Apartement: Wealth of life

By akseraaaa

17.4K 975 162

«ᵇᵉᵇᵉʳᵃᵖᵃ ᵖᵃʳᵗ ᵖʳⁱᵛᵃᵗᵉ, ᵈⁱ ʰᵃʳᵃᵖ ᶠᵒˡˡᵒʷ ᵈᵘˡᵘ ˢᵉᵇᵉˡᵘᵐ ᵐᵉᵐᵇᵃᶜᵃ» [M] "Jadi kalian ini iblis atau malaikat?" Sebu... More

PROLOG
Apartement : Wealth of life - 2
Apartement : Wealth of life - 3
Apartement : Wealth of life - 4
Apartement : Wealth of life - 5
Apartement : Wealth of life - 6
Apartement : Wealth of life - 7
Apartement : Wealth of life - 8
Apartement : Wealth of life - 9
Apartement : Wealth of life - 10
Apartement : Wealth of life - 11
Apartement : Wealth of life - 12
Apartement : Wealth of life - 13

Apartemen : Wealth of life - 1

1K 92 18
By akseraaaa

Happy reading!

Jangan lupa untuk vote dan komen.

•••

Pesta ulangtahun apartemen baalaggelos ke sembilan puluh tujuh diadakan di lantai tujuh apartemen yang terdapat aula disana. Acaranya pun dihadari oleh penghuni, pendiri, dan beberapa petinggi disana.

Salah satunya yang hadir adalah member Helaven termasuk penghuni disana datang. Mereka berlomba mengenakkan gaun dan perhiasan mahal dan glamor supaya menjadi pusat media.

Penjagaan disana pun ketat tidak boleh ada sembarang orang tanpa undangan masuk ke dalam pesta, kecuali media diperbolehkan masuk untuk meliput acara. Karena media merupakan salah satu sumber penghasilan mereka.

"Kembaranmu tidak datang?" tanya Jane pada Melanie.

"Entah, mungkin tidak."

"Melisha pasti malu sekarang untuk datang kemari karena ia sudah hiatus menjadi model." sahut Joyvita mengira-ira.

Tak lama setelah itu datanglah pemilik apartemen baalaggelos. Bukan pemilik asli atau seutuhnya, melainkan pemilik saham terbesar di apartemen tersebut.

"Selamat datang Mr. Maxim." sapa Queenza sambil memeluk sekilas pria tersebut.

"Thank you babe," balas Maxim sambil tersenyum.

"Cuih tukang cari perhatian." julid Joyvita malas.

"Bilang saja kau iri." celetuk lelaki tak jauh darinya.

Joyvita menoleh kearah lelaki yang mendekatinya dirinya. "Kau siapa pendek dan tengil?"

"Jeremy, pemilik sepuluh persen saham apartemen ini." balas pria tersebut.

"Ah tuan kau sangat tampan," puji Joyvita seketika merubah sikapnya.

"Hei kau ini mata duitan," ledek Jeremy.

"Seriously? Aku hanya bercanda tuan," balas Joyvita.

"Cepat mulai acaranya," kata Jeremy pada Maxim.

Maxim mengangguk lalu menaikki panggung aula. Ia mulai memberi salam singkat dan pidato di pembukaan acara ulang tahun tersebut. Kemudian acara disusul bersulang dan berdansa dengan diiringi musik klasik dari okestra yang tersedia disana.

"Mereka benar-benar terburu-buru seperti dikejar sesuatu," gumam Melanie.

"Merka orang penting yang sibuk jadi wajar saja tidak dapat santai," sahut lelaki dari belakangnya.

Melanie menoleh kearah belakang terdapat salah satu sutradara terkenal sekaligus pemilik beberapa asuransi besar. "Jayden? Sudah lama kita tidak bertemu."

"Kemarin kau lupa? Kita sempat bertemu di cafe saat aku membahas skenario dengan Sonya."

"Ah iya aku lupa, lagipula kau semakin tampan jadi semakin pula gampang dirindukan." balas Melanie sambil cipika-cipiki pada Jayden.

"Kau benar-benar penggoda handal Mrs. Carla."

"Dimana Melisha? Aku belum melihatnya sedaritadi?" tanya Jayden.

Melanie bersedekap tangan didada sambil menaikkan satu alisnya. "Mengapa kau mencari Melisha?"

"Aku ingin menawarinya projek film ku beradegan panas, dia mungkin cocok menjadi pemeran utamanya."

"Dia tidak cocok, mengapa kau tidak menawariku saja?"

Jayden mendekatkan bibirnya kearah daun telinga Melanie. "Kau kurang panas dalam beradegan ranjang."

Kemudian Melanie menggigit bibir bawahnya menggoda. "Ingin ku buktikkan malam ini denganmu?"

