KUMPULAN CERITA SENI GAY (21+)

By reading4healing

109K 685 30

Cerita Dewasa More

(21+) Suami Yang Digilir Cowok Macho Spanyol
(21+) Si Pemuas Satu Kos
(21+) Si Pemuas Satu Kos 2
(21+) Pemuas Suami Si Bos Bule
(21+) Pacarku Sang Pemuas Satu Geng
(21+) Driver Ojol Arab Plus - Plus
(21+) Tubuh Kekar Suamiku Dijadikan Mainan Lima Atasanku
(21+) Disetubuhi Teman Macho Istriku di Pesta Pantai Binal (1)
(21+) Disetubuhi Teman Macho Istriku di Pesta Pantai Binal (2)
(21+) TUBUHKU DIPINJAMKAN PACARKU DI PESTA LIAR
(21+) BODYGUARD "PLUS-PLUS" MODEL GANTENG ITALIA (1)
(21+) BODYGUARD "PLUS-PLUS" MODEL GANTENG ITALIA (2)
(21+) BODYGUARD "PLUS-PLUS" MODEL GANTENG ITALIA (3)
(21+) Piala Bergilir Pesta Seks Tokyo (1)
(21+) Piala Bergilir Pesta Seks Tokyo (2)
(21+) Di-Double Penetration Di Depan Istri Hamil (1)
(21+) Di-Double Penetration Di Depan Istri Hamil (2)
(21+) PEMUAS PARA PREMAN JALANAN
(21+) Memperawani Suami Muda Tetanggaku
(21+) Lubang Pemuas Pria - Pria Beristri
(21+) Pesta Bujang Liar Sang Pengantin Pria
(21+) Skandal Besar Menjelang Pernikahan
(21+) Disewa Lionel
(21+) Malam Liar Sang Budak Korporat
(21+) Takdir Seorang C*mdump
(21+) Service Plus-Plus Barber Straight Turki
(21+) Bule Online, Perebut Keperjakaanku
(21+) Salah Kamar, Aku Dapat Sugar Daddy
(21+) NAPAS BUATAN DARI PAPA SAHABATKU
(21+) MENGERJAI DADDY KEKAR BERISTRI
(21+) MENJEBAK SOPIR STRAIGHT BAD BOY
(21+) Menjajal Kejantanan Masseur Impor Rusia
(21+) Legenda Si Otong Monster
(21+) Mesin Pemuas Mantan Dan Gebetan
(21+) PELARIANKU SEORANG PRIA KEKAR BERISTRI
(21+) SI PEMUAS SEKAMPUNG
(21+) Pemilik Tubuh Indah Si Pembantu Ganteng
(21+) PEMUAS DUA GADIS LUGU DI RUMAH
(21+) PELEGA DAHAGA SAHABAT PAPAKU
4 PEREMPUAN DI RUMAHKU BISA DIP4K4I SEMU4

(21+) Gigolo Biseks Simpanan Mama

1.5K 17 1
By reading4healing

GIGOLO BISEKS SIMPANAN MAMA
by Roberto Gonzales

Aku lahir dari keluarga bejat dan amburadul. Tetapi, yang kubanggakan dari diri kami adalah fakta bahwa kami bukan orang-orang sok suci. Kami tidak pernah membela diri atas pilihan-pilihan hidup kami. Demikian itu juga, kami tidak pernah meminta orang-orang menerima pilihan-pilihan kami. Kami hanya mau dibiarkan saja hidup tanpa orang-orang merasa perlu mengurusi kehidupan kami. Kami tidak pernah meminta diterima apalagi diceramahi oleh orang-orang di sekitar kami.
 

