My Husband is Antagonist Novel

By Arash_ptr

410K 30.1K 1.6K

Frazea itu gadis mageran Lulus SMK bukannya nyari kerja, dia malah marathon semua cerita yang ada di perpusta... More

Babi 01
Babi 02
Babi 03
Babi 04
Babi 05
Babi 06
Babi 07
Babi 08
Babi 09
Babi 10
Babi 11
Babi 12
Babi 13
Babi 14
Babi 15
Babi 16
Babi 17
Babi 18
Babi 19
Babi 20
Babi 21
Babi 22
Babi 24
Babi 25
Babi 26
Babi 27
Minta Maap🗿

Babi 23

9.3K 661 81
By Arash_ptr

Aku gwencana kok walaupun life is not daijobu🌚

Happy Reading sayang-sayangku🥰❤

Akyu sedang alay🥰

Tpi klo kata temenku : "Lu mah tiap hari ge alay,"

Btw, bulan kemarin bulan agustus, adakah delapan ratus?😢

***

Malam sudah semakin larut. Calleya menyuruh Killian dan Megumi untuk menginap. Calleya takut mereka bertemu begal. Kan kasihan begalnya. Killian setuju-setuju saja, sedangkan Megumi harus meminta izin kepada orangtuanya terlebih dahulu. Menyalakan data di ponselnya, banyak panggilan dan pesan masuk dari orangtuanya dan juga Apin. Megumi menghapus pesan Apin tanpa membacanya. Buat apa juga dibaca, toh isinya tidak penting.

"Boleh cuy," kata Megumi setelah mendapat izin dari orangtuanya. Sebelum diberi izin, Megumi diberi siraman rohani oleh Ibunya.

"Yes! Ayok kita girls time," Calleya menarik tangan Megumi ke salah satu kamar tamu.

Girls time yang dimaksud Calleya bukanlah maskeran bareng atau apapun yang biasanya dilakukan gadis-gadis. Calleya mengajak Megumi untuk nobar Anime Jujutsu Kaisen. Tak hanya Megumi, gadis itu juga mengajak Niswa. Tadinya, Calleya juga mengajak Bi Kana, tapi Bi Kana menolak. Padahal Calleya ingin meracuni mereka supaya giat menonton anime.

Niswa sudah berhasil gadis itu racuni. Bahkan Niswa sering meminta rekomendasi Anime yang seru pada Calleya. Mumpung Mansion Archer menyediakan WIFI gratis, Niswa menggunakannya untuk mendownload video anime.

"Leya, kamu nyaranin aku anime apaan sih? Kata kamu cuma tentang anak sekolahan, tapi kok endingnya gitu," mata Niswa berkaca-kaca mengingat ending dari Anime Assassination Classroom. Anime tentang anak sekolah yang penuh keceriaan.

"Hehehe, sayonara koro~sensei," mata Calleya ikut berkaca-kaca.

Megumi yang tidak tau apapun hanya bisa menatap layar laptop yang menampilkan seorang lelaki berambut putih memakai kacamata. Mata lelaki itu sangat indah.

"Sorry Nis, gue kemaren-kemaren boong. Yaudah nih gue kasih saran Anime yang bener-bener bagus. Lo harus nonton Yakusoku No Neverland, ini seru Nis, tentang sebuah panti asuhan. Banyak bocil nya dah, lucu-lucu," ujar Calleya.

"Lah kalo kek gitu mah gue suka!" Seru Megumi bersemangat.

"Lo mah nonton Gakuen Babysitters aja dah Meg, gue jamin lo bakal terus-terusan gigit bibir di setiap episodenya" usul Calleya.

"Ngemeng-ngemeng kalian kan jomblo yah," Calleya berkata dengan nada sombong.

"Nah mending kalian nonton Horimiya deh, itu anime bagus banget buat mempertahankan kejombloan," lanjutnya.

