WHITE LOTUS - TAEGYU

By winterlazulli

44.7K 4.6K 1.6K

✦; summary❞ "Tentang dua orang licik yang bertemu dan saling memanfaatkan satu sama lain untuk kemudian salin... More

【KONTEN】
00【WL❦】- Hujan Musim Semi
01【WL❦】- Mengunjungi Kuil
02【WL❦】- Kehilangan Simpul
03【WL❦】- Wajib Militer
04【WL❦】-Seleksi
05【WL❦】Perubahan Plot
06【WL❦】-Meninggalkan tanda
07【WL❦】- Tarian Peri
🔞08【WL❦】-Melayani Kaisar
09【WL❦】-Bukan Orang yang langka
10【WL❦】-Promosi
11【WL❦】- Paviliun Xuehua
12【WL❦】-Kehamilan Selir
《TOKOH DAN VISUALISASI》pt.1
《TOKOH DAN VISUALISASI》pt.2
《TOKOH DAN VISUALISASI》pt.3
13 【WL❦】- Daftar Nama
14 【WL❦】- Istana Musim Panas
15【WL❦】- Sepasang burung
16 【WL❦】- Bertemu
17【WL❦】- Rencana
18【WL❦】- Tur Selatan dan Wajib Militer
19 【WL❦】- Promosi kedua
20 【WL❦】- Veteran dan pendatang baru
21【WL❦】- Perjalanan pertama
22- 【WL❦】memetik pucuk teh di puncak gunung.
23- 【WL❦】digigit ular
24- 【WL❦】Alergi
25- 【WL❦】Kerikil yang dilempar ke dalam danau
26- 【WL❦】Soo Cairen diusir
27- 【WL❦】Rumah kaca
28- 【WL❦】Kesetian pada diri sendiri
29- 【WL❦】Nona Guo
30- 【WL❦】Kepingan Salju
31- 【WL❦】Perompak
32- 【WL❦】Sesuatu terjadi
33- 【WL❦】Kehamilan
34- 【WL❦】Kedatangan rombongan
35-【WL❦】Provokasi Guo Jia
36-【WL❦】Tragedi dan promosi pt.1
37- 【WL❦】tragedi dan promosi pt.2
39-【WL❦】Saingan cinta?
40-【WL❦】Memindahkan tempat tinggal
41-【WL❦】Menyadari sesuatu...
42-【WL❦】Kembali ke Ibukota
43-【WL❦】Gejolak Harem
44-【WL❦】Membangun Ambisi
45-【WL❦】Menetapkan langkah..
46-【WL❦】Pikiran
47-【WL❦】Ling Guiren
48-【WL❦】Melahirkan
49-【WL❦】Resep?
50-【WL❦】Bunga dicermin dan bulan di air
51-【WL❦】Kembalinya teratai putih
52-【WL❦】Kecurigaan Kaisar
53-【WL❦】Hati ular dan macan tutul
54-【WL❦】Kekacauan?
55-【WL❦】Kaisar yang merajuk?

38-【WL❦】Berlayar ke selatan

800 79 22
By winterlazulli




【White Lotus❦】

Setelah periode di kota Kaihua berakhir. Kaisar Taehyun dan rombongan berlayar menuju Selatan sungai Nanyue dengan aman dan bahagia. Selama di perjalanan ini, Kaisar banyak menghabiskan waktu bersama Beomgyu. 4 dari 7 hari dengan Beomgyu, sisanya kadang meminta Seo Dahyun atau Guo Jia untuk menemani. Adapun Changzai baru, dia sudah tersingkir di sudut. Ketika Beomgyu mengingat Doha Changzai, dia mau tidak mau tertawa karena mengingat sandiwara konyol orang itu. Dia hanya melihat orang ini sebagai lelucon yang menghibur.

"Tuan sebentar lagi kita akan tiba di dermaga." Hyeri mengingatkan Beomgyu yang masih berbaring di atas ranjang. Memasuki bulan kelima, Perut Beomgyu semakin besar dan besar. Membuat Yeon bekerja keras membuat banyak pakaian baru untuk tuannya ini.

Beomgyu dibantu Hosu bangkit dan merapikan penampilannya. Pakaian yang Beomgyu gunakan adalah gaya Ming yang lebar dan longgar sehingga nyaman digunakan oleh orang hamil. Setelah mengenakan jubah halus, Beomgyu mengambil Ferret putih kesayangnnya lantas memimpin semua orang keluar dari kabin.

Seo Dahyun dan Guo Jia sudah menunggu bersama pelayannya. Beomgyu melirik ke belakang dan sosok kuyu Shin Yuna juga berada dalam barisan, penampilan orang lain masih cantik tetapi aura sombongnya menghilang digantikan aura kelabu pekat. Beomgyu mengernyit tanpa sadar. Tanpa banyak bicara dia sebagai selir yang berperingkat lebih tinggi pergi lebih dulu sebelum diikuti oleh yang lain.

Kaisar Taehyun dan Kasim Jung sudah berada di haluan kapal dan menyaksikan pemandangan indah kota selatan yang penuh gemerlap cahaya.

Beomgyu dengan anggun berjalan ke samping Kaisar dan menyapa. "Selir telah melihat Yang Mulia."

Kang Taehyun menoleh dan meraih Beomgyu untuk lebih dekat. Melihat bahwa selir itu berpakaian tebal, dia mengangguk puas. Mata Taehyun jatuh pada ferret putih dalam pelukan Beomgyu. "Makhluk ini semakin besar dan berat, mengapa kamu terus menggendongnya sendiri?"

Beomgyu menggosok kepala ferret dan hewan itu bersuara sebagai balasan. "Ini belum begitu gemuk dan berat. Lagipula dia tidak suka disentuh oleh orang lain." Ferret ini sejak Beomgyu pelihara dan memberikan banyak makanan enak, dia benar-benar tahu harus bermanja-manja pada siapa.

Taehyun mendengus, "Jangan memanjakannya atau dia akan semakin keterlaluan." Ferret ini diperlakukan seperti bayi kesayangan oleh selir kecilnya, menghabiskan lebih banyak waktu dari pada dia, suaminya hei!

Beomgyu mengerling dan bertanya dengan nakal, "Oh... Oh bau asam siapa ini?" Beomgyu mengendus ke arah Kaisar dan berpura-pura menutup hidungnya.

"Astaga Yang Mulia, air macam apa yang kamu gunakan untuk berendam? Bau cukanya lumayan." Dia terkekeh melihat pelototan mata sang Kaisar.

Taehyun mendengus dan menarik pinggang Beomgyu, "Oh kamu menggoda Zhen sekarang?"

Beomgyu terkikik sebagai balasan dan keduanya sibuk bermesraan tanpa tahu bahwa dibelakang beberapa selir menatap pemandangan dengan mata penuh keluhan.

Beruntungnya mereka tidak perlu menyaksikan hal tersebut dalam waktu lama sebab tidak lama kemudian. Kapal merapat ke dermaga dan semua orang harus turun. Meski begitu, Kaisar Taehyun tetap membawa Beomgyu disampingnya.

