"Selamat pagi, pak Stefan" Sapa Andrea pagi ini sambil menata sarapan untuk mereka berdua di meja.
Ia juga menyediakan dua gelas susu kedelai yang bagus untuk kesehatan untuk mereka. Untuk sarapan, ia membuat sup kacang merah yang di masak dengan buncis dan daging sapi.
Stefan sudah memakai pakaian kerjanya, ia sudah rapi dan tampan dengan sepatu hitam mengkilapnya dan setelan jas yang pas membungkus tubuhnya.
Ia mendekat dan menjulurkan leher ke depan untuk melihat masak apa istrinya hari ini.
"Apa itu?" tanya Stefan pada Andrea sambil menunjuk sop berkuah yang ada di depan piring nasinya.
"Sop kacang merah, ayo cicipi" Andrea membuka kursi untuk dirinya dan ia segera duduk di depan sarapannya di susul oleh Stefan.
"Emang kacang merah bisa di makan? Beracun tidak nanti?"
Andrea langsung melirik Stefan dengan kesal. Apa-apaan pertanyaan itu? Emang kalo beracun Andrea mau memakannya dan mati dengan konyol? Bodoh sekali suaminya ini! Batin Andrea.
"Makan saja! Gak usah banyak ngomong! Aku nggak akan membuatmu mati muda, sayang kan? Belum aku apa-apain udah mati duluan?"
Alis Stefan terangkat dan ia menatap Andrea dengan mata yang membulat sempurna.
"Emang kamu mau ngapain saya?" tanya Stefan bingung.
"Yah.. Minimal di cium lah! Kamu pasti belum pernah berciuman dengan wanita secantik aku kan?"
"Cih.. " Dengusnya.
Pede sekali wanita ini!
"Sudah makanlah.. Nanti terlambat ke kantor, gaji mu kena potong nanti"
Stefan tidak bicara lagi. Dia segera menyuap makanannya itu ke mulutnya dan ia merasa masakan aneh ini sungguh enak.
Andrea melirik suaminya dan melihat dari raut muka pria itu.
"Enak?"
"Hmm.. Lumayan" Sahut Stefan santai
"Lumayan apaan?? Wajah kamu jelas jelas menunjukkan kalo rasanya enak!"
"Iya.. Iya enak" Sahut Stefan mengalah.
"Nah gitu.. "
Lalu mereka sarapan dalam diam.
Ponsel Stefan berbunyi, Stefan mengeluarkan ponselnya dan melihat nama neneknya di layar ponselnya.
"Kenapa ngga di angkat? Dari pacar kamu ya?" tanya Andrea saat melihat Stefan tidak kunjung menerima panggilan dari ponselnya itu.
"Bukan, dari nenek"
"Nenek? Angkat aja siapa tahu penting" Ucap Andrea
"Hmm" Stefan hanya menggumam.
Mau apa ini neneknya meneleponnya pagi pagi begini? Mau bikin ulah apalagi ini?? Astagaaa...
"Angkat terus loudspeaker, aku mau dengar juga" Ujar Andrea yang di jawab lirikan malas dari suaminya.
"Halo iya nek.. "Jawab Stefan yang menempelkan ponselnya ke telinga dan tidak meloudspeaker panggilan tersebut.
"Stefan.. " Panggil neneknya dengan suara serak dan lemah
Andrea langsung menegakkan tubuh dan beranjak dari kursinya. Ia menempelkan telinganya di samping telinga Stefan membuat Stefan agak menjauh tapi langsung di tarik oleh Andrea supaya mendekat lagi.
"Nenek kenapa?" tanya Stefan "nenek sakit?"
"Engga, cuma badan nenek aja kurang fit" Jawab Neneknya sambil terbatuk batuk.
"Nenek udah minta antar Calvin ke dokter?" tanya Stefan sedikit cemas.
Andrea makin mendekatkan kepalanya ke telinga Stefan sehingga Stefan bisa mencium aroma shampo kelapa dari rambut wanita itu.
"Nenek pengen menginap di rumahmu untuk beberapa hari" Ujar Neneknya to the point "nenek kesepian di rumah, semua kerja pulang sampe malam".
Stefan sudah bisa menebak arah pembicaraan neneknya ini.
" Tapi nek.. Kita berdua juga berangkat pagi dan pulang larut malam"jawab Stefan "kami tidak bisa menemani nenek di sini, lebih baik nenek di rawat di rumah saja.. "
Andrea menyenggol tangan suaminya sambil melotot.
