WHITE LOTUS - TAEGYU

Galing kay winterlazulli

44.1K 4.6K 1.6K

✦; summary❞ "Tentang dua orang licik yang bertemu dan saling memanfaatkan satu sama lain untuk kemudian salin... Higit pa

【KONTEN】
00【WL❦】- Hujan Musim Semi
01【WL❦】- Mengunjungi Kuil
02【WL❦】- Kehilangan Simpul
03【WL❦】- Wajib Militer
04【WL❦】-Seleksi
05【WL❦】Perubahan Plot
06【WL❦】-Meninggalkan tanda
07【WL❦】- Tarian Peri
🔞08【WL❦】-Melayani Kaisar
09【WL❦】-Bukan Orang yang langka
10【WL❦】-Promosi
11【WL❦】- Paviliun Xuehua
12【WL❦】-Kehamilan Selir
《TOKOH DAN VISUALISASI》pt.1
《TOKOH DAN VISUALISASI》pt.2
《TOKOH DAN VISUALISASI》pt.3
13 【WL❦】- Daftar Nama
14 【WL❦】- Istana Musim Panas
15【WL❦】- Sepasang burung
16 【WL❦】- Bertemu
17【WL❦】- Rencana
18【WL❦】- Tur Selatan dan Wajib Militer
19 【WL❦】- Promosi kedua
20 【WL❦】- Veteran dan pendatang baru
21【WL❦】- Perjalanan pertama
22- 【WL❦】memetik pucuk teh di puncak gunung.
23- 【WL❦】digigit ular
24- 【WL❦】Alergi
25- 【WL❦】Kerikil yang dilempar ke dalam danau
26- 【WL❦】Soo Cairen diusir
27- 【WL❦】Rumah kaca
28- 【WL❦】Kesetian pada diri sendiri
29- 【WL❦】Nona Guo
30- 【WL❦】Kepingan Salju
31- 【WL❦】Perompak
32- 【WL❦】Sesuatu terjadi
33- 【WL❦】Kehamilan
34- 【WL❦】Kedatangan rombongan
35-【WL❦】Provokasi Guo Jia
36-【WL❦】Tragedi dan promosi pt.1
37- 【WL❦】tragedi dan promosi pt.2
38-【WL❦】Berlayar ke selatan
40-【WL❦】Memindahkan tempat tinggal
41-【WL❦】Menyadari sesuatu...
42-【WL❦】Kembali ke Ibukota
43-【WL❦】Gejolak Harem
44-【WL❦】Membangun Ambisi
45-【WL❦】Menetapkan langkah..
46-【WL❦】Pikiran
47-【WL❦】Ling Guiren
48-【WL❦】Melahirkan
49-【WL❦】Resep?
50-【WL❦】Bunga dicermin dan bulan di air
51-【WL❦】Kembalinya teratai putih
52-【WL❦】Kecurigaan Kaisar
53-【WL❦】Hati ular dan macan tutul
54-【WL❦】Kekacauan?
55-【WL❦】Kaisar yang merajuk?

39-【WL❦】Saingan cinta?

1.3K 96 98
Galing kay winterlazulli

【White Lotus❦】




Lee Donghyeon adalah anak dari keluarga Lee. Di Kabupaten yang besar dan besar ini, keluarga Lee mereka tidak menonjol meski ayahnya adalah seorang Guru di Akademi besar. Tidak ada pejabat dalam keluarga Lee dan hanya bisa dikatakan sebagai keluarga terpelajar kecil. Satu-satunya yang membuat keluarga Lee cukup mencolok adalah bibi tertua yang menikah dengan putra tertua keluarga Jang. Dipermukaan, keluarga Jang juga tidak begitu menonjol dan bukan keluarga bangsawan lokal. Namun berkat, putri keluarga Jang menikah dengan seorang Perdana Menteri hari ini— meski hanya menjadi selir, itu masih dianggap cabang tinggi! Yang membuat keluarga Jang sekarang menjadi perhatian adalah karena cucu mereka dari Jang Yiniang ini telah menjadi selir Kaisar!

Lee Donghyeon ingat saat bibinya kembali kerumah Lee dan menceritakan bahwa shou keluarga Choi terpilih menjadi selir Kaisar, bahkan tidak hanya satu tetapi dua anak sekaligus! Sungguh, Lee Donghyeon sangat iri sekaligus kagum saat mendengarnya. Lihatlah, meski itu hanya seorang anak selir, selama keluarga mereka berpangkat tinggi, tidak mustahil untuk bisa menjadi Permaisuri Kaisar!

Hari ini, Lee Donghyeon sangat beruntung untuk pertama kalinya bisa memasuki Istana dan bertemu dengan Selir Kaisar yang populer di keluarganya. Konon, Choi Guipin ini disukai oleh Kaisar dan tengah mengandung keturunan Kaisar! Alasan mengapa dia bisa masuk dan bertemu tidak lain adalah karena bibinya yang baik hati! Hei dia mengerti tujuan sebenarnya, selama dia masuk dan mengucapkan beberapa patah kata kepada Selir Kaisar, dia bisa pamer diluar terutama dengan saudara-saudara selirnya di rumah. Yang paling penting, bibi, ibu dan neneknya mengatakan jika dia bisa menarik perhatian sang selir, siapa tahu dia bisa menemukan pernikahan yang baik.

Lee Donghyeon tidak mengerti dengan jelas tentang hal ini tetapi selama itu baik dia mau melakukannya!

"Lee Donghyeon! Hei mengapa kamu melamun!" Yang dipanggil terperanjat dan dengan malu menatap tiga pasang mata yang memandangnya penuh tanya.

"Ehem... Tidak apa-apa... Aku hanya... hanya merasa sedikit gugup."

Jang Hwiseo adalah gadis yang menegur Lee Donghyeon tadi. Mendengar Jawaban sepupunya, dia tahu bahwa Lee Donghyeon gugup karena akan memasuki Istana dan bertemu bangsawan. Dia pun ikut tersipu. "Hei santai saja, Sepupu Choi adalah orang yang lembut dan ramah. Asalkan kamu mengikuti aturan, semua akan baik-baik saja."

Lee Donghyeon mengerucutkan bibirnya. Jang Hwiseo adalah sepupunya dan dia tahu bahwa dia akrab dengan Choi Guipin sejak muda namun, itu bukan Donghyeon sendiri tentu saja dia gugup! "Mudah bagimu mengatakannya, sepupu aku tidak pernah bertemu dengan Choi Guipin sebelumnya."

Jang Hwiseo sebenarnya sangsi, dia dan Choi Guipin adalah teman masa kecil dan itu sudah bertahun-tahun yang lalu. Dia sendiri menyadari betapa jauhnya jarak diantara mereka. "Oke... oke jika kamu terus seperti ini aku juga akan gugup!"

Dua orang sibuk saling menenangkan sementara dua lainnya hanya menyaksikan dengan mata rumit. Jang Bian juga sepupu Beomgyu dan bisa dianggap teman masa kecil meski dia lebih muda beberapa tahun. Namun karena ayahnya adalah seorang hakim yang selalu berpindah-pindah tempat kerja, dia tidak banyak menghabiskan waktu bermain dengan Choi Beomgyu. Dalam ingatannya, Choi Beomgyu adalah Shou yang lembut dengan kecantikan bersih dan sikap seorang anak bangsawan. Seperti seorang peri kecil!