"Tidak, ada istriku disini." balas Jayden mengarahkan tubuh Melanie kearah ibu-ibu sosialita tengah berkumpul disana termasuk istrinya.

"Shit, kau membawa istrimu kemari?"

"Jelas, jadi tidak ada waktu bermalam denganmu malam ini." balas Jayden membuat Melanie memdemgus lalu menjauhinya.

Melanie melangkahkan kakinya kearah Jane yang tengah sendirian menikmati wine di gelas.

"Kau sangat murahan," ucap Jane.

"Diamlah, aku tidak murahan aku hanya iseng."

"Mengakulah jalang, pada dasarnya kai dan kembaranmu sama penggoda lelaki."

"Shut up Jane!"

Senyum sumringah terukir diwajah Jane karena otaknya terbesit suatu ide pada Melanie. "Kau ingin buktikan jika kau bukan Jalang? Ingin tantangan dariku?"

"Aku tidak takut dengan tantangan murahanmu! Aku pemberani." ucap Melanie tegas menantang balik.

"Baiklah ikuti aku, kau menerima tantanganku." balas Jane melangkahkan kakinya keluar aula diikuti Melanie.

Nagita memerhatikan keduanya keluar ruangan jadi menaikkan satu alisnya. "Akan pergi kemana mereka berdua?" gumamnya.

"Hai ingin berdansa denganku nona?" tiba-tiba ada lelaki memakai style-an formal berwarna merah muda didepannya.

"Kau terlihat pria murah dan norak, aku tidak mau." balas Nagita.

"Yakin tidak mau denganku? Jika aku murah aku tidak dapat masuk ke dalam sini nona."

Nagita berdecak malas tak lupa sambil memutar bola mata jengah. "Ck, bisa saja kau tukang sampah lalu menyusup kemari."

"Aku Salman Adiningrat adik Yeri."

"Ya, lalu? Yeri itu sampah apa lagi kau pasti bangkai." sarkas Nagita membuat Salman kaget.

"Seberapa kaya dirimu memang?" tanya Nagita.

Salman menyugarkan rambutnya lalu membenarkan arloji dipergelangan tangannya. "Sudah terlihat mahal memakai rolex?"

"Freak, tidak ada orang kaya yang freak sepertimu." ucap Nagita.

"Yasudah aku tidak memaksa." balas Salman mengalah.

"Berdansa denganku saja!" seru Joyvita menarik tangan Salman menjauh dari Nagita.

Tatapan Nagita jijik dengan tingkah Joyvita yang menurutnya sangat gatal pada pria-lria kaya. "Ew, sungguh murah tidak ada harga dirinya."

Melihat Joyvita sudah berdansa dengan salah satu pria disana membuat Queenza merasa tersaingi, ia pun menghampiri Maxim yang duduk sendirian di kursi pesta. "Kau tidak ingin mencoba berdansa denganku?"

"Lain kali saja nona, aku tidak ada waktu." balas Maxim.

"Berdansalah dengan Jeremy, dia menganggur." sambungnya menunjuk Jeremy yang tengah menikmati rokok didekat balkon aula.

"Aku tidak suka pria mungil aku ingin berdansa dengan pria tinggi."

Maxim melihat sekitarnya lalu menunjuk pria dengan salah satu wanita Helaven. "Kau bisa mencobanya dengan Baskara, dia tinggi."

"Baskara sudah bersama Wanda."

"Pinjam saja sebentar lagipula mereka hanya sebatas rekan kerja antara produser dan artis." balas Maxim.

"Berdansa denganku?" tawar Gibran tiba-tiba pada Queenza.

Queenza menghela nafas panjang, sebenarnya ia ingin sekali berdansa dengan pemilik apartemen supaya media dapat meliput keduanya. Tapi apalah daya Maxim sedang sibuk jadi dengan berat hati ia menrima tawaran dansa dari CEO agensi tempat ia bekerja.

Drrt... drrt...

Big boss is calling

"Helaven ada disana?"

"Ya, kecuali Melisha tidak terlihat sedaritadi."

"Kemarilah kondisi sudah aman."

"Aku dan Tian menuju kesana, kau tahu dimana Giorgino?"

"Tidak, sudah dua hari belakangan ini dia tidak terlihat. Mungkin dia sedang bersama kekasih ke seratus kalinya."

"Bocah sialan itu suka menghilang."

"Wajar saja karena usianya masih muda—"

Tut.

Panggilan dimatikan secara sepihak oleh sang penelepon membuat Maxim hanya dapat menghela nafas sabar.

Kling!

Altian

|Jika aku dan Adriano datang, kau dan Jeremy harus ke lantai sembilan puluh tujuh membunuh Aldric

Ya|
Read

Maxim memasukkan handphonenya ke dalam jasnya lalu ia melihat kesekelilingnya. Ternyata orang yang ia incar tengah bercengkerama dengan salah satu wanita Helaven. Tanpa berlama-lama ia pun menghampirinya.