Di kamar Archer, lelaki itu berbaring di atas kasur sembari menatap langit-langit kamarnya. Archer tidak bisa tidur, ia merindukan Calleya-nya. Mendesah frustasi, Archer ingin sekali membawa paksa Calleya ke dalam dekapannya. Namun, Archer tidak bisa melakukan hal itu. Gawat kalo sampai istrinya marah, nanti Archer gak dapet jatah ciuman.

Archer bangkit dari kasur lalu membuka lemari bajunya. Ia mengambil salah satu baju milik istrinya, menghirupnya dan memeluknya. Membayangkan apa yang ia peluk itu adalah istrinya.

Archer stres dan Killian pun sama stresnya. Pemuda itu tengah mengagumi salah satu perempuan ciptaan Tuhan.

"Cakep batt argggggh,"

"Lo kok bisa secakep ini," Killian terus memandangi layar ponselnya yang menunjukkan foto seorang perempuan.

"Akan Kaisar pajang foto ini," gumamnya.

Killian senyum-senyum sendiri. Parahnya lagi, ia guling-guling di kasur. Killian salting, ia merasa perempuan di foto itu juga sedang menatapnya.

Menguap lebar, Killian memandangi foto perempuan itu sekali lagi lalu mengecup layar ponselnya. Menjijikkan. Sepertinya tidak cuma Ashvath yang harus memeriksa kejiwaanya tapi Killian juga.

"Gue sayang lo," gumam Killian sebelum akhirnya, lelaki itu tertidur pulas.

***

Ruangan istimewa tempat Ashvath mengobati pasiennya, ruangan dengan lampu kerlap-kerlip persis seperti diskotik. Lagu berjudul Terangkanlah yang dinyanyikan oleh Opik menggema diruangan itu. Seperti biasa, Ashvath duduk di kursi sembari menatap wajah pasiennya yang sudah tidak mulus lagi.

Qyara, perempuan itu adalah pasien yang beruntung bisa masuk ke ruangan istimewa Dokter Ashvath. Pelayanan yang Ashvath berikan juga sangat istimewa sesuai dengan nama ruangannya. Ashvath juga membebaskan biaya untuk pasien yang masuk ke ruangan ini tanpa perlu repot-repot pakai BPJS.

Suara serigala mengaum terdengar. Pukul satu dini hari, Ashvath sibuk mengobati Qyara. Ashvath sudah membedah perut Qyara. Tidak ada kecebong Attha di dalamnya. Si Opet ternyata cuma mengaku-ngaku jika dirinya hamil anak Attha.

Perut Qyara yang Ashvath bedah, sudah dijahit kembali menggunakan tali yang biasa dipakai untuk memainkan layangan.

Ashvath melepas masker yang dipakainya. Bau darah tercium memenuhi ruangan.

"Darahmu bau azab," gumam Ashvath.

Mendongakkan kepalanya ke atas, Ashvath teringat dengan perusahaan Attha yang dikabarkan bangkrut. Media banyak memberitakan. Banyak juga fitnah yang timbul karena berita itu. Untuk saat ini, Media menduga Attha dan selingkuhannya kabur keluar negeri.

Keluarga Thanujaya tutup mulut mengenai berita tentang satu-satunya cucu perempuan mereka.

Di pipi kanan Qyara terukir kata 'Z4bLAy'. Sementara di pipi kirinya hanya ada ukiran abstrak karya Ashvath. Qyara masih mengenakan baju yang sama saat ia tertangkap. Perempuan itu belum sadar dari pingsannya semenjak Ashvath menggantungnya di kolam.

"Padahal aku berbaik hati menggantungmu disana," ucap Ashvath. Lelaki itu pikir, menggantung Qyara di kolam berisi buaya dapat meningkatkan kesehatan mental Qyara.

Ashvath berdiri dan memeriksa detak jantung Qyara menggunakan Stetoskop.

"Hm normal. Tapi mengapa dia tidak bangun-bangun?" Tanya lelaki itu.

"Nona Opet, kau tidak mau melihat calon suamimu?" Ashvath melirik Attha Tengkorak Version yang masih berada di depan pintu ruangannya.

"Membosankan sekali. Seharusnya kau menjerit, aku ingin mengecek pita suaramu," tutur Ashvath.