Dia telah mendengar dari ibunya bahwa Choi Beomgyu adalah remaja yang terkenal di ibukota. Dia punya reputasi yang bagus meksi hanya dilahirkan sebagai anak selir. Bahkan dia pernah mendapat apresiasi dari Mantan Permaisuri. Dia selalu mendengar ibunya membicarakan Choi Beomgyu sebagai perbandingan setiap waktu dan membuatnya lama kelamaan merasa tidak senang! Hei, dia lahir dengan wajah yang tidak kalah cantik! Lihat mata yang selalu dipuji sebagai bunga persik, hidung yang tinggi dan bibir kecil yang membuat orang iri! Dia juga mahir membuat puisi dan bermain qin. Mengapa dia selalu dibandingkan dengan Choi Beomgyu setiap waktu? 'Apa gunanya kecantikan dan bakat jika di Istana adalah ladang bunga dan kupu-kupu. Choi Beomgyu pasti bukan satu-satunya yang luar biasa. Lihatlah Hua Guifei, itu adalah pemilik hati Kaisar sesungguhnya.' Pikir Bian sinis.

Jang Muzin adalah anak selir dari Paman kedua Beomgyu. Dia menyaksikan perubahan wajah Jang Bian dengan sangat cermat dan tahu bahwa gadis ini pasti membandingkan dirinya dengan orang lain lagi. Jang Muzin diam-diam mencibir, dia tahu bahwa Jang Bian paling bangga dengan penampilannya yang luar biasa. Dia bahkan terobesi pada Hua Guifei yang legendaris. "Nyonya kedua selalu bangga lahir dari keluarga Bangsawan, tetapi dia sama sekali tidak bisa mengajari putrinya menjadi orang yang rendah hati." Pikir Jang Muzin mengejek.

Sebagai putra selir, Jang Muzin selalu ditekan oleh ibu dan anak. Sebelum Choi Guipin memasuki Istana, Nyonya Kedua dan Jang Bian suka menindas para selir dan anak-anak karena sangat bangga bahwa keluarga ibu lebih tinggi dari keluarga suami. Ayahnya hanya seorang hakim daerah kecil tidak bisa banyak membantu karena memandang keluarga Kim yang merupakan bangsawan lokal. Namun setelah Sepupu tertua lulus ujian Kekaisaran dan menjadi Hakim dan menikah dengan anak keluarga Huening yang merupakan bangsawan sebenarnya, Nyonya kedua mulai bertindak hati-hati. Apalagi setelah mendengar bahwa Putra bibinya Jang, Choi Beomgyu berhasil memasuki Istana dan dipromosikan dari waktu kewaktu. Tidak hanya keluarga Choi di ibukota yang makmur, keluarga Jang mereka bahkan terkena sapuan serbuk emas dari cahaya gemilang Choi Beomgyu!

Jang Bian tidak bisa menyadari manfaat yang diciptakan Choi Beomgyu itu tidak apa-apa. Tapi dia, Jang Muzin pasti akan berusaha keras! Dia samar-samar mendengar dari ayahnya yang tengah berbincang dengan ibunya sebelum dia dibawa kembali ke kota selatan. Dikatakan bahwa Choi Guipin berniat memperbaiki keluarga Jang atau dengan kata lain, Jang Yiniang di ibukota akan dinaikan pangkatnya menjadi istri yang setara dan keluarga Jang mereka akan secara resmi menjadi menantu dengan keluarga Perdana Menteri! Tidak hanya itu, Choi Guipin juga berencana untuk membantu anak-anak keluarga Jang yang belum menikah untuk mencarikan keluarga baik di ibukota! Iya itu ibukota Kekaisaran yang megah dan besar, impian semua orang!

"Aku harus melayani Choi Guipin dengan baik saat di Istana." Tekad Muzin, dia juga mengetahui bahwa kemungkinan, Choi Guipin akan menahan anak-anak keluarga Jang di Istana. Konon untuk belajar etiket bangsawan. Ini lah yang paling Muzin tunggu-tunggu!

Hei meski Nyonya kedua itu lahir dari keluarga bangsawan lokal. Tingkahnya tidak memcerminkan wanita yang lahir dari keluarga berbudi luhur! Lihatlah Kakak ipar Huening yang selalu murah hati dalam penampilan, bertutur kata lembut dan berbudi luhur! "Hump! Keluarga Bangsawan apa itu keluarga Kim? Itu hanyalah sisa-sisa keluarga bangsawan yang hampir roboh."

Anak-anak keluarga Jang sibuk dengan pikirannya sendiri. Para orang dewasa di gerbong lain kurang lebih sama. Ada yang memikirkan bagaimana menjalin hubungan yang baik untuk bisa mencari manfaat besar. Ada yang berharap semua hal berjalan lancar, ada yang bernostalgia dan ada pula yang gugup dan gugup.

"Ba... pergi... mana?" Tanya bayi kecil yang berusia beberapa tahun sembari menatap ibunya dengan dua mata bulat yang lucu. Satu bayi lainnya bersandar pada saudaranya tampak mengantuk.

Huening Kai menunduk, dia mengusap pucuk kepala putra kembarnya dan menjawab. "Kita akan pergi ke Istana, lihat Istana besar itu? Kita akan pergi kesana." Dia menyingkap jendela dan membiarkan putranya melihat ke arah yang dia tunjuk.

"Rumah... besar?" Bayi kecil itu memiringkan kepalanya.

Wanita tua Jang melihat cicit kecilnya dan tertawa. "Benar sekali, Ningsoo kecil akan bertemu dengan Permaisuri di Istana.."

Mata bayi itu mengerjap. "Mai...Suri?"

"En..."

Huening Kai melirik Istana Hefeng yang megah. Ketika dia menikah dengan Soobin dia telah mendengar banyak cerita tentang Bibi yang menjadi selir pejabat di ibukota dan sepupu kecil yang menjadi cahaya bulan putih dihati suaminya. Huening Kai tidak cemburu sebab, bagaimana pun suaminya merindukan sepupu itu. Masih dialah yang memenangkan Soobin pada akhirnya. Dia hanya cemas dan takut bahwa Choi Guipin tidak menyukainya. Dan anak-anaknya, bagaimana jika keduanya terkena imbas dari masalah orang dewasa.

Faktanya, Huening Kai terlalu banyak berpikir.

Pertama, Beomgyu tidak tahu tentang cinta kakak sepupunya sendiri. Kedua itu sudah bertahun-tahun yang lalu, kalaupun dia tahu, Beomgyu akan berpura-pura tidak menyadarinya. Ketiga, Beomgyu sudah punya Kaisar dan calon anaknya, untuk apa dia peduli hal lain?

Kereta keluarga Jang memasuki gerbang Istana, semua orang keluar dan harus berjalan menuju istana Feiyan, karena tidak ada Permaisuri utama. Mereka bisa segera pergi menemui Beomgyu tanpa harus memberi hormat kepada sang kepala harem.

Hosu dan Hyeri menyambut di depan pintu. "Wanita tua, akhirnya anda tiba. Tuan kami sejak kemarin tidak sabar untuk bertemu."

Wanita tua Jang tersenyum senang. "Wanita tua ini membuat tuan Guipin repot."

"Silahkan masuk, Tuan dan Nyonya."

Para orang dewasa memasuki Istana Feiyan dengan hati-hati. Sementara para generasi muda di belakang dengan malu-malu mengikuti.

