KUMPULAN CERITA SENI GAY (21+)

Von reading4healing

109K 685 30

Cerita Dewasa Mehr

(21+) Suami Yang Digilir Cowok Macho Spanyol
(21+) Si Pemuas Satu Kos
(21+) Si Pemuas Satu Kos 2
(21+) Pemuas Suami Si Bos Bule
(21+) Pacarku Sang Pemuas Satu Geng
(21+) Driver Ojol Arab Plus - Plus
(21+) Tubuh Kekar Suamiku Dijadikan Mainan Lima Atasanku
(21+) Disetubuhi Teman Macho Istriku di Pesta Pantai Binal (1)
(21+) Disetubuhi Teman Macho Istriku di Pesta Pantai Binal (2)
(21+) TUBUHKU DIPINJAMKAN PACARKU DI PESTA LIAR
(21+) BODYGUARD "PLUS-PLUS" MODEL GANTENG ITALIA (1)
(21+) BODYGUARD "PLUS-PLUS" MODEL GANTENG ITALIA (2)
(21+) BODYGUARD "PLUS-PLUS" MODEL GANTENG ITALIA (3)
(21+) Piala Bergilir Pesta Seks Tokyo (1)
(21+) Piala Bergilir Pesta Seks Tokyo (2)
(21+) Di-Double Penetration Di Depan Istri Hamil (1)
(21+) Di-Double Penetration Di Depan Istri Hamil (2)
(21+) PEMUAS PARA PREMAN JALANAN
(21+) Memperawani Suami Muda Tetanggaku
(21+) Lubang Pemuas Pria - Pria Beristri
(21+) Gigolo Biseks Simpanan Mama
(21+) Skandal Besar Menjelang Pernikahan
(21+) Disewa Lionel
(21+) Malam Liar Sang Budak Korporat
(21+) Takdir Seorang C*mdump
(21+) Service Plus-Plus Barber Straight Turki
(21+) Bule Online, Perebut Keperjakaanku
(21+) Salah Kamar, Aku Dapat Sugar Daddy
(21+) NAPAS BUATAN DARI PAPA SAHABATKU
(21+) MENGERJAI DADDY KEKAR BERISTRI
(21+) MENJEBAK SOPIR STRAIGHT BAD BOY
(21+) Menjajal Kejantanan Masseur Impor Rusia
(21+) Legenda Si Otong Monster
(21+) Mesin Pemuas Mantan Dan Gebetan
(21+) PELARIANKU SEORANG PRIA KEKAR BERISTRI
(21+) SI PEMUAS SEKAMPUNG
(21+) Pemilik Tubuh Indah Si Pembantu Ganteng
(21+) PEMUAS DUA GADIS LUGU DI RUMAH
(21+) PELEGA DAHAGA SAHABAT PAPAKU
4 PEREMPUAN DI RUMAHKU BISA DIP4K4I SEMU4

(21+) Pesta Bujang Liar Sang Pengantin Pria

1.3K 12 0
Von reading4healing

Setelah tiba dengan Melisa, istrinya, di gym dan berpisah di ruang ganti, Carlo, pria Tionghoa berusia akhir 20an yang memiliki wajah tampan, kulit putih mulus, perut six pack, bisep dan trisep yang besar, serta dada yang bidang dan pantat yang montok berotot itu menarik tangan Arjuna, seorang pelatih fitness dan teman akrabnya, ke sebuah bilik sauna di dekat ruang ganti dan menguncinya. Seketika itu, kedua pria tampan dan berbadan seksi itu berpagutan mulut dan lidah. Semuanya terjadi begitu natural karena sudah tidak terhitung berapa kali mulut mereka saling bercumbu dan liur mereka saling bercampur. Dua pria tampan straight itu terus saling memagut bibir dan melepaskan baju mereka hingga mereka telanjang.

 

  

Ilustrasi: Arjuna
 

“Kenapa ada rasa mulut Hendra di bibir elo?” tanya Carlo sesaat setelah dia melepaskan pagutan bibirnya dari bibir Arjuna.

Si Arjuna terkekeh, lalu mengecup bibir Carlo sekilas lagi, “Kok elo bisa tahu, sih?”

“Gue kan inget rasa mulut kalian masing-masing,” jelas si Carlo acuh sambil tangan kanannya kini meloco kontol tebal milik Arjuna dan mulutnya menjilati puting Arjuna.

“Ahhh… Ahhh…” erang Arjuna tertahan setelah puting dan kejantanannya dienakkan oleh aktivitas Carlo.

“Hendra, Ryo, Edwin, sama si Vincent udah dateng?” tanya Carlo di sela-sela kocokannya pada peler dan pagutannya pada puting si pelatih fitness itu.

“Mereka belum pada datang… Ahhh,” jawab si Arjuna sambil terus menikmati permainan Carlo ke tubuhnya. “Tadi, gue habis cipokan dahsyat saja sama si Hendra sambil dia entotij gue di kontrakan. Si Hendra nafsu banget tadi. Sampai-sampai dia ludahin mulut gue sambil cipokin gue binal banget. Makanya, gue kaget elo bisa rasain mulut si Hendra di mulut gue… Perhatian banget loe…”

“Pantesan,” jawab si Carlo mulai mengerti, lalu jilatannya pada tubuh si Arjuna makin ke atas.
 