"Bolehkan aku meminjam Mr. Aldric babe?" tanya Maxim secara lembut pada Sonya.

"Oh sure, aku akam pergi darisini." balas Sonya lalu meninggalkan Aldric.

Bruk.

Tak sengaja Sonya menabrak tubuh pria yang baru saja masuk ke dalam aula. "Aduh, siapa sih kalau jalan tidak lihat-lihat?!" keluhnya.

"Kau." balas tegas pria didepannya.

Sontak Sonya mendongakkan kepalanya melihat wajah pria yang ia tabrak. Ia tahu siapa pria itu, pria dari keluarga yang sedang booming di media akhir-akhir ini mengenai harta warisan keluarga Margo yang akan dijatuhkan ke anak bungsu bukan anak sulung.

Sementara pria didepannya merupakan anak sulung dari keluarga super kaya disana. "M—maafkan aku tuan," katanya terbata pelan.

Pria itu tidak menjawab malah memilih melanjutkan langkahnya diikuti lelaki yang menjabat sebagai kepala sekaligus dokter spesialis jantung Medusa Hospital—rumah sakit terbesar disana.

"Mereka g*y? Kemana-mana selalu bersama." gumam Sonya.

"Mereka partner kerja, kau jangan mengada-ngada." celetuk pria mendatangi Sonya.

"Astaga Jeremy! Kau mengagetkan ku." ucap Sonya.

"Kau tidak tahu pemilik saham utama Medusa Hospital itu anak sulung dari pria yang kau tabrak baru saja?"

Sonya menggelengkan kepalanya pelan, "Oh ayolah anak sulung dari keluarga Margo itu sangat tertutup, jadi aku mana tahu dia pemilik saham terbesar di Medusa Hospital."

"Ingin berdansa denganku?—"

"Jeremy," panggil Maxim memotong ajakan Jeremy.

Tentu Jeremy mendengus karena rencana tuk berdansa dengan salah satu model cantik anggota Helaven gagal karena panggilan dari Maxim.

Kemudian Jeremy mengikuti langkah Maxim keluar aula. "Memang Giorgino kemana? Dia yang pandai dalam hal bunuh membunuh."

Maxim mengendikkan bahunya sambil membenarkan pistol didalam jasnya, "Tidak tahu semua menanyakan Giorgino padaku, sedangkan aku dan Giorgino tidak terlalu dekat."

Ting!

Pintu lift terbuka membuat kedua masuk ke dalam lift tuk pergi ke lantai sembilan puluh tujuh. Tanpa sadar mereka berdua diikuti dua wanita melewati lift sebelah.

••• Apartement : Wealth of life •••

Seorang wanita tengah menyisir rambutnya didepan cermin kamarnya, ia menatap dirinya dipantulan kaca cermin. Tiba-tiba terasa ada dua lengan tangan melingkar dipeluknya dan deruan nafas diperpotongan lehernya.

"Sayang..." panggilnya dengan suara serak sesekali menggesek-gesekkan ujung hidungnya diperpotongan leher samping.

"Giorgino lepaskan, aku sedang tidak ingin dipeluk."

"Semakin kau melarangku semakin ku peluk erat dirimu," balas Giorgino mengeratkan sungguhan pelukannya.

Sang wanita berusah melepaskan pelukannya karena terasa sesak. Ia mencubi urat tangan lelakinya itu, "Giorgino!"

"Awshh babe, kau menyakiti pipa nadi di tanganku." rintih Giorgino.

"Kau ini terlalu dramatis." balas Melisha membangkitkan tubuhnya lalu melangkahkan kakinya kearah pintu balkon apartemen yang memiliki pemandangan gedung-gedung tinggi kota. Ia bersedekap tangan dibawah dada sambil melihat pemandangan luar dari dalam apartemen, "Mana janjimu membekikanku salah satu tempat di griya arta?"

"Bersabarlah, aku menunggu warisan dari ayah dan ibuku seratus persen diatas namakan diriku."

"Berapa lama harus menunggu?"

"Tergantung waktu kau melahirkan kapan, karena ayah dan ibuku berjanji jika aku memiliki keturunan maka semua warisan jatuh ke tanganku." jelas Giorgino menghampirinya.

"Rekanmu dan Jane sudah mengetahuinya?"

Giorgino menggelengkan kepalanya sambil memeluk Melisha dari belakang. "Tidak ada yang tahu karena aku tidak pernah menyinggungmu."

"Jane pasti mengamuk jika warisan orangtuanya jatuh ke dirimu."

"Biar saja, lagipula ayah dan ibuku tidak yakin pada Jane." balas Giorgino.