Lee Donghyeon dan Jang Hwiseo saling bergandengan dengan tangan berkeringat karena gugup. Saat mata keduanya melihat kemegahan Istana, mata keduanya berkedut menekan rasa kagum.

"Hwiseo, tuan Guipin ada di depan!" Bisik Lee Donghyeon menahan suaranya.

"Aku tahu... aku tahu!" Jang Hwiseo mengangguk antusias.

Jang Muzin menahan nafas dan berusaha mengingat semua aturan salam di dalam kepalanya. Sementara Jang Bian bergerak tidak nyaman saat melihat betapa khususnya para pelayan di kanan kiri. Dia mulai merasakan tekanan sebagai orang biasa bahkan hanya melihat pelayan di samping Choi Beomgyu.

"Dia bahkan belum menjadi Permaisuri seperti Hua Guifei, apakah perlu seremonial seperti ini? Sangat sombong!" Pikir Jang Bian dalam hati.

"Tuan, keluarga Jang ada di sini."

Jang Bian melihat dua pelayan kelas satu berhenti di depan tirai manik-manik untuk melaporkan.

Jang Bian mendengus. "Sok misterius." Pikirnya lagi.

Jang Muzin melihat dan memutar bola matanya, dia tanpa sadar memberi jarak pada Jang Bian. Dia juga memberi isyarat pada Nyonya kedua, beruntung bahwa wanita itu segera menyadari ada yang salah dengan putrinya. Nyonya Kim dengan hati-hati maju untuk menyembunyikan Jang Bian di belakangnya. Dalam hati, Nyonya Kim mengutuk bahwa dia gagal mengajar putri ini. "Beraninya dia sombong di depan Tuan Guipin! Ini adalah selir Kaisar bukan selir ayahnya!" Nyonya Kim panik dalam hati.

Beruntungnya fokus semua orang sekarang pada tirai yang terangkat. Dan nampak lah sosok yang sudah lama ingin mereka lihat.

"Orang biasa yang rendah hati telah melihat Tuan Guipin." Wanita Tua memimpin prosesi salam.

Beomgyu bangkit dari kursi Kekaisaran. Hyeri dan Hosu maju untuk membantu wanita tua itu bangun.

"Wanita tua, aku tidak ingin bertemu sebagai tuan sekarang. Mengapa kamu begitu seremonial." Beomgyu dengan hati-hati menatap wajah wanita tua itu. Rambut neneknya semakin memutih dan garis wajahnya pun semakin terlihat.

"Nenek, ibu sangat merindukanmu. Saat tahu bahwa aku akan pergi ke selatan. Ibu memintaku membawakan barang-barang untukmu." Ujar Beomgyu sembari membawa neneknya duduk.

"Bibi, kakak ipar dan yang lain silahkan duduk juga."

Yeon memerintahkan para pelayan kelas dua untuk menyajikan cemilan dan minuman.

"Terimakasih tuan Guipin."

"Jangan sopan!"

Jang Muzin menatap semua hidangan dan menelan ludah. Tetapi yang paling menarik adalah Choi Guipin. Sejak dia muncul dari tirai, gerakan orang lain seperti awan dan air mengalir. Bahkan dengan perut besar itu, sikap anggunnya tidak hilang sama sekali. Dan yang paling menarik adalah, Choi Guipin sebenarnya berkali-kali lipat lebih cantik dari yang dia duga!

Jang Muzin mengintip wajah Jang Bian yang kini tampak tenggelam dan dia mengulum senyum. "Jadi kenapa jika penampilan Jang Bian bisa menghancurkan negara? Dengan wajah itu saat memasuki rumah suaminya, dia akan berhadapan dengan ibu mertua yang sulit." Pikir Jang Muzin.

Orang harus tahu, wajah yang sangat cantik memang berguna untuk memikat pria tetapi jika memikat hati mertua, niscaya itu hanya akan menjadi bencana. Jang Muzin sendiri tampan tetapi dia agak kurang jika dibandingkan dengan Jang Bian atau Choi Guipin. Namun dia punya fitur wajah yang halus dan selalu mengembankan gaya yang tenang sehingga bisa dianggap tidak memikat. Dia sendiri punya cita-cita menjadi Istri yang berbudi luhur dan murah hati, bukannya istri yang dapat membuat suami tergila-gila seperti seorang selir.

Para orang dewasa bergantian berbicara dan Beomgyu juga bertanya tentang kesehatan para lelaki dikeluarga Jang sebelum akhirnya dia memberi hadiah beberapa suplemen kesehatan.

"Cantik... Cantik.."

"Cantik!"

Celetukan datang dari sepasang boneka lucu yang duduk diantara orang dewasa. Beomgyu melihat bayi kembar itu dan tidak bisa menahan gemas. "Oh! Apakah ini keponakan kecilku?" Beomgyu dengan senyum ramahanya melambai.

Wanita tua Jang diam-diam lega melihat reaksi Beomgyu, dia sendiri tahu bahwa cucu tertuanya tahun itu memiliki niat melamar cucunya yang lain. Namun apa daya, Perdana Menteri tidak akan setuju karena perbedaan latar belakang. Dia menyaksikan Soobin merindukan Beomgyu selama bertahun-tahun, dia hanya bisa pura-pura tidak tahu. "Iya ini ada putra kembar Soobin dan ini adalah Istrinya." Wanita tua memberi isyarat untuk Huening Kai maju.

"Tuan Guipin salam." Huening Kai meski cemas masih mampu mengatur wajahnya agar tetap tersenyum.

Mata Beomgyu berbinar. "Hei kakak sepupuku pandai mencari istri. Lihat wajah ini, bagaimana aku harus mengatakannya? Kamu ah sangat cantik, sangat tampan! Mengapa kamu bisa jatuh cinta pada kakak sepupuku? Hei dia itu terlalu kaku ckckc bagaimana kamu bisa tahan?"

Huening Kai tercengang.

Wanita Tua Jang menutup mulutnya, "Tuan Guipin anda tidak berubah. Masih suka mengejek sepupumu."

Lee sebagai ibu Soobin juga tahu rahasia putranya dan dari awal dia sudah mewanti-wanti reaksi Huening Kai saat bertemu dengan Beomgyu. Melihat bahwa tidak akan ada perselisihan, dia mendesah lega.

"Nenek, yang aku katakan itu benar. Kakak sepupu itu seperti orang tua. Terlalu serius dan kaku. Iparku pasti sulit menghadapinya kan?"

"Meski begitu lihatlah mereka, sudah punya kedua anak yang lucu. Soobin secara alami berubah menjadi lebih lembut." Ujar Lee membela anaknya.

Beomgyu melihat kedua keponakannya lagi dan merasa keduanya sangat imut. "Ya ampun kedua anak ini benar-benar cantik. Hosu, Hyeri bawakan hadiah untuk keduanya."

Beomgyu melirik kedua ipar lain dibelakang Huening Kai. Mereka tidak membawa anak-anak mereka namun Beomgyu tentu saja tidak akan pilih kasih. "Ambilkan juga untuk keponakan perempuan dirumah."

Keduanya saling lirik sebelum memberi tatapan penuh terimakasih kepada Beomgyu. Kedua ipar ini melahirkan masing-masing anak perempuan yang membuat mereka kurang percaya diri dirumah dan mereka sengaja diam takut merusak pemandangan sejak masuk ke Istana. Beruntungnya bahwa tuan Guipin baik hati.