Karena mereka tiba pada malam hari hanya gubernur dan kepala militer setempat yang datang menyambut. Beomgyu tidak tertarik untuk melihat orang-orang itu dan berbisik kepada Kaisar Taehyun. "Yang Mulia. Selir ini lelah, dapatkah selir dan saudara yang lain pergi lebih dulu?"

Kaisar Taehyun melihat wajah mengantuk Beomgyu dan mengangguk. Dia memerintahkan Kasim Jung untuk menyiapkan kereta untuk mereka agar bisa pergi ke Istana. Ngomong-ngomong berkat penakhlukan bangsa bar-bar tahun ini yang memaksa orang-orang di daratan tengah mengungsi ke selatan. Mantan Kaisar membangun Istana Baru di selatan, meski tidak sebesar dan semegah Istana Kekaisaran di ibukota. Istana Hefeng masih sangat luarbiasa.

Beomgyu pernah melihat Istana itu dari luar saat dia masih kecil.

"Tunggu sebentar di kereta, Zhen akan pergi bersamamu." Ujar Taehyun.

Beomgyu tidak menolak dan mengikuti Kasim Jung bersama pelayannya.

Meski sekarang malam hari, berkat banyaknya lentera di dermaga Beomgyu bisa melihat dengan jelas termasuk dua sosok yang familiar tengah berjalan diantara kerumunan.

Guo Jia dan Doha Changzai yang baru tampaknya cukup akrab? Mata Beomgyu berkilat sekilas sebelum dia mengalihkan pandangannya ke depan.

Tidak perlu waktu lama bagi Kaisar berbincang dengan Gubernur selatan dan Jenderal setempat. Toh masih ada hari esok untuk menyelesaikan masalah. Jadi setelah menunggu selama satu dupa, Kaisar Taehyun memasuki kereta dan mendapati Beomgyu tampak terkantuk-kantuk.

Hosu melihat ke arah Kaisar dengan malu. "Sejak usia janin semakin tua, reaksi tuannya menjadi lebih berat dalam hal ini tuannya suka mengantuk dan tidur untuk waktu yang lama." Jelasnya berharap Kaisar Taehyun tidak salah paham dengan kecerobohan sang tuan.

Taehyun mengambil alih ferret dalam pelukan Beomgyu dan menyerahkannya pada Hosu sementara dia sendiri membenarkan posisi Beomgyu agar lebih nyaman. "Beritahu pengemudi agar masuk lewat gerbang shenwu secara langsung untuk pergi ke Istana Feiyan."

Hosu yang hendak mengundurkan diri tertegun beberapa detik sebelum bergegas ke depan. Sebelumnya karena dia tertinggal dengan rombongan bersama Hyeri. Dia menyaksikan semua orang memasuki Istana Hefeng dan mengetahui tata letak Istana dalam. Ini sedikit berbeda dengan Istana Kekaisaran dimana ada 6 Istana Barat dan Timur yang merupakan Istana paling bergengsi setelah Tiga Istana milik Kaisar, Permaisuri dan Istana Janda Permaisuri.

Di Istana Hefeng yang lebih kecil. Ada lebih banyak paviliun dibandingkan Istana besar dan konon pada era mantan Kaisar, hanya Selir yang paling disukai yang diizinkan tinggal di Istana-istana ini. Oleh karena itu saat Chen Fei membagikan halaman pada para selir saat itu, satu-satunya yang tinggal di bangunan Istana hanyalah Chen Fei sendiri. Bahkan Zhen Jieyu harus tinggal di paviliun yang sama dengan Baek Meiren dan Wanyi Shin. Apakah itu disengaja atau tidak, itu membuktikan bahwa ketatnya kualifikasi yang harus dipenuhi untuk bisa tinggal di Istana besar.

Sekarang, secara tidak langsung Kaisar Taehyun memerintahkan tuanya untuk tinggal di Istana Feiyan bukan? Perlu diketahui, Istana Kaisar berada di tengah- tengah bersama dengan Istana Permaisuri dibelakangnya. Lalu Istana lainnya membentuk pola setengah lingkaran dengan Istana Feiyan di kiri Istana Kaisar yang artinya sangat dekat dengan sang penguasa! "Hebat! Tuannya benar-benar disukai sekarang!" Pikir Hosu penuh kegembiraan.

Karena semua pejabat Istana Hefeng tahu bahwa Kaisar akan melakukan tur ke selatan. Seluruh Istana Hefeng sudah lama dipersiapkan baik luar dan dalam. Semua Istana dan paviliun dibersihkan setiap hari jadi saat Kaisar Taehyun tiba di Istana Feiyan dengan Beomgyu dalam pelukannya. Dia tidak perlu menunggu lama untuk pembersihan.

Hyeri dan Yeon bergegas masuk dan menyiapkan tempat tidur baru setelah itu Kaisar membaringkan tubuh berat Beomgyu di atas ranjang. "Lepaskan semua pakaian yang tidak perlu agar tidak menganggu Choi Guipin." Ujar Kaisar penuh perhatian.

"Iya Yang Mulia." Hyeri melepaskan jubah bulu dan Yeon dengan hati-hati melepas mahkota rambut Beomgyu. Keduanya bekerja sama dalam diam dibawah pengawasan Kaisar Taehyun.

Hosu datang dengan membawa air dari dapur Istana. "Yang Mulia tolong minum. Berani bertanya apakah Yang Mulia ingin tinggal?"

Taehyun menuangkan air untuk dirinya sendiri dan menegak rasa air putih yang dingin. Dia melihat ke langit di luar jendela dimana bulan terlihat penuh. "Tidak perlu, Zhen akan kembali ke Istana Langit setelah ini."

"Dimengerti Yang Mulia."

Setelah Beomgyu selesai dilayani, Taehyun pun bangkit dan membenarkan selimut agar menutupi bahu Beomgyu. Matanya jatuh pada perutnya yang bulat dan tanpa sadar tatapannya melembut. Taehyun membawa tangannya untuk menyentuh perut itu dan merasakan betapa kencangnya kulit dibawah pakaian Beomgyu. Setelah mengelusnya beberapa kali, Taehyun benar-benar pergi dari Istana Feiyan.

———

"Tuan... Tuan... Saatnya bangun." Suara Yeon membangunkan Beomgyu.

"Hmm?" Kahalusan bantal dibawah kepala dan hangatnya selimut membuat Beomgyu enggan. Tetapi dia tetap memaksakan diri untuk membuka matanya. "Jam berapa sekarang?"

"Sekarang hampir pukul sembilan pagi. Masih ada waktu sebelum salam di Istana Chen Fei Niang-niang." Jawab Hyeri yang datang mengantarkan air. Meskipun tadi pagi, pelayan di sisi Chen Fei datang memberitahu bahwa tuannya dapat dibebaskan dari salam pagi. Hyeri tahu bahwa tuannya selalu menaati aturan.

"Bantu aku bangun."

Yeon dengan hati-hati menopang tuannya.