Aku lahir dari keluarga yang broken home. Orangtuaku bercerai. Aku tinggal bersama Mamaku. Mamaku itu memang hebat. Di usianya yang sudah kepala lima, dia masih tetap cantik dan seksi. Di pekerjaan pun dia tetap bisa memiliki prestasi yang cemerlang. Mama lahir dari keluarga berada yang punya berbagai bisnis, termasuk bisnis pakaian yang sudah diwariskan dari kakek buyutku. Papaku adalah orang kepercayaan Kakekku yang dipaksa menikah dengan Mama. Saat Kakekku meninggal, Mama dengan teganya menceraikan Papa. Aku tentu sebenarnya sedih, tetapi aku bisa apa. Karena hidup dengan Mama lebih bebas, aku memilih untuk tinggal bersamanya sejak dia bercerai dengan Papaku setahun yang lalu. Apalagi, Papa orangnya terlalu strict dan ketat pada kami. Karena Papa datang dari keluarga yang tidak berada, dia selalu mengajarkan kami untuk tidak menghambur-hamburkan uang meskipun sekarang dia telah menerima saham perusahaan Mama yang nilainya sampai ratusan milyar. Alhasil, aku dan dua orang adikku lantas memilih tinggal bersama Mama dengan kompak. Sama sepertiku, mereka juga doyan hura-hura, menghabiskan uang Mama yang aku tidak tahu bagaimana caranya selalu saja ada. Apa yang kami minta selalu bisa dipenuhi Mama.

Namaku Ethan. Aku masih kuliah di semester enam fakultas ekonomi di sebuah perguruan tinggi swasta yang bergengsi di Jakarta. Adikku yang pertama namanya Erica. Dia juga kuliah di fakultas ekonomi, satu kampus denganku. Tapi, dia masih duduk di semester dua. Adikku yang paling kecil, Evan. Dia masih kelas tiga SMA. Dari kecil selalu hidup bergelimang harta dari warisan keluarga Mamaku membuat kehidupan glamor sangat melekat dalam diri kami. Masing-masing kami dibelikan Mama mobil mewah sebagai alat transportasi. Uang jajan kami tak pernah kuran, bahkan selalu berlebih. Karena itu, aku dan adik-adikku tak pernah protes dengan apapun yang dilakukan oleh Mamaku. Aku dan adik-adikku selalu kompak membela Mam, termasuk saat bercerai dengan Papa. Padahal sebab perceraian kedua orangtuaku itu adalah jelas-jelas karena kesalahan Mama. Papa menangkap basah Mama sedang pesta seks dengan tiga orang gigolo muda di hotel yang dipesan dengan kartu kredit kantor!

Meski begitu, aku dan adik-adikku tetap saja kompak membela Mama. Soalnya, Mama selalu memberikan apa yang kami mau. Kami sayang Papa dan ingin Papa ada di bagian hidup kami. Oleh karena itu, tiap liburan semester, kami selalu pergi bersama-sama dengan Papa untuk berlibur. Biasanya, Papa mengajak kami pergi ke negara-negara di Eropa, ke Amerika Serikat, Kanada, Australia, atau negara-negara Asia Timur, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Hong Kong. Aku sendiri sangat menikmati bila bepergian dengan Papa karena Mama sangat sibuk dan jarang pulang ke rumah karena entah pekerjaannya atau pesta seks dengan berondong-berondongnya. Lagian kelakuanku dan adik-adikku juga enggak beda-beda amat sama Mama. Aku dan Evan juga pernah bawa perek seksi dari Uzbekistan ke rumah. Si Erica tahu tentang hal itu dan dia sih santai-santai aja. Soalnya, dia juga sering bawa cowok-cowok ganteng dari klub ke kamarnya.

Setelah orang tua kami bercerai, rumah kami yang megah jadi seperti rumah bordil saja deh. Mama, aku, Erica, dan Evan rutin membawa partner seks kami kemari. Karena kami sama gilanya, jadi asyik-asyik saja. Kalau waktu ada Papa kan enggak asik. Papa suka sok suci. Meski tidak bisa memarahi kelakukan binal anak-anaknya, Papa suka ngomel atau ngasih nasihat. Sebel, kan? Berasa kayak pendeta aja Papaku itu.


