(ยฒ) ๐™๐ˆ๐Ž๐๐๐„ || ๐“๐จ ๐๐ž...

Od qinazxaa

72.4K 3.8K 710

Season 2 dari ZIONNE "๐˜ˆ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ช ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ณ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ด๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฉ๐˜ช๏ฟฝ... Vรญce

๐‡๐ข!
๐๐ซ๐จ๐ฅ๐จ๐ ๐ฎ๐ž
๐ŸŽ๐Ÿ. ๐†๐จ ๐จ๐ง ๐•๐š๐œ๐š๐ญ๐ข๐จ๐ง
๐ŸŽ๐Ÿ. ๐€๐œ๐œ๐ข๐๐ž๐ง๐ญ๐š๐ฅ ๐Œ๐ž๐ž๐ญ๐ข๐ง๐ 
๐ŸŽ๐Ÿ‘. ๐ˆ๐ญ'๐ฌ ๐๐จ๐ญ ๐š ๐‘๐ฎ๐ฆ๐จ๐ฎ๐ซ
๐ŸŽ๐Ÿ’. ๐€๐ซ๐ž ๐˜๐จ๐ฎ ๐‹๐จ๐จ๐ค๐ข๐ง๐  ๐…๐จ๐ซ ๐Œ๐ž?
๐ŸŽ๐Ÿ“. ๐’๐ฐ๐ž๐ž๐ญ ๐€๐ญ๐ญ๐ž๐ง๐ญ๐ข๐จ๐ง
๐ŸŽ๐Ÿ”. ๐˜๐จ๐ฎ ๐š๐ง๐ ๐ˆ
๐ŸŽ๐Ÿ•. ๐Œ๐ข๐ง๐ ๐๐ฎ๐ซ๐๐ž๐ง
๐ŸŽ๐Ÿ–. ๐๐ž๐š๐œ๐ก
๐ŸŽ๐Ÿ—. ๐‰๐ž๐š๐ฅ๐จ๐ฎ๐ฌ
๐Ÿ๐ŸŽ. ๐†๐ฅ๐จ๐จ๐ฆ๐ฒ ๐“๐ข๐ฆ๐ž๐ฌ
๐Ÿ๐Ÿ. ๐€ ๐‚๐จ๐ง๐๐ข๐ญ๐ข๐จ๐ง
๐Ÿ๐Ÿ. ๐๐ž๐ซ๐ฌ๐ฎ๐š๐๐ž
๐Ÿ๐Ÿ‘. ๐…๐ž๐ž๐ฅ ๐”๐ง๐Ÿ๐š๐ข๐ซ
๐Ÿ๐Ÿ’. ๐ƒ๐ž๐ญ๐ž๐ซ๐ข๐จ๐ซ๐š๐ญ๐ข๐ง๐  ๐…๐ข๐ง๐š๐ง๐œ๐ž๐ฌ
๐Ÿ๐Ÿ“. ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ”
๐Ÿ๐Ÿ”. ๐๐ž๐ญ๐ญ๐ž๐ซ ๐š๐ง๐ ๐–๐จ๐ซ๐ฌ๐ž
๐Ÿ๐Ÿ•. ๐€๐ซ๐ซ๐ž๐ฌ๐ญ๐ž๐
๐Ÿ๐Ÿ–. ๐ˆ ๐Œ๐ข๐ฌ๐ฌ ๐‡๐ข๐ฆ
๐Ÿ๐Ÿ—. ๐‡๐ž๐š๐ฏ๐ฒ ๐‘๐š๐ข๐ง
๐Ÿ๐ŸŽ. ๐๐š๐๐ฆ๐จ๐ฎ๐ญ๐ก๐ข๐ง๐ 
๐Ÿ๐Ÿ. ๐’๐จ๐ฆ๐ž ๐Œ๐จ๐ฏ๐ข๐ž๐ฌ
๐Ÿ๐Ÿ. ๐Œ๐จ๐ซ๐ž ๐‘๐ž๐œ๐ค๐ฅ๐ž๐ฌ๐ฌ
๐Ÿ๐Ÿ‘. ๐‡๐ž๐ซ ๐€๐ง๐ ๐ž๐ซ
๐Ÿ๐Ÿ’. ๐€ ๐’๐ฎ๐ ๐ ๐ž๐ฌ๐ญ๐ข๐จ๐ง
๐Ÿ๐Ÿ“. ๐๐ซ๐ข๐ฌ๐จ๐ง
๐Ÿ๐Ÿ”. ๐๐ž๐ฐ ๐…๐š๐œ๐ญ
๐Ÿ๐Ÿ•. ๐†๐ซ๐š๐๐ฎ๐š๐ญ๐ข๐จ๐ง
๐Ÿ๐Ÿ–. ๐๐ซ๐ž๐ฏ๐ข๐จ๐ฎ๐ฌ ๐๐ซ๐จ๐›๐ฅ๐ž๐ฆ
