(Tahap Revisi) Lady And Her P...

By Sunrise_ynn

477K 28.7K 279

{Warning! Masih tahap revisi dan banyak typo berterbangan!} Hal yang Evelyn inginkan hanya kasih sayang kelua... More

LUKA
HUKUMAN
HERAN
PANGERAN KEDUA
ELEANOR
DIA DAN SENYUM MEREKA
BINAR MATA YANG HILANG
ASTRANTIA
APYLISA
PENGORBANAN
SE-ANTUSIAS ITU
PAIN
TEMAN DAN TABIB
TAK SEPERTI HARAPAN
HIDDEN
TAK SENDIRI
TIDAK SEPERTI DIA
PERGI
MOVE
HILANG
CERITA
DIA?!
ANOTHER ONE
MENGETAHUI
ANEH
PANGERAN KETIGA
BERTAHAN
KECELAKAAN
DALANGNYA?
AKU TIDAK BISA MELIHAT, JACK!
AKU MERINDUKANMU
JARAK
NEW TARGET
PELUKAN SERUPA
BEHIND THE MURDER
ALL OF DECEIT
ALL THE WORRIES
THE END OF HER LIFE
PEOPLE COME AND GO
FYI
AFTER YOU GO
I'M LATE
YEARS AFTER YOU GONE
Announcement
I come back

KETEMU

9.7K 618 1
By Sunrise_ynn

Happy reading readers!

_________________________________________

  Kediaman Duke Axerlion,

  Suasana suram bertambah mencengkam pagi ini, tidak ada lagi tawa maupun senyuman yang beredar pada setiap orang yang berada didalamnya.

  Jika di ibaratkan matahari, separuh darinya di bawa Evelyn saat keluar dari mansion, seperempatnya di bawa Duke Alex yang tertidur tak kunjung bangun. Sisanya memberi pencahayaan redup di kediaman.

   Ketiga putra putri Axerlion seperti panda terutama Nick. Lingkaran hitam di bawah mata Nick hampir menyerupai panda sebenar. Tak lupa wajah kusutnya dan rambut panjang. Definisi putus asa.

   Eleanor menangis tanpa suara di samping Duke Alex. Dia membenamkan wajah pada lengan ayahnya.

  Sementara itu di ruang kerja Gellen.

  "Bagaimana ayahku bisa diracun?!" Marah Gellen.

  Lelaki itu kaget dengan penampakan dua orang ksatria yang tergeletak tidak bernyawa di hadapan kamar ayahnya.

  Firasat Gellen buruk dan hal itu tidak salah. Duke Alex di racun oleh seseorang setelah melumpuhkan ksatria kelas A yang berjaga.

  "Izin menjawab Duke. Saya menemukan sayatan belati di leher dua ksatria penjaga. Sepertinya pelaku adalah kidal dan profesional. Tidak meninggalkan apapun bukti." Jawab James.

  "Kau selidiki ulang."

  James membungkukkan lalu beranjak keluar. Dia berdoa dan berharap agar Tuhan memberi keajaiban untuk Duke Alex agar terbangun.

  Kini Criss maju menghampiri Gellen. "Salam Tuan Muda Pertama, saya ingin melaporkan keadaan Duke Alex."

  "Hmm."

"Racun yang di masukkan ke dalam tubuh Duke Alex menggunakan jarum suntik. Saya menemukan bekas jarum suntik pada lengan beliau."

  "Juga Tuan, sepertinya pelaku hanya satu orang karena saya menemukan jejak darah di lengan beliau juga dan saya pastikan itu bukan milik Duke Alex karena Duke tidak terluka sama sekali. Itu milik ksatria yang mati." Jelasnya.

  Gellen mengangguk. "Lalu apakah anda penawarnya?"

  "Racun ini tergolong sulit. Tapi kami para tabib telah menemukan penawar meskipun bahannya sulit."

  "Bahan apa yang di butuhkan?"

  "Daun Lexas. Hanya ada di daerah Count Elderson." Jawabnya.

  Gellen mengangguk kecil. "Aku akan menyuruh orang meminta daun itu pada Count Elderson. Kau bisa pergi."

  Criss membungkuk hormat lalu keluar dari ruang kerja yang mencengkam itu. Rasanya untuk bernafas normal saja sulit karena tatapan dari Tuan Muda Pertamanya.