Ilustrasi: Leo
 


Dari banyak cowok, si Leo yang paling sering dibawa Mama ke rumah. Leo adalah seorang pria muda usia 27 tahun dengan kulit putih, wajah yang luar biasa tampan nan terawat, serta tubuh bak seorang peragawan fitness. Tubuhnya tinggi, sekitar 180 cm, dan berat badannya ideal, sekitar 75 kg. Dia sangat berotot dan tampak sangat macho karena tatapan matanya yang tajam dan cara bicaranya yang berwibawa banget. Leo juga selalu berbau wangi entah kenapa. Setiap kali dia di rumah, dari jauh aku bisa mencium bau parfumnya yang macho banget saat aku berada di dekatnya. Pokoknya, dia itu pejantan yang ideal banget, deh! Aku aja yang pria tidak malu-malu mengakuinya. Aku juga tidak tahu si Leo ini kerjaannya awalnya. Dia tuh kayak suami baru Mama aja jadinya. Hampir tiap hari dia selalu ada di rumah. Ngapain? Ya layani Mamaku ngentot lah! Paling kalau Mama lagi bosen dan pengen cari variasi pasangan lain, barulah dia diusir ngibrit dari rumahku balik ke kostnya. No hard feelings. Udah biasa hal itu terjadi. Alhasil, aku dan kedua adikku jadi sadar kalua si Leo ini ya seorang gigolo kelas atas yang biasa disimpan tante-tante kaya seperti Mamaku.
 

Mama sepertinya sudah keranjingan banget sama servis si Leo. Karena seringnya si Leo di rumah, aku dan adik-adikku jadi akrab dengan dia. Obrolan kami nyambung karena dia usianya juga tidak terlalu berbeda jauh dari diriku. Kami bisa ngobrol tentang apa saja selama berjam-jam, mulai dari otomotif, olahraga, musik, dan pasti seks. Hehe. Bisa dibilang, si Leo ini piaraan Mama. Segala biaya hidupnya, Mamaku yang nanggung. Si Erica paling senang dengan keberadaan Leo di rumah. Piaraan Mama itu dimanfaatinnya juga buat muasin nafsunya yang binal.
 

“Habisnya, si Leo itu ganteng banget sih! Macho banget. Apalagi, body-nya oke banget lagi!” kata Erica padaku suatu hari tanpa malu sedikit pun. “Belum lagi kontolnya! Gede banget, Ethan! Ngeseksnya gila-gilaan! Pantes aja Mama paling demen ama dia dibandingin ama gigolo yang lain!”




Dasar nakal banget adik perempuanku itu. Dia bahkan bercerita sempat iseng mengambil penggaris dan mengukur kontol Leo saking demennya sama kontol tuh gigolo! Memang maniak tuh si Erica! Tetapi, aku sayang banget sama dia. Kami bertiga semua memang dekat satu sama lain. Kami juga terbiasa memanggil nama langsung tanpa embel-embel ‘Mas’ atau ‘Mbak’ agar hubungan kami makin dekat dan santai. Begitu juga antara aku dan Evan.
 

Mendengar cerita si Erica tentang kontolnya si Leo sebenarnya membuatku penasaran juga. Eits, jangan salah sangka dulu, men! Aku bukan gay, ya! Jelas-jelas aku cowok straight. Hanya saja, mendengar ukuran kontol orang sampai 28 cm kan jelas bikin aku yang sama-sama cowok penasaran. Jangankan aku, semua cowok juga akan penasaran, kan? Gila aja kontol bisa segede itu!
 

Selama ini kupikir kontolku udah paling gede. Panjangnya sekitar 20 cm. Harusnya susah lho cari kontol sepanjang punyaku ini di Indonesia. Ternyata, punya si Leo malah lebih gila! Sampai 28 cm, men! Selisihnya 8 cm dari punyaku. Ambil penggaris deh! Liat dari titik 0 sampai 28 cm! Panjang banget kan ukuran segitu! Meski penasaran, enggak mungkin kan aku permisi ke dia buat liat kontolnya. Gila aja! Enggak usah, ya! Mau di mana mukaku ditaruh nanti? Leo pasti mikir aku aneh dong! Pernah sih kepikiran buatku untuk ngintip dia saat ngentot dengan Mamaku atau si Erica. Tapi, males ah! Ngapain juga ngeliat saudara kandung sendiri ngentot. Enggak ada seru-serunya! Entar aku jadi incestlagi. Bikin berabe aja!
 