"Aku juga punya hadiah untuk semua orang terutama para sepupuku." Beomgyu memiringkan kepalanya dan melihat ke arah sepupunya yang malu-malu.

Beomgyu tertawa. "Ayo kalian, mengapa tiba-tiba menjadi seperti tikus yang menyusut disudut. Sudah lama tidak bertemu ah! Hwiseo tidakah kamu merindukan ku?"

Hwiseo melirik Beomgyu dengan antusias sebelum menatap ke arah ibu dan neneknya. Keduanya mengangguk lalu dia memimpin para sepupu untuk bangun.
"Tuan Guipin."

Beomgyu berdecak. "Berhenti memanggilku seperti itu. Kita sedang melakukan pertemuan keluarga sekarang."

Dengan kata-kata Beomgyu. Jang Hwiseo tidak menahan diri lagi. "Sepupu selamat atas kehamilan dan promosi mu!" Dia mengeluarkan sesuatu dan menyerahkannya kepada Beomgyu.

"Aku hanya bisa memberikan sabuk untuk calon anakmu. Jangan melihatnya sederhana, ini adalah niat baik ku!"

Beomgyu mengambil sabuk yang disulam bunga teratai. "Tidak akan, aku suka barang ini."

Dengan Hwiseo yang memulai, yang lain pun perlahan mengikuti bahkan Jang Bian yang sombong juga ikut mengucapkan banyak hal.

Wanita tua Jang semakin puas dengan keharmonisan ini. Dia telah mendengar rencana tentang Soobin yang akan pergi ke ibukota untuk berpindah tempat kerja. Cucu-cucunya banyak yang belum menikah, dengan bantuan keluarga Choi serta Choi Guipin, diharapkan masa depan mereka dapat baik dan baik.

"Aku awalnya berencana menahan para sepupu untuk belajar etiket di Istana sekaligus menemani ku di sini. Tetapi ada perubahan rencana karena Yang Mulia berniat mengadakan perburuan. Maka dari itu aku hanya bisa mengirim mama Istana untuk mengajari semua orang etiket." Ujar Beomgyu tiba-tiba.

Awalnya semua orang merasa kecewa namun setelah mendengar bahwa mereka bisa mendapatkan mama Istana sebagai gantinya. Ini lebih baik sungguh!

Wanita tua Jang mendesah. "Membiarkan mama Istana datang bahkan lebih merepotkan tuan Guipin."

"Tidak yang merepotkan dengan membantu keluarga ku sendiri." Balas Beomgyu tidak setuju.

Dia menahan semua orang sampai waktu makan malam. Mereka membicarakan banyak hal yang terlewat selama bertahun-tahun. Hanya setelah Hyeri memberikan tanda bahwa gerbang akan ditutup, Beomgyu mau melepaskan mereka.

Huening Kai membawa Ningbin di gendongannya sementara Ningsoo ada di gendongan ibu mertuanya. Dia menyadari bahwa Choi Guipin sebenarnya tidak tahu apa-apa tentang perasaan suaminya. Huening Kai mendesah lega. Sikap Choi Guipin secara alami sangat ramah padanya dan kedua buah hatinya bahkan mendapatkan perhatian lebih.

Wanita tua memberitahu ibu Lee, "Siapkan kamar kosong yang bagus untuk mama Istana itu. Nanti, semua anak-anak terlepas dari statusnya bisa belajar."

Lee mengangguk. "Baik bu."

Kereta memasuki kediaman keluarga Jang dan semua orang bubar. Huening Kai meminta pelayan membawa kedua putranya ke kamar samping untuk ditidurkan.

"Kalian kembali?" Suara tenang seorang pria mengejutkan Huening Kai.

"Suami?"

Sosok Soobin tinggi tengah berdiri baru saja keluar dari kamar mandi. "Kamu tampak lelah, biarkan pelayan menyiapkan air. Apakah kamu sudah makan malam?"

Huening Kai mengangguk. "Kami semua sudah melakukannya." Jawabnya lembut. Dia mengambilkan pakaian tidur sang suami dan membantu pria itu menggantinya.

"Dimana kedua anak itu? Apakah mereka patuh saat di Istana?"

"Mereka sudah tidur, mereka sangat patuh dan Choi Guipin sangat menyukai mereka. Bahkan dengan murah hati menghadiahkan mereka mainan." Ujar Huening Kai antusias. Dia segera menunjukkan kotak mainan kepada sang suami.

"Aku melihat mainan jenis ini di toko keluarga Ahn, harganya puluhan teal perak."

Kening Soobin berkerut. "Begitu mahal?"

Huening Kai melihat ekspresi suaminya dan segera berkata. "Hn. Kami hendak menolaknya bahkan Nenek juga buka suara. Tetapi Choi Guipin bersikeras, alasannya akan sangat lama bagi Choi Guipin untuk bisa melihat keduanya lagi."

Soobin menatap mainan itu dan berkata; "Itu niat baik Choi Guipin. Maka simpan lah."

Pelayan membawa masuk air baru dan Soobin mendorong Huening Kai lembut. "Bersihkan dirimu dan beristirahat lah."

Soobin mengambil jubah dan memakainya. "Aku akan pergi ke ruang kerja dulu. Tidurlah lebih awal."

"Baik." Huening Kai menatap punggung suaminya. Dia tidak melihat emosi apapun saat dia menyebutkan tentang Choi Guipin. Dia bertanya-tanya apakah akhirnya Soobin menyerah?

'Aku harap dia segera melepaskannya.'

Memasuki ruang kerja, Soobin meninggalkan pelayan diluar dan dia berjalan lurus ke arah rak buku untuk menemukan sebuah ruang rahasia. Dia menyalakan lentera dan ruangan itu terang benderang dan nampaklah sebuah lukisan di dinding.

Seseorang yang mengenakan jubah berwarna merah berdiri dibawah cabang salju manis. Wajah yang terlukis memiliki senyum naif dengan mata cerah. Ini adalah pemandangan yang dia lihat hari itu saat dia baru tiba di ibukota untuk mengikuti ujian Kekaisaran. Sepupunya menjemput Soobin dihari yang berangin dengan antusias dan terlihat sangat cantik. Soobin tidak bisa lepas dengan bayangan itu hingga dia menuangkannya ke dalam lukisan. Jemarinya menyentuh wajah dalam lukisan sementara senyum pahit terpatri dibibir Soobin.

Dia bekerja keras untuk mengikuti ujian agar dapat membuat masa depan yang layak. Jika dia dapat lulus, dia akan segera melamar sepupunya. Itu adalah tekad Soobin sejak dia mengerti apa itu jatuh cinta.

Tetapi kenyataan benar-benar menghancurkan hati Soobin setelah dia mengetahui bahwa sepupu yang dia cintai sebenarnya disiapkan oleh keluarga Choi sebagai selir Kaisar. Buku-buku tangan Soobin mengepal. Sejak hari itu, perasaan Soobin tidak pernah bisa dilepaskan. Bahkan setelah dia menikah, dia hanya menghormati Huening Kai sebagai istrinya. Itu sebabnya dia memberitahu Huening Kai dengan jujur tentang Beomgyu agar Huening Kai tidak mengharapkan cinta darinya karena Soobin tidak akan pernah bisa memberikannya.