Ilustrasi: Carlo
 


Dari puting, Carlo menjilati dada bidang, leher, serta pipi mulus Arjuna. Setelah itu, Carlo kembali memaguti mulut Arjuna sebentar. Cumbuan dahsyat mereka diakhiri dengan Carlo ikut meludah di mulut terbuka si Arjuna, terinspirasi dari apa yang Arjuna lakukan dengan Hendra. Arjuna pun menelan ludah Carlo dengan binalnya.

“Ngapain elo tanya soal anak-anak?” tanya si Arjuna sambil terkekeh. “Elo mau orgy di sini? Gila ya loe? Di depan kan ada istri elo…”

“Gue entot elo, ya?“ tanya si Carlo tidak memperdulikan kata-kata Arjuna. “Gue butuh ngecrot di pantat elo, nih…”

Carlo menarik badan Arjuna dan memaksanya berbalik membelakangi dirinya. Dengan cekatan, Carlo berlutut dan menjilati lubang bo’ol Arjuna.

“Ogah ah! Gila!” jawab si Arjuna tetapi mau saja di-rimming si Carlo. “Di depan ada istri elo! Elo gila, ya? Entar kalau si Melisa curiga, gimana? Ahhhh…”

Arjuna sejujurnya mulai terangsang akibat rimming-an mulut si Carlo pada bo’ol-nya.

“Ya cepet-cepet aja,” ucap si Carlo di sela-sela rimmingan-nya pada Carlo. “Gue colok, gue entot, terus crot deh… Cepet kok gue… Si Melisa kagak mungkin curiga…”

“Enak aja… Ahhh…” mulut si Arjuna terus menolak-nolak meskipun dia mulai merasa keenakan dengan jilatan nakal Carlo di bo’ol-nya. “Gue capek nih tadi habis dientotin si Hendra… Lagian, kan ini jadi enak di elo-nya… Di gue gimana dong? Gue cuma jadi lubang pemuas sekali pake elo, dong?”

“Ntar elo bisa entotin gue deh kapan-kapan,” jawab si Carlo ngasal sambil sibuk terus menjilati lubang di pantat montok si Arjuna.

“Serius, loe?” tanya Arjuna kegirangan.

Carlo cuma mengangguk-angguk dan semakin menjilat penuh nafsu pantat si Arjuna.

“Elo kan kagak pernah mau dientot sebelumnya sama kita-kita, Carlo?“ tanya si Arjuna bersemangat. “Beneran nih gue yang dapat perawanannya pantat elo?”

“Beneran!” jawab si Carlo sambil tertawa, merasa reaksi Arjuna konyol.

“Entot gue sekarang, Carlo!” jawab si Arjuna bersemangat. “Cepetan! Biar istri elo kagak curiga!”

Carlo pun tersenyum karena si Arjuna sudah masuk perangkapnya. Dia cium kedua pipi pantat montok si Arjuna. Lalu, kecupan Carlo naik ke atas, ke pinggang Arjuna. Setelah itu, Carlo mengecup lembut punggung Arjuna hingga ke pundaknya. Arjuna pun menoleh ke belakang, memberi kode agar Carlo kembali mencumbui bibirnya. Carlo dan Arjuna kembali berpagutan. Tanpa babibu, Carlo bersiap memasukkan batang besarnya ke dalam lubang Arjuna, bersiap menyetubuhi si instruktur fitness itu dalam doggy style.

Carlo sendiri punya sebuah rahasia yang tidak diketahui Arjuna dan teman-teman lainnya, termasuk si Hendra, Ryo, Edwin, ataupun Vincent. Semuanya selama ini dia simpan dalam hati dan pikiran terliarnya. Tetapi, Carlo sudah tidak peduli lagi. Dia ingin mengeksplor itu semuanya.

Mari kita berkenalan dengan kehidupan mereka…

[ … ]

 


[ FLASHBACK ]

Hari ini adalah hari di mana semua kegilaan dalam hidup Carlo, si pria straight yang macho dan tampan itu, dimulai. Sepulang dari kantornya di bilangan Sudirman, Carlo menyempatkan menjemput Melisa, calon istrinya, yang bekerja di kawasan Kuningan. Mereka memang janjian untuk ke gym sepulang kerja, melatih otot-otot tubuh sambil menantikan kemacetan di jalanan Jakarta usai. Keduanya memang rajin ke gym untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh mereka. Oleh karena itu, tubuh mereka jadi terbentuk dengan baik.


Ilustrasi: Carlo
 

Carlo dan Melisa dianugerahi fisik yang sempurna. Carlo memiliki badan yang tinggi, sekitar 185 cm, dan berat badan yang ideal, yaitu 78 kg. Kulitnya putih karena dia tipe koko tampan metropolitan. Dadanya bidang dan berotot. Dia juga memiliki perut six pack serta lengan yang dihiasi otot bisep dan trisep yang menonjol. Setiap orang yang berpapasan dengan Carlo pasti berpikir dia selalu tampil enak dipandang dengan pakaian yang rapi dan fashionable dan bergaya sporty serta atletis. Sementara Melisa adalah seorang perempuan Tionghoa yang tidak kalah mempesona. Dia memiliki tubuh yang ramping dan seksi. Pantatnya montok dan dihiasi pinggang yang ramping. Wajahnya cantik dan terawat. Badannya tinggi, sekitar 175 cm, setinggi model-model di majalah fashion. Semua orang mengatakan mereka pasangan yang serasi, layaknya Dewa dan Dewi di cerita dongeng saja.