๐Ÿ๐Ÿ—. ๐”๐ง๐ค๐ง๐จ๐ฐ๐ง
๐Ÿ‘๐Ÿ. ๐…๐ฎ๐ฅ๐ฅ ๐จ๐Ÿ ๐‹๐ข๐ž๐ฌ
๐Ÿ‘๐Ÿ. ๐‡๐จ๐ง๐ž๐ฌ๐ญ๐ฒ
๐Ÿ‘๐Ÿ‘. ๐’๐ญ๐š๐ฒ ๐Ž๐ฏ๐ž๐ซ๐ง๐ข๐ ๐ก๐ญ
๐Ÿ‘๐Ÿ’. ๐๐ข๐ ๐ก๐ญ๐ฆ๐š๐ซ๐ž
๐Ÿ‘๐Ÿ“. ๐’๐ฐ๐ž๐ž๐ญ ๐“๐ก๐ข๐ง๐ ๐ฌ
๐Ÿ‘๐Ÿ”. ๐“๐ซ๐ฎ๐ฌ๐ญ ๐ˆ๐ฌ๐ฌ๐ฎ๐ž๐ฌ
๐Ÿ‘๐Ÿ•. ๐‚๐š๐ฎ๐ ๐ก๐ญ ๐ˆ๐ง ๐“๐ก๐ž ๐€๐œ๐ญ
๐Ÿ‘๐Ÿ–. ๐๐ž๐ฐ๐ฌ๐ฉ๐š๐ฉ๐ž๐ซ
๐Ÿ‘๐Ÿ—. ๐๐ž๐œ๐จ๐ฆ๐ž ๐š ๐๐š๐ซ๐ญ๐ง๐ž๐ซ
๐Ÿ’๐ŸŽ. ๐Œ๐ž๐ž๐ญ ๐š ๐“๐ก๐ซ๐ž๐š๐ญ
๐Ÿ’๐Ÿ. ๐‚๐จ๐ง๐ฃ๐ž๐œ๐ญ๐ฎ๐ซ๐ž
๐Ÿ’๐Ÿ. ๐๐ž๐š๐ญ๐ž๐ง
๐Ÿ’๐Ÿ‘. ๐“๐ซ๐ž๐š๐ญ ๐–๐จ๐ฎ๐ง๐๐ฌ
๐Ÿ’๐Ÿ’. ๐‚๐จ๐ฆ๐Ÿ๐จ๐ซ๐ญ๐š๐›๐ฅ๐ž
๐Ÿ’๐Ÿ“. ๐€๐ฉ๐ฉ๐จ๐ข๐ง๐ญ๐ฆ๐ž๐ง๐ญ
๐Ÿ’๐Ÿ”. ๐„๐ฌ๐œ๐š๐ฉ๐ž
๐Ÿ’๐Ÿ•. ๐ƒ๐ž๐ž๐ฉ ๐‹๐จ๐ฏ๐ž
๐Ÿ’๐Ÿ–. ๐ƒ๐ข๐ฌ๐ญ๐š๐ง๐œ๐ž
๐Ÿ’๐Ÿ—. ๐‡๐š๐ฎ๐ ๐ก๐ญ๐ฒ
๐Ÿ“๐ŸŽ. ๐‘๐ž๐œ๐ค๐ฅ๐ž๐ฌ๐ฌ๐ง๐ž๐ฌ๐ฌ
๐Ÿ“๐Ÿ. ๐“๐จ๐ฑ๐ข๐œ ๐…๐ฎ๐ฆ๐ž๐ฌ
๐Ÿ“๐Ÿ. ๐’๐š๐ฏ๐ž๐
๐Ÿ“๐Ÿ‘. ๐๐ฎ๐ž๐ฌ๐ญ๐ข๐จ๐ง๐ฌ
๐Ÿ“๐Ÿ’. ๐Œ๐ข๐ฌ๐ฌ๐ข๐จ๐ง
๐Ÿ“๐Ÿ“. ๐€๐ฉ๐จ๐ฅ๐จ๐ ๐ข๐ณ๐ž
๐Ÿ“๐Ÿ”. ๐•๐ข๐œ๐ญ๐ข๐ฆ
๐Ÿ“๐Ÿ•. ๐†๐ž๐ญ ๐“๐จ ๐Š๐ง๐จ๐ฐ ๐˜๐จ๐ฎ
๐Ÿ“๐Ÿ–. ๐“๐ž๐ฅ๐ฅ ๐“๐ก๐ž ๐“๐ซ๐ฎ๐ญ๐ก
๐Ÿ“๐Ÿ—. ๐ˆ ๐€๐๐ฆ๐ข๐ซ๐ž ๐˜๐จ๐ฎ
๐Ÿ”๐ŸŽ. ๐„๐ฏ๐ข๐๐ž๐ง๐œ๐ž
๐Ÿ”๐Ÿ. ๐‘๐ž๐œ๐ข๐ฉ๐ซ๐จ๐œ๐š๐ฅ
๐Ÿ”๐Ÿ. ๐€๐ง๐ ๐ž๐ซ
๐Ÿ”๐Ÿ‘. ๐๐ข๐ง๐ค ๐“๐ฎ๐ฅ๐ข๐ฉ๐ฌ
๐Ÿ”๐Ÿ’. ๐“๐ก๐ซ๐ข๐ฅ๐ฅ๐ข๐ง๐ 
๐Ÿ”๐Ÿ“. ๐€๐›๐จ๐ฎ๐ญ ๐‡๐ข๐ฌ ๐…๐ž๐ž๐ฅ๐ข๐ง๐ ๐ฌ
๐Ÿ”๐Ÿ”. ๐ˆ๐ง๐Ÿ๐จ๐ซ๐ฆ๐š๐ญ๐ข๐จ๐ง
๐Ÿ”๐Ÿ•. ๐“๐จ๐ฑ๐ข๐œ ๐‘๐ž๐ฅ๐š๐ญ๐ข๐จ๐ง๐ฌ๐ก๐ข๐ฉ
๐Ÿ”๐Ÿ–. ๐Ž๐ฎ๐ซ ๐Ÿ๐ž๐ž๐ฅ๐ข๐ง๐ ๐ฌ
๐Ÿ”๐Ÿ—. ๐Ž๐ฎ๐ซ ๐๐š๐ฆ๐ž
๐Ÿ•๐ŸŽ. ๐ˆ'๐ฆ ๐–๐š๐ข๐ญ๐ข๐ง๐  ๐Ÿ๐จ๐ซ ๐˜๐จ๐ฎ
๐Ÿ•๐Ÿ. ๐“๐ก๐ž ๐„๐ง๐ ๐จ๐Ÿ ๐”๐ฌ
๐„๐ฉ๐ข๐ฅ๐จ๐ 

