My Husband is Antagonist Novel

Arash_ptr द्वारा

410K 30.1K 1.6K

Frazea itu gadis mageran Lulus SMK bukannya nyari kerja, dia malah marathon semua cerita yang ada di perpusta... अधिक

Babi 01
Babi 02
Babi 03
Babi 04
Babi 05
Babi 06
Babi 07
Babi 08
Babi 09
Babi 10
Babi 11
Babi 12
Babi 13
Babi 14
Babi 15
Babi 16
Babi 17
Babi 18
Babi 19
Babi 20
Babi 21
Babi 22
Babi 23
Babi 24
Babi 25
Babi 27
Minta Maap🗿

Babi 26

7.1K 600 18
Arash_ptr द्वारा

Seminggu sudah berlalu sejak resepsi pernikahan Archer dan Calleya dilaksanakan. Keduanya menjalani hari-hari seperti biasa dengan sedikit keributan yang terjadi di dalam rumah tangga mereka.

Calleya duduk menatap ikan cupang di dalam akuarium kecil yang baru ia beli tiga hari yang lalu. Archer tidak ada, lelaki itu sedang melakukan perjalanan bisnis ke Semarang. Setiap lima menit sekali ponsel Calleya akan bergetar. Archer meneror gadis itu dengan mengiriminya pesan.

Leya, aku merindukanmu☹

Hanya tiga kata namun Archer mengirimnya setiap lima menit sekali. Ingin memblokir nomor Archer tapi Calleya tidak tega.

"Arya, bapak lo stress!" Seru Calleya menunjukkan layar ponselnya yang berisi pesan dari Archer kepada cupang yang gadis itu beri nama Arya.

Calleya berada di taman. Ia hanya ditemani oleh cupang peliharaannya. Calleya sedang tidak ingin berbicara dengan siapapun kecuali dengan Arya. Menaruh ponselnya di rumput, Calleya memandang Arya yang sedang membuat buih-buih di dalam air.

"Arya, apa jangan-jangan lo itu adalah pangeran yang menjelma menjadi ikan cupang?" Maklum. Anak wattpad memang suka ngehalu. Calleya sering berhalunasi jika kucing-kucing yang ditemuinya adalah kucing jadi-jadian yang kalo dicium bakal berubah jadi cowok ganteng.

"Arya, gue mau ngeluh tapi tiap hari udah ngeluh. Sekarang gue bingung kudu ngeluhin tentang apalagi,"

"Lo tau gak si Ar? Terbiasa jadi anak yatim, gue sampe lupa si Calleya punya bapak apa kaga," terbiasa hidup tanpa kehadiran sosok seorang ayah, Calleya melupakan satu hal ini.

"Kalo kata Killian mah emaknya janda, terus bapaknya kemana ya Ar? Seinget gue pun Calleya gak punya foto keluarga,"

Para bodyguard yang mengawasi Calleya dari jauh tidak berani mendekat. Mereka hanya memvideokan Calleya dan mengirimnya pada Archer.

"Apa yang Nona bicarakan dengan ikan jelek itu?" Celetuk salah satu bodyguard bernama Vian. Ia penasaran dengan apa yang Calleya bicarakan. Atas perintah Archer, mereka memanggil Arya dengan sebutan 'Ikan Jelek'.

"Sudahlah. Tidak usah ingin tahu, tugas kita hanya memvideokan Nona," sahut bodyguard yang tengah mengarahkan kamera ponselnya pada Calleya.

"Ah ngomong-ngomong dimana ketiga bodyguard yang biasa menjaga Nona dari dekat?" Tanya Vian.

"Kau benar. Dimana mereka?"

"Kalian lupa? Mereka kan sedang diasingkan di pulau Ghosting karena sudah membuat Nona Leya kesal di hari resepsi pernikahannya," sahut salah satu bodyguard yang ikut mengawasi Calleya.