Hyeri memerintahkan pelayan lain untuk menyiapkan air mandi. Karena kondisi Beomgyu yang khusus, mereka menghindari pergi ke kamar mandi yang licin. Jadi para pelayan membawa bak mandi ke dalam kamar untuk tuan mereka berendam.

"Apakah Yang Mulia yang membawaku tadi malam?" Tanya Beomgyu sambil berendam dalam air hangat.

Hyeri di belakang mencuci rambut tuannya dengan lembut dan pelayan khusus memijit kedua bahu Beomgyu untuk mengusir sisa lelah. "Menjawab tuannya, memang Yang Mulia yang secara pribadi membawa tuannya ke Istana Feiyan."

Beomgyu mengangguk, dia sudah menebaknya. Dia bertanya hanya untuk memastikan. "Baiklah sudah cukup. Kita harus tiba tepat waktu untuk salam."

Dia melambaikan tangan untuk menghentikan semua aktivitas para pelayan yang melayaninya. Hyeri buru-buru mengambilkan air untuk membilas dan Yeon menyiapkan pakaian ganti. Dalam setengah jam, Beomgyu sudah bersiap dengan pakaian gaya ming andalannya selama kehamilan ini.

Hosu sudah menunggu diluar dengan sarapan ringan. "Tuannya ingin pergi memberi salam pada Chen Fei? Kalau iya, budak akan meminta tandu pada para kasim." Karena tuannya dipromosikan ke peringkat ketiga, tuannya bisa menggunakan tandu saat berjalan di Istana.

Hyeri yang mendengar mengernyit. "Tubuh tuannya sedang hamil besar. Akan lelah jika berjalan saja tetapi menaiki tandu memiliki resiko jatuh yang membahayakan janin..." Gumamannya bisa di dengar Beomgyu dan yang lain juga menimbang masalah tersebut.

"Di Istana mana Chen Fei tinggal?" Tanya Beomgyu.

"Kembali kepada tuan, Chen Fei tinggal di Istana Jingyu di sebelah kanan Istana Langit. Untuk sampai kesana, kita perlu melewati Istana Langit Kaisar dan Istana Bumi milik Permaisuri. Meski begitu, tidak perlu waktu lama untuk bisa sampai kesana, kira-kira butuh waktu sebatang dupa dengan berjalan kaki." Jawab Hosu dengan rinci.

"Oh ini tidak terlalu jauh, pergi saja dengan berjalan kaki." Ujar Beomgyu yang mendapat tatapan khawatir dari para pelayan.

Beomgyu melambai, "Apa yang kalian khawatirkan? Ini hanya salam pertama dan aku yakin Chen Fei akan membebaskannya nanti. Ayo pergi." Chen Fei bukan Permaisuri, jadi salam untuknya hanya dilakukan sesekali dan tidak setiap hari seperti istri sah. Lagipun, jika Chen Fei berani melakukannya, dia harus menghadapi murka Permaisuri karena melewati batasnya. Selain itu, fakta bahwa dia tengah hamil pasti membuat banyak pihak penasaran. Daripada bersembunyi dan membuat pihak lain berpikir yang tidak-tidak, Beomgyu lebih senang menghadapi pertarungan terbuka.

Istana Hefeng meski tidak besar, itu masih cukup luas dan memiliki pemandangan yang bagus. Khususnya, di Istana ini lebih banyak aliran air hidup yang membuat pemandangan teratai dan lotus bisa terlihat dimana-mana. Beomgyu menikmatinya sekilas, "Yah masih lebih baik tinggal di Istana Kekaisaran."

Beomgyu hendak melewati jembatan saat dia bertemu dengan Seo Cairen dan Guo Baolin. Ada juga Doha Changzai mengikuti dibelakang keduanya.

"Selir telah melihat Tuan Guipin." Ketiganya sama-sama memberikan busur kepada Beomgyu.

Beomgyu tersenyum, "Selamat pagi para adik. Perjalanan panjang kemarin, apakah kalian tidur nyenyak?" Tanya Beomgyu berbasa-basi.

Seo Cairen mendengar bahwa Choi Guipin adalah satu-satunya selir setelah Chen Fei yang tinggal di Istana besar. Choi Guipin bahkan diantar secara pribadi oleh Yang Mulia Kaisar tadi malam sementara dirinya harus berdesak-desakan dengan Guo Jia dan Doha Changzai di sebuah Paviliun kecil. Melihat betapa merah wajah Choi Guipin, dipastikan Choi Beomgyu tidur dengan nyenyak tadi malam. Rasa masam dihatinya semakin membuat tidak nyaman.

"Tidur selir ini secara alami nyaman. Tuan Guipin juga pasti sama bukan? Lihatlah perutmu yang besar, anak dan ibu harus sehat. Tuan Guipin tolong jangan terlalu lelah." Meski begitu, Seo Dahyun sadar bahwa dia tidak akan menembak tanpa tujuan di hadapan Choi Guipin ini.

Beomgyu menyahuti dengan penuh perhatian; "Oh tentu, aku selalu menjaga kesehatan dengan baik. Seo Cairen juga perhatikan baik-baik tubuhmu. Jika kamu ingin menghilangkan lelah, gunakan beberapa tonik sehat."

Guo Jia menyesali bahwa dia gagal dalam melakukan plot sebelumnya. Alih-alih membuat Kaisar Taehyun dan Choi Guipin bertengkar, dia malah membuat keduanya semakin lengket. Berita tentang Kaisar yang menggendong  Choi Guipin tadi malam sudah menyebar dan orang tahu bahwa cinta Kaisar pada Choi Guipin itu nyata. "Kalau selir ini kurang tidur nyenyak tadi malam. Sebentar lagi musim panas, cuaca di selatan itu kering yang kurang ramah. Tetapi suka tidak suka, selir harus memaksa untuk tidur agar bisa bangun pagi. Ah, selir memang tidak bisa dibandingkan dengan saudara lainnya." Ujar Guo Jia dengan yin dan yang dalam kalimatnya.

Seo Cairen mengangkat satu alis dalam ruang imajiner dan bertanya-tanya apakah setelah Wanyi Shin tumbang, Guo Jia berniat menjadi penggantinya? "Itu adalah aturannya, jadi biasakanlah." Sahut Seo Dahyun tenang. Jika Wanyi Shin bisa menentang Choi Guipin karena sebelumnya ada bantuan Kaisar dan Adipati Changde berdiri sebagai budha besar. Guo Jia ini hanyalah wanita dari kelas pedagang terendah dalam kelas sosial, nyali apa yang dia punya sehingga berani memprovokasi tuan yang lebih tinggi?

Beomgyu tersenyum lebih lebar. Dia bisa menangkap kecemburuan Guo Jia dalam ucapan barusan. Jadi kepana jika dia mendapat perlakuan yang baik dari Kaisar? Itu adalah kemampuannya untuk bisa dimanjakan. Dia tidak membutuhkan komentar seorang Baolin kecil. "Baolin Guo baru mengikuti kita selama beberapa bulan jadi wajar jika tidak terbiasa. Seperti yang dikatakan Seo Cairen, biasakanlah." Dia menatap lurus ke arah Guo Jia lalu pada sosok Doha Changzai di belakang.