"Kuku-kukumu panjang sekali, pasienku harus menjaga kebersihan. Izinkan aku memotong kukumu, Nona Opet," Ashvath mengambil gergaji yang dimodifikasi menjadi mini. Menarik telapak tangan Qyara, Ashvath mulai memotong kuku-kuku Qyara.

"Ah! Maafkan aku," Ashvath merasa bersalah. Jari telunjuk Qyara tak sengaja terpotong.

Membuka tas kedokterannya, Ashvath mengambil lakban untuk menyambungkan kembali jari Qyara. Lelaki itu malas untuk menjahitnya. Kalau ada yang lebih simple, mengapa harus memilih yang susah? Pikir Ashvath.

"Tidak seru," Ashvath melempar lakban ke sembarang arah.

"Nona Opet, mengapa nadimu tidak berdenyut?"

"Astaga, sejak kapan tubuhmu pucat seperti ini?"

"Kau sudah meninggal ya? Maafkan aku. Aku dokter yang gagal," kata Ashvath.

"Tunggu sebentar, aku punya hadiah untukmu,"

Merogoh saku celananya, Ashvath mengeluarkan sebuah suntikan berisi cairan berwarna biru.

"Ini hasil eksperimenku yang kedua, yang pertama sudah ku berikan pada calon suamimu. Kau tau? Calon suamimu sangat bahagia ketika menerimanya," ujar Ashvath senang.

Ashvath menyuntikkan cairan itu pada lengan Qyara. Menunggu reaksi tubuh Qyara, Ashvath baru ingat akan satu hal tentang hasil eksperimennya itu.

"Lagi-lagi maafkan aku Nona, sepertinya aku lupa menambahkan sesuatu di dalam cairan itu," Ashvath benar-benar merasa bersalah.

Perlahan, tubuh Qyara mengeras dan dingin seperti es batu. Ashvath mencatat semua yang terjadi pada Qyara sambil mengangguk-angguk.

"Hm percobaan yang gagal. Harusnya tubuhmu melebur seperti debu, sayang sekali," ujar Ashvath.

Ashvath merapihkan segala peralatannya. Lelaki itu membuka sarung tangannya dan membuangnya. Ashvath keluar dari ruangan itu. Sebelum pergi, Ashvath menitip pesan pada Attha Tengkorak Version.

"Ku titip ruangan ini padamu dan calon istrimu. Mungkin, aku tidak akan pernah masuk kesini lagi," ucapnya.

***

"Om! Lepas!" Calleya meronta-ronta dalam pelukan Archer. Lelaki itu tak mau melepaskan istrinya.

Calleya yang niatnya cuma mau mandi dan ganti baju, malah harus menghadapi kelakuan Archer.

"Aku merindukanmu, Leya," ucap Archer jujur.

Membuang pandangannya ke arah lain, Calleya sebisa mungkin menahan diri untuk tidak salting. Lama-lama Archer sangat meresahkan bagi ketenangan jiwanya.

"Kasian Megumi sama Killian nungguin, Om juga harus kerja kan,"

"Aku mengambil cuti,"

"Lah? Cuti apaan?"

"Cuti resepsi pernikahan,"

"Emang boleh?"

"Tentu. Aku bos nya,"

Saking sibuknya memikirkan masalah Byanne, Calleya sampai lupa jika resepsi pernikahannya hanya tinggal menghitung beberapa hari lagi. Undangannya akan disebar hari ini. Bunda Calista pun akan datang. Banyak sekali orang yang terkejut ketika mendapat undangan itu terutama rekan-rekan bisnis Archer. Mereka masih tidak menyangka jika Archer benar-benar sudah menikah.

"Terus Om kalo enggak kerja mau ngapain?" Tanya Calleya.

"Apalagi memangnya selain berduaan denganmu," jawab Archer.

"Hari-hari bebasku terenggut," Calleya membatin.