  "Allianz, apa yang kau dapatkan?" Tanya Gellen.

  Dia berharap untuk kali ini mendapatkan berita baik setelah 2 berita buruk dari orang kepercayaan. James dan Criss.

  Allianz tersenyum kecil lalu mengangguk. "Saya menemukan nona Evelyn tuan."

  Gellen membulatkan mata kaget tapi setelah itu dia menormalkan kembali. Datar seperti jalanan. Tapi tak menapik perasaan bahagia.

  "Dimana?"

"Rumah yang berada di hujung pasar. Perbatasan antara hutan dan pasar." Jelas Allianz. "Tapi tuan, ada satu hal yang harus tuan tahu."

  "Apa?"

  "Nona Evelyn lumpuh."

  Perkataan Allianz seperti Sambaran petir bagi Gellen. "Lumpuh?"

  Allianz mengangguk pelan. "Iya tuan,  selama malam tadi saya amati rumah nona, ada kursi roda di ruang tamu. Sedangkan Jack dan Emma berjalan. Hanya satu tebakan saya, nona Evelyn. Kebetulan saya melihat dia di gendong oleh Jack menuju kamarnya." Jelasnya.

  "Hah, apa lagi tuhan?" Gumam Gellen pasrah.

  Allianz yang merasakan tuannya frustasi terdiam. Dia masih bimbang apakah harus mengatakan hal yang ini apa tidak.

  "Ada yang ingin kau laporkan lagi?" Tanya Gellen melihat ekspresi dari asistennya.

  "Kemarin malam, kediaman nona Evelyn di serang lelaki tak di kenal. Dia ingin membunuh nona dengan cara mencekik lehernya. Saya ingin melumpuhkan lelaki itu, dia gesit berlari keluar dari jendela."

  "Tapi saya berhasil menangkapnya tuan. Orang itu sekarang berada di penjara bawah tanah." Kata Allianz.

  "Bagaimana keadaan Evelyn?" Tanya Gellen khawatir.

  Allianz menggeleng. "Sepertinya nona baik-baik. Saya tidak kembali ke sana. Mengejar lelaki itu sampai larut malam lalu menjebloskan ke dalam penjara."

  "Baiklah. Aku sendiri akan menemui Evelyn."

  Gellen bangkit dan bersiap memaka jubahnya. Dia tidak sabar ingin menemui  Evelyn, memeluk gadis itu. Meski dia tidak tahu apakah gengsinya akan keluar saat berhadapan dengan Evelyn.

  Tiba-tiba Allianz mencegat tuannya. "Maaf tuan, tapi Viscount Jerry datang berkunjung sesuai undangan anda. Dia sudah datang sejak tadi pagi dan saya memintanya untuk menunggu di ruang baca."

  "Panggilkan Viscount Jerry ke sini."

  Allianz membungkuk hormat lalu berjalan keluar melakukan perintah tuannya.

  Gellen hampir melupakan hal ini. Perlahan dia membuka kembali jubahnya. Dia berniat menemui Evelyn malam ini.

  Tak lama kemudian, ketukan pintu terdengar. "Masuk." Kata Gellen.

  Jerry melangkah masuk di ikuti Allianz. Hampir saja Jerry jantungan karena undangan dadakan dari pemegang wilayah terbesar itu.

  Meski gugup, Jerry mengontrol ekspresinya dengan senyuman. Lelaki 30an itu mendudukkan tubuh di sofa setelah diperintah Gellen.

  "Mari selesai ini segera, Viscount." Kata Gellen memulai perbincangan mereka. "Aku harap kau tidak menutup-nutupi apapun."

  "Baiklah Tuan Muda Gellen. Saya akan menjawab sebisanya." Balas Jerry.
 
  Dia menebak hal ini pasti ada sangkut pautnya dengan Duke Alex yang terbaring sakit. Tapi ia tidak tahu apa yang melibatkan dirinya.

  Seingat Jerry, dia tidak pernah bertemu Duke Alex sejak 4 bulan yang lalu, membahas beberapa senjata barunya yang akan di gunakan untuk berperang.

  "Siapa saja yang membeli senjata terbarumu berupa asap itu beberapa minggu terakhir?" Tanya Gellen.

  Tatapan tajamnya tak lepas dari Jerry untuk membaca raut dan gestur tubuh jika berbohong.

