalu pergi dari sana dengan membawa sebelah sepatu Naura.

Naura menatap punggung dosennya itu yang mulai menjauh. "Apa hubungannya di sita sama pertanggung jawaban"bingungnya. Lalu detik berikutnya ia hanya bergidik acuh.

Sekarang yang harus Naura pikiran bagai mana caranya pulang dengan hanya menggunakan satu belah sepatu!

Gadis itu mengacak-acak rambutnya frustasi. Ini semua karena Ehsan. Karena sepatunya yang tidak kena pria playboy itu sekarang dirinya mendapatkan sial.

Hampir dapat hukuman nilai matkul rendah, lusa harus jadi asisten dosen. Dan sekarang dia ingin pulang hanya menggunakan sebelah sepatu. Memang lengkap sudah penderitaan Naura hari ini.

Dengan perasaan kesal gadis itu melepas sebelah lagi sepatu yang masih terpasang di kakinya. Lebih baik ia pulang dengan menyeker dari pada hanya menggunakan sebelah sepatu.

oo0oo

Dua pria beda profesi itu masuk secara bersamaan kedalam ruangan VIP di sebuah restoran. Daffa tadi tidak sengaja bertemu Dion di depan restoran oleh karena itu mereka sekarang masuk bersama.

Di dalam ruangan itu terlihat tiga orang lainnya sedang menikmati makanan mereka. Suara pintu terbuka membuat ketiganya menoleh kearah pintu.

"Lama,kami sudah keburu laper"ucap Tristan menatap sinis Daffa dan Dion yang baru datang.

"Tristan tadi ngomel-ngomel gak jelas karena lapar. Jadi kami makan duluan"sahut Aryan sambil memakan spaghettinya. Tangan pria itu sudah tidak memakai gips lagi.

"Kalian dari mana? Kenapa baru datang?"tanya Kevin.

"Gue tadi masih sibuk di rumah sakit "jawab Daffa sambil duduk di sofa yang kosong.

Sedangkan Dion tidak menyahut ucapan Kevin,pria itu setelah duduk di sofa langsung memakan makan yang sudah tersedia di sana.

"Dion"panggil Aryan.

"Hm"dehem pria itu menjawab. Karena ia sedang sibuk makan.

"Kenapa kening Lo merah?"tanya Aryan yang pertama kali menyadari itu.

Mereka semua langsung menatap kening Dion yang memang terlihat memerah serta ada sedikit benjolan di sana. Saat di luar tadi juga Daffa sudah melihat kening sahabatnya itu memerah. Tapi,ia malas untuk menanyakannya.

Dion refleks menyentuh pelan keningnya yang memar itu. "Ooh,ini tadi habis kena timpuk sepatu milik salah satu mahasiswi gue"jelasnya.

Tristan yang mendengar itu lantas langsung tertawa, untung saja makanan yang ada di mulutnya sudah tertelan habis.

"Hahaha ya ampun. Kok lucu ya gue dengarnya"tawa Tristan.

Sedangkan dion menatap sinis kearah calon pengantin itu. "Temen dasar gak ada akhlak. Temennya lagi dapat musibah dia malah tertawa"

Tristan meredakan tawanya. "Habisnya cerita Lo lucu"

"Kayannya mahasiswi Lo itu punya dendam deh sama Lo makanya nimpuk Lo pakai sepatunya"ucap Tristan lagi.

"Kayannya sih iya"jawab Dion.

"Kenapa gak makan daf?"tanya Aryan yang melihat dokter itu hanya memainkan ponselnya tanpa menyentuh makanan yang ada di meja.

"Gue udah kenyang"jawab Daffa.

"Kapan Lo makan?"

"Tadi di rumah sakit"

"Wah parah Lo daf. Kami di sini nunggu Lo sambil kelaparan sedangkan lo sudah makan di sana. Sia-sia gue tadi nunggu Lo"ucap Tristan.

Sedangkan Daffa hanya menggidikkan bahunya acuh tak peduli. Siapa suruh menunggu dirinya.

oo0oo


Review semua produk serta barang-barang endorse sudah menjadi pekerjaan Claudia setiap harinya. Barang-barang endorse selalu berdatangan setiap hari,kadang membuat ruang studio di rumah Claudia hampir penuh hanya karena semua barang-barang itu.

Meskipun begitu Claudia sangat bersyukur,dari sana lah dirinya mendapatkan banyak uang. Dia tidak pernah mengeluh ketika mengerjakan semua pekerjaan itu. Bagi Claudia semua itu adalah rezeki yang tuhan berikan padanya. Jadi,ia harus mengerjakan itu semua dengan senang hati.