"Om-"

"PUNTEN! PUNTEN! AKANG TETEH! INI KITA SARAPANNYA KAPAN YAK? MAU SARAPAN DULUAN TAKUT DIBILANG TAMU GAK TAU DIRI," Teriak Killian dari depan kamar Archer. Bodoamat dibilang gak sopan, perut Killian sudah keroncongan. Setelah berteriak, Killian kembali ke ruang makan.

Archer memandang pintu kamarnya dengan datar. Ganggu sekali sepupu istrinya itu.

Merasa pelukan Archer mengendur, Calleya dengan cepat melepasnya dan menarik Archer turun ke bawah.

Di meja makan, Killian dan Megumi sudah menyendok nasi dan mengambil lauk di piring masing-masing. Hampir semua lauk yang ada disana, masuk ke dalam piring mereka.

"Lo berdua abis nguli apa gimana?" Heran Calleya sembari menyendokkan nasi untuk Archer.

"Ya kapan lagi bisa makan enak kayak gini Ley," sahut Killian.

Megumi berdecih. Padahal keluarga Killian bisa dibilang keluarga berada.

"Gue agak syok sih Ley, gue kira menu sarapan orkay tiap pagi cuma nasi goreng atau roti," ujar Megumi.

"Mana kenyang Meg," timpal Killian.

"Tadinya juga gitu Meg, tapi gue suruh mereka ganti menu sarapan. Lo pada pernah gak si makan nasi goreng campur nasi putih?"

"Kalo itu si belom pernah, gue pernahnya makan mie kuah pake meses," kata Megumi.

"Stress lo Meg! Gue aja cuma makan goreng bakwan cocol coklat," Killian menyahuti.

"Kalo Om gimana?" Pertanyaan Calleya membuat Killian dan Megumi ikut menatap Archer.

"Aku..." Archer bingung harus jawab apa. Archer tidak pernah mencampur-campur makanan. Tapi kalo Archer jawab gak pernah, nanti topik pembicaraan ini berakhir. Jika bersama Calleya, Archer pasti melupakan larangan jangan berbicara ketika makan.

"Aku makan salad buah pakai nasi," bohongnya.

"Anj*r! Gimana tuh rasanya?" Tanya Megumi.

"Jangan berbicara kasar di depan istriku," ucap Archer datar.

"Wah lo gak tau aja si Leya-arggh!" Killian menggeram karena kakinya di tendang dari bawah meja.

Berbicara menggunakan kode mata, Calleya meminta Killian untuk tidak memberi tau Archer kelakuannya.

"Jadi, rasanya gimana Om?" Tanya Calleya.

Diam sebentar. Archer memikirkan bagaimana rasanya salad buah dimakan bersama nasi.

"Enak," ucapnya ragu.

"Jadi pengen nyobain," gumam Calleya.

Selesai sarapan, Killian dan Megumi pamit pulang. Mereka itu ibaratnya anak SMP, Sudah Makan Pulang. Killian membungkus nasi beserta lauk untuk ia makan dirumah nanti. Lelaki itu ingin menghemat pengeluaran.

Selepas kepergian Killian dan Megumi, Calleya duduk termenung di ruang tamu. Ada banyak hal dipikirannya darimulai mengenai berita terbaru tentang Attha dan Opetra. Apa benar mereka kabur keluar negeri karena malu ketahuan selingkuh? Calleya tidak yakin. Lalu, bukankah Attha tokoh utamanya disini? Entah karena kedatangannya ke dunia ini atau sebenarnya Attha hanyalah tokoh pajangan di awal cerita.

"Memikirkan apa Leya?" Archer duduk di sampingnya. Lelaki itu melingkarkan tangannya di pinggang Calleya dan menumpukkan dagunya di pundak Calleya.

"Mikirin masa depan," jawab Calleya asal.

"Ada yang membuatmu risau?"

"Enggak ada sih. Tapi menurut Om aku harus kuliah gak?"

"Pilihannya ada di tanganmu Leya," Archer akan menyetujui apapun yang Calleya pilih.

"Di tangan aku? Di tangan aku gak ada apa-apa," Calleya memandang kedua tangannya.

"Leya, kamu mau kuliah?" Tanya Archer serius.