Namun, yang namanya rezeki emang enggak kemana. Waktu itu malam hari, hampir subuh malah. Aku baru pulang. Biasa lah, aku baru pulang dari klub setelah menghabis-habisin duit Mama. Semua orang udah tidur kayaknya. Kerongkonganku rasanya kering banget. Karena haus, aku langsung ke dapur, ingin mengambil minuman dari lemari es. Pas aku sampai di dapur, aku terkesima. Kulihat Mama sedang berbaring telentang di atas meja makan kami! Pakaian atasannya terbuka, memamerkan buah dadanya yang masih kencang dan mulus. Sementara bagian bawah tubuhnya tak mengenakan penutup apa-apa. Sekitar memek Mama yang penuh jembut lebat kulihat belepotan cairan putih kental sampai ke perutnya. Banyak banget! Mama tak sadar dengan kehadiranku karena saat itu dia sedang memejamkan matanya sambil mendesah-desah. 
 

“Ahhh…. Enak banget, Leo…” katanya dengan suara mendesis. 

Rupanya, dia baru aja dientot sama si Leo di atas meja makan malam itu. Aku segera mengalihkan tatapanku dari tubuh Mamaku yang mengangkang itu. Aku tidak mau jadi awkward kalau Mama tahu aku baru melihat tubuhnya terlentang manja penuh pejuh setelah dientot sama gigolo muda piaraannya itu. Bisa berabe nih! Pandanganku segera aku alihkan ke lemari es. Saat menatap ke arah sana, aku kembali kaget. Di sana berdiri si Leo. Dia tak mengenakan pakaian apapun menutupi tubuhnya. Badannya yang tinggi dan kekar berotot itu polos tanpa sehelai benang pun! Dia sedang menenggak coca-cola dari botol yang baru saja dia ambil dari lemari es. Mataku langsung menatap ke arah kontolnya… Gila, men... Si Erica sama sekali enggak bohong… Di selangkangannya, kulihat sebatang kontol dengan ukuran luar biasa besar sedang mengacung tegak ke atas, mengkilap karena belepotan spermanya sendiri kayaknya. Batangnya bukan hanya panjang, tetapi juga gemuk! Segemuk botol coca-cola yang sedang dipegangnya mungkin! Panjang banget deh! Kepala kontolnya yang kemerahan seperti jamur pun melewati pusarnya. Batang gemuk itu penuh urat-urat. Aku sampai melotot melihatnya. Kupandangi kontol itu dengan teliti. Ckckck… Sadis…

“Baru pulang, Than?” kata Leo menegurku.
 

Dia sudah menyadari kehadiranku rupanya. Aku segera menolehkan pandanganku dari kontolnya. Gawat kalau dia tahu aku sedang serius mengamati detil kontolnya itu!
 

“He eh… Iya,” sahutku sambil mengangguk grogi. 
 

Untung saja lampu di dapur itu bernyala redup. Kalau terang benderang, pasti Leo bisa mengetahui kalau wajahku sedang bersemu merah saat itu. Malu bukan main deh aku... Mamaku yang sedang berbaring lemas diatas meja makan tiba-tiba melompat bangun. Dia sibuk mencari-cari roknya untuk menutupi bagian bawah tubuhnya yang terbuka. 
 

“Eh, Ethan...” kata Mama dengan ekspresi malu. “Udah lama kamu datang?”
 

“Baru aja, Ma…” sahutku datar agar suasana tidak makin awkward. 
 

Aku beraksi seperti tidak terjadi apa-apa di situ. Segera kuambil minuman dingin dari lemari es. Tubuh Leo yang berkeringat tepat di sampingku. Meski berkeringat, tubuh tingginya yang berotot dan berkulit putih mulus itu tetap wangi karena bau parfum mahal yang dia kenakan tiap hari. Saat mataku melirik ke arah dalam lemari es untuk mencari minuman, kusempatkan untuk melirik sekali lagi ke arah batang kontol Leo. Kali ini, aku bisa melihatnya lebih jelas karena ada bantuan penerangan dari lampu lemari es. Gila! Bagus banget bentuk kontolnya, pikirku…
 

Setelah mendapatkan minuman dingin, aku segera meninggalkan dapur. Tinggal lah Mamaku dan Leo di sana. Aku tak tahu apakah mereka masih melanjutkan lagi permainan cabul mereka atau tidak. Yang pasti, sepanjang jalan menuju kamarku, pikiranku dipenuhi dengan kontol si Leo yang luar biasa itu.
 