Calleya menyadari banyak pasang mata yang mengawasinya. Calleya tidak suka diawasi, ia merasa dirinya seperti seorang tahanan. Keluar dari Mansion pun Calleya harus ditemani beberapa bodyguard. Calleya bisa saja kabur, tapi ia tidak mau membuat Archer dan penghuni Mansion kerepotan.

"Apa gue jujur aja ya ke Killian ama Megumi kalo gue bukan Calleya," gumamnya.

"Calleya, ini lo beneran kaga berniat dateng apa? Minimal kasih gue clue lah buat ngejalanin hidup disini. Pliss lah! Gue kan bingung mau ngapain. Aldi Taher is right, kita semua bingung," lagi dan lagi Calleya masih berharap 'Calleya' asli datang menemuinya dan menjelaskan semuanya.

Bosan berbicara dengan Arya, Calleya membawa akuarium berisi ikan cupang itu ke dalam Mansion. Keluarga besar Dirgazantra sudah pulang ke habitat mereka masing-masing.

Menaruh akuarium itu di atas kulkas, Calleya beranjak pergi ke kamar tanpa menghiraukan seruan para pekerja di dapur yang memprotes tindakan Calleya.

"Nona! Ikan jelek ini kenapa ditaruh disini? Apa Nona ingin kami menggorengnya?" Teriak Alief si koki dapur.

"Heh! Namanya tuh Arya!" Sahut Niswa yang tidak terima ikan cupang Calleya dipanggil begitu.

"Tuan bilang, kita harus memanggilnya ikan jelek," balas Alief tak mau kalah.

"Kalian jangan bertengkar. Sepertinya mood Nona Leya sedang tidak baik," tutur Samuel, koki tertua di Mansion Archer.

"Apa kita harus memberi tahu Tuan?" Tanya Alief.

"Jangan!" Jawab Niswa.

"Oke. Laporkan pada Tuan," tegas Alief mencari ponselnya yang ia taruh di dalam rak piring.

***

"Hidup gini amat ya, kalo gak di bawah ya di bawah tanah," gumam Calleya yang sedang rebahan sembari memandangi langit-langit kamar. Setelah Calleya memutuskan untuk tidur terus bersama Archer, kamar Archer mengalami perubahan pesat. Jam dinding dengan motif Anime One Piece terpajang di dinding kamar. Tak lupa, gadis itu memajang action figure yang Megumi berikan padanya di atas nakas sebelah kasur.

Archer seringkali memelototi action figure itu terutama Luffy dan Zoro karena mereka merupakan saingannya mendapatkan hati Calleya. Archer tidak tau saja jika lelaki simpanan Calleya masih ada banyak.

"Ih gabut batt kalo gada si Om,"

"Kan kalo ada dia gue-eh ngapa gue jadi kayak ngangenin dia?"

"Calleyaaa. Gue pusing batt ama masalah idup lo. Keluar napa kek lo! Kasih gue petunjuk. Kudu apa watashi disini?"

"Sesungguhnya watashi sudah lelah menghadapi semua ini. Ini kan cobaan buat hidup lo ngapa malah gue yang cobain,"

"Kayaknya gue butuh healing bentar dah," Calleya berdiri di depan cermin menatap penampilannya yang hanya mengenakan baju tidur. Gadis itu sudah mandi dari pagi, Calleya pikir karena tidak ada Archer, ia akan rebahan saja di kasur.

"Ajak Killian ah! Tuh bocah kan duitnya banyak. Lumayan gue gausah keluar modal," Calleya tersenyum licik dan menelpon Killian. Gadis itu hanya membaca pesan dari Archer tanpa berniat membalasnya. Di seberang sana, Archer jadi uring-uringan. Adams masa bodoh dengan Tuannya, Adams sudah tidak mau mengurusi orang bucin dan gengsi itu. Padahal tinggal telpon atau video call.

"Si Killi ngartis batt ih. Berdering tapi kaga diangkat," cibir Calleya.

Untuk yang kedua kalinya, Calleya menghubungi nomor Killian lagi. Kali ini telponnya diangkat.

"Kemana aja lo jamet?" Tanya Calleya sewot.