Setelah mengatakan hal itu, Beomgyu berbalik sambil bergumam. "Siapa yang akan peduli dengan suka tidak suka dirimu. Hehe Bahkan jika kamu bermain trik, pikirkan lah apakah orang lain mau melakukannya? Benar-benar lelucon untuk bertingkah seolah-olah kamu paling pintar."

Yang tentu saja bisa di dengar oleh ketiga orang dibelakang. Seo Dahyun terdiam dan Guo Jia memucat. Adapun Doha Changzai, dia mungkin satu-satunya yang tidak mengerti perselisihan para selir ini. Karena meskipun dia telah dikanonisasi sebagai Changzai, Kaisar Taehyun sama sekali tidak peduli padanya!

"A-apakah Choi Guipin tahu?" Pikir Guo Jia dengan gugup. Dia meremas jari-jarinya dari balik lengan baju.

"Guo Baolin cepatlah, atau kita akan terlambat." Seo Dahyun menegur saat melihat Guo Jia linglung. Setelah melihat reaksi Guo Jia, tampaknya kata-kata Choi Guipin memang di tunjukan pada wanita pedagang ini. Dia tidak tahu apakah Guo Jia telah melakukan sesuatu tetapi melihat cara Choi Guipin mengucapkan kata-kata itu langsung, Seo Dahyun mengerti bahwa Guo Jia mulai tidak sabar.

'Hal apa yang membuat Choi Guipin memasukkan Guo Jia dalam perhatiannya?' Pikir Seo Dahyun curiga.

Beomgyu tidak tahu apa yang dipikirkan Guo Jia setelahnya, bahkan jika dia tahu, Beomgyu hanya akan tertawa. Hari itu Doha Changzai dan yang lain dikirim untuk melayani Kaisar oleh para pejabat lokal dan yang menerimanya adalah Seo Cairen dan Guo Baolin. Saat skandal itu terungkap, hanya perlu memikirkan siapa yang bisa di untungkan dalam kasus ini saja, mudah untuk menebaknya. Seo Dahyun adalah kaki tangan Chen Fei, karena dia berlindung di bawah sayap sang Selir Besar, sulit baginya untuk menambah saingan lagi dengan menarik orang-orang seperti Doha Changzai. Adapun Wanyi Shin, meski ada kemungkinan bahwa dia ingin membalas dendam, namun Shin Yuna tidak tahu bahwa dalang dari kejatuhannya adalah Beomgyu lalu mengingat betapa pencemburunya Shin Yuna, mana mungkin wanita itu mau membiarkan orang lain naik ke atas tempat tidur Kaisar.

Orang terakhir adalah Guo Jia. Nah orang ini selalu tampak merendahkan diri dipermukaan tetapi melihat dari matanya, orang tahu bahwa dia punya ambisi. Sanjie di sisi Guo Jia adalah orang yang Beomgyu persiapkan sebagai kaki tangan sejak awal, jadi informasi mengenai komunikasi terselubung antar Guo Jia dan Doha Changzai bisa di dapatkan dengan cepat. Jika bukan karena Beomgyu ingin menggunakan Guo Jia sebagai pion untuk melawan Choi Yejun dimasa depan, dia pasti akan sudah lama menyingkirkan orang ini.

Pelayan kelas satu Chen Fei; Heemin melihat sosok Beomgyu muncul saat dia bertugas menyambut para selir. Matanya segera berbinar dan buru-buru masuk ke dalam untuk melaporkan.

"Tuan, Choi Jie— maksud budak, Choi Guipin ada diluar." Bisiknya pada Han Mia yang saat itu tengah berbincang dengan Zhen Jieyu.

Han Mia melirik dan memberi tanda sementara dia meluruskan pakaiannya sebelum berkata pada pelayan lain; "Siapkan tempat duduk dengan bantalan lembut untuk Choi Guipin." Ujarnya.

Pelayan itu masuk ke dalam dan dengan cepat membawa bantalan bulat yang lembut untuk diletakkan di kursi yang lebih rendah dari tuannya.

"Tuan Guipin ada di sini!" Sambut Kasim diluar.

Selir seperti Zhen Jieyu, Baek Meiren dan Wanyi Shin yang kuyu bangkit— siap memberi busur.

Beomgyu masuk dengan dituntun oleh Hosu dan Hyeri di kiri dan kanannya. Melihat beberapa wajah familiar, Beomgyu tidak bisa menahan senyum. "Sudah sangat lama rasanya selir ini jauh dari para saudara. Selir sangat bahagia bisa kembali berkumpul dengan kakak dan adik."

Sudut mulut Baek Jiheon berkedut, 'Hehe Andai kamu tahu. Semua orang sangat ingin kamu menghilang di sungai hari itu.' Pikirnya. Namun sesuatu seperti lain dimulut dan lain di hati adalah kemampuan semua orang di dunia ini.

"Saudara Guipin, selir juga sangat bersyukur bisa melihat kakaknya lagi."

Lee Euiwoong turun dari tempatnya dan membantu Beomgyu untuk duduk dengan murah hati. "Tidak ada yang lebih membahagiakan bagi kita semua dibandingkan keselamatan semua orang. Juga, dewa memberkati saudara Guipin dengan kehidupan lain sebagai gantinya. Selir ingin mengucapkan selamat atas kehamilan saudara." Senyum dengan lesung pipit diwajah Zhen Jieyu sangat manis dan imut.

Beomgyu menepuk punggung tangan Zhen Jieyu lembut. "Oke terimakasih atas kata-kata mu." Dia mengisyaratkan pada Hyeri dan Hosu untuk menarik kursi dibawahnya kepada Lee Euiwoong.

Hosu dengan ramah mempersilahkan. "Tuan Jieyu."

Lee Euiwoong pun duduk tanpa banyak kata.

Interaksi keduanya seolah-olah seperti sepasang sahabat. Baek Jiheon dan Chen Fei dibuat bingung, seolah-olah bertanya di dalam hati. Kapan kedua orang ini menjadi akrab?

Bahkan Beomgyu sendiri sedikit terkejut dengan tindakan ramah Lee Euiwoong. Dulu saat masih Wanyi, saat Ham Wonjin dan Shin Yuna membuat masalah untuknya, orang ini bahkan berpura-pura tidak melihat apa-apa. Sekarang dia sangat perhatian, Beomgyu mau tidak mau berpikir dua kali.

"Hal-hal yang terjadi dimasa lalu itu buruk, jangan berlarut-larut dan membuat hati tertekan, mari kita lupakan saja." Chen Fei tersenyum dan menatap Beomgyu penuh kasih sayang saat dia berkata. "Choi Guipin sekarang hamil, mulai besok tidak perlu datang kepada Ben gong. Jaga saja janinmu dengan baik, jika Istana Feiyan kekurangan sesuatu. Beritahu saja ben gong, jangan ditahan."

Beomgyu menekan perutnya yang bulat dan memberi anggukkan dengan anggun. "Maka selir ini tidak akan sopan untuk merepotkan Chen Fei Niang-niang."

"Hei tidak masalah."