Hari itu, gym tempat mereka terdaftar menjadi member terlihat ramai seperti biasanya. Anggotanya banyak para profesional muda seperti Carlo dan Melisa. Mereka melatih otot di sini sambil menantikan jalanan yang macet usai. Jam pulang kantor pasti selalu macet di jalan raya. Jadi, ada baiknya mereka mencari sebuah gym yang nyaman. Sekalian menyehatkan tubuh dan menyempurnakan fisik, gym ini juga bisa menjadi ajang untuk mencari teman baru.

“Hai, pengantin baru!” sambut Vincent, seorang instruktur fitness keturunan Tionghoa di gym itu. “Selamat datang!”

Ilustrasi: Vincent
 


Vincent adalah instruktur fitness di sini yang ahli dalam bidang yoga dan muay thai. Secara sekilas, si Vincent ini memang body-nya oke banget. Tampangnya pun juga ganteng dan memiliki tubuh yang berotot dan tampak jantan bukan main. Matanya kecil dan berwarna coklat terang. Rambutnya dipotong pendek dan klimis. Hidungnya mancung dan bibirnya tipis nan menggoda dicium. Dia juga mempelihara kumis dan jenggot tipis yang selalu dia rawat dengan rapi untuk menambah daya tarik seksualnya. Tapi, sangat disayangkan, berbeda dengan penampilannya yang macho, tingkahnya feminin luar biasa. Suaranya saja terdengar sangat endel saat menyambut Carlo dan Melisa.

“Ihhh, Vincent.. Masih calon, lho!” sahut Melisa sambil tersenyum mesra pada Carlo dan mencubit pipi Vincent genit. “Minggu depan baru sah!”

“Idihhh… Main cubit-cubitan dengan gue, ya? Entar ada yang marah lhooo..” sahut Vincent genit sambil matanya berkedip nakal pada Carlo.

“Dasar genit deh kamu!” kata Carlo sambil mencubit pinggang ramping Vincent, ikutan gemas.

Carlo memang suka juga menggoda si Vincent. Soalnya, dalam pandangan Carlo, Vincent itu lucu sekali. Penampilan fisiknya yang macho dan jantan tidak sepadan dengan gayanya yang feminin. Bukan hanya Carlo, hampir semua member gym itu suka menggoda Vincent. Kalau latahnya kumat, setiap orang yang mendengarnya dijamin bisa terkikik-kikik. Vincent suka sekali berbicara jorok tanpa malu kalau latahnya kumat. Apalagi, sebenarnya si Vincent jelas doyan digoda. Dia bakal heboh kalau yang menggodanya cowok yang tampan dan macho. Vincent akan terlihat makin sumringah.

Carlo dan Melisa segera menuju ruang ganti pakaian. Melisa ke ruang ganti cewek, sementara Carlo ke ruang ganti cowok. Di ruang ganti, Carlo bertemu dengan dua instruktur pria yang sudah dikenalnya lama sejak dia bergabung di gym itu. Mereka adalah Ryo dan Arjuna. Mereka ini sebaya dengan Carlo, sekitar dua puluh tujuh tahunan. Sebagaimana layaknya orang yang rajin fitness, tubuh keduanya atletis sekali. Mereka ini tidak seperti si Vincent. Sepanjang Carlo mengenal mereka, Ryo dan Arjuna terlihat sangat laki-laki, sama seperti dirinya juga. Alhasil, Carlo suka ngobrol dengan mereka.

Saat Carlo masuk, Ryo dan Arjuna sedang telanjang bulat, bersiap-siap bertukar pakaian santainya dengan pakaian olah raga. Rupanya mereka juga baru datang. Di ruang ganti ini, para pria biasa bugil seperti itu, memamerkan organ tubuh mereka sampai yang paling pribadi sekalipun. Namanya ruang ganti, kan? Dan semuanya sama-sama laki-laki.

Ilustrasi: Arjuna
 

 
“Baru datang, Carlo?” tanya Arjuna.

Tubuh Arjuna yang telanjang menghadap lurus ke arah Carlo. Arjuna adalah seorang pria yang tampan keturunan priyayi Jawa. Orangnya berbadan tinggi, kalem, serta berwajah tampan seperti aktor Anjasmara. Kontolnya yang besar terlihat menggantung lemas ke arah bawah, diantara rimbunan jembutnya yang lebat.

“Yo’i, Jun… Elo berdua juga baru datang, ya?” tanya Carlo sambil mulai melepaskan seluruh pakaian kerjanya.

“Iya, nih. Makanya kami juga baru ganti pakaian,” giliran Ryo yang menyahut.

 


Ilustrasi: Ryo
 


Ryo sendiri adalah seorang pria Batak dengan badan kekar dan berbulu. Orangnya sangat macho dan berwajah tampan serta beringas.

Tubuh ketiganya kini sudah sama-sama telanjang. Untuk urusan telanjang begini, Carlo boleh berbangga karena ukurannya kontolnya gede, sama seperti kedua instruktur itu. Ada beberapa teman fitness mereka yang kalau sudah telanjang begini suka menyembunyikan alat vitalnya. Soalnya. banyak juga yang ukuran kontolnya tidak sesuai dengan ukuran badannya. Tubuh kekar atletis, sementara kontol kecil mungil. Memang tidak ada yang mengejek. Tapi, wajar saja kan kalau mereka jadi kurang pede?

“Carlo, kita diundang gak pesta pernikahan elo?” tanya Ryo.

“Diundang, dong. Semua member dan instruktur yang gue kenal pasti bakal gue undang. Santai aja, men!” sahut Carlo.