“Gila! Gila! Gila” rutukku dalam hati. 
 

Kok aku bisa mikirin kontol punya cowok lain sih? Ada apa denganku ini? Akhirnya, malam itu aku susah untuk tidur. Setelah membalik-balikkan badan beratus-ratus kali di atas ranjangku yang empuk, baru lah aku bisa tertidur. Itu pun setelah jarum jam menunjukkan pukul empat pagi. Sebentar lagi pagi menjelang.

[ … ]

 

Berjumpa dengan Leo keesokan harinya, aku jadi rada-rada grogi. Entah kenapa, mataku jadi suka mencuri pandang ke arah selangkangannya. Aku jadi menyadari, kalau ternyata saat selangkangannya ditutupi celana seperti itu, ukuran tonjolan di selangkangan itu emang beda dengan punyaku. Jauh lebih menonjol lho! Gila! Gila! Gila! Rutukku lagi dalam hati. Kok aku jadi mikirin itu aja sih?

Si Leo sih enggak ada perubahan. Dia tetap cuek aja seperti biasanya. Sepertinya, doa tak merasa ada yang aneh dengan kejadian semalam. Dia tak peduli kalau aku memergokinya telanjang bulat bersama Mamaku. Kayaknya, buatnya itu hal yang lumrah saja. Dasar gigolo profesional dia!

[ … ]

Sebulan berlalu. Dan selama rentang waktu itu, aku jadi pengamat selangkangan Leo profesional. Entah kenapa, aku selalu berharap akan punya kesempatan lagi untuk melihat perkakas gigolo itu. Tapi, selama ini tak juga pernah kesampaian. Sampai suatu hari,

aku pengen berenang pagi-pagi di kolam renang yang ada di halaman belakang rumahku. Ketika aku sampai di kolam renang, mataku langsung menangkap sebuah tontonan cabul. Si Erica sedang ngentot dengan Leo! Dasar nekat si Erica! Padahal Mama kan masih ada di kamarnya pagi-pagi begini.
 

Adikku yang cantik dan seksi itu sedang menungging di tepi kolam renang dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai benang sedikit pun. Di belakangnya, Leo sedang asik menggenjot kontolnya dalam lubang memek adikku itu. Genjotannya liar dan keras, menghentak-hentak hingga tubuhku adikku terguncang-guncang. Tubuh si Erica sampai terdorong-dorong ke depan karena hentakan itu, namun dia bukannya kesakitan malah mengerang-erang tertahan. Kelihatannya si Erica keenakan banget. Bibir bawahnya digigit-gigitnya dengan giginya. Dia terus menggelinjang-gelinjang sambil merem melek, menikmati hajaran kontol Leo yang luar biasa perkasa itu di memeknya.

Aku terangsang hebat! Celana renang segitiga yang kukenakan tak lagi bisa menampung kontolku yang membengkak. Aku tak tahu aku terangsang karena apa! Apakah karena melihat persetubuhan mereka, atau karena terbius mengamati kontol besar Leo yang keluar masuk memek si Erica itu? Entahlah….

Tanganku langsung mengocok batang kontolku yang sudah aku keluarkan dari celana renangku. Kukocok sekuat tenaga kontolku yang terus menegang. Cepat sekali kocokanku pada kontolku. Aku pengen segera menumpahkan spermaku…

“Eh, Than!” tiba-tiba kudengar suara Erica menegurku. “Ngapain elo?”