๐Ÿ‘๐ŸŽ. ๐‡๐š๐ซ๐›๐จ๐ซ

1K 75 19
Od qinazxaa

_

■■■

Di tengah malam, sebuah mobil di jalur ibu kota Sisilia, Palermo, Italia, melaju dengan cepat, menjauh dari keramaian kota menuju daerah pelabuhan di sana.

Dua orang di dalam mobil itu terus membicarakan strategi yang akan mereka gunakan untuk menemui si pengancam yang meminta Darkan untuk mengunjunginya di tempat tersebut.

"Darkan, sebentar lagi kita akan sampai." Seorang sahabatnya yang sedang menyetir, yang tak lain adalah Jeff, dia memberitahu saat mulai memasuki kawasan pelabuhan, di mana jalur yang dilaluinya melewati laut, dan di sana terlihat kapal-kapal yang berlabuh.

Jeff mengurangi laju kecepatan hingga akhirnya mereka tiba di area pintu gerbang yang tertutup, di sana dua penjaga lantas menghampiri.

Jeff menoleh pada Darkan, Darkan pun mengangguk, mereka bersiap akan melancarkan rencana mereka untuk bisa sampai masuk ke dalam sana, mengingat pelabuhan Palermo adalah salah satu pelabuhan penting dalam perdagangan internasional di Sisilia, sehingga tempat itu dalam penjagaan yang ketat.

