Amerta

By decin_scorpio

2.9K 184 15

[Follow dulu sebelum membaca] ⚠️ Dapat membuat baper tak berujung⚠️ *** -He fall first, he fall harder- Jika... More

1. Sogokan?
2. Gadik Unik
3. Berangkat Bersama
4. Pojok Perpustakaan
5. Perihal Rasa
6. 5 Detik
7. Pernyataan Tak Terduga
8. Menjauh
9. 911
10. Roman Picisan
11. Saksi Senja
12. Langit Favorit
13. Payung di Kala Hujan
14. Jatuh Yang Menyenangkan

P R O L O G

712 32 0
By decin_scorpio

Haii haii!! Kenalan dulu yuk! Kalian bisa panggil aku decin, biar akrab okayy 3>

Kenal cerita ini dari mana? Dan kenapa mutusin buat baca?

Inspired by a song (kalian wajib banget sambil dengerin lagu ini):

"Lima.. empat.. tiga.. dua.. satu! Yang tas merah, balik lagi ke sini!"

Umpatan kecil juga dengkusan kesal terdengar seiring dengan barisan murid-murid berseragam putih abu-abu itu terbentuk setelah hitungan dari Laura Anatasya—wakil ketua Osis—berakhir. Mengawali hari dengan harus bangun pagi saja sudah seperti cobaan untuk murid-murid yang suka telat seperti mereka, terlebih jika sudah berhadapan dengan Laura dan Dimas—seksi keamanan Osis. Gak usah di tanya berapa banyak doa yang meraka rapalkan jika sudah masuk hari Senin, sangat-sangat banyak pokoknya. Berharap kedua orang yang di kenal super disiplin itu mendadak sakit perut dan tidak harus menjadi penjaga di gerbang depan.

"Yah, Ra.. gue pas-pas loh tadi masuknya, selesai lo nyebut angka satu. Masa yang sama-sama dengan gue tadi lo kasih, gue enggak?" protes Elang—teman sekelas Laura, sekaligus sosok bertas merah yang di tegur Laura tadi.

"Lo tadi jalannya santai banget, sedangkan yang cewek tadi sambil lari-lari, jadi lo beda 2 detik sama dia,"

Sumpah, demi neneknya Tapasya, ingin sekali rasanya Elang menelan temannya ini hidup-hidup, tapi sayangnya dia bukan megalodon. Nanti deh, kalau udah jadi megalodon dia akan makan Laura sewaktu gadis itu berenang di laut.

"Semuanya baris sesuai angkatan ya, kelas satu di sini, kelas dua dan tiga mengikuti ke kiri!" komando Dimas.

Sedangkan Laura sudah pergi menuju meja piket guru untuk mengambil absensi. Tapi saat langkahnya akan kembali menuju Dimas, iris cokelat terangnya justru menangkap objek lain yang tengah berusaha masuk lewat pagar lainnya yang memang berada 5 meter dari posisi mereka saat ini.

"Absensi dulu, gue mau ngurus sesuatu!" secepat ucapannya dan sodoran buku absensi ke arah Dimas, begitu pula langkah Laura yang kini sudah berlari menuju ke arah cowok-cowok yang kini sudah masuk ke dalam sekolah sambil bersorak riang.

"Jangan pikir gak ada yang liat kelakuan kalian!" tegur Laura keras. Matanya sudah memicing menatap wajah-wajah dari 5 anak badung yang suka menjadi langganan guru BK itu.

"Yah Ra.. 5 menit doang ini, masih boleh ya?" bujuk Putra. Cowok tan skin itu sudah menunjukkan wajah memelasnya yang dengan cepat mendapatkan tamparan kecil di wajahnya dari Kafka--si pemilik tindik di telinga, padahal di hari Jumat kemarin sudah kena tegur dan sita dari bu Jehan, tapi masih juga ada tindik itu di telinga sebelah kirinya.

"Yang 2 detik aja kena hukum apalagi kalian. Udah buruan ikut ngumpul dengan yang lain!" titah Laura sembari menunjuk barisan yang sudah terbentuk di gerbang ujung.

Melihat tak ada pergerakan dari kelima cowok yang di dapatinya itu, dengan kesal Laura berkacak pinggang sembari mulai mengeluarkan ancamannya, "kalau gak ikut gabung juga, hukuman kalian akan gue minta tambah ke bu Jehan!"

"Ck! Gak asik lo Lau," cibir Tria mulai memasang wajah cemberutnya.

"Yaudah, biar aja kalian di suruh bersihin wc cowok lagi," sungut Laura kembali memutar langkahnya kembali ke Dimas.

Dan sesuai tebakan, kelimanya akan dengan sangat-sangat senang hati lebih baik mengikuti ucapan Laura dari pada harus membersihkan wc cowok. Karena demi apa pun, membersihkan wc cowok yang kotor dan baunya mengalahkan nafas naga itu merupakan cobaan terberat. Padahal rutin di bersihkan sama pak Seno, tapi selalu saja bau dan kotor.

"Iya iya, ngalah deh kita sama bu wakil!" teriak Pati kesal.

Jika keempat cowok lainnya sudah memasang wajah kesal setengah mampus sekaligus menyesali perbuatan mereka yang  mau saja mengikuti ide Pati yang katanya super brilian, maka hanya ada satu cowok di barisan belakang--dengan dasi yang tidak terpasang, kancing seragam yang sudah terbuka 2, serta seragam yang tidak di masukkan ke dalam celana--yang malah menarik senyum simpul. Seolah menikmati setiap momen juga ekspresi kesal dan marah dari gadis yang mengenakan hairband itu.

"Siapa?" tanya Bumi pada Kafka yang berjalan di sampingnya.

"Laura Anatasya, lo gak tau? Wakil ketua Osis angkatan ini yang super duper disiplin," Putra menyela lebih dulu dengan penjelasan singkatnya.

"Baru berarti?"

"Hm, pelantikan Osis angkatan sekarang kan baru minggu kemarin, makanya jangan keseringan bolos," cibir Tria.

#To Be Continued

It's another story about high school. Tapii kali ini vibesnya akan kayak wattpad tahun 2016/2017 gitu lahh. Karena akan bener-bener kisah klasik tanpa konflik yang aneh-aneh.

Jadi semoga kalian akan tetep sukaa.. dan ikutin Amerta sampai tamat yaa🤍

•••
Another cast:

⚠️Jangan membawa alur cerita ini ke kehidupan pribadi para cast ya. Di mohon kebijakannya sebagai seorang pembaca.

•••
Laura's outfit:

•••

Sampai ketemu di part selanjutnya🌷🤍

Continue Reading

You'll Also Like

473K 35.7K 44
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...
811K 58.8K 62
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
3.3M 207K 45
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
2.4M 124K 27
Madava Fanegar itu pria sakit jiwa. Hidupnya berjalan tanpa akal sehat dan perasaan manusiawi. Madava Fanegar itu seorang psikopat keji. Namanya dike...