"Seo Cairen ada disini."

"Guo Baolin ada disini."

Satu persatu selir yang tertinggal tiba dan Doha Changzai karena statusnya yang rendah hanya bisa bersujud diluar.

Salam kembali dilanjutkan bersama beberapa obrolan dangkal.

Chen Fei menyesap teh melati yang beraroma harum dan menyeka sudut bibirnya dengan cara elegan. "Kalian semua sudah berkumpul, ben gong memiliki sesuatu untuk di beritahu. Karena sebelumnya Kaisar tidak ada, hal-hal di selatan secara alami diambil alih oleh para menteri dan semua bisnis sudah selesai. Maka dari itu, Yang Mulia mengajukan saran untuk mengadakan perburuan dalam waktu dekat."

Meski padang rumput di selatan tidak sebesar di utara. Masih ada padang rumput dan hutan yang rimbun di sini. Bersenang-senang secara alami dapat dilakukan untuk menghibur rombongan. "Hal ini juga untuk merayakan kembalinya Kaisar. Jadi para saudara bisa mulai menyiapkan kebutuhan."

Zhen Jieyu dan Baek Jiheon secara alami sangat senang dengan berita ini. Sejak mereka terpisah jauh dengan Kaisar, mereka menyadari kasih sayang Kaisar pun juga menjauh. Dengan Choi Guipin yang hamil, tidak mungkin baginya untuk melayani Kaisar. Paling-paling hanya menemani untuk melihat keadaan janin itu. Ini adalah saat yang tepat untuk mengambil kembali kasih sayang Kaisar.

Zhen Jieyu dan Baek Meiren sama-sama tumbuh di keluarga bangsawan dan karena keluarga mereka lahir di militer. Menunggang kuda dan memanah adalah kemampuan yang mereka miliki sejak kecil. Mereka mungkin bisa memamerkan bakat mereka untuk menarik Kaisar.

"Oh sudah lama sekali sejak selir ini menunggang kuda. Kesempatan kali ini, selir pasti akan memanfaatkannya dengan baik." Ujar Baek Jiheon tersenyum seperti bunga mekar.

Zhen Jieyu dengan tenang berkata. "Pasti akan menyenangkan untuk menyalakan api unggun dan membakar daging buruan."

Chen Fei mengangguk. Meski dia berasal dari keluarga kedua dirumah, berkat nenek yang mendukungnya dihari kerja. Dia bisa mengikuti sepupunya dalam perburuan dimasa lalu dan kemampuannya dalam berkuda dan memanah tidak buruk. "Kita mungkin akan tinggal diperkemahan selama sepuluh hari. Soalnya, Yang Mulia akan bertemu dengan perwakilan suku-suku minoritas. Jadi para saudari harus bersiap dan tolong perhatikan sikap Kekaisaran kita." Ujar Chen Fei dengan nada tegas.

Guo Jia pernah mengalami perburuan ini dikehidupan sebelumnya dan kali ini terulang lagi. Dia hanya bisa menghela nafas karena tahu bahwa dia tidak dapat bersaing dalam hal berkuda. Dia menyayangkan bahwa dia tidak meminta ayahnya untuk belajar menunggang kuda sebelumnya. Jika saja dia terlahir kembali beberapa tahun sebelumnya mungkin dia punya waktu yang cukup untuk belajar.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Seo Dahyun. Ayahnya hanyalah pejabat kecil dan keluarga mereka ketat sehingga keluarga hanya bisa mengundang guru untuk mengajarinya membaca dan belajar sedikit seni. 'Beruntungnya, Chen Fei ada disini untuk memperjuangkan bantuan. Aku hanya perlu berpura-pura patuh agar bisa mengambil keuntungan.' Pikir Seo Dahyun tanpa banyak penyesalan. Dia dengan santai meraih sendok perak untuk mencicipi puding telur.

Baru satu suap dan, "Hueek!!"

Segera semua mata tertuju pada sosok Seo Dahyun. Terutama Chen Fei yang matanya bersinar mengalahkan matahari diluar. "Oh ada apa dengan Seo Cairen? Apakah kamu tidak enak badan?" Dia buru-buru mengirim Heemin untuk memeriksa.

Beomgyu menyesap manisan buah dengan tenang dan berkata dengan nada bahagia. "Oh ini mirip reaksi seperti yang dialami selir saat hamil."

Kali ini semua mata memandang Beomgyu dengan merah. Beomgyu hanya tersenyum sambil tertawa kecil. "Ayo kita panggil tabib untuk memastikan."

Tabib pun di undang dengan cepat dan seperti yang diharapkan. Seo Cairen memang hamil, usia kandungan satu bulan.

"Selamat Seo Cairen atas kehamilanmu." Beomgyu adalah yang paling santai menghadapinya sementara selir lain meski mereka enggan juga mengucapkan beberapa patah kata.

"Selamat, Seo Cairen sangat sukses kali ini." Ujar Guo Jia iri.

Seo Cairen tersipu tanpa menyadari mata merah Guo Jia. "Terimakasih."

Chen Fei secara alami senang, dia bertaruh untuk membawa Seo Dahyun ke bawah sayapnya karena dia sedang cemas setelah mendengar Choi Beomgyu hamil. Orang harus tahu bahwa kesukaan Kaisar terhadap Choi Beomgyu semakin meningkat apalagi setelah kecelakaan kala itu, Choi Beomgyu lah yang menyelamatkan Kaisar dan hutang budi ini pasti akan membekas di hati sang penguasa. Meski tampaknya tidak ada pengaruh karena dia dan Choi Beomgyu tidak ada persimpangan. Orang harus tahu bahwa saat ini, posisi empat selir masih kosong beberapa. Begitu Kaisar ingin mempromosikan selir tercinta, dengan anak dibawah lutut Choi Beomgyu mudah untuk maju ke tingkat yang lebih tinggi! Ini adalah pemahaman yang dia pelajari saat Bang Junhyuk disukai tahun itu!

Saat ini dia belum juga hamil dan adik yang dia andalkan jauh di ibukota. Setidaknya dengan anak angkat, dia bisa sedikit menstabilkan posisinya. "Sebelumnya karena Hua Guifei juga tidak hamil, aku tidak begitu khawatir. Tetapi melihat cara Kaisar memberikan promosi pada setiap ibu yang melahirkan para Pangeran. Bagaimana aku bisa tetap tenang!" Pikir Han Mia masam.

Belum selesai kebahagiaan Seo Dahyun. Kasim di sisi Chen Fei datang dari luar membawa berita lain.

"Melapor pada Niang-niang. Ada kabar dari ibukota, Myung Xiapin telah melahirkan Pangeran ketiga...."

Wajah semua orang semakin aneh dan aneh. Beomgyu menahan senyumnya dan bangkit. "Ada banyak berita bahagia hari ini. Nah Selir merasa agak berat sekarang jadi selir akan mengundurkan diri terlebih dahulu. Niang-niang juga harus mengurus Seo Cairen yang hamil muda, maka dari itu selir tidak ingin mengganggu."