Belakang kepala Melisha menyandar didada bidangnya. "Adriano sungguhan tidak tahu? Aku tidak yakin karena secara dia cerdik."

"Tidak mungkin tahu, karena mereka mengira aku tidak mengenalmu."

"Bagaimana dengan keluargamu babe?" tanya Giorgino.

"Yang jelas mereka belum tahu."

Dor!

Bruk!

Suara tembakkan dari luar apartemen membuat Melisha kaget langsung membalikkan tubuhnya memeluk erat Giorgino. Sungguh Melisha trauma mendengar suara tembakkan seperti itu.

"Astaga siapa yang bermain pistol malam-malam!" keluhnya panik.

"Siapa lagi kalau bukan mereka, sudah ku bilang tidak usah pergi ke pesta."

"Mengapa kau dan rekan-rekanmu suka bermain pistol?!"

"Karena tugas menyingkirkan seseorang demi bisnis." balas Giorgino.

Ting! Tong!

Suara bel apartemen Melisha berbunyi membuat Melisha melihat monitor disamping pintu apartemennya terdapat seorang pria yang ia kenali. "Jeremy kemari!"

Buru-buru Giorgino mengambil seluruh pakaiannya yang berserakkan dilantai lalu masuk ke dalam kamar mandi tuk bersembunyi. Sementara Melisha mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya kasar memasang ekspresi datar.

Klek.

"Halo Mrs. Giorgino Xander Widantara." sapa Jeremy sambil tersenyum ramah.

"Siapa Giorgino? Aku tidak mengenalnya."

"Sungguh? Giorgino pemilik real estate dan hotel palm bintang lima langganan artis, kau tidak mengenal?"

"Aku tahu, tapi aku tidak mengenal orangnya." balas Melisha.

Lalu Melisha membuka lebar pintu apartemennya. "Periksalah apartemenku jika kau mau, tidak ada Giorgino."

"Baiklah ku periksa," Jeremy masuk ke dalam apartemen Melisha yang termasuk golongan luas dan mewah, ia mulai memeriksa didalamnya apakah ada buronan atau tidak. Ternyata setelah diteliti lama tidak ada seorang pun disana kecuali dirinya dan pemilik apartemen.

"Apa mungkin bocah tua nakal itu sudah pulang terlebih dahulu?"

"Tidak tahu yang mulia, cepat pergi darisini sebelum ada orang yang salah paham." balas Melisha sekaligus mendorong tubuh Jeremy keluar dari apartemennya.

"Baiklah nona terimakasih." balas Jeremy dengan kondisi pintu apartemen Melisha sudah tertutup rapat.

Jeremy pun kembali ke aula pesta setelah urusannya selesai. Ia menghampiri Gibran dan Jayden yang tengah bersulang di meja tamu penting. "Kalian tahu perginya Giorgino?"

"Tidak." jawab keduanya bersamaan.

"Bocah sialan, dia benar-benar merepotkan." kesal Jeremy.

"Bukannya dia sedang bertugas ke lusr negeri karena pekerjaannya?" tanya Gibran.

"Tidak, feeling Adriano dia bersembunyi dengan salah satu wanita Helaven disini. Maka dari itu Adriano memerintahkanku tuk menggeledah apartemen Melisha."

"Mana mungkin Melisha dan Giorgino saling mengenal, kau tahu bukan jika Melisha orangnya sangat anti dengan pria." ucap Gibran yang tahu betul dengan salah satu modelnya.

"Kau lupa dengan sifat nakal Giorgino? Dia dapat membuat wanita dingin menjadi mencair." sahut Adriano tiba-tiba menghampiri mereka.

Tanpa mereka sadari kembali ada seorang wanita menjadi pemerhati dan pendengar pembicaraannya. "Giorgino dan Melisha?" gumamnya.

"Kau kalah start sialan."

to be continue...

Visualisa boys;

Perlu diingat visualisasi disini hanya sebagai acuan imajinasi pembaca!

Tokoh face claim sesungguhnya tidak ada kaitannya dengan tokoh dalam cerita.

Cerita ini hanya karangan semata penulis.

♧♧♧

Lanjut atau tidak?

Jangan lupa follow karyakarsa akseraaaa disana lebih gercep update cerita secara lengkap.

Continue Reading

You'll Also Like

7.3M 405K 48
⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA! ⚠️Rawan Typo! ⚠️Mengandung adegan romans✅ ⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅ Neandra Adsila gadis cantik yang berasal dari d...
1.6M 51K 34
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
266K 24.6K 75
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.
119K 6.8K 37
☠️ PLAGIAT DILARANG KERAS☠️ FOLLOW SEBELUM BACA!!! Menceritakan tentang seorang gadis bernama Ayla Humairah Al-janah, yang dijodohkan oleh kedua oran...