KUMPULAN CERITA SENI GAY (21+)