Ketiganya sudah siap mengenakan pakaian olah raga mereka.

“Carlo, bikin pesta bujangan dong! Masak hari gini loe nikah tapi enggak ada pesta bujangannya?” kata Arjuna.

“Iya, Carlo! Gak seru dong,” sahut Ryo mendukung usul Arjuna.

“Boleh aja,” jawab si Carlo setuju. “Mau di mana bikinnya?”

“Di rumah elo, dong! Kamar elo kan semacam paviliun, tuh! Kan bebas di situ,” sela Arjuna lagi.

Mereka memang sering diajak Carlo ke rumahnya untuk sekedar ngobrol-ngobrol sambil mabuk.

“Kayaknya gak mungkin deh. Rumah gue dah mulai rame, nih!”

“Kalau gitu, gimana kalau di kontrakan kami aja?” sela Ryo menawarkan. “Gue sama Arjuna kan ngontrak bareng-bareng Edwin dan Hendra. Itu kalau elo setuju.”

Arjuna ngangguk-ngangguk setuju. Edwin dan Hendra itu juga instruktur di gym ini. Carlo juga mengenal mereka. Mereka berempat memang berasal dari luar Jakarta serta sama-sama bekerja di gym yang sama. Alhasil, mereka sepakat ngontrak rumah bareng-bareng. Menjadi instruktur fitness sebenarnya pekerjaan sampingan mereka. Masing-masing punya pekerjaan tetap sendiri-sendiri. Ryo bekerja sebagai pelayan di restoran cepat saji. Arjuna sendiri seorang perawat di sebuah klinik spesialis kanker. Sedangkan Edwin adalah seorang guru les Bahasa Inggris dan Hendra sebenarnya seorang sales produk sparepart sepeda motor. Carlo memang dekat dengan mereka berempat karena obrolan mereka nyambung. Selain itu, orang-orangnya semua seru dan tidak ada yang rese.

“Gak mungkin dong di situ. Kedengaran tetangga kan berabe,” sela Carlo. “Kontrakan kalian kan di kompleks perumahan. Padat lagi penduduknya.”

“Kalau gitu, gimana dong?” sahut si Arjuna kebingungan.

“Gini aja, deh,” si Carlo mendadak mendapatkan ide. “Kita sewa aja satu kamar di hotel. Gimana?”

“Waduh, jadi gak enak nih, Carlo. Biayanya jadi gede, dong?” jelas si Ryo.

“Santai aja. Gue kan punya banyak fasilitas diskon kamar hotel yang gue dapat dari perusahaan gue,” jawab Carlo yang diikuti anggukan kepala Arjuna dan Ryo. “Jadi, pasti bisa dapat diskon!”

“Boleh kalau gitu,” sela si Ryo bersemangat. “Kapan waktunya enaknya?”

“Terserah kalian aja, deh!” sahut Carlo.

“Besok aja! Malam Sabtu ya, Carlo?” jawab si Arjuna sambil tertawa menggoda. “Kalau malam Minggu kan jatah elo sama Melisa.”

“Oke, deh!” sahut Carlo. “Ada kenalan cewek yang bisa diajak gak?”

“Ada dong! Elo santai aja,” kata Ryo sambil terkekeh dan menaik-turunkan alisnya.

“Kalau gitu, ini gue kasih duit dua juta dulu buat elo kasih DP ke cewek-cewek yang elo bawa!” ucap si Carlo dengan santainya mengambil segepok uang dari dompetnya. “Terus, besok sore elo bawa tuh cewek ke hotel! Kalau sudah sampe hotel, elo telpon gue, ya. Biar gue hubungi manajer hotelnya supaya dia nyediain minum dan makanan buat kita. Gimana?”

Carlo menyerahkan duit segepok uang pecahan seratus ribu rupiah ke Arjuna.

“Kekurangannya besok gue tambah!”

“Sip men!” teriak si Arjuna dan Ryo bersamaan sambil mengacungkan jempolnya.

Sore itu, Carlo melatih tubuhnya dengan dibimbing Arjuna. Sedangkan Melisa sendiri dibimbing si Vincent. Usai fitness, Carlo mengantarkan Melisa pulang. Sebelum kembali ke rumahnya sendiri, Carlo menyempatkan berbicara pada Melisa bahwa besok dia tak bisa mengantar-jemput Melisa bekerja karena dia pengen ngajakin teman-temannya yang instruktur fitness di gym itu minum-minum. Tentu saja Carlo tak mengatakan mereka akan mengadakan pesta bujangan. Bisa berabe, kan? Seperti biasa, Melisa pun pengertian dan setuju.
  


Besoknya, setelah memastikan Melisa pulang ke rumah dengan aman melalui telepon, Carlo meluncur ke gym. Dia melatih tubuhnya sebentar, kemudian melanjutkan dengan renang sambil menunggu Edwin dan Hendra yang dapat jatah bertugas shift malam. Sementara itu, Arjuna dan Ryo sedang mempersiapkan segala sesuatu seperti yang dikatakannya kemarin.


Pukul sepuluh malam, gym itu tutup. Carlo, Edwin, dan Hendra segera meluncur ke hotel yang mereka tetapkan sebagai tempat pesta bujangan itu.

“Vincent gak masuk ya hari ini?” tanya Carlo sambil menyetir mobilnya dalam perjalanan.


 
 

Ilustrasi: Hendra
 


“Kenapa Carlo?” goda Hendra tiba-tiba. “Kangen, ya?”