"Apa fans? Biasa nih orang sibuk," sahut Killian sombong.

"Loh? Pengangguran bisa sibuk?"

"Nyenye. Mau apaan lo?" Tanya Killian.

"Lo pengertian deh Yan. Gue gabut, ayo jalan!" Ajak Calleya.

"Gabisa Ley. Sorry," Killian merasa tak enak.

"Tumben lo?" Bingung Calleya.

"Gue lagi nyembuhin hati gue Ley," ujar Killian.

"Dih ngapa lo? Gamon? Ngegamonin Kak Anne ya lo!" Curiga Calleya.

"Kata gue mah mending lo diem Ley," setelah itu Killian langsung mematikan sambungan secara sepihak.

"Eeeee ngambek nih bocah?" Calleya memandang layar ponselnya.

"Pengen ngajak Megumi tapi dia pasti lagi ama tunangannya,"

"Ajak siapa ya? Orang-orang bumi pada gak asik. Pengen pindah ke isekai aja rasanya," Calleya berdiri dan mengambil topi di lemari untuk menutupi kepalanya. Gadis itu malas untuk berganti baju. Calleya akan pergi sendirian saja.

Turun ke bawah, Calleya menghampiri para bodyguard. Calleya yakin dirinya pasti akan diawasi.

"Om-om botak sekalian, gue mau healing. Lo kalo mau ngawasin gue, dari jauh aja. Awas aja kalo sampe orang-orang pada takut," ujarnya.

"Nona ingin kemana?" Tanya salah satu bodyguard.

"Gak tau sih,"

"Nona tunggu sebentar, kami akan menyiapkan mobil,"

"Gausah. Gue mau jalan kaki, bye Om-om botak. Inget kata-kata gue tadi," Calleya berjalan tanpa tujuan.

Menghirup udara segar di luar Mansion, Calleya memutuskan untuk pergi ke sekolah Alvino, si bocil sadboy yang pernah Calleya temui di taman. Calleya memiliki alasan untuk pergi ke sekolah bocah itu. Calleya ingin membeli ikan cupang supaya Arya tidak kesepian. Tiga hari yang lalu, gadis itu membeli ikan cupang di abang penjual cupang yang berada di depan sekolah Alvino.

Baru pukul setengah sembilan pagi, panasnya matahari mampu membuat kulit Calleya terbakar. Mengeluh panas, Calleya akan meminta Archer untuk membelikannya sepeda. Padahal banyak mobil yang tak terpakai di garasi. Tapi yasudahlah, terserah gadis itu saja.

"Kan kalo gue punya sepeda, vibes nya gue kayak lagi di anime-anime hehe," gumamnya membayangkan dirinya menjadi salah satu karakter anime yang suka mengendarai sepeda.

Banyak hal yang Calleya temukan selama perjalanan mulai dari abang supir angkot yang beralih profesi menjadi supir becak, gerobak bapak penjual sayur yang masuk ke dalam kubangan karena ditabrak sapi lepas kandang. Lalu ada juga kerbau masuk parit, kerbau itu hanya menampakkan wajah melasnya ketika banyak orang berdatangan untuk merekamnya. Hampir dua puluh menit Calleya berjalan, gadis itu sampai di sekolah Alvino.

Menoleh ke kanan dan ke kiri, banyak kendaraan yang melintas. Untuk bisa mencapai abang penjual cupang, Calleya harus menyebrang.

Menyebrang itu gampang tapi susah dilakukan oleh Calleya. Ia harus menunggu jalanan benar-benar sepi baru menyebrang. Bahkan walau hanya ada satu kendaraan, Calleya akan menunggu kendaraan itu melewatinya.

Lima menit gadis itu menunggu jalanan sepi. Calleya menyebrang dengan hati-hati. Para bodyguard mengawasi gadis itu dari kejauhan. Ada juga bodyguard yang menyamar menjadi tukang maklor alias makaroni telor hanya untuk menjaga Calleya.