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )
 

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA
 

Dua minggu kemudian, aku baru bangun tidur siang. Sekitar jam tiga sore lah kira-kira. Waktu itu hari Rabu. Alhasil, aku enggak ada kelas. Karena itu, biasanya habis tidur siang, sorenya aku latihan tenis. Kuubek-ubek kamarku, tapi tak kutemukan di mana raket tenisku berada. Jangan-jangan dipinjam si Evan, pikirku. Adik bungsuku itu emang doyan banget minjem barang-barangku tanpa permisi.

Aku segera menuju kamarnya yang terletak di paviliun samping bangunan utama rumah kami. Evan emang sengaja diberikan kamar di situ. Maklum lah, dia masih ABG. Dia doyan nge-band bareng teman-temannya. Daripada ribut dengar suara alat musik yang dimainkannya bareng-bareng temannya, lebih aman Mama meletakkan Evan disitu. Mama membuat sebuah studio kecil-kecilan buat Evan lengkap dengan peredam suara di kamarnya. Jadi, suara musiknya tidak terlalu keras terdengar di dalam rumah. Mending suara musik yang dimainkan asik di dengar kuping! Ini malah musik yang enggak jelas juntrungannya! Metal yang enggak mutu. Ups, jangan salah sangka lagi. Aku bukan anti metal! Aku doyan metal. Tapi, metal yang enggak dimaenin sama Evan dan temen-temennya. Hehe.

Pintu kamar Evan tertutup rapat. Juga gorden jendelanya. Tumben, pikirku. Jarang-jarang gorden kamarnya ditutup. Paling juga kalau udah malem kalau dia tidur. Dari kamarnya terdengar hingar bingar musik metal dari tape. Si Evan berarti ada di kamar, pikirku. Kugenggam gerendel pintu kamarnya lalu kuputar. Tak terkunci. Kubuka pintu dan langsung melongokkan wajahku ke kamarnya. Aku sudah bersiap-siap untuk ngomel ke dia.

“Evan! Udah berapa kali gue bilang, jangan ambil barang-barang gue seenaknya…” kata-kataku terhenti segera. “Hahhh?” kata-kataku terhenti segera. 

Mulutku menganga. Tenggorokanku rasanya tercekat. Mataku melotot, melihat peristiwa yang terjadi dalam kamar Evan. Adikku itu sedang bermain cinta di kamarnya. Tubuhnya telentang di atas ranjang. Pakaian sekolahnya belum terlepas seluruhnya. Hanya resleting celananya saja yang terbuka lebar. Kontolnya yang nongol dari celah resleting itu, ngaceng total sedang dikulum oleh seseorang yang sedang menungging dalam posisi berlawanan arah dengan Evan di atas tubuhnya.

Aku sih udah tahu kalau kelakuan adikku yang masih ABG ini sama bejatnya seperti aku. Aku sudah sangat tahu kalau dia doyan ngeseks dengan orang lain. Harusnya, aku tak perlu kaget melihatnya sedang in action seperti ini. Tapi, bagaimana aku enggak kaget kali ini? Yang kulihat saat ini sangat tidak biasa! Evan main kulum-kuluman kontol bukan dengan cewek! Tapi dengan cowok, men! Dan cowok yang sedang mengulum kontolnya itu adalah si Leo! 

Shit!

Si Evan pun edan! Masa mulutnya juga ngulum kontol si Leo? Ngawur! Yang bener aja! Kontol gede si Leo itu dikuluminya dengan penuh nafsu seperti mengulum permen lolipop saja!


Evan kulihat salah tingkah setelah menyadari kehadiranku! Buru-buru, dilepaskannya kontol si Leo dari mulutnya. Dia segera bangkit dan membereskan celananya. Sementara si Leo kulihat tenang-tenang saja.

“Ngapain masuk kamar gue kok enggak ngetuk pintu dulu, Than!” kata Evan terlihat kurang suka padaku.