Menatap lurus pada lukisan yang dingin, sebuah suara bertanya-tanya kepada keheningan. "Sudah lama tidak bertemu, bagaimana keadaanmu sekarang?"

———

Hari perburuan akhirnya tiba. Semua selir kecuali Seo Cairen yang tinggal karena kehamilan muda, pergi ke perkemahan bersama rombongan besar pejabat dan bangsawan.

"Tuan Guipin, tenda anda disebelah sini." Kasim Jung memimpin atas perintah Kaisar dan Beomgyu mengikuti dibawah tatapan cemburu para selir.

Meski Kaisar Taehyun tidak datang setiap hari ke Istana Feiyan. Kaisar masih sangat perhatian kepada Choi Guipin, apalagi sejak kabar bahagia hari itu. Kaisar akan selalu berlari ke istana Feiyan setiap ada waktu luang! Sekarang mereka tahu bahwa tenda Beomgyu berada dekat dengan tenda milik Kaisar. Tepat di belakang tenda sang penguasa!

Rasanya mereka cemburu sampai sakit gigi!

Tenda itu secara alami besar, di dalamnya karpet bulu terbentang. Ada tempat tidur yang besar, kursi malas dan beberapa perabotan lengkap termasuk tungku pemanas. Beomgyu meminta pelayan untuk membereskan barang bawaannya sebelum dia beranjak keluar untuk melihat pemandangan.

Di depan ada arena pacuan kuda, di utara ada padang rumput luas. Tidak jauh dari mereka ada sumber air. Melihat ke kiri, orang bisa melihat puluhan hingga ratusan tenda di dirikan untuk tempat tinggal sementara.

Karena ini hari pertama, acara tidak akan langsung dilaksanakan. Alih-alih hanya akan melakukan upacara pembukaan. Beomgyu tidak tertarik dan kembali ke tenda untuk beristirahat. "Hosu pergi dan cari tahu apakah kakak ketigaku sibuk? Dan apakah keluarga Jang juga hadir, seharusnya sepupu Soobin bisa masuk ke dalam daftar. Jika dia datang dengan kedua anak dan istrinya, undang kemari oke?"

"Dimengerti tuan!"

Beomgyu menunggu dan menunggu.

"Tuan, Tuan Muda Jang ada disini."

Beomgyu pikir itu adalah kedua keponakannya dan ipar Huening Kai. Namun begitu sosok itu muncul, ternyata adalah Soobin sendiri yang membawa kedua anaknya.

"Sepupu?" Beomgyu berseru setengah terkejut dan senang.

Soobin menatap orang di depan yang memiliki tampilan yang lebih dewasa dari yang dia ingat. Namun pesona yang dia keluarkan bahkan berkali-kali lebih memukau dan membuat Soobin linglung sesaat. "Lama tidak bertemu." Senyum yang jarang muncul akhirnya mampir diwajah tampan itu.

Beomgyu mengerucutkan bibirnya. "En. Tahun itu setelah kamu melihat daftar kelulusan. Kamu terburu-buru pulang tanpa pamit pada ibu dan aku." Wajahnya penuh keluhan membuat Soobin merasa bahagia.

Tubuh Soobin menegang namun dengan cepat dia mengendalikan tubuhnya. "Aku terlalu bahagia hari itu dan ingin cepat-cepat memberitahu ibuku. Maaf apakah aku membuatmu khawatir?" Soobin dengan berani menatap wajah itu lagi.

Beomgyu mengangguk. "Tentu saja, jarak kota selatan dan ibukota itu jauh! Kami sangat takut terjadi sesuatu padamu dijalan. Untungnya kamu baik-baik saja." Beomgyu mendesah lega.

Senyum dibibir Soobin semakin merekah dan tatapannya melembut.

"Oh ya, dimana ipar Huening?" Tanya Beomgyu setelah menyadari istri Soobin tidak muncul. Dia melihat kedua anak kembar itu dan meminta keduanya mendekat. Yeon mengangkat keduanya agar duduk disamping Beomgyu.

Wajah Soobin sedikit berubah namun dia masih menjawab dengan lembut. "Dia pergi ke tenda keluarga Huening, aku sudah memberitahu pelayan bahwa aku membawa anak-anak menemuimu."

Beomgyu mengangguk, dia sibuk memberi makan anak kembar cantik di sisinya. Kedua boneka itu dengan patuh memakan kue-kue manis di depan mereka. "Enak."

"Enak? Maka Ningsoo dan Ningbin harus memakan lebih banyak." Beomgyu mengusap lembut wajah yang memiliki pipi gemuk.

"En. Makan..."

"Makan banyak.. banyak!"

Beomgyu terkekeh dengan tingkah lucu keduanya dan Soobin berusaha mengabadikan momen itu dalam pikirannya. Jika saja.... Jika saja mereka bisa menikah. Mungkin seperti inilah gambaran yang akan terjadi. Soobin dengan cepat menyadari pikirannya dan segera mengalihkan pandangan.

"Sepupu. Mangga yang kamu kirim hari itu, aku sangat menyukainya. Sudah lama aku ingin memakannya, akhirnya aku muaskan keinginanku. Terimakasih." Ujar Beomgyu sambil mengelus perutnya.

"Oh? Iya tentu. Aku senang itu bisa membantumu." Dia mengikuti gerakan tangan Beomgyu yang mengusap perut dan tanpa sadar tatapannya tenggelam.

"Selamat atas kehamilan mu, sepupu."

Kepala Beomgyu terangkat dan dia melemparkan senyum manis yang menunjukkan kebahagiaan namun itu menyerang jantung Soobin seperti anak panah, menancap dan melukainya. "Saat anak ini lahir, kamu dan istrimu mungkin sudah berada di ibukota."

"Uhm." Soobin bergumam. "Saat itu, kita juga semakin dekat."

Tidak ada yang menyadari nada anehnya, bahkan Beomgyu.

Beomgyu tidak mendengar itu dengan jelas. "Apa?"

Soobin mengerjap dan tersenyum. "Aku bilang, aku berharap kamu selalu sehat."

"Ah~ tentu saja. Ada banyak pelayan yang melayaniku sekarang."

Keduanya berbincang, lebih kepada Beomgyu yang berbicara panjang lebar dan Soobin yang mendengarkan sesekali menimpali. Tentu saja dengan menatap Beomgyu dengan cara yang sangat lembut.

Hyeri dan Yeon mengajak si kembar bermain dengan ferret milik Beomgyu. Tidak melihat bahwa tatapan sepupu Jang ini pada Beomgyu terlalu intim.

"Selir ai?" Kang Taehyun awalnya melihat bahwa tenda Beomgyu sepi dari luar. Dia kira tidak ada orang di dalam, saat mendekat dia mendengar beberapa suara. Ada Beomgyu yang berbicara dengan semangat dan sesekali ada suara pria asing yang menimpali.

Taehyun pikir itu adalah saudara ketiga Beomgyu, jadi dia masuk perlahan hanya untuk menemukan bahwa itu orang lain. Seorang pria tengah menatap selir kecilnya dengan cara yang sangat familiar.

Penuh perhatian, lembut, dan penuh kasih sayang. Taehyun menghirup nafas dengan rahang yang mengetat.

"Yang Mulia!" Mata Beomgyu berbinar, dia bangkit dan menghampiri sang Kaisar.

Taehyun tanpa melepaskan pandangannya pada pria asing itu membawa Beomgyu ke dalam pelukannya. "Bagaimana kabarmu hari ini?"