Claudia baru saja selesai membuat video review semua barang endorsean yang harus ia kerjakan hari ini. Gadis itu langsung memposting semuanya ke instastory miliknya. Baru saja satu menit lebih diposting tapi sudah hampir satu ribu yang melihat. Memang ya followers Claudia semuanya sangat keren-keren.

"Kak aku pulang dulu ya"ucap Vina. Dia sudah membereskan semua barang endorsean milik Claudia dari tadi.

Claudia yang sedang memainkan ponselnya menoleh kepada Vina. "Kalau mau pulang bawa beberapa barang itu na. Gue juga gak bakal bisa pakai semuanya"suruh Claudia pada barang-barang endorseannya. Memang, Claudia tidak pernah melarang atau memelitkan para pekerja nya untuk mengambil semua barang-barang endorsean itu. Bahkan dia juga kadang bisa mengasihkan kepada orang-orang,kalau barang itu terlalu banyak. Ia tidak mungkin menyimpan semuanya, kondisi walk in closet nya saja sudah sangat penuh, tidak ada lagi tempat untuk menumpang barang-barang itu.

"Sudah kak,aku bawa beberapa lembar baju tadi"ucap Vina sambil tersenyum.

"Cuman itu aja? Gak mau yang lain?"tanya Claudia.

"Ini juga udah banyak banget kak"ucap Vina. Dirinya masih tahu diri untuk tidak mengambil sesuka hati.

Claudia mengangguk saja sebagai jawaban. "Nih bawa juga sekalian. Buat Lo nyemil di kosan nanti"Claudia memeberikan satu kotak kebab pada Vina. Tadi,ia juga mendapatkan beberapa endorsean makanan, salah satunya kebab.

Vina menerima itu. "Terimakasih kak"

"Sama-sama. Hati-hati di jalan ini sudah malam"ucap Claudia.

"Siap kak"

"Kak Niken aku duluan ya"ucap Vina.

Niken yang dari tadi sedang asik memakan kebab sambil memainkan ponselnya menengok kearah Vina.

"Oke, hati-hati na"balas Niken.

Setelah itu Vina pergi dari sana. Untuk pulang ke kostan nya. Vina itu adalah anak rantau yang tidak sengaja Claudia kenal,karena melihat sifat gadis itu yang sopan dan orangnya jujur akhirnya Claudia memperkerjakan gadis itu.

Claudia melirik kearah Niken. "Lo juga gak pulang ?"tanyanya. Karena jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.

"Nanti, sebentar lagi. Gue masih mau habisin ini semua makanan"ucap Niken menunjuk semua makanan yang ada di sana.

Claudia mendengus mendengar itu. "Kalau soal makanan aja nomor satu nih bocah"cibirnya.

"Oh iya claudia. Tadi sore orang Mr, Robert hubungi gue. Kayannya satu Minggu lagi kita bakal mulai syuting film itu"ucap Niken.

"Berarti sesudah acara nikahan Bianca dong"ucap Claudia.  Karena,memang hanya menghitung hari saja lagi sepupunya itu akan menjadi istri orang.

"Iya"jawab Niken.

"Mereka sudah ada ngirim naskah?"tanya Claudia.

"Belum ada,paling besok atau enggak lusa baru di kirim"ucap Niken.

Claudia mengangguk sebagai jawaban. "Oke deh"




Bersambung...
________________________________________________________________________________

TAYPO BERTEBARAN!!!

Kalau ada kata-kata yang taypo tolong di tandain ya biar aku bisa perbaiki nantinya.

Jangan lupa vote komen dan share cerita ini ke teman-teman kalian semua dan jangan lupa masukin ke reading list kalian biar cerita ini banyak yang baca.

See you ❤️

Continue Reading

You'll Also Like

4.3M 97K 48
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
278K 19.6K 49
~Warning!~ •DILARANG PLAGIAT!! •up dua hari sekali •Mengandung beberapa kata-kata kasar dan adegan kekerasan⚠️ •Harap bijak dalam memilih bacaan! Rac...
5.1M 374K 63
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
857K 6.3K 11
SEBELUM MEMBACA CERITA INI FOLLOW DULU KARENA SEBAGIAN CHAPTER AKAN DI PRIVATE :) Alana tidak menyangka kalau kehidupan di kampusnya akan menjadi sem...