“Enak aja! Kalau dia ada, malah berabe. Untung tadi dia gak ada,” jelas si Carlo. “Kalau ada terus pengen ikut, kan enggak enak kalau gak dibawa!”

Si Hendra dan Edwin cuma terkekeh mendengar cerita Carlo soal Vincent. Kurang dari tiga puluh menit, mereka sampai juga di kamar hotel yang mereka pesan. Kamar yang dipesan adalah suite. Jadi, ukurannya luas dan bentuknya mirip seperti apartemen. Begitu masuk ke dalam kamar hotel, botol-botol bir dan minuman keras lainnya sudah banyak terhidang di atas meja. Mereka sudah mempersiapkan diri untuk mabuk gila-gilaan rupanya. Televisi layar lebar juga lengkap dengan DCD player-nya. Setumpuk DVD bokep bajakan sudah disediakan juga di dekat televisi itu.

“Ceweknya mana?” tanya Carlo tidak sabar.

Pertanyaan si Carlo wajar juga. Soalnya, semua yang lain sudah siap tersedia. Tinggal ceweknya aja yang belum datang.

“Sabar dong, bos!” sahut si Arjuna. “Mereka sedang bersiap-siap di salah satu kamar!”

“Carlo, elo bakal dapet surprise luar biasa malam ini,” kata Ryo sambil terkekeh-kekeh.

“Surprise?” tanya Carlo penasaran. “Kalian nyiapin apaan, sih?”

Lampu kamar diredupkan. Lalu, irama musik lembut mulai dihidupkan. Dari dalam kamar, bermunculannya tiga orang wanita berpakaian seksi. Baju yang mereka pakai sangat ketat dan rok yang mereka pakai sangat pendek. Mereka kemudian menggerak-gerakkan tubuh dengan erotis. Tubuh mereka benar-benar seksi. Lekuk-lekuknya sangat jelas. Buah dada mereka semua montok-montok. Para lelaki di sana tertawa-tawa sambil minum bir, menonton pertunjukan itu.

Para penari mulai melepaskan penutup tubuh atas mereka, memamerkan buah dada mereka. Carlo sangat tergoda melihat tontonan itu. Bergelas-gelas bir dan minuman keras diminum oleh Carlo. Para penari terus menari. Tetapi, belum sampai membuka bagian bawah mereka,

kepala Carlo sedikit puyeng karena setengah mabuk. Penari-penari itu sudah semakin binal. Buah dada mereka digosok-gosokkan ke wajah laki-laki yang menonton. Carlo keenakan. Puting susu yang dekat di wajahnya langsung dikulumnya. Penari yang putingnya dikulum Carlo mulai meringis keenakan sambil mengelus-elus rambut Carlo.


  

Ilustrasi: Edwin
 


“Sekarang pertunjukannya dimulai Carlo,” kata Edwin berbisik ke telinga Carlo.

“Mau ngapain mereka?” tanya Carlo masih setengah mabuk.

“Mereka bakal buka rok dan celana dalam mereka,” sahut Ryo sambil tersenyum girang.

“Oh ya?” sahut Carlo tidak kalah bersemangat. “Sip, deh!’

Pelan-pelan, para penari itu melepas rok mereka. Celana dalam mereka yang mungil terlihat jelas. Carlo yang setengah mabuk mencoba memperjelas pandangannya. Dia melihat semua penari itu memiliki jembut yang lebat sekali, sampai melewati garis celana dalam mereka.

“Memek mereka gundukannya gemuk banget, ya? Pasti enak nih,” kata Carlo bersemangat. 

Dalam tatapan setengah mabuknya, Carlo melihat penari-penari itu memang memiliki gundukan yang cukup besar di tengah selangkangan mereka. Para instruktur fitness teman Carlo tertawa-tawa saja.


 

Ilustrasi: Vincent
 


Tiba-tiba, dari dalam kamar, muncul si Vincent. Dia hanya mengenakan celana dalam yang sangat minim. Gundukan kontolnya yang besar terlihat jelas.

“Ngapain Vincent disini?” tanya Carlo bingung.

Hendra, Arjuna, Ryo, dan Edwin tak memperdulikan pertanyaan Carlo. Vincent mendekati penari-penari itu. Dia ikut bergerak-gerak erotis di dekat mereka. Gundukan Vincent yang besar digesek-gesekannya ke gundukan para penari itu yang juga cukup besar.

“Emang si Vincent doyan cewek?” tanya Carlo kebingungan.

Pelan-pelan, para penari yang cantik dan seksi itu melepaskan celana dalam mereka yang mungil dan berwarna-warni. Vincent, yang berada ditengah-tengah penari itu, juga terlihat akan membuka celananya. Begitu celana itu terlepas, para penari itu berdiri tegak dan mengangkang di depan semua penonton. Carlo pun terperanjat karena kaget bukan main.

“Lhoo.. Lhooo.. Cewek kok ada kontolnya?” tanya Carlo bingung dengan mata melontot.

Para penari dan Vincent kini berdiri mengangkang serta berkacak pinggang. Celana dalam sudah turun sampai paha mereka. Semua selangkangan mereka memiliki kontol dalam ukuran yang cukup besar. Yang paling besar diantara mereka adalah kontol Vincent.

“Mereka waria ya?” tanya Carlo kebingungan. “Kalian mengundang waria ya?”

“Ini surprise dari kita buat elo, Carlo! Sekali-kali elo nyobain yang berbeda dong. Masa gitu-gitu mulu?” kata Edwin tertawa pada Carlo.