"Selir baik-baik saja dan anak itu juga sama." Jawab Beomgyu dengan riang.

Di belakang, meski Soobin merasa tidak nyaman dengan pemandangan di depan. Dia masih bersikap sopan dan memberikan hormat pada Kaisar. "Pejabat yang rendah hati ini telah melihat Yang Mulia."

Beomgyu melepaskan pelukan Taehyun dan berkata; "Yang Mulia, ini adalah sepupu selir ini dari keluarga Jang. Dan kedua putra kembar itu adalah anaknya."

Taehyun melihat dua boneka dalam pelukan pelayan Beomgyu dan sedikit kecurigaan di hatinya menghilang saat mendengar identitas pria asing itu apalagi mengetahui bahwa dia punya anak. Orang ini berarti sudah menikah, pikir Taehyun. Namun bukan berarti kewaspadaannya menghilang. Sebagai orang yang berpengalaman, Taehyun dapat menilai cara seorang pria yang jatuh cinta pada orang lain. Dan pria dari keluarga Jang ini tampaknya memiliki beberapa pemikiran tentang selirnya.

"Oh Zhen mendengar bahwa kamu sudah memanggil keluargamu. Sayang sekali Zhen tidak sempat bertemu mereka sebelumnya. Sekarang, senang melihat kalian berkumpul. Tuan muda Jang, selir ku sedikit kesepian selama tur ini. Akan merepotkan istri dan anak-anakmu untuk menghiburnya." Ujar Kaisar dengan penekanan yang hanya bisa dimengerti oleh beberapa pria.

Senyum Soobin bergetar saat dia menjawab. "Tugas bawahan ini adalah melayani keluarga kerajaan dengan baik."

Kang Taehyun puas, dia menatap kedua boneka kembar dan berkata dengan murah hati. "Kasim Jung, bawakan dua liontin giok sebagai hadiah untuk dua putra tuan muda Jang."

Soobin menahan nafas sebelum dia bangkit untuk berterimakasih. "Bawahan berterimakasih untuk kedua putra ini."

Taehyun melambaikan tangannya. "Jangan sopan." Meski begitu, senyum yang bukan senyum membuat Soobin tercekik.

Kang Taehyun melirik Beomgyu dan tersenyum, "Zhen ingin mengundangmu untuk menikmati api unggun malam ini. Tetapi diluar dingin didalam hari, Zhen pikir lebih baik selir ai tetap tinggal di tenda. Tunggu sampai besok untuk berjalan-jalan diluar." Taehyun memperhatikan wajah Beomgyu yang meski karena kehamilan membuatnya agak gemuk, namun kelembutan yang terpancar disekitarnya membuat orang merasakan kehalusan. Apalagi senyum dan kerutan diwajah Beomgyu seperti batu giok yang menawan.

Tidak heran meski selir kecilnya sudah menikah, pria buta mana tidak akan tertarik saat melihatnya? Mata Kaisar Taehyun tenggelam sesaat. "Zhen akan menemanimu malam ini." Ujarnya dengan suara yang agak keras.

Beomgyu memiringkan kepalanya.

Soobin menyembunyikan kepalan tangannya diantara lengan baju yang panjang. "Yang Mulia dan tuan Guipin sibuk. Bawahan ini pamit dulu." Dia membuat busur untuk keduanya sebelum membawa sikembar pergi.

"Ah? Hyeri, Yeon antar kedua keponakan ini untuk ku. Sampaikan salam ku juga untuk kakak ipar Huening."

Hyeri dan Yeon melihat bahwa ada suasana yang aneh di ruangan ini, mereka tidak tahu alasannya namun mereka ingin segera pergi. "Baik tuan!"

Soobin melihat kewajah itu lagi dan tersenyum kecil. "Terimakasih tuan Guipin." Meski hatinya sangat masam saat melihat tangan pria lain melingkar ditubuh sepupunya.

Sepeninggal orang-orang, Kaisar Taehyun masih tidak melepaskan Beomgyu dalam pelukannya. Dia membawa selir kecilnya untuk berbaring di atas tempat tidur.

"Yang Mu—" Beomgyu dicium.

Kaisar Taehyun memagut bibir Beomgyu dengan cara yang mendominasi. Dia menekan leher dan pinggang Beomgyu, mencengkram agak kuat hingga Beomgyu meringis.

"S-sakit." Beomgyu bertumpu pada bahu sang Kaisar dengan terengah-engah.

"Yang Mulia, apa yang salah?" Ciuman itu singkat namun Beomgyu bisa merasakan intimidasi di dalamnya.

Kaisar Taehyun mencubit dagu Beomgyu, "Mengapa selir ai bertemu pria selain Zhen?"

Beomgyu tertegun. Apakah ini tentang sepupunya? Sekarang dia ingat, sepupunya bukan hanya sekedar sepupu tetapi juga pria dewasa. Beomgyu bersemu; "Selir tidak bermaksud begitu. Awalnya selir ingin mengundang saudara ipar dan para keponakan. Siapa tahu ternyata saudara iparnya pergi ke tenda keluarganya sendiri. Jadi sepupu lah yang datang sendiri, selir benar-benar ceroboh untuk mengundangnya masuk."

Taehyun memperhatikan nada bicara dan mata Beomgyu. Dia tidak menemukan sesuatu yang disembunyikan oleh selir kecilnya. "Lain kali, kamu harus berhati-hati. Kali ini Zhen yang menemukannya, jika itu orang lain kesalah pahaman tidak akan sederhana."

Beomgyu buru-buru mengangguk. "Selir tahu Yang Mulia."

Dia patuh dan patuh membuat Taehyun mendesah tidak berdaya. "Istirahatlah dulu, setelah acara malam ini Zhen akan menemanimu." Dia menepuk punggung Beomgyu lembut sebelum beranjak.

Beomgyu menatap punggung Kaisar dan merasa ada yang janggal namun dia tidak tahu apa itu.

Kaisar Taehyun kembali ke tenda dan memanggil penjaga rahasia miliknya.

Seorang yang tampak seperti kasim kurus berlutut penuh hormat di depan Kaisar. "Budak siap menjalankan perintah Yang Mulia."

Taehyun menyilangkan kakinya dengan cara yang sombong. "Cari tahu tentang keluarga Jang dan hubungan macam apa yang dimiliki Tuan muda tertua mereka dengan Choi Beomgyu." Cara pria itu menatap selir kecilnya membuat bayang-bayang di kepala Kang Taehyun.

Dia merasa tidak nyaman dengan kelembutan semacam itu. Mungkin karena dia sendiri tidak pernah melakukannya atau karena orang lain lebih dari yang bisa Taehyun lakukan. 'Apakah ada cinta yang tulus seperti itu dapat bertahan lama?' Kang Taehyun tertawa.

Penjaga rahasia itu mengepalkan kedua tangannya di depan dada. "Baik Yang Mulia." Dia merasa ada rahasia yang tidak seharusnya dia dengar namun satu-satunya cara saat ini hanyalah menjalankan tugas yang diberikan dengan baik kemudian bungkam diri sendiri.

Malam tiba dengan cepat dan upacara pembukaan dengan api unggun sangat ramai diluar. Namun semua itu tidak ada hubungannya dengan Beomgyu tinggal di dalam tenda.

"Bagaimana keadaan diluar?" Pertanyaan Beomgyu merujuk pada situasi para selir dan Kaisar.