Chen Fei mengangguk cepat. "Iya... iya hari semakin siang. Tidak bagus jika kamu berjalan terlalu lama dibawah sinar matahari. Kalian semua juga bisa bubar."

"Kalau begitu selir akan pamit."

"Salam Chen Fei Niang-niang."

———

Beomgyu tiba di Istana Feiyan dan mendapati bahwa Kaisar Taehyun berada di Istana itu tengah menunggunya.

"Yang Mulia, anda datang." Beomgyu menaiki tangga dengan susah payah.

Taehyun yang duduk di pelataran segera bangkit. "Mengapa salam hari ini begitu lama? Lihatlah matahati di atas begitu terik dan mengapa kamu tidak menggunakan tandu saat keluar? Perutmu besar sekarang.... Zhen—" Sebelum Kaisar menyelesaikan ucapannya, Beomgyu terlebih dahulu membungkam Kaisar tanpa tahu malu dengan bibirnya sendiri.

"Yang Mulia mengapa anda tiba-tiba menjadi sangat cerewet?" Tanya Beomgyu geli yang mendapat pelototan dari sang penguasa.

"Beraninya kamu— Zhen sedang marah sekarang!"

Beomgyu mengangguk bodoh dan berkata. "Aduh tahan dulu, selir ingin cepat-cepat duduk."

Kang Taehyun tidak tahu harus berkata apa tetapi dia tetap membantu Beomgyu masuk. "Selir ai belum menjawab pertanyaan Zhen."

Beomgyu mendengus halus. "Yang Mulia, selir dan saudara yang lain baru berkumpul setelah sekian lama. Kami harus melepaskan rasa rindu kami tahu?"

Sudut mulut Kaisar bergerak-gerak mendengarnya. Apakah itu? Orang takut bahwa para selir ini sebenarnya tengah berperang mulut.

Beomgyu melihat ekspresi Kaisar dan memutar bola matanya malas. "Huh lagipula ada banyak berita bahagia yang perlu dirayakan oleh kami hari ini. Yang Mulia mungkin juga sama." Ujar Beomgyu dengan suara yang dibuat-buat.

Kaisar Taehyun meminta handuk basah dan menyerahkannya pada Beomgyu. Dia bertanya dengan tidak acuh. "Hal baik apa yang perlu Zhen rayakan."

Dia menuangkan secangkir teh dan menyesapnya.

"Selamat Yang Mulia. Seo Cairen telah diagnosis hamil satu bulan." Ucap Beomgyu tulus.

Taehyun meneguk teh dengan linglung, berusaha memproses infomasi. "Oh dia hamil?" Tanyanya hambar.

Beomgyu mengerucutkan bibirnya dan mengangguk. "En. Selain itu ada berita dari ibukota bahwa Myung Xiapin telah melahirkan Pangeran ketiga. Waah Yang Mulia, para saudara sekarang menyebarkan cabang dan daun dengan baik."

Taehyun berdehem canggung. Dia mengintip ekspresi Beomgyu dan tidak menemukan emosi negatif, tanpa sadar menghela nafas lega. "Kalau begitu tidak sia-sia Zhen membesarkan mereka di Istana."

Beomgyu yang minum segelas air hampir tersedak mendengarnya. Namun dia tidak bisa berkata apa-apa setelahnya.

Kaisar Taehyun melihat reaksi itu dan dengan tenang mengalihkan pembicaraan. "Dalam beberapa hari kita akan pergi berburu. Zhen telah menyiapkan tenda khusus untuk selir ai."

Beomgyu menoleh dengan antusias. "Benarkah? Tenda yang besar kan?"

Taehyun mengangguk. "En, besar dan dekat dengan tenda milik Zhen."

Beomgyu menyeringai. "Terimakasih Yang Mulia hehe. Kali ini apakah Yang Mulia ingin berburu harimau?" Tanya Beomgyu penasaran.

Taehyun mengangkat bahunya. "Jika kita beruntung, mungkin satu atau dua harimau bisa kita dapatkan. Zhen ingat bahwa populasi harimau sebenarnya tidak begitu banyak di selatan. Jika itu di utara, Zhen bahkan ingin berburu serigala padang rumput."

Beomgyu memiringkan kepalanya, "Kalau begitu, perburuan selanjutnya mari kita pergi ke utara? Selir membaca catatan perjalanan yang mengatakan bahwa diujung Utara ada gunung es abadi. Apakah memang ada tempat seperti itu?"

"Ide yang bagus. Mari kita simpan dulu." Taehyun mengangguk sebelum melanjutkan, "Memang ada, penghujung Utara di selimuti salju sepanjang tahun dan orang-orang harus mengenakan pakaian yang sangat tebal terutama saat musim dingin." Melihat Beomgyu tampak tertarik, Taehyun mulai menceritakan tentang orang-orang utara dan adat istiadat setempat. Jadi keduanya bercerita cukup lama sampai waktu makan siang.

Taehyun menemani Beomgyu makan sebelum dia pergi. "Zhen tidak akan datang padamu malam ini. Besok Zhen juga akan keluar Istana, kamu bisa menghabiskan waktu sendiri."

Beomgyu yang siap tidur siang bertanya, "Yang Mulia, selir ingin memanggil keluarga ibu selir. Bisakah?" Hei, dia bahkan belum bertemu dengan kakak ketiganya!

Taehyun tertegun sebelum memberi izin. "Zhen akan membiarkan orang membuat tanda untukmu. Kamu sekarang adalah selir peringkat ketiga, jadi tidak masalah untuk memanggil anggota keluargamu ke Istana."

Beomgyu sebenarnya tahu ini, sebelumnya karena peringkatnya rendah. Dia tidak memiliki kualifikasi untuk memanggil anggota keluarga ke Istana kecuali mendapat rahmat dari para pemimpin harem. Sekarang meski peringkatnya tidak terlalu tinggi, setidaknya saat ini dia bisa memanggil anggota keluarga satu kali dalam sebulan. Dia bertanya hanya untuk formalitas semata.

"Terimakasih Yang Mulia!"

"Hn.. Jaga dirimu baik-baik."

Jadi Beomgyu tidur siang dengan mimpi indah hari itu karena suasana hati yang baik bahkan setelah malamnya dia mendapat kabar bahwa Kaisar Taehyun pergi menemani Seo Cairen. Senyum Beomgyu tidak luntur.

Besoknya karena dia tidak perlu memberi salam pada Chen Fei. Dia bersiap untuk mengirim Hosu keluar untuk memberitahu keluarga Jang bahwa mereka akan memasuki Istana. Dia berharap bisa bertemu dengan keluarga ini sejak lama!

"Hyeri sudahkah kamu menyiapkan hadiah-hadiah itu? Oh aku seharusnya membawa beberapa mainan kecil untuk keponakanku!" Beomgyu merasa tertekan karena dia hanya membawa barang-barang seperti pakaian, kain, perhiasan dan obat-obatan.

Hyeri datang dengan peti harta yang cukup besar, dibantu oleh Yeon. "Tuannya jangan khawatir, setelah saudari Hyein tahu bahwa tuannya akan pergi ke selatan. Hyein memesan beberapa mainan kecil dari toko harta karun untuk dibawa. Lihat ini."