"Abang, beli cupang ya!" Seru Calleya. Ia berjongkok untuk memilih cupang mana yang akan menemani Arya.

Sebuah mobil berhenti di pinggir jalan. Kaca jendela mobil itu terbuka menampilkan sesosok lelaki berkacamata hitam. Netra kelamnya memandangi gadis yang sedang berjongkok memilih ikan. Bibir lelaki itu sedikit berkedut kala gadis yang menjadi objek perhatiannya berdebat dengan penjual ikan cupang.

"Ikan sekecil ini lo jual goceng bang? Di SD sebelah aja kayak gini cuma tiga rebuan!" Protes Calleya. Mungkin kalau cupang yang ia pilih ukurannya sama seperti Arya, Calleya tidak akan memprotes.

"Ini mah sekali hap ge udah abis di telen kucing," lanjutnya.

"Tiga hari yang lalu gue kesini kok muka lo berubah bang? Perasaan kemaren rada keriput dah," heran Calleya. Pasalnya, abang penjual cupang yang ia temui tiga hari yang lalu berbeda dengan yang sekarang.

"Yang kemaren-kemaren mah bapak gue," jawab si abang penjual cupang.

"Wiss keren. Lo anak tunggal ya bang? Pasti bapak lo ngewarisin usahanya buat lo,"

"Bukan ya anj-. Gue cuma sementara disini, bapak gue lagi kondangan. Kalo kata gue teh, mending lo cepetan bayar terus pergi,"

"Tiga rebu ya tapi," Calleya masih kekeuh ingin membayar ikan cupang pilihannya sebesar tiga ribu rupiah.

"Goceng!"

"Tiga rebu aja elah,"

"Goceng mbak, lagian lo kalo gue liat-liat kayaknya lo enggak sekismin itu mbak,"

"Perhitungan lo ama pembeli. Lupa ya lo kalo pembeli adalah raja," kesal Calleya.

"Raja mana ada yang nawar," cibir abang penjual cupang.

"Tiga rebu aja ngapa si,"

"Kata bapak gue, semuanya goceng mbak,"

"Jangan ikutin apa kata bapak lo, tiga ribu aja udah,"

"Sesat lo mbak. Dah sono mbak, mending lo pulang," usir abang penjual cupang.

"Wah ngusir? Gue aduin suami gue lo bang,"

Abang penjual ikan cupang itu terkekeh. "Suami halu palingan," ucapnya.

"Lo gak kenal gue bang?" Calleya pikir semua orang mengetahui dirinya.

"Lo sepenting apa sampe harus gue kenal mbak?" Penjual cupang itu balik bertanya.

"Udah sono balik, gue mau lanjut nonton," si abang penjual ikan cupang itu mengeluarkan ponselnya yang layarnya masih menyala. Nampak di layar ponselnya, abang penjual cupang itu sedang menonton Anime.

"Lah si botak Saitama!" Pekik Calleya. Gadis itu sudah pernah menonton Anime yang sedang ditonton abang penjual ikan cupang. Anime berjudul One Punch Man yang menceritakan tentang seorang lelaki bernama Saitama, lelaki botak yang sekali pukulan dapat menumbangkan lawannya.

"Pantes bau bawang, ternyata lo bang," tutur Calleya.

Si abang penjual cupang hanya mendengus tanpa membalas ucapan Calleya yang tidak penting. Lebih baik ia melanjutkan kegiatannya yang tadi tertunda karena kedatangan Calleya.

"Bjirr dikacangin. Ikut nonton lah gue!" Calleya duduk disamping abang penjual cupang dengan sendal jepit yang ia pakai dijadikan alas untuknya duduk.

Cuaca sudah panas, pemandangan di depannya membuat lelaki berkaca hitam yang sedari tadi memperhatikan Calleya bertambah panas. Membuka pintu mobil dengan cepat, lelaki itu turun menghampiri Calleya.

"Calleya Florist Dirgazantra" ucap lelaki itu penuh penekanan.

Calleya maupun abang penjual cupang sama-sama mendongak melihat siapa orang yang berbicara.