  


 

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA
 

“Sudahlah... Sekarang, elo mau berdiri terus di situ sambil ngelihatin kita sekaligus melototin kontol gue, atau mau ikutan bareng kita menikmati anugerah yang kita miliki?” tanya Leo lebih edan lagi. “Than, kita harus bersyukur lho... Kita bertiga kan dianugerahi kontol yang punya ukuran di atas rata-rata... Enggak banyak lho orang yang dianugerahi hal beginian…”

Sebenarnya, benar yang dikatakan Leo. Kami bertiga emang punya ukuran kontol yang di atas rata-rata. Adikku, si Evan, kulihat juga punya kontol yang gede. Ukurannya enggak jauh-jauh dengan ukuranku. 

Akal sehatku sirna. Aku yang memang sudah cukup lama tergoda dengan kontol si Leo akhirnya pasrah saja saat Leo dan Evan membimbingku ke arah ranjang. Kubiarkan saja mereka mempreteli seluruh pakaianku. Kami bertiga telanjang bulat di dalam kamar Evan.

Leo memberikan penghormatan khusus padaku. Rasa penasaranku pada kontolnya yang gede itu dipuaskan olehnya. Leo mengangkangi leherku saat aku berbaring telentang di atas ranjang. Kontolnya yang besar ditampar-tamparkan ke pipiku. Pertama kali seumur hidupku aku diperlakukan seperti ini oleh seorang pria. Tapi, gilanya lagi, alih-alih marah, berahiku malah meledak. Aku sangat menikmati ketika gigolo ganteng bukan main ini menampar-namparkan kontolnya yang ngaceng dan besar it uke pipiku. Saking memuncaknya berahiku, akhirnya apa yang tak pernah terpikirkan selama ini dibenakku kulakukan. Kukulum kontol Leo sepuas-puasnya. Aku menggila! Seperti anjing ketemu tulang, kulahap kontol Leo. Aku tak ubahnya Mamaku dan Erica yang tergila-gila pada kontol gigolo ganteng ini.

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )
 

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA

Mau tak mau, aku memandang wajah tampan gigolo seksi ini dan menerawang matanya yang coklat indah. Bibirnya yang berwarna pink tipis itu menyunggingkan sebuah senyum. 
 

Dia berbisik padaku, “Boleh gue cium bibir elo, Than?”

Aku terpaku ditanya seperti itu oleh seorang pejantan seksi seperti Leo. Namun, di luar dugaanku, aku malah mengangguk. Aku mengangguk setuju. Sedetik kemudian, bibir tipis Leo mengecup bibirku lembut. Lidahnya masuk bersamaan dengan bibir kami yang menyatu. Kurasakan ludahnya yang segar masuk bersamaan dengan lidahnya yang menginvasi seisi mulutku. Lidah Leo dengan lincah menyapu langit-langit mulut hingga gigiku satu per satu. Kulihat si Evan cuma melihat kami terpaku dengan mupeng-nya. Leo pun cepat tanggap. Dia lepas cumbuannya dari mulutku dan gentian mencumbu bibir adik bungsuku itu. Evan pun mencium bibir segar Leo tanpa rasa jijik sedikit pun. Mereka berpagutan penuh nafsu hingga mengeluarkan suara-suara decakan bibir yang keras sekali.

Terpana melihat adikku dan Leo bercumbu, kontolku makin berkedut-kedut. Leo menarik kepalaku agar bibir kami bisa bercumbu bertiga tanpa ada halangan waktu dan tempat. Alhasil, bibirku, Leo dan Evan kini Bersatu dan berpagutan bersamaan penuh nafsu. Kami semua seperti lupa diri dan terus berusaha saling memagut, menikmati kenikmatan yang didapat bibir kami masing-masing.

“Buka mulut elo, Than...” ucap si Leo setelah melepas cumbuan penuh nafsu kami.

Tanpa ragu-ragu, kuikuti perintah si gigolo ganteng itu. Saat kuikuti permintaannya, Leo meludahi mulutku. Aku keget bukan main... Tetapi, alih-alih merasa jijik, kontolku malah berkedut-kedut karena bernafsu. Aku makin bersemangat bukan main dan menarik wajah Leo untuk bercumbu lagi. Leo segera melepas cumbuanku beberapa detik kemudian, lalu melakukan hal yang sama pada si Evan yang sudah membuka mulutnya tanpa malu-malu, ingin menyesap ludah si gigolo ganteng berkulit putih itu. Evan pun tidak luput dicumbui bibir lembut si Leo setelahnya.