Beomgyu membuka dan menentukan mainan dengan tanda khusus bertuliskan toko harta karun. Beomgyu menyeringai, mainan-mainan ini dibeli dari toko Choi Yejun dan semua barang-barang diambil dari ide-ide modern. Misalnya balok-balok kayu yang dapat disusun menjadi bangunan, dilapisi warna-warna meriah. Ada juga miniatur kereta dengan kuda dengan roda kayu sehingga jika di ikat dengan tali dapat bergerak di jalan yang datar. Ada juga set balok yang dibuat menyerupai bentuk buah-buahan dan mainan masak-masak. Ibukota, mainan yang dikeluarkan oleh toko harta karun selalu laku keras terutama di kalangan anak bangsawan. "Oke bagus sekali! Masing-masing keponakan ku bisa mendapatkan satu set, lengkap dengan liontin giok dan empat harta karun cendekiawan."

Beomgyu punya enam sepupu, 2 yang tertua berasal dari paman tertuanya, tiga dari paman kedua, dan satu dari paman yang paling muda. Ada juga sepupu dari beberapa bibi keturunan selir, namun karena orang menikah jauh. Beomgyu hanya mengirim beberapa yang dangkal setiap tahunnya. Dari semua sepupu, hanya tiga orang yang berusia lebih tua darinya, sisanya seumuran dan lebih muda.

Saat Beomgyu sibuk berkhayal, Hosu datang dengan seseorang di depannya. "Tuan, Tuan Muda ketiga ada disini."

"Kakak!" Beomgyu bangkit dan buru berlari ke arah Yeonjun.

Membuat Choi Yeonjun menatapnya dengan ngeri. "Astaga! Bisakah kamu bertingkah normal? Kamu sedang hamil sekarang... aduh hati-hati!" Dia terhuyung-huyung menangkap sang adik dengan tubuh yang besar. Wajahnya penuh dengan rasa frustasi yang membuat Beomgyu tertawa terbahak-bahak!

"Lihat wajahmu, jelek sekali."

Yeonjun hendak mencubit orang lain saat dia mengingat status orang di depannya bukan hanya sekedar adiknya. "Oke kamu berani bertingkah nakal, tunggu sampai aku mengadukanmu pada Kaisar." Ujar Yeonjun sembari memicingkan mata.

Beomgyu segera melenyapka senyumnya. "Oke... oke.. santai saja mengapa kamu seperti anak kecil. Suka mengadu~"

"Kamu lah yang seperti anak kecil! Ingat kamu akan menjadi seorang ibu, bagaimana kamu masih tidak bisa dewasa?" Dengus Yeonjun kesal.

Beomgyu mencibir. "Banyak bicara. Tidakah kamu senang melihatku sekarang? Hei aku selamat dari tragedi itu tidakah kakak senang? Atau kah kamu lebih suka aku hil—"

Yeonjun tidak tahan lagi dan menutup mulut Beomgyu dan melototkan matanya. "Jangan bicara omong kosong! Aku hampir gila karena mengkhawatirkanmu tahu!" Lalu dia memarahi Beomgyu tentang betapa takutnya dia saat memberitahu keluarga Choi bahwa adiknya ini menghilang! Dia takut neneknya memarahinya dan Jang Yiniang akan memukulnya serta beberapa cerita konyol yang membuat Beomgyu tertawa.

Beomgyu merasa geli melihat kakaknya yang banyak bicara, diapun menuangkan segelas air untuknya. "Basahi tenggorokanmu dulu saudara."

"Hmmm Terimakasih.... ah~" Yeonjun kemudian ingat. "Ini, aku dan sepupu Soobin telah mendengar bahwa akan memanggil keluarga Jang masuk. Jadi sepupumu memberikan hal-hal ini, mereka bilang kamu suka makan ini saat muda." Yeonjun meminta pelayannya menyerahkan keranjang rotan.

Beomgyu familiar dengan keranjang itu terutama dengan kertas nasi yang mengeluarkan wangi yang khas. "Oh oh sepupuku masih ingat!"

Beomgyu membuka dan, "Mangga!" Dia bersorak kegirangan. Melihat kulit mangga yang hijau dan besar dan membayangkan rasanya membuat air liur Beomgyu berkumpul. "Cepat... cepat kupas untuk ku!" Beomgyu menggebrak-gebrak meja tidak sabar.

Yeonjun memutar bola matanya. Sepertinya, Choi Beomgyu tidak akan pernah dewasa dimata Yeonjun.

Pelayan dengan cepat mengupas dan memotong daging mangga lalu meletakannya di atas piring porselen. Beomgyu buru-buru menusuknya dengan tusuk gigi perak.

"Hmmm ini benar-benar surga dunia hahaha." Dia tertawa konyol sambil bergoyang-goyang. Beomgyu suka mangga yang tidak terlalu matang agar kelembutan daging pas. Jika mangga terlalu matang, itu akan benyek dan seratnya terkadang mengganggu!

"Aku harus mencari cara agar pohon mangga bisa di tanam di ibukota." Gumam Beomgyu dan segera mendapatkan tatapan menghina dari Choi Yeonjun.

Namun, Beomgyu tidak peduli. Dia sibuk menghabiskan potong demi potong buah mangganya.

"Oh iya perburuan nanti, apakah kamu akan datang bersama Kaisar?" Tanya Yeonjun tiba-tiba.

Beomgyu mengangguk. "Em. Yang Mulia bahkan berjanji untuk memberikan tenda yang dekat dengan Yang Mulia. Saudara, mengapa bertanya?"

"Tahukah kamu bahwa akan ada pertemuan dengan suku-suku kecil dalam perburuan ini?" Yeonjun memperhatikan wajah Beomgyu dengan serius.

"Chen Fei sudah mengatakannya kemarin." Beomgyu meletakkan tusuk gigi dan bersedekap. "Jangan bertele-tele dan katakan saja apa yang ingin kamu katakan, saudaraku." Dia melambai agar para pelayan menyingkir.

Yeonjun memajukan tubuhnya dan berbisik. "Sebelumnya kami sudah berkomunikasi dengan utusan para suku ini dan mengetahui bahwa mereka akan mengirim orang ke harem Kaisar."

Mata Beomgyu yang semula acuh tak acuh pada Yeonjun pun menjadi tajam. "Berapa banyak?"

Yeonjun menggeleng, "Tidak akan lebih dari dua. Dengar, preseden ini ada sejak lama dan meski Kaisar tidak akan memanjakan orang dari suku-suku kecil ini. Mereka pasti akan diperlakukan istimewa. Ingat saja untuk tidak berbenturan dengan mereka, fokus saja pada...." Mata Yeonjun melirik perut Beomgyu penuh arti.