Hyeri yang datang dengan membawa daging panggang meletakannya di atas meja. "Tuan, Yang Mulia secara pribadi menghadiahi anda dengan daging rusa panggang ini. Ngomong-ngomong berbicara tentang selir lain, tentu saja Chen Fei Niang-niang memimpin semua orang. Zhen Jieyu dan Baek Meiren bertugas sebagai tangan kanan dan kirinya, adapun Guo Baolin.... itu masih tinggal di sudut." Bisiknya di akhir.

Beomgyu menatap daging panggang yang dilumuri saus khas dan mengigitnya beberapa potong. "Ini lumayan."

"Lalu bagaimana dengan orang-orang dari suku selatan itu?"

Hyeri duduk di bawah dan berkata; "Ada banyak sekali dari mereka yang datang. Mereka sangat mencolok diantara kerumunan. Berbicara tentang para suku ini, mereka membawa banyak sekali barang eksotis dari tempat asal mereka, beberapa adalah hewan yang sangat cantik, ada juga permata dengan warna yang indah berkilau serta banyak hal lainnya."

Beomgyu mencatat di dalam hatinya bahwa dia harus melihat hal-hal ini besok. "Lalu bagaimana dengan persembahan lainnya?"

Hyeri hendak buka mulut namun kemudian terdiam.

———

Suka minoritas selatan dalam hal kekuatan tempur tidak kalah dengan suku Utara, oleh sebab itulah Kaisar bersedia bermurah hati dengan mereka. Selain itu, dibandingkan suku Utara yang memiliki kepribadian berani dan kasar, suku selatan lebih halus dalam penampilan. Termasuk bagi para gadis dan shou dalam suku tersebut, mereka pemalu di bandingkan orang-orang utara namun masih lebih kuat dibandingkan orang-orang asli.

Jadi saat utusan diminta mempersembahkan tarian khas suku mereka, mereka tampil dengan cara yang sedikit berani tetapi tidak vulgar. Gemulai tetapi tidak se anggun bangau di atas danau, lebih seperti kelinci yang lincah dan lincah.

Semua orang menikmatinya dan penuh dengan tepuk tangan.

"Gadis yang mengenakan gaun biru itu terlihat mirip dengan orang kita bukan? Kecantikan yang halus ini lebih digemari oleh pria-pria seperti kita."

"Saudara kamu benar, aku mataku tertuju pada gadis itu sejak awal."

"Dilihat dari posisinya, dia pasti salah satu yang di unggulkan dalam tim."

"Tentu saja, lihatlah penampilan dan caranya menari. Gerakannya adalah yang paling indah sejak awal."

"Kalian juga harus melihat yang satu ini. Shou mungil yang berada di urutan ketiga. Kecil sekali!"

"Oh! Oh benar! Hei aku pikir suku selatan akan memiliki penampilan yang kekar seperti orang utara, siapa tahu mereka bisa sangat cantik dan imut."

"Ck, tidak heran banyak warga asli yang rela menikah dengan orang-orang dari suku ini."

Ada begitu banyak pujian dan ada banyak yang menyetujuinya. Begitu orang-orang suku itu mengetahuinya, mereka tersenyum puas.

Harua adalah salah satu shou yang diunggulkan diantara anak-anak suku bersama dengan Nien dari keluarga Hsu. Baik dia dan Nien memiliki penampilan paling menonjol dan paling mirip dengan orang Kekaisaran asli. Itu juga karena ibu mereka adalah penduduk lokal selatan yang menikah dengan suku. Selain itu, mereka belajar empat buku dan enam seni yang membuat tempramen mereka jauh lebih halus dibandingkan anak-anak suku yang ceria dan bebas. Oleh karena itu mereka berdua menjadi kandidat yang paling optimis untuk dikirim ke harem Kaisar baru.

Memikirkan hal ini, Harua melihat kearah dimana kursi Kekaisaran berada dan sosok pria dengan pakaian kuning keemasan tampak mencolok dan bersinar. Harua sudah lama mendengar reputasi Kaisar Taehyun sebagai pria yang tampan. Meski sebelumnya dikatakan bahwa Kaisar Taehyun bukanlah Pangeran yang menonjol, namun waktu menunjukkan siapa pemenang atas tahta Naga itu.

'Yang Mulia sangat tampan, benar-benar tidak rugi jika aku pergi ke harem untuk berebut bantuan.' Pikir Harua.

"Harua, apa yang kamu pikirkan sehingga melamun seperti ini?" Tegur seseorang.

Harua menoleh dan mendapati sepupunya Ryo dan Hsu Nien tengah menatapnya. Harua berdehem, "Bukan apa-apa sepupu. Aku hanya berpikir bahwa setelah perburuan selesai. Kita tidak akan bertemu lagi."

Ryo tahu bahwa klan akan mengirim sepupunya dan sahabatnya, Nien pergi ke ibukota yang jauh. Dia merasa tertekan tetapi tidak bisa melakukan apa-apa. "Meski ibukota itu jauh, jika ada kesempatan kita pasti akan bertemu lagi. Tur Selatan Kaisar akan selalu ada setiap tiga tahunnya, berdoa saja semoga kita beruntung untuk bisa saling melihat."

"Kamu benar."

Hsu Nien menghela nafas. Dia telah diberitahu oleh ayah dan ibunya tentang kondisi harem Kaisar saat ini. Ada Permaisuri yang dihormati oleh Kaisar meski tidak memiliki anak dibawah lututnya, ada Hua Guifei yang legendaris dan beberapa selir yang berjasa melahirkan para Pangeran satu-persatu. Meskipun ibunya mengatakan bahwa dia pasti akan disukai, menurut Hsu Nien, tidak semua pria seperti ayahnya yang rakus akan semua barang baru.

'Huft~ Selama aku bisa hidup dengan baik dan melahirkan anak. Aku tidak butuh apa-apa lagi.' Pikirnya. Dia tahu bahwa dengan statusnya sebagai orang dari suku, Kaisar tidak akan membiarkan dia berada di posisi yang terlalu tinggi, kalaupun iya. Risikonya adalah tidak mempunyai anak, dibandingkan yang terakhir. Hsu Nien lebih memilih menjadi yang biasa-biasa saja namun bisa membesarkan putra atau putri yang bisa menjamin masa tuanya.

Masih di tempat yang sama namun kali ini sudut pandang jatuh pada Chen Fei yang masih menemani Kaisar minum. Sebagai kepala selir, dia mengetahui banyak hal tentang politik para suku itu dan para menteri sudah memberi isyarat tentang utusan yang harus memasuki harem.

Chen Fei melihat orang-orang itu, masih muda dan cantik yang jauh dibandingkan dirinya. Meski tidak nyaman, Chen Fei hanya bisa menahan rasa itu sendirian. 'Tidak apa-apa, orang-orang ini hanya akan menjadi vas bunga setelah memasuki harem. Jangan menganggap mereka terlalu serius! Han Mia kamu hanya perlu peduli pada janin dalam kandungan Seo Dahyun!' Han Mia bergulat di dalam pikirannya.

Baru setelah dia disadarkan oleh Heemin dengan sentuhan lembut dia segera mengajak Kaisar bicara. "Yang Mulia, suku selatan ini jauh lebih patuh dibandingkan orang-orang utara. Selir mendengar bahwa mereka mulai mengadopsi budaya negara kita, bahkan membiarkan anak-anak belajar empat buku dan enam seni."

