"Kau tau apa yang telah kau lakukan Felix"
Felix mendongak menatap pria paru baya yang amat ia sayangi itu dengan datar.
"Hmm"
"Tuan robi mengancam untuk memutuskan kerja sama dengan perusahaan kita, namun jika kau mau menikahi anak gadisnya maka ia akan membatalkan hal tersebut"ucap papa nya datar.
"Cih, jadi papa takut,hm? Aku tak akan pernah menikahi gadis itu pa, harusnya papa tau dengan apa yang sudah dia perbuat di masa lalu" ucap Felix tak kalah datar.
"Papa tidak takut Felix, namun......"
"Tidak, apapun keputusan papa jawabanku adalah tidak"
Setelah mengatakan itu Felix beranjak pergi dari ruangan papanya.
Apa yang di lakukan Eca di masa lalu sudah cukup membuat Felix benar - benar muak kepada Eca, maka dari itu ia dengan sengaja mendekati gadis itu lalu membawanya ke Indonesia untuk membuat mr.za menculiknya dan menghabisinya.
Felix bukan tak mampu untuk menghabisi Eca, mamanya lah yang meminta Felix untuk tak menyentuh gadis itu.
Felix masih bisa menahannya kala itu, dia juga masih menghormati tuan Robi yang menjadi rekan bisnis sekaligus teman ayahnya.
Namun untuk saat ini, jika tuan Robi masih membela anak manjanya itu jangan harap keluarga mereka akan aman.
Felix memasuki mobilnya, melaju menuju tempat yang bisa menenangkannya saat ini.
Tak lama, mobil hitam itu tiba di sebuah apartemen yang menjadi tempat tinggal dari gadisnya, Amora.
Felix melangkah menuju unit apart milik Amora yang berada di lantai 5.
Sesampainya di sana Felix lansung memencet sandi yang sampai sekarang belumlah gadis itu ganti.
Benar saja, pintu tersebut terbuka dengan mudah. Felix melangkah masuk dan mendapati kesunyian menyambutnya.
Dengan santai Felix melangkah menuju kamar Amora, membukanya dan mulai memasuki kamar tersebut.
Tak ada orang di sini, namun saat Felix hendak beranjak keluar terdengar suara seseorang dari balkon kamar tersebut.
Tersenyum menyeringai, Felix melangkah ke arah balkon dan benar saja, di sana ia melihat seorang gadis tengah sibuk menonton dengan beberapa sampah cemilan berserakan di sekitarnya.
'ehem'
Amora, gadis itu fokus pada video YouTube kesayangannya, namun sebuah deheman membuat ia sedikit kaget.
Merasa tak asing dengan deheman itu, Amora segera menoleh ke belakang.
Ia mengerutkan kening, menatap Felix keheranan.
"Sudah puas berduaanya" sindir Amora Tampa menoleh pada Felix.
Terkekeh pelan, Felix segera mengangkat Amora lalu duduk di bangku santai dan menduduki Amora di pangkuannya.
"Cemburu,hm?"
"Nggak, CK PD banget" ucap Amora sewot.
Jika enam bulan yang lalu Amora akan senang dan bermanja - manja di dada bidang itu, maka sekarang Amora tak akan melakukannya lagi. Walau se menggoda apa pun itu bahu lebar Felix, Amora terlalu gengsi untuk kembali memeluk pria itu.
"Aku merindukan mu"
"Nggak nanyak" ucap Amora cepat.
"Aku tak mengharapkan pertanyaamu, baby"
"Babi babi, turunin Felix...aku mau berak ini"
Felix tak peduli, tangannya terulur menyelipkan anak rambut Amora yang di terpa angin ke telinga gadis itu.
Mengusap pelan pipi Amora, lalu menciumnya dengan gemas.
"Aku mengusirnya, jadilah amoraku yang dulu,hm"
Amora terdiam, siapa 'Nya' yang Felix maksud? Eca?
Tidak....bukan itu yang membuat Amora terdiam, namun kata 'Amoraku' yang keluar dari bibir sexy seorang Felix lah yang membuat Amora seakan melayang.
"Jangan gombal, dan siapa yang di usir?" Ucap Amora seakan tak peduli, walau hatinya sedang berdemo saat ini.