"Apa? Kenapa?"
"Nenek mau menginap di rumah kita, biarkan saja mungkin dia kangen sama kamu!" Bisiknya
"Ini hanya akal akalan nenek.. "
"Oh jadi begitu uhuk.. Uhuk.. Jadi begitu penilaianmu terhadap nenek? Sia sia nenek menjaga dan membesarkanmu sejak kecil waktu papa mamamu sibuk bekerja, kamu tidak ingat siapa yang susah payah menjaga kalian?"
"Bukan begitu, nek.. "
"Baik kalo begitu besok pagi nenek akan tiba di rumah kalian" Sahut neneknya senang "berikan ponselmu pada cucu menantu nenek!"
Stefan menghela nafas kesal dan menyodorkan ponselnya ke Andrea yang langsung menerimanya dengan senang hati.
"Halo, nenek" Sapanya riang "nenek tenang saja besok kan hari jumat, hari sabtu minggu aku akan cuti dari kedai dan akan menjaga nenek seharian".
Nenek Agatha tertawa senang " Baik.. Baik.. Kamu memang yang paling sayang dengan nenek".
Setelah ngobrol sebentar, telepon di matikan oleh nenek Agatha dan ponsel di kembalikan lagi ke Stefan yang merengut masam wajahnya.
"Nih ponselmu!" Ujar Andrea sambil melirik wajah suaminya "kenapa muka pak Stefan begitu?" tanyanya.
"Kamu ngerti nggak sih apa tujuan nenek kemari?" tanya Stefan kesal.
"Nenek sedang sakit dan dia ingin bersama dengan kita" Jawab Andrea santai "emang apa ada alasan lain?"
"Ck.. Kamu bodoh sekali! Nenek tahu kalo saya belum menyentuh kamu jadi nenek ingin kita sekamar dan melakukan malam pertama."
"Oh ya?" Andrea menoleh ke arah Stefan dan memandangnya seolah tak percaya.
"Makanya otak kamu yang kecil itu tidak akan bisa nyampe kesana" Sindir Stefan ketus.
"Ya gampang lah.. Nanti kamu ngomong aja ke nenek kalo kamu tidak berselera padaku. Gampang kan?" Sahut Andrea santai sambil memasukkan nasi dan lauk ke tempat makannya.
Stefan malas berdebat dengan istrinya. Ia segera mengambil kunci mobil dan tas kerjanya lalu ia segera pamit dengan Andrea.
"Aku kerja dulu"
"Hati hati di jalan" Sahut Andrea "eh.. Pak Stefan.. "
Stefan yang berjalan keluar dari ruang makan berhenti dan membalikkan tubuhnya.
"Kenapa?"
Andrea tidak menjawab, ia berjalan menghampiri Stefan dan membetulkan dasi hitam Stefan lalu ia melirik wajah suaminya. Ia ingin sedikit menggoda suaminya yang kaku ini.
Andrea sedikit berjinjit lalu dia menempelkan bibirnya di rahang Stefan membuat Stefan sedikit kaget.
Matanya terbelalak kaget mendapat ciuman singkat dari istrinya dan wajahnya langsung memerah.
Andrea langsung menjauhkan diri dari Stefan sambil tertawa.
Stefan berdecak. Ia tidak suka di kerjain oleh perempuan. Andrea harus di beri pelajaran biar kapok tidak menggodanya terus.
Dengan langkah kaki lebar, Stefan menghampiri Andrea dan tangannya meraih pinggang gadis itu. Menariknya masuk ke dalam pelukannya, membuat mata Andrea terbelalak lebar.
Dan tanpa aba aba, Stefan langsung mencium bibir Andrea dengan mata terbuka. Ia tepat menatap ke dalam mata Andrea yang kaget dengan sikap tiba tibanya ini.
Lidah Stefan membelai lembut bibir Andrea, ia membasahi permukaan bibir istrinya dan ia bisa merasakan rasa strawberry dari lipbalm istrinya.
Tangan Stefan menekan punggung Andrea supaya semakin menempel erat pada tubuhnya lalu bibir Stefan menghisap bibir Andrea dan melumatnya.
Bibir Andrea sangat memabukkan. Kenyal dan hangat juga lembut seperti jelly.
"Ahh" Desah Andrea tanpa sadar saat Stefan menggigit bibirnya bagian bawah sehingga terbuka dan lidah pria itu masuk membasahi bibirnya.