"Oke jangan khawatir, tidak peduli bagaimana Kaisar akan memperlakukan mereka. Itu hanya untuk memberi wajah kepada para suku itu." Suku-suku kecil ini memiliki peran penting dalam menjaga perbatasan dengan para kaum bar-bar. Bisa dibilang, para Kaisar banyak berhutang kepada mereka. Jadi membawa orang ke harem sebagai salah satu perjanjian damai bukan lagi hal tabu. Lagipula keistimewaan mereka tidak selamanya menguntungkan. Orang harus tahu sejak jaman dulu, bisa dihitung ada berapa Pangeran yang bisa lahir dari suku-suku ini dan hampir tidak ada Kaisar yang lahir dari mereka. Paling-paling setelah memasuki harem, mereka tidak lebih menjadi pajangan.

Yeonjun menghela nafas lega. "Bagus jika kamu masuk akal. Ngomong-ngomong berapa umur calon keponakanku?" Dia menggosokan tangannya sambil menatap perut Beomgyu.

Beomgyu mengusap perutnya, "Sekitar 4 bulan lebih di akhir musim semi akan menjadi enam bulan."

"Ah?" Yeonjun terkejut. "Belum lima bulan penuh dan janin sudah sebesar ini?"

"Eeh benarkah? Bukankah memang orang hamil seperti ini besarnya?" Tanya Beomgyu dengan alis bertaut.

Kening Yeonjun berkerut. "Ck, setiap orang itu berbeda-beda. Tetapi umumnya kehamilan dengan umur empat lima bulan itu sebesar ini." Yeonjun memperagakan dengan tangan dan tubuhnya.

Beomgyu menyangga dagunya dengan tangan. "Darimana kakak ketiga tahu hal-hal ini?" Sangsi Beomgyu tidak yakin.

Yeonjun mendengus. "Heh aku melihat begitu banyak selir ayah hamil, bagaimana aku bisa tidak tahu."

Beomgyu mencibir. "Kebiasaan macam apa itu, aneh sekali."

Yeonjun mendelik, "Aku melihatnya saat mereka datang memberi hormat kepada ibu, dasar bodoh."

Beomgyu berpura-pura hendak memukulnya dan Yeonjun dengan cepat menghindar. "Sebaiknya kamu minta ahli kandungan untuk memeriksa janinmu."

Beomgyu mengerutkan kening, dia memang agak merasa perutnya tumbuh terlalu cepat. Dia pikir itu karena dia memiliki nafsu makan yang baik hingga mempengaruhi berat badan tapi...

"Aku tahu, aku akan memeriksanya nanti."

Namun begitu Yeonjun melangkah pergi dengan kaki depan. Beomgyu sudah mengirim Hyeri untuk memanggil tabib.

Istana Feiyan memanggil tabib dan semua orang di harem tahu hal itu dengan cepat. Mereka bertanya-tanya apakah sesuatu terjadi dengan kandungan Beomgyu? Mata merah mereka berusaha menembus dinding Istana.

Kaisar Taehyun juga mendapat kabar tentang hal ini dari Kasim Jung.

"Yang Mulia, baru saja Istana Feiyan mengundang tabib Kekaisaran."

Taehyun baru saja menyelesaikan menyetujui tugu peringatan saat Kaism Jung masuk. Dia tidak merasa ada yang aneh sebab sebelumnya di kota Kaihua, Beomgyu selalu memeriksakan janin secara berkala. "Bukan kah hal ini sudah biasa? Itu hanyalah pemeriksaan rutin." Taehyun melambaikan tangan setelahnya.

"Kirim saja orang untuk bertanya. Zhen harus pergi keluar tidak sempat untuk menemani Choi Guipin. Kasim Jung kamu bisa mengeluarkan beberapa barang sebagai hadiah."

Kasim Jung mengangguk dan bergegas mengirim orang menunggu di Istana Feiyan.

Sementara itu, Beomgyu setengah berbaring menunggu diagnosis para tabib. Hosu, Hyeri dan Yeon memperhatikan dengan perasaan was-was.

"Selamat tuan Guipin, janin anda dipastikan kembar. Kedua bayi ini sehat begitu pula anda."

Tarikan nafas dan pekikan tertahan memenuhi ruangan sementara Beomgyu jatuh linglung.

Hyeri yang stabil melihat tuannya tidak bereaksi berpikir tuannya terlalu senang jadi dia mengambil alih operasi untuk melayani para tabib. "Baik... baik.. tabib semua telah bekerja keras! Ini adalah berita bahagia bagi tuan kami dan Yang Mulia Kaisar."

Hosu mengangguk semangat dan buru-buru menjejalkan sekantong penuh uang kedalam tangan tabib itu.

Yeon yang juga telah dilatih buru-buru mengambil buku catatan dan berkata; "Tabih tolong beritahu budak ini hal-hal yang perlu diperhatikan selama kehamilan tuannya."

Mereka meninggalkan Beomgyu yang jatuh dalam perasaan rumit di atas ranjang. Beruntung bahwa ada tirai penghalang yang membuat para tabib itu tidak melihat wajah jelek Beomgyu.

Iya jelek, buruk, dan kusam.

Beomgyu menyentuh keningnya dan merasa kepalanya sakit menerima infomasi bahwa dia mengandung janin kembar. Harus diketahui bahwa kehamilan ini tidak pernah direncanakan apalagi mendapatkan janin kembar secara langsung. Beomgyu memiliki kekhawatiran tentang masalah lain sekarang.

Meski masyarakat dinasti ini tidak terlalu mempercayai adanya dewa dan sihir seperti dinasti masa lampau dimana kelahiran kembar perempuan dianggap sebagai pertanda baik dan kembar laki-laki dianggap kutukan jika lahir dikeluarga kerajaan. Namun ada aturan yang mengatakan bahwa kembar laki-laki di dinasti saat ini tidak mendapatkan hak untuk mewarisi tahta!

Beomgyu mengerang, kesal, sedih dan takut! Tidak apa-apa jika dia melahirkan dua anak perempuan tetapi jika itu laki-laki, maka Beomgyu harus mengubur dalam-dalam ambisinya!

Adapun mengapa dia tidak mempertimbangkan kembar Naga dan burung Phoenix. Karena kelahiran seperti sangat langka! 1 dari seribu kemungkinan untuk bisa mendapatkannya!

"Ayoo... tidak apa-apa jika kalian adalah anak perempuan." Bisik Beomgyu pelan.

Begitu berita tentang kehamilan kembar Beomgyu menyebar. Ada banyak suara pecahan porselen datang dari berbagai paviliun dan Istana.

Namun bagi Kaisar Taehyun, pria itu segera tertawa bahagia setelah mendengar kabarnya. Dia sangat senang bahwa selir kecilnya bisa mendapatkan dua bayi sekaligus. "Ini berita yang membahagiakan bagi Zhen, hadiah!"

———
Bersambung....

Continue Reading

You'll Also Like

826K 87.3K 58
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
44.6K 390 5
well, y'know? gue fetish sama pipis dan gue lesbian, eh gue sekarang sepertinya bi, kontol dan memek ternyata NYUMS NYUMS Apa ya rasanya Mommy? juju...
1.7M 18.4K 40
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING 🔞!!! Yg penasaran baca aja Ini Oneshoot atau Twoshoot ya INI HASIL PEMI...
486K 48.8K 38
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...