"Enggak sih. Mending jadi istri Om aja hehe. Gausah pusing mikirin pelajaran," jawab Calleya.

"Selain itu, duit juga mengalir dengan lancar," lanjutnya dalam hati.

"Lalu untuk apa kamu bertanya?" Archer gemas dengan istrinya.

"Ya barangkali aja Om malu punya istri cuma lulusan HS," Calleya menundukkan kepalanya agar terlihat sedih.

Archer mengangkat dagu istrinya. "Leya, kalau aku malu punya istri sepertimu, seharusnya aku tidak menikahimu . Leya, apa koleksi foto-fotomu di ruanganku belum cukup untuk membuktikan?"

"Membuktikan apa?"

"Aku mencintaimu,"

Tatapan tulus Archer mampu membuat hati Calleya mleyot. Namun, gadis itu segera menyadarkan dirinya, yang Archer cintai adalah 'Calleya asli' bukan dirinya.

"Makasih Om," ucap Calleya.

Tak ingin pembicaraan ini berlanjut, Calleya celingukkan mencari remot TV.

"Om liat remot gak? Perasaan kemaren aku taro deket sini," Calleya sulit bergerak karena kepala Archer tepat disamping wajahnya.

"Hm?" Archer hanya berdehem. Lelaki itu sibuk menghirup aroma Calleya yang semakin hari semakin memabukkan. Hembusan nafas Archer membuat Calleya merasa geli.  Calleya ingin keluar dari situasi seperti ini. Sebuah kecupan di lehernya mengejutkannya. Calleya melotot ketika Archer juga menjilati lehernya.

"Om!" Calleya ingin memberontak. Namun percuma, Archer tidak bisa mengendalikan dirinya. Ia mengangkat Calleya agar duduk dipahanya. Lelaki itu menghisap leher istrinya hingga menyisakan tanda merah. Calleya hanya mampu membekap mulutnya sendiri agar tidak mengeluarkan suara yang aneh.

Berulangkali Calleya melirik kesana-kemari untuk memastikan tidak ada orang yang melihat kejadian ini.

Kayaknya dah lama gak liat Apin nangis😊mungkin next babi, khusus buat Megumi dan Apin. 

Ternyata watashi masih bisa ngehalu di hari-hari biasa. Si Kiloan mau berjuang mendapatkan hati Mommy Briyani. Tapi berjuangnya lewat WA🙂

Ngemeng², riil gak si klo mau ngelupain orang, eh tuh orang malah sering nongol di dlm mimpi?

Watashi sdg bingung. Jodoh yg tepat untuk briyani saha ya? Mau sama Ashvath tapi dia mah orang gila, apa sama Azrael si duda anak satu seperti yg dipinta Mbak² di kolom komentar.

Lo semua klo sblm tidur suka bikin fake scenario gak? Mana W sering bikin😭kdg W jdi mafia lah, ketua geng lah, anjay😭terus W jadi CEO, jadi istri yang disakiti suaminya, di posesif-in psikopat😭apa seh✋🏻terus W jadi penyihir😁trs W buat fake scenario seolah-olah di indonesia ada zombie😭W jadi MC yang menyelamatkan orang², trs klo gak zombie ya monster atau iblis. Masi bnyk lagi fake scenario W sblm tdr😭mana kaga ada yg bener.

GOMEN GUYS🙏🏻WATASHI KEBANYAKAN NGOCEH YA😭

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 120K 75
Ini gila, benar-benar gila. Bagaimana mungkin jiwa seseorang yang tertidur setelah dipaksa mencari pasangan tiba-tiba sudah pindah ke raga orang lain...
3.7M 360K 95
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
634K 52.6K 56
|FOLLOW DULU SEBELUM BACA, TITIK!!| Transmigrasi jadi tokoh utama? Sering! Transmigrasi jadi tokoh jahat? Biasa! Transmigrasi jadi tokoh figuran? Bas...
2.3M 137K 49
•Airis Ferdinand. Aktris cantik dengan puluhan mantan pacar, baru saja mendapatkan penghargaan Aktris terbaik di acara Awards international. Belum se...