"Gadis yang membuatmu cemburu" jawab Felix santai
"Eca maksudmu? Hah... Dasar pria habis manis di buang"
"Aku tak pernah menyicipi manisnya"
"Oh ya? Sorry, aku gak peduli"
Mendengar itu Felix kembali terkekeh pelan, ia membawa Amora ke pelukannya. Memeluk gadis itu dengan erat, tak peduli dengan protesan dari gadisnya itu.
"Aku akan kembali keluar negri"
Amora berhenti memberontak, ia melepaskan pelukan Felix yang mulai melonggar lalu menatap manik pria itu lekat
"Kapan? Bukankah kau baru kembali El? Ah mungkin kau akan menyusul Eca yah...." Ucap Amora di akhiri dengan kekehan bodohnya.
"Aku harus kuliah, dan jangan menyebut nama gadis itu lagi"
Amora menatap remeh Felix "kenapa? Takut rindu ya?"
"Amora"
Amora terkekeh pelan melihat ekspresi Felix, cowok itu nampak menahan marah namun sangat menggemaskan di mata Amora saat ini.
"Baik,tapi kenapa? Kenapa kamu seakan membenci sahabat mu itu,hm? Bukannya kamu..."
"Bagaimana ujianmu?"
Amora menatap Felix kesal "jangan mengalihkan pembicaraan Felix, CK apa kamu takut tak memiliki jawaban untuk pertanyaan aku itu?" Ucap Amora sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Dia telah melakukan kesalahan di masa lalu Amor, jangan membahas wanita sialan itu, aku ke sini mencari ketenangan" ucap Felix datar, lelu kembali membawa Amora ke pelukannya.
Merasa kasihan .elihat wajah lelah Felix, Amora memutuskan untuk diam dan memejamkan matanya.
.....
"Dia udah buat ibu gue semakin cuek ama gue Ken, dan bahkan bang Deri juga begitu"
Sera, gadis manis itu sekarang sedang berada di cafe bersama kendri.
Mereka membicarakan seorang Amora, dengan Sera yang membenci Amora dan berniat melakukan sesuatu pada gadis itu.
Merasa tak mampu untuk melakukannya sendiri Sera memutuskan untuk mengajak seorang kendri, sahabat dari abangnya sekaligus mantan dari Amora.
"Jadi, apa yang lo mau?" Tanya kendri santai.
"Gue mau lo bantuin gue Ken, gue tau lo udah beberapa kali di permalukan sama Amora, dan...."
"Apa untungnya, kalo gue bantuin lo, hm?" Tanya kendri santai.
Sera terdiam sesaat, ia mulai memikirkan apa yang kendri dapat jika membantunya nanti. Pastinya kendri ingin sesuatu yang waw untuknya.
"Apa yang lu mau, akan gue turutin" ucap Sera yakin
"Termasuk tubuh lo?"
Sera terbelalak kaget, ia menatap tajam kendri.
"Mesum, oh jangan bilang lo pernah macem2 sama Amora" teriak Sera histeris, syukur ni cafe punya ayahnya.
"Karna itulah dia mutusin gue" ucap datar kendri
"OMG!! Jadi.... Nadira?"
"Gue sayang sama dia ser, lotau itu.... Dan Amora, gue gak dapetin dia seutuhnya, namun cukuplah buat dia trauma, mungkin" ucap kendri santai, sesekali ia sempatkan untuk menghisap rokok yang sedari tadi terselip di jarinya.
"yang lain deh Ken.... Gue gak mungkin ngasih tubuh gue sama orang yang bukan suami gue" ucap Sera memohon.
"Gue gak tertarik sama yang lain ser, uang? CK, gue punya, bahkan berlipah" ucap kendri sombong.
"Oke, tapi bukan tubuh gue.... Gimana kalau tubuh Amora, menuntaskan yang tertunda,kan" ucap Sera tersenyum menyeringai.
Kendri nampak terdiam memikirkannya, namun tak butuh waktu lama untuk itu.
"Boleh juga"
"Jadi, lo mau bantuin gue?" Tanya Sera memastikan lagi
"Hmm, tapi kalo apa yang lo rencanain gagal dan gue gak dapat apa - apa, tubuh lo tatuhanya" ucap kendri santai.
Sera meneguk air liurnya, ia yakin rencanananya akan berhasil.
VOTE BANYAK - BANYAK GAES
COMEN BANYAK - BANYAK JUGA YA GAES.
sorry, telat up nya. Hehe
400 vote kali ini gaes.
Yuk, comen dan vote banyak2 biar aku cepat upnya. Hehe
Tandai jika ada typo