Taehyun menyesap anggur dengan damai menyahuti, "Hn, orang-orang yang baru saja tampil membuktikan bahwa mereka serius dalam pelajaran."

Chen Fei menangkap beberapa nada dan mengerti. "Bagaimana menurut Yang Mulia tentang bakat anak-anak ini?"

Taehyun bergumam sembari berpikir tentang pertunjukan yang dia lihat beberapa saat yang lalu. "Tidak buruk, beberapa orang sebenarnya punya bakat alami sendiri. Bagaimana menurut selir ai sendiri? Sudut pandang Zhen dan kamu itu berbeda."

Chen Fei menutup sudut mulutnya dan berkata; "Yang Mulia menggoda selir? Selir ini tidak ahli dalam tari-tarian ah! Namun menurut mata awam selir, Gadis dengan pakaian biru dan Shou mungil itu sangat menarik mata." Han Mia menunjuk ringan ke arah meja para suku selatan dan berkata dengan lembut.

"Lihat itu. Selir mengetahui bahwa ibu mereka berasal dari suku asli dan mereka telah mempelajari etiket dan adat istiadat negara kita dengan baik. Jika mereka bisa memasuki harem, bunga eksotis akan menambahkan keindahan di Istana kita yang luarbiasa." Chen Fei menahan diri untuk tidak mengigit lidah. Sekarang dia merasakan betapa sulitnya berdiri disisi Permaisuri Lee yang setiap saat harus bermurah hati menawarkan selir kepada suaminya sendiri.

'Lain kali aku tidak akan mentertawakan lelucon Lee Nakyung! Sekarang akulah yang menjadi lelucon itu!' Pikir Han Mia penuh dengan keluhan.

Zhen Jieyu dan Baek Meiren tentu saja mendengar pembicaraan Kaisar dan Chen Fei. Mereka mati-matian menahan ketidak senangan dalam hati mereka.

Baek Jiheon menunduk dengan wajah masa. "Sial, baru saja Yang Mulia kembali dengan Choi Beomgyu yang hamil. Aku bisa mengambil kesempatan namun Chen Fei benar-benar berbudi luhur untuk menarik orang baru!" Dia merutuk di dalam kepalanya.

Lee Euiwoong sudah mengetahui hal ini akan terjadi tetapi dia merasa sangat tidak adil dengan penambahan orang baru. Saat ini waktunya bersama Kaisar sudah menipis akibat posisi Beomgyu yang naik setiap harinya. Jika orang-orang ini disukai, apa lagi yang tersisa bagi Lee Euiwoong?

Apapun yang dipikirkan para selir, itu tidak masalah bagi Kang Taehyun. Menambah satu atau dua orang lagi hanyalah jentikan jari baginya. "Chen Fei bisa membuat pengaturan ini untuk Zhen. Namun karena latar belakang mereka baik, biarkan mereka memulai dari Bangsawan terlebih dahulu."

Chen Fei menarik nafas beberapa detik sebelum menenangkan dirinya. "Seperti Yang Mulia inginkan."

Kaisar Taehyun melambai dan bangkit.

Melihat sang penguasa mengundurkan diri, beberapa menteri tidak bertahan begitu pula orang-orang besar lainnya. Yang tersisa adalah para pemuda dan orang-orang kecil yang suka bersenang-senang.

Kaisar Taehyun berjanji untuk menemani Beomgyu malam ini tetapi sebelum pergi ke tenda sang selir kecil, Taehyun meminta air untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Aroma anggur ditubuhnya cukup kuat dan dia tidak ingin Beomgyu dan janinnya terganggu.

Kasim Jung buru-buru meminta air panas ke dalam bak mandi dan Taehyun berendam sambil menikmati rasa lelah yang perlahan larut. "Hwan." Panggil Taehyun dan sosok yang sama seperti tadi siang muncul.

"Hamba Yang Mulia."

Taehyun bersandar dengan kedua tangan terentang di kanan dan kiri bak mandi itu. Tanpa menatap sang penjaga dia bertanya, "Sudahkah tugas mu selesai?"

"Kembali pada Yang Mulia, budak telah menemukan beberapa infomasi."

"Laporkan."

Dalam waktu berikutnya, Taehyun sudah membungkus dirinya dengan jubah panjang dan memimpin Kasim Jung menuju tenda belakang. Tenda Beomgyu telah lama gelap dan hanya beberapa penjaga dan kasim berjaga diluar.

Begitu mereka melihat sang Kaisar, mereka membungkuk dalam tanpa berani menatap mata sang penguasa.

Hyeri, Hosu dan Yeon diusir begitu dia memasuki tenda. Hanya ada Kaisar Taehyun yang memegang lentera dan sosok Beomgyu yang terlelap damai di atas tempat tidur.

Menurut informasi yang digali penjaga rahasia itu dari mantan pelayan sang tuan muda Jang. Antara Beomgyu dan Soobin mereka bukan kekasih masa kecil tetapi hubungan keduanya sangat baik. Dimata orang luar dan keluarga Jang, Soobin adalah orang yang dingin dan serius. Tetapi sebagai mantan pelayan di samping Soobin, pelayan itu mengatakan bahwa Soobin akan selalu sangat lembut pada tuan muda Choi. Dia akan memberikan apapun yang diinginkan Choi Beomgyu dan tidak akan membiarkan orang lain mengganggunya. Bahkan jika keduanya tidak sering bertemu, dimasa lalu mereka akan sering mengirimkan surat satu sama lain. Infomasi pelayan hanya terbatas pada masa remaja dan setelah Soobin beranjak dewasa, karena dia tinggal di Akademi ada pelayan lain yang melayani Soobin dan mulut orang itu sangat rapat sehingga Hwan tidak mendapat Infomasi berharga.

Namun bagi Kang Taehyun itu sudah cukup untuk menyimpulkan bahwa Soobin mendapatkan cinta bertepuk sebelah tangan terhadap Beomgyu.

Jujur saja, Taehyun setengah terganggu dan setengah lagi santai. Bagaimana juga Beomgyu sekarang adalah miliknya dan kecuali Taehyun mati maka Beomgyu akan bebas. Namun, itu masih tergantung Taehyun apakah dia akan membiarkan Beomgyu tetap hidup atau mati bersamanya. Sejak kemunculan Soobin yang merusak pemandangan. Jiwa kompetitif Taehyun yang sudah lama membusuk di dalam dirinya perlahan mulai bangkit.

Taehyun menyadari meski Soobin tidak bisa dibandingkan dengan dirinya dalam kekuasaan dan kekuatan. Taehyun memang kurang dalam perasaan. Bagaimana  cinta adalah hal yang tabu bagi seorang Kaisar.

Namun kembali lagi, tidak peduli seberapa gila cinta Soobin untuk Beomgyu. Kang Taehyun tidak akan membiarkan keduanya bersama.

Taehyun berjalan pelan, cahaya lentera bergoyang dan menyinari wajah lembut Beomgyu.

Merendahkan tubuhnya, Taehyun menyibak kening yang tertutup helaian rambut. Dia mengecupnya sikat dan berbisik pelan. "Selir ai, dalam kehidupan ini kamu hanya bisa menjadi milik Zhen."

———
Bersambung....

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

164K 14K 25
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
55.7K 5K 45
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
124K 8.9K 56
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
233K 34.9K 63
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...