Stefan mendorong tubuh Andrea menjauh dari dirinya. Dan ia melap bibirnya yang basah kemudian ia segera membenahi jasnya.
Ia melirik istrinya yang masih berdiri mematung di meja makan. Menatapnya tanpa kedip.
Stefan ingin sekali menertawai wanita itu. Ia menang sekarang, ia berhasil membungkam ketawa gadis itu dan ia juga merasa Andrea belum memiliki pengalaman dengan lelaki.
Terlihat dari caranya yang kaku saat ia menciumnya secara tiba tiba.
Stefan keluar dari rumah dengan perasaan bahagia, sepanjang perjalanan ia selalu tersenyum sendiri membuat Joko berulang kali meliriknya dari kaca spion.
Suasana hati Stefan yang senang saat itu di usik dengan sebuah mobil Lamborghini warna merah maroon yang terparkir dengan manis menghalangi jalannya masuk ke dalam perusahaannya.
"Pak, mobil bu Aurelia ada di depan" Ucap Joko sambil menoleh ke belakang.
Stefan yang sedang meneliti laporan di ipad terpaksa mendongakkan kepalanya dan melihat di depan sana ada mobil Lamborghini merah maroon yang menghalangi jalannya.
"Siapa itu?"
"Bu Aurelia adik dari tuan Julian Barata yang tempo hari bertemu di jamuan makan malam dengan bapak".
Alis Stefan sedikit mengernyit. Ia sepertinya ingat dengan seorang gadis yang menemuinya malam itu.
" Tabrak saja mobilnya"
Baru saja Joko akan menginjak gas, Aurelia keluar dari mobilnya dan berjalan dengan anggun mendekati mobil Stefan. Ia mengetuk pintu kaca mobil Stefan.
Stefan hanya mendengus kesal.
"Jalankan saja mobilnya"
"Maaf pak.. Bu Aurelia menempel di mobil kita, kalo kita jalankan kemungkinan bu Aurelia akan terjatuh dan bisa menjadi sasaran keluarga Barata menuduh bapak"
Ah.. Benar juga!
Stefan dengan malas memijit tombol di dekatnya dan kaca jendela otomatis terbuka.
Aurelia menahan nafas melihat wajah Stefan dari samping.
Benar benar tampan!
Stefan menoleh ke arah Aurelia dengan aura dinginnya.
"Bu Aurelia.. "
"Panggil aku Aurelia saja, Stefan.. Aku senang hari ini di awali dengan bertemu denganmu.. "
"Silahkan menyingkir dari mobilku kalau anda tidak mau terseret mobilku dan aku tidak bertanggung jawab atas hal itu" Ujar Stefan dengan nada dingin, mata elangnya menatap tajam mata gadis yang ada di samping mobilnya.
Aurelia langsung terpesona melihat ketampanan pria angkuh yang ada di depannya ini.
Stefan mengerutkan alisnya melihat ekpresi gadis itu. Ia langsung memalingkan wajahnya dan kaca jendela kembali naik memutus pandangan mata Aurelia kepadanya.
Mobil Rolls royce Stefan segera berlalu meninggalkan Aurelia yang masih terpesona.
Aurelia mengerdip dan membawa dirinya kembali ke dunia nyata.
"Apakah... Apakah aku barusan melihat dewa ketampanan?? Kenapa wajah Stefan yang dingin dan kaku itu sangat tampan?? Aku ingin memiliki pria itu!"
Aurelia bermonolog dengan dirinya sendiri lalu tersadar tujuannya kemari ingin membawakan Stefan sarapan yang sudah dia siapkan.
"Stefan.. Stefan tunggu.. Aduhhh" Jerit Aurelia saat ia tersandung kakinya sendiri dan ia jatuh tersungkur.
"Aduhh... Stefannn.. Aduhh lututku keluar darahnya.. Stefaannnnn" Teriak Aurelia bingung antara ingin mendekati Stefan tapi lututnya sakit sekali dan mengeluarkan darah.
Ia melihat Stefan turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam gedung perusahaannya tanpa menoleh lagi ke Aurelia.
"Stefannn" Ratap Aurelia pilu..
"Tunggulah aku, Stefan, aku akan menikahimu dan menjadikanmu suamikuu" teriak Aurelia
Tapi Stefan sudah tidak peduli, ia sudah memasuki gedung perusahaannya dan langsung menaiki lift ke ruangan CEO.
***
Happy reading
Jangan lupa tap love dan komen nya ya teman teman