 
 


Ilustrasi: Arjuna



“Lagian mereka kan seksi-seksi!” sela Arjuna. “Lihat aja, tuh!”

“Kecuali si Vincent!” celetuk Hendra sambil terkekeh. 

Vincent cemberut. Cowok-cowok yang lain ikut tertawa-tawa, kecuali Carlo. Para penari yang cantik-cantik itu tersenyum-senyum nakal. Sebenarnya, mereka beneran cantik-cantik. Kalau mereka tidak buka celana dalam seperti sekarang ini, tidak ada yang bakalan tahu kalau mereka itu ternyata waria. Kulit mereka putih mulus dan badan mereka seksi seperti seorang model. Apalagi, karena mereka dilahirkan sebagai pria, tinggi badan mereka semua tidak jauh berbeda dengan para lelaki di kamar itu. Alhasil, mereka terlihat seperti sekumpulan model wanita berbadan tinggi.

Para penari dan Vincent terus melanjutkan gerakan erotis mereka. Pinggul mereka sengaja digeol-geolkan, membuat kontol mereka jadi bergoyang-goyang. Carlo terus melotot dengan bingung di antara kondisinya yang setengah mabuk itu. Para penari mendekat ke arah penonton. Begitu sudah dekat, mereka kembali menggoda para cowok yang menonton itu dengan gesekan tubuh telanjang mereka. Arjuna, Ryo, Edwin dan Hendra tertawa-tawa kegirangan. Tangan mereka asik meremas-remas pantat para penari yang putih-putih dan montok. Arjuna yang dapet jatah digoda Vincent terlihat cuek saja menikmati tubuh seksi si Vincent. Tangannya dengan nakal meremas-remas pantat cowok feminin itu. Malahan, kontol si Vincent pun ikut diremas-remasnya.

Carlo melongo melihat kawan-kawan instruktur fitnessnya itu, tak menyangka dengan apa yang disaksikannya. Dia sendiri sibuk menghindar dari seorang penari waria yang menggodanya.

“Carlo, ayo dong. Kok malu-malu gitu sih?” tanya si Arjuna tertawa sambil meremas-remas pantat semok berotot milik Vincent.

“Bukan malu! Gue geli! Gue jijik, tahu!” jelas si Carlo jengkel. “Elo-elo kok pada asik gitu sih? Elo semua pada homo ya?”

“Arjuna homo?” kata Vincent tertawa-tawa dengan kontolnya Vincent kini menampar-nampar lembut pipi Arjuna. “Dia ataupun cowok-cowok lain di sini bukan homo! Mereka itu cuma playboy, Carlo!”

Sementara si Vincent menjelaskan, Arjuna tersenyum-senyum pada Carlo sambil meremas-remas pantat semok Vincent. Jemari-jemari Arjuna tak henti-hentinya sibuk menikmati pantat Vincent.

“Pantat elo bagus banget sih, Vince?” kata Arjuna sambil kini menjilati puting si Vincent di depan mulutnya.

“Iya dong,” sahut Vincent centil. “Makanya elo doyan kan?”

“Gila lho pada!” Carlo mulai protes tidak suka. “Pesta bujangan gue kok elo bikin ginian sih?”

Carlo mulai berdiri dari tempat duduknya, bersiap meninggalkan kamar. Langkahnya sempoyongan menuju pintu kamar hotel itu.

“Santai aja dong, Carlo!” sela Hendra. “Jangan terlalu konservatif gitu, lah. Zaman udah era digital begini, masak elo kolot gitu sih? Ini cuman untuk happy-happy doang men. Just for fun. Yang homo itu cuman si Vincent doang. Kita-kita jelas enggaklah. Santai dong, Carlo…”

Hendra ikut berdiri meninggalkan seorang penari yang ada di depannya dan menghampiri Carlo yang melangkah menuju pintu. Dipegangnya tangan Carlo, mencegah cowok itu membuka pintu kamar hotel.

“Enak aja nyantai! Gue cowok normal!” jawab si Carlo marah-marah. “Enak aja elo ajak maen dengan yang beginian. Lepasin tangan gue!”

Hendra segera mencabut kunci kamar hotel dari grendel pintu. 

“Apa-apaan si lo, Hend? Kalau elo homo, jangan tularin ke gue,” umpat Carlo lagi.

“Terserah elo deh mau ngomong apa. Yang penting, elo kalau mau keluar, jangan lewat pintu! Lewat jendela aja kalau berani. Biar elo jatuh dari lantai enam ini. Sekalian mati,” kata Hendra sambil tertawa cekikikan.

Hendra kembali mendatangi waria yang tadi menggodanya.

“Siniin kuncinya, Hend! Kalau enggak, gue…” Carlo pun mengancam.

“Kalau enggak kenapa? Elo mau mukul gue? Pukul aja kalau elo berani!” tantang Hendra dengan gertakan lebih keras. 

Mendengar tantangan Hendra, Carlo jadi mengkeret juga. Kalaupun dia bisa ngalahin si Hendra, dia masih harus berhadapan dengan yang lain juga. Percuma juga dia melawan. Hendra dan yang lain tertawa melihat Carlo.

“Carlo, masak sih orang kayak elo takut mencoba sesuatu yang baru? Si Hendra kan udah bilang, kita ini bukan homo. Ini cuman untuk senang-senang aja kok. Kita pengen bikin elo senang-senang menjelang kawin dengan mencoba sesuatu yang gak biasa. Kalau dengan cewek, elo kan udah biasa. Pesta bujangan elo perlu dibuat luar biasa. Makanya, kita undang mereka-mereka ini,” sahut Ryo.