"Om!" Pekik Calleya tak menyangka Archer ada disini. Tatapan tajam lelaki itu membuat Calleya bingung.

"Eh maksudnya Mas hehe," lanjut Calleya.

"Mas kok ada disini? Bentar! JANGAN-JANGAN OM EH MAS BISA KAGE BUNSHIN YA KAYAK NARUTO!!!"

"Atau sebenernya lo bukan suami gue kan? Lo pasti jin yang nyamar, Om Mas kan lagi di semarang," tuduh Calleya. Banyak hal-hal negatif yang terpikir di otaknya.

Archer menyentil kening Calleya lalu mengangkat tubuh ringan gadis itu ke dalam gendongannya. Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka. Satpam sekolah ingin menegur tapi ia dicegah oleh bodyguard Archer.

Sebelum membawa pulang istrinya, Archer menyerahkan kartu namanya pada abang penjual cupang yang kembali asik menonton Anime.

"Kirim semua ikan-ikan ini ke alamat yang ada disini," ujar Archer.

Abang penjual cupang mem-pause tayangan Anime lalu mengambil kartu nama itu. Ia mengangguk saja agar urusannya cepat selesai. Soal bagaimana bayarannya, itu urusan nanti.

Calleya meronta-ronta meminta diturunkan. Gadis itu malu ditatap banyak orang. Sekarang Calleya percaya, lelaki yang tengah menggendongnya ini adalah Archer. Bukan kage bunshin atau jin yang sedang nyamar.

Meski Calleya tidak bisa diam, Archer tidak berniat melepaskan istrinya. Masuk ke dalam mobil, Archer duduk di kursi kemudi dengan Calleya di pangkuannya. Sebelah tangan Archer ia gunakan untuk menahan pinggang Calleya. Archer mengendarai mobilnya dengan satu tangan.

Calleya mencebik. Sudahlah, ia menyerah. "Om Mas kok udah pulang?" Tanyanya. Calleya masih plin plan harus memanggil Archer Om atau Mas.

"Istriku tidak membalas pesanku dan sedang berada di panggilan lain, makanya aku pulang," jawab Archer datar. Ketika Calleya sedang bertelepon dengan Killian, Archer juga menelepon gadis itu. Belum ada setengah perjalanan ke Semarang, Archer sudah putar balik. Adams ia turunkan dijalanan.

"Muka nya biasa aja Om Mas! Pasti Om Mas mikirnya aku selingkuh ya?"

Menundukkan kepalanya sebentar, Archer mengecup bibir istrinya secepat kilat. Untungnya, jalanan sedang sepi. "Aku tidak berpikir seperti itu. Aku hanya tidak suka kamu mengabaikanku Leya," ujarnya.

Semakin hari Archer semakin ketergantungan dengan istrinya.

Ak cpe ngetik. Bye

Mon maap jrg up crita gaje ini. Watashi skrg Alhamdulillah sdh bkrja & sdh bisa bli kuota🗿wlpn dh bisa bli kuota, ak msh tdk pnya kuota. Ak mngndlkn WIFI di tmpt krja hehehe.
W skrg kg bisa bgdng cuy. Pling mlm tdr jm 11.

Gomen jg klo ni crita bhs anime mlu🗿w udh nyiapin konflik tpi w kga suka konflik. Tpi klo gd konflik gk asik

Dan w akui w pemales🗿🗿🗿saking mlsnya, nyuci bju dri Johor selesainya Asar🗿pdhl cuciny pke mesin dan bjuny jg dikit.

Klian, sberat apapun mslh, jgn smpe brkhir di tgn sendiri y.

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

274K 23.5K 22
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
130K 14.3K 15
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 3) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ____...
340K 19.5K 21
Tak pernah terbayang olehku akan bertransmigrasi ke dalam novel yang baru aku baca apalagi aku menempati tubuh tokoh yang paling aku benci yang palin...
Mommy? yuzii द्वारा

काल्पनिक

874K 76.2K 33
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...