Jeff menurunkan kaca mobil saat petugas keamanan itu telah berdiri di samping mobilnya.

"Ada keperluan apa Anda kemari, Pak?" Seorang petugas keamanan bertanya dengan tegas.

"Saya kemari untuk kepentingan bisnis, lihatlah." Jeff memberikan sebuah dokumen tertulis palsu yang telah mereka buat, lengkap dengan nama dan tanda tangan palsu orang yang memiliki wewenang di pelabuhan itu, atas bantuan orang dalam di sebuah perusahaan yang ada kaitannya dengan tempat ekspor-impor tersebut.

"Baiklah, silahkan."

Berhasil. Petugas keamanan yang telah memeriksa dokumen itu lantas mengembalikan dokumennya, dan mempersilahkan masuk.

Jeff mengangguk sebagai ungkapan terima kasih, dan melajukan mobilnya saat pintu gerbang mulai dibukakan.

"Sesuai yang dikatakan si pengancam itu dia ingin bertemu denganmu di sini, bukan? Hasil dari yang kita lacak pun menunjukkan bahwa dia tinggal di Sisilia, tetapi pengancam itu di sini bekerja sebagai apa?"

"Pekerjaannya tidak penting, yang penting kita memiliki fotonya sekarang."

Jeff menyisikan mobilnya, berhenti di sekitaran peti kemas yang disusun dalam beberapa tingkatan. "Aku pikir pengancam itu berani mengirim pesan karena berpikir kau tidak akan menghampirinya?" ucapnya sambil melepas sabuk pengamannya.

Sementara itu, Darkan tidak menanggapi perkataan Jeff lagi, ia tidak ingin membuang-buang waktu, dan segera keluar dari mobil sambil menatap ke sekelilingnya dengan waspada, sedangkan sesuai rencana Jeff menunggu di mobil, sehingga jika keadaan tidak terkendali mereka akan dapat langsung pergi dari tempat itu.

Darkan mulai melangkah ke suatu arah, melewati peti kemas berwarna yang disusun dalam beberapa tingkatan. Angin malam yang berhembus dengan kencang pun membuat beberapa helai rambutnya yang jatuh pada dahinya terhembus ke samping.

Darkan mempercepat langkahnya saat dari kejauhan melihat sebuah bangunan, dari kaca tembus pandang di dalam ruangan itu pun terlihat seorang pria sedang menelepon.

Namun, masih jauh dari bangunan tersebut, Darkan refleks menghentikan langkahnya dan menajamkan tatapannya saat melihat seseorang yang berpakaian hoodie hitam melangkah ke suatu arah dengan penuh waspada sama sepertinya.

Tanpa berpikir panjang, Darkan segera mengejar orang tersebut yang mulai menghilang dari pandangannya karena terhalang oleh banyaknya peti kemas yang tersusun di sana.

Hingga akhirnya Darkan berhasil menemukan orang berpakaian hoodie hitam itu, hanya saja orang itu tidak menyadari kehadirannya.

Dan tiba-tiba saja orang itu menoleh, lalu berlari dengan cepat.

Darkan segera berlari mengejarnya, dugaannya semakin yakin jika orang itu adalah si pengancam karena untuk apa dia melarikan diri jika tidak mengenal atau ada kaitan dengan dirinya?

Tak membutuhkan waktu yang lama, jarak larinya semakin dekat dengan orang itu hingga akhirnya Darkan berhasil menangkapnya.

Dan untuk melemahkan orang itu, Darkan lantas membantingnya, dan mengukungnya di bawahnya. "Katakan padaku! Siapa pemimpinmu?! Dan berikan alasan yang jelas kenapa kau terus mengancamku?!" Ia berteriak marah, sangat yakin jika orang yang di berada bawahnya ini adalah si pengancam.

Namun, orang berpakaian hoodie hitam itu terus memberontak, memukul dada bidangnya dengan tangannya yang kurus, dan dia tidak menjawab ucapannya sama sekali.

Darkan menangkap kedua tangannya, membuat orang itu mengalihkan pandangannya.

Darkan mengerutkan keningnya saat menyadari mata orang itu tidak terlihat seperti mata lelaki, melainkan wanita, dan... mata indahnya terlihat tidak asing.