“Iya, Carlo…” sela Arjuna. “Jangan takut, lah! Bukannya elo main-main dengan waria kayak gini terus elo jadi homo. Tanya aja tuh si Jenny… Berapa banyak cowok normal yang pernah maen dengan dia? Tanya juga apa mereka jadi homo setelah maen dengan si Jenny?”

“He eh, Koko ganteng… Malah yang udah kawin juga banyak kok,” kata Jenny mengiyakan Arjuna.

Suara Jenny saat berbicara pun lembut banget seperti perempuan asli. Tidak ada suara laki-lakinya sama sekali, deh. Carlo jadi makin gengsi. Dia paling tidak suka kalau dibilang takut. Tapi, saat itu dia emang jengah banget.

“Kalau gitu, elo duduk di situ aja deh, Carlo… Nonton kita-kita aja. Kalau mau tidur juga terserah. Kami pengen lanjutin lagi, nih,” lanjut Edwin. “Sel, sepong kontol gue, dong!” 

Si Edwin memerintahkan pada Selly alias Sofyan yang sedang berdiri di dekatnya. Selly jelas aja siap dengan melayani permintaan Edwin itu. Dia segera jongkok di antara paha Edwin yang mengangkang. Tangannya dengan cepat membuka resleting celana instruktur fitness itu.

“Ihhh, gede banget, deh,” kata Selly begitu melihat kontol Edwin.

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )

[ ... ]

CUPLIKAN SELANJUTNYA

“Jun… Pelan-pelan, ya!” kata si Vincent terdengar nervous saat Arjuna mengobok-obok pantat semoknya dengan jari-jari yang dilumuri pelicin. “Punya elo gede banget soalnya…”

Si Arjuna tersenyum malu dipuji si Vincent. Tangannya semakin lembut merenggangkan otot-otot pada pantat semok berotot si Vincent agar siap menerima kontol raksasanya masuk. Sepertinya, si Arjuna jadi bersimpati pada Vincent karena pujiannya tadi.

“Bisa aja deh, loe!” jawab si Arjuna kini meremas-remas pipi pantat semok si Vincent sambil tersipu malu. “Gue yakin elo udah sering disodok kontol kan, Vince? Ngaku aja deh loe…”

“Ya tapi kan kagak ada yang segede punya elo sebelumnya, Jun,” sela si Vincent merengek manja sambil menoleh ke belakang, berpandangan dengan si Arjuna.

“Ya udah, mau diapain biar lebih rileks lubang elo?” tanya si Arjuna santai. “Mau gue jilatin kah bo’ol elo? Wah, tapi udah gue kasih pelumas nih…”

 
 

Ilustrasi: Vincent
 



“Ciumin gue aja, Jun…” jawab si Vincent manja. “Gue paling suka dicipokin cowok macho dan seksi kayak elo…”

Si Arjuna makin tersipu malu dengan pujian dari si Vincent. Alhasil, si Arjuna luluh juga. Sambil tersenyum, si Arjuna membantu memapah badan Vincent agar bisa bangun dan berhadapan dengannya sekarang. Arjuna segera meraih wajah Vincent dan mengecupi bibirnya lembut. Mereka pun berpagutan, berhadapan dengan kontol yang sama-sama tegak dan bersentuhan seperti pedang-pedangan. Lidah Arjuna pun menjulur dan mengaduk-aduk isi mulut Vincent.

“Bibir elo lembut, Vince,” kata Arjuna sambil tersenyum di sela-sela pagutan ganasnya ke mulut si Vincent. “Rasa mulut elo juga enak… Liur elo seger…”

Vincent pun tidak tertarik menjawab dan semakin membalas pagutan liar bibir si Arjuna ke mulutnya. Mulut mereka saling berpagutan mesra dan lidah mereka berperang. Air liur mereka saling bercampur di mulut masing-masing. Arjuna sendiri tidak tahan untuk terus meremasi pantat semok Vincent dengan gemas. Merasa terangsang pantatnya diremasi, Vincent makin liar. Carlo seperti tersambar geledek melihat apa yang terjadi. Di satu sisi, dia heran bagaimana dua orang temannya itu bisa sama-sama liar dan mempraktikkan kegiatan homoseksual seperti ini. Namun, di sisi lain, Carlo tidak bisa memungkiri dirinya mulai terangsang.

“Ludahin mulut gue, Jun!” pinta si Vincent binal sambil melepas pagutan liar Arjuna dari mulutnya dan membuka mulutnya lebar-lebar.

Melihat seberapa terangsangnya si Vincent pada cumbuannya, Arjuna jadi semakin bersemangat. Diludahinya mulut binal pria tampan itu oleh Arjuna berkali-kali dan kembali dicumbui bibirnya lagi oleh Arjuna. Setiap curahan liur jantan Arjuna yang masuk ke dalam mulutnya membuat tubuh Vincent seperti tersetrum nafsu bertegangan tinggi. Kontolnya makin berkedut-kedut dan pantatnya sudah gatal ingin ditusuk.

“Jun, entot gue sekarang…” pinta Vincent penuh nafsu. “Pake gue sekarang, Jun!”

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )

[ ... ]

CUPLIKAN SELANJUTNYA


 

Ilustrasi: Hendra



“Beneran gak pengen nyobain nihh? Ahhh… Ohhh…” tanya Hendra padanya di sela-sela menyodomi lubang Windy. 