Tiba-tiba, si Leo berhenti mengecap mulut kami berdua, lalu berbisik kepadaku, “Kalian berdua, ludahi mulut gue balik!”

Gigolo ganteng itu lalu membuka mulutnya lebar-lebar juga, memberi kesempatan padaku dan Evan untuk meludahi mulut machonya. Aku dan Evan pun saling memandang sesaat, lalu meludahkan mulut kami Bersama-sama di dalam mulut si Leo. Tubuh Leo pun juga bergetar, berusaha menahan sensasi nafsu yang muncul dari perlakuan binal kami. Setelah menelan ludahku dan Evan, dia langsung menarik tubuh kami berdua bersamaan dan menghambur untuk bercumbu bertiga kembali.

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )
 

[ ... ]
 

PANDUAN MEMBACA VERSI LENGKAP:

Salam Pembaca yang Budiman,

Roberto Gonzales datang dengan sebuah cerita baru nih. Kalian punya 3 opsi untuk membaca karya ini:

1. Melalui What'sApp ke 0813-3838-3995
Silakan mengirim pesan ke What'sApp tersebut dan melakukan pembayaran langsung via transfer Bank BCA / Mandiri yang akan disampaikan admin. File PDF akan dikirimkan melalui e-mail atau langsung via What'sApp, tergantung permintaan pembaca.

2. Melalui Telegram ke @reading4healing / https://t.me/reading4healing
Silakan mengirim pesan ke Telegram tersebut dan melakukan pembayaran langsung via transfer Bank BCA / Mandiri yang akan disampaikan admin. File PDF akan dikirimkan melalui e-mail atau langsung via What'sApp, tergantung permintaan pembaca.

3. Melalui KaryaKarsa
Nanti akan ada versi pdf yang wajib kalian download setelah melakukan dukungan, ya. Tolong langsung di-download karena menghindari ketidaknyaman di masa mendatang. Setelah di-download, file PDF itu sudah ada di ponsel Anda dan bisa dibaca kapan pun juga.
Pembaca bisa search di laman pencarian dengan ID: reading4healing.
Kalau pencarian dari aplikasi tidak bisa muncul, kalian harus membuka via web seperti Google Chrome atau Safari, lalu ketik karyakarsa.com/reading4healing dan follow terlebih dahulu. Setelah itu, kalian bisa membuka di aplikasi di bagian orang yang kalian follow.

Nama file di KaryaKarsa adalah: GBSM_RG

Kalian bisa mencari karya-karya saya dalam tag: R0B3RT0 6ONZ4L35.
Maaf apabila nama file dibuat singkatan dan simbol-simbol. Ini agar menghindari pemblokiran akun KaryaKarsa terhadap cerita bertema dewasa. Namun, karena ceritanya nanti bentuk PDF dan bisa didownload terlebih dahulu, dijamin pembelian aman karena sudah ada di ponsel / komputer pembaca.

Bila ada pertanyaan, bisa hubungi via What'sApp ke admin Reading4Healing di: 0813-3838-3995.

Terima kasih atas dukungan & antusiasme pembaca sekalian dengan karya-karya saya selama ini.
Semoga pembaca sekalian mendapatkan kesehatan dan kelimpahan rezeki dari Tuhan yang melimpah.

Salam sayang,
Roberto Gonzales

Continue Reading

You'll Also Like

20.8K 2.5K 27
Lily Autumns has watched Allie Winters blow up her boss's, life three times. Once when Allie destroyed his company, and bought it for scraps, once wh...
51.1K 1.5K 21
🔴Atypical marriage ff "can you massage my foot please its become swollen "---kim seokjin " i am not your servant "---jeon jungkook ❤️Marriage jinkoo...
609K 21.3K 51
For both the families, It was just a business deal. A partnership, that would ensure their 'Billionaire' titles. And to top it all off, they even agr...
272K 1K 57
Kumpulan Cerita Panas buatan Roberto Gonzales. Khusus 21 tahun ke atas.