Darkan memperhatikan mata wanita itu dalam waktu yang lama, sedangkan orang itu masih memberontak, dan setelah mengambil suatu kesimpulan singkat, dengan gerakan cepatnya Darkan mencengkram kedua pergelangan tangan orang itu dengan satu tangannya yang kekar, lalu meletakkannya di atas kepala orang itu.

Kemudian Darkan menarik masker dan tudung hoodie yang dipakai orang itu, matanya membelalak karena dugaannya di akhir ternyata benar.

"Anne??!"

Anne mengumpat. "Lepaskan aku!" Ia merasa sakit karena kedua pergelangan tangannya dicengkram dengan kuat dan diletakkan di atas kepalanya sendiri.

Darkan segera bangkit, mulutnya terasa kelu, tak dapat mengatakan yang ada di isi kepalanya, kini ia merasa bersalah karena telah membanting tubuh wanita itu dengan keras.

Sementara itu, Anne berusaha bangkit, dan terlihat menyembunyikan rasa sakitnya dengan sesekali memejamkan matanya rapat-rapat dan menggeretakkan giginya.

"Kau sedang apa di sini??" Tanpa membantu Anne berdiri, Darkan bertanya dengan nada tinggi.

Anne menatap pada Darkan. "Bukan urusanmu." Kilatan marah serta kesedihan terlihat jelas di matanya.

Darkan menyatukan kedua alisnya, memperhatikan Anne dalam waktu yang lama, lalu mendekatinya. "Di sini berbahaya..." Suaranya mengecil, ia tidak berniat untuk mengkhawatirkannya, ia hanya... hanya merasa bersalah karena telah membantingnya, sungguh.

"Urus saja urusanmu sendiri." Anne menekankan ucapannya dengan kilatan marah di matanya masih terlihat.

Kemudian Anne melangkah sambil meringis pelan karena merasa sakit akibat dibanting oleh Darkan tadi, seluruh tubuhnya terasa remuk, terutama pinggangnya.

Darkan hanya diam memperhatikan kepergian Anne, haruskah ia bertanggung jawab? Ia tidak mungkin diam saja seperti ini, dan ia ingin tahu sedang apa dia di sini.

Darkan dengan ragu melangkah mendekatinya, lalu menarik tangan Anne dengan hati-hati karena sepertinya tangan wanita itu pun terluka olehnya. "Entah apa yang sedang kau lakukan di sini, tetapi mari pulanglah bersamaku." Sorot matanya tanpa sadar menatap dengan teduh, dan meyakinkan dengan nada bicara yang lembut.

Anne dengan marah menepis tangan Darkan, tidak ada tatapan bersahabat yang diperlihatkannya, justru dia tampak sangat marah. "Berhenti berpura-pura peduli." Nada bicaranya penuh penekanan, bibirnya pun terlihat bergetar.

"Jelaskan padaku, apa yang membuatmu marah?" Darkan mengikis jarak antara keduanya, dan saat Anne akan menjauh, ia segera menarik tubuhnya, merapatkannya pada dirinya.

Anne memberontak dan menolehkan kepalanya ke samping, ia benci saat pria itu berusaha mengunci pandangannya.

"Berpura-pura itu termasuk membuang-buang waktu, aku bukan tipe orang yang seperti itu." Darkan memberitahu tepat di telinga Anne.

Ketika Darkan lengah, dalam sekali dorongan Anne berhasil menjauh darinya.

Namun, belum sempat Anne melarikan diri, Darkan mengangkat tubuhnya, menggendongnya seolah membawa sesuatu yang ringan di pundaknya, membuatnya terus berteriak dan memberontak.

"Berhenti berteriak, jika tidak kita berdua akan terkena masalah karena aku tahu kau ke sini pasti dengan cara menyusup juga."

Anne lantas terdiam, tidak lagi berteriak, tetapi ia tetap memberontak, memukul-mukul pundak pria itu, tetapi itu justru membuat Darkan tersenyum samar.

Di sisi lain, Jeff yang sedang menunggu Darkan kembali, ia tampak terkejut saat mendapati sahabatnya sedang melangkah ke arahnya sambil menggendong seseorang.

Jeff segera menghampiri, lalu membukakan pintu mobil belakang atas perintah Darkan.

Darkan mendudukkan orang itu ke dalam mobilnya, orang itu pun hendak kembali melarikan diri, tetapi berhasil dicegah olehnya.

Jeff pun telah masuk ke dalam mobil lalu ia melajukan mobilnya atas perintah dari Darkan.

"Kutanya sekali lagi, untuk apa kau kemari??" Darkan kembali bertanya, sedangkan orang di sampingnya sibuk membenarkan posisi masker dan ikatan tudung hoodie di kepalanya, sehingga hanya sedikit matanya yang terlihat.

"Anne, jawab aku."

"ANNE???" Jeff sangat terkejut dan hampir mengerem mobilnya secara mendadak, mereka pun telah keluar dari area pelabuhan itu.

"Bukan urusanmu." Anne menekankan ucapannya tanpa menatap Darkan.

Darkan menaikkan salah satu alisnya, diam memperhatikan Anne yang kini sedang memandang keluar melalui jendela mobil di sampingnya.

"Kau terlihat berbeda." Jeff memperhatikan Anne melalui center mirror, ia berpikir wanita itu kehilangan banyak berat badannya, sehingga terlihat sangat kurus.

"Kau tinggal di penginapan mana?" Darkan kembali membuka suaranya, membuat Anne menoleh, dan sepertinya dia akan menyahuti dengan berapi-api, tetapi dengan cepat ia menyelanya.

"Jangan sampai kau mengatakan itu bukan urusanku lagi, aku dapat menurunkanmu di tengah jalan jika kau mengatakan kalimat itu lagi."

"Turunkan aku." Anne menekankan ucapannya dengan dagu terangkat, tampak menantang.

Darkan terkekeh, sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman yang dilihat Anne sangat licik.

Dan reaksi menantang dari Anne seperti itu entah mengapa membuat Darkan senang, dan kini ia tertarik untuk menanggapinya, tidak seperti dulu awal mereka bertemu, di mana ia tidak peduli akan hal-hal seperti itu.

"Jeff, hentikan mobilnya."

Jeff menaikkan kedua alisnya, menatap Darkan dengan bingung.

"Jeff, kubilang hentikan." Darkan menegaskan ucapannya, membuat Jeff mengerem mobilnya, dan menyisikannya ke satu sisi jalan.

"Kau tidak serius akan menurunkannya di tengah jalan, bukan?" Jeff bertanya dengan ragu.

"Menurutmu?" Darkan menarik sudut bibirnya lalu beralih menatap Anne yang tampaknya sedang mati-matian menyembunyikan kepanikannya.

Darkan menaikkan salah satu alisnya. "Silahkan keluar, atau perlu kubukakan pintunya untukmu?"

Anne menyatukan kedua alisnya, terkejut dengan perkataan Darkan, lalu ia membuka pintu mobil, keluar dari sana dengan tatapan tajam yang lekat menatap pada Darkan.

Darkan tertawa dengan samar, ternyata Anne memang senekat itu?

Kemudian Darkan keluar dari mobil, menghampiri Anne sebelum dia melangkah sangat jauh.

"Anne." Darkan berhasil menahan salah satu tangannya, lalu membalikkan tubuhnya dengan hati-hati.

"Aku sungguh peduli padamu, tolong jangan bersikap seperti ini." Darkan berucap tanpa ragu, ucapannya benar-benar tulus dari lubuk hatinya yang terdalam.

TBC

FINALLY! DARKAN SAMA ANNE KETEMU😭😭

Jangan lupa vote, komen, dan follow akun aku juga 🦋qinazxaa🦋, makasih!

Pokraฤovat ve ฤtenรญ

Mohlo by se ti lรญbit

Obsesi Devil's Od Nggi

Nezaล™aditelnรฉ

1.9M 102K 47
[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] "GUE BUKAN MAINAN YANG BISA DI KENDALIIN SEENAK JIDAT KALIAN!" "Yang bilang kamu mainan siapa sayang, you are our queen...
205K 14.3K 33
Teen fiction Berawal dikhianati sang pacar, Zella akhirnya bertemu dengan Arderas Kaizen. Cowok yang katanya paling anti sama cewek. Kisah mereka jug...
56.7K 5.6K 27
[PRIVAT, FOLLOW UNTUK BACA LENGKAP] Trauma terhadap cinta membuat Leone Ice Fox tak ingin menjalin hubungan dengan perempuan manapun. Pria yang kini...
2.7K 274 8
BACA DULU SEASON PERTAMA "Arash Arend dimana sandal kalian?" " Sandal Arash di jual Arend mah." "Sandal Arend di makan ayam mah." "Anak kita cerdas...