  Jerry terdiam sejenak memikirkan. "Ha! Dua minggu yang seorang Baron membeli senjata itu dari saya." Jawab Jerry.

  Dia bernafas lega karena bisa menjawab pertanyaan Duke Alex. Persetan dengan tidak boleh membocorkan informasi pelanggan, kepalanya lebih penting dari itu.

  Terlebih lagi hanya seorang Baron. Bangsawan tingkat rendah yang hampir dilupakan eksistensinya.

  "Baron?"

  "Iya, Baron Eldermort. Lelaki tua yang tinggal di barat wilayah anda."

  Gellen mengernyit bingung. Seorang Baron membeli senjata itu? Untuk apa? Bahkan tidak mungkin mengingat harga senjata ini tidak main-main.

  "Apakah dia mengatakan motifnya?"

  Jerry mengangguk kecil. "Saya sempat bertanya soal itu, Tuan Muda. Baron Eldermort hanya menjawab untuk melawan bandit yang sering menganggu di perjalanannya."

  Ini lebih aneh. 'Setahuku tidak ada bandit di daerah sana. Bukankah hal itu telah di basmi ayah?' batin Gellen.

  "Kau yakin ia seorang Baron? Mampukah dia membeli senjata itu?"

  Lagi-lagi Jerry mengangguk. "Baron Eldermort menggunakan bayaran cicilan, Tuan Muda. Dia menjadikan lambang keluarganya sebagai jaminan."

  Lambang keluarga. Setiap keluarga bangsawan di WillBrave memiliki tanda itu untuk menegaskan bahwa dia jabatannya.

  Bahkan untuk memasuki acara istana, lambang keluarga sangat dibutuhkan mengingat seleksi istana pada tamu sangat ketat.

  "Baiklah kau bisa kembali. Terima kasih atas informasinya." Ucap Gellen.

  Lelaki itu meminta Jack menghantar Jerry ke gerbang depan. Sedangkan ia kembali menghabiskan waktu dengan tumpukan dokumen yang harus ia tanda tangani.

  Setelah beberapa menit kemudian, pintu diketuk dan Allianz masuk. Dia membungkuk tubuh hormat pada tuannya.

  "Cari informasi terkait Baron Eldermort." Perintah Gellen.

  "Siap tuan." Jawab Allianz tegas. "Lalu, bagaimana kunjungan anda ke kediaman nona Evelyn?"

  "Nanti malam kita kesana. Aku akan masuk ketika Evelyn tertidur."

  Allianz mengangguk paham. Lelaki itu kemudian pergi menyelesaikan tugas yang diberikan oleh tuannya.

  Sedangkan semangat Gellen untuk menuntaskan dokumen ini membara. Dia harus segera selesai dan bisa memperhatikan adiknya.

  'Tuhan bisakah kau menyatukan kembali keluargaku? Aku mohon.' pinta Gellen di sela-sela kegiatannya.

  Tapi tiba-tiba Allianz kembali,. Lelaki itu membuka pintu tanpa mengetuk membuat Gellen kesal.

  "Apa yang kau lakukan, Allianz?"

  Sambil mengatur nafas, lelaki itu berucap. "Jack. Ksatria pribadi nona Evelyn menyusup dari pintu belakang."

  "Ada yang harus saya bicarakan dengan  anda, Tuan Muda Pertama Gellen De Axerlion."

#####

 

 

 

 

 

Continue Reading

You'll Also Like

471K 34.3K 37
Rania Pandita Clark. Ia adalah gadis yang duduk di bangku kelas 12 SMA elite ternama di Jakarta. Ia memiliki banyak hal menarik dihidupnya. Hidup beb...
402K 71.7K 53
Damian Alexander adalah pria lajang berusia 30 tahun yang sangat berpengaruh di dunia. Perusahaannya berdiri di seluruh negara dan menguasai berbagai...
2K 205 9
Jungwoo yang akan menikah dengan Yuta, namun Winwin datang kepada Jungwoo bahwa dirinya sedang mengandung anak Yuta. Pada akhirnya Jungwoo kabur ke K...
748K 90K 46
Ibu Isabela meninggal dunia meninggalkan sebuah novel yang belum tamat. Setiap hari Isabela dihantui para fans ibunya yang semakin menggila menuntut...