Diam-diam, Carlo jadi tergoda pada tawaran Hendra itu. 

“Kalau mau, nih gue kasih nyobain punya si Windy… Asshhhh.. Ashhh.. Aahh. Ahhh.. Ahh…” kata Ryo lagi.

Carlo tampak menimbang-nimbang beberapa saat. Akhirnya, dia pun kalah dengan nafsunya sendiri. Dia tak sanggup lagi menahan birahinya. Tanpa menjawab apa-apa, Carlo tiba-tiba melepaskan pakaiannya. Hendra tersenyum senang melihat reaksi Carlo. Meskipun tidak menjawab dengan kata-kata, Hendra tahu apa maksud Carlo saat itu.

“Pelumas tadi mana?” si Hendra berteriak cepat-cepat, takut Carlo berlubang pikiran. “Kasihin ke Carlo deh… Ashhh.. Ashhh… Ashhh… Ahhh…”

Vincent melemparkan pelumas yang kebetulan ada di dekatnya kepada Carlo. Dengan sigap, Carlo menangkap tube pelumas itu.

“Lumuri dulu di kontol elohh… Asshhh… Ashhh…” kata Hendra sambil tetap menggoyangkan pantatnya ke dalam pantat si Windy, tidak ingin menyia-nyiakan waktu sedikitpun untuk menikmati pantat si Windy. “Soalnya, pantat itu tidak bisa membasahi diri… Jadi, elo harus kasih pelumas yang banyak, ya… Terus, elo masukin pelan-pelan…”

Mendengarkan penjelasan teknis dari Hendra, Carlo ingin melakukan apa yang disuruh Hendra cepat-cepat. Dia lumuri pelicin sebanyak mungkin di kontolnya yang sudah berdiri dan menegang. Setelah selesai, dia berdiri di samping Hendra untuk bersiap mengentot si Windy. Hendra melepaskan kontolnya dari lobang pantat Windy, dan Carlo mulai melakukan penetrasi pada waria itu.

“Asssssshhhhhh… Ahhhh…” erang Carlo saat kontolnya menembus lobang pantat Windy yang sempit.

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )

[ ... ]


PANDUAN MEMBACA VERSI LENGKAP:

Salam Pembaca yang Budiman,

Roberto Gonzales datang dengan sebuah cerita baru nih. Kalian punya 3 opsi untuk membaca karya ini:

1. Melalui What'sApp ke 0813-3838-3995
Silakan mengirim pesan ke What'sApp tersebut dan melakukan pembayaran langsung via transfer Bank BCA / Mandiri yang akan disampaikan admin. File PDF akan dikirimkan melalui e-mail atau langsung via What'sApp, tergantung permintaan pembaca.

2. Melalui Telegram ke @reading4healing / https://t.me/reading4healing
Silakan mengirim pesan ke Telegram tersebut dan melakukan pembayaran langsung via transfer Bank BCA / Mandiri yang akan disampaikan admin. File PDF akan dikirimkan melalui e-mail atau langsung via What'sApp, tergantung permintaan pembaca.

3. Melalui KaryaKarsa
Nanti akan ada versi pdf yang wajib kalian download setelah melakukan dukungan, ya. Tolong langsung di-download karena menghindari ketidaknyaman di masa mendatang. Setelah di-download, file PDF itu sudah ada di ponsel Anda dan bisa dibaca kapan pun juga.
Pembaca bisa search di laman pencarian dengan ID: reading4healing.
Kalau pencarian dari aplikasi tidak bisa muncul, kalian harus membuka via web seperti Google Chrome atau Safari, lalu ketik karyakarsa.com/reading4healing dan follow terlebih dahulu. Setelah itu, kalian bisa membuka di aplikasi di bagian orang yang kalian follow.

Nama file di KaryaKarsa adalah: PBLSPP_RG

Kalian bisa mencari karya-karya saya dalam tag: R0B3RT0 6ONZ4L35.
Maaf apabila nama file dibuat singkatan dan simbol-simbol. Ini agar menghindari pemblokiran akun KaryaKarsa terhadap cerita bertema dewasa. Namun, karena ceritanya nanti bentuk PDF dan bisa didownload terlebih dahulu, dijamin pembelian aman karena sudah ada di ponsel / komputer pembaca.

Bila ada pertanyaan, bisa hubungi via What'sApp ke admin Reading4Healing di: 0813-3838-3995.

Terima kasih atas dukungan & antusiasme pembaca sekalian dengan karya-karya saya selama ini.
Semoga pembaca sekalian mendapatkan kesehatan dan kelimpahan rezeki dari Tuhan yang melimpah.

Salam sayang,
Roberto Gonzales

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

191M 4.5M 100
[COMPLETE][EDITING] Ace Hernandez, the Mafia King, known as the Devil. Sofia Diaz, known as an angel. The two are arranged to be married, forced by...
271K 1K 57
Kumpulan Cerita Panas buatan Roberto Gonzales. Khusus 21 tahun ke atas.
78.9K 2.1K 10
Sweet 🎯 Sad🎯 Nafsu 🎯 Posesif 🎯 dissociative identity disorder🎯 Aku bahkan jatuh cinta pada seorang yang aku BENCI!! MeanMin. Dia lelakiku. Phir...
22.1M 683K 29
"Ethan." Aiden pauses. "I want you." He softly bites my ear. "I want to kiss you more than you will ever know." Trying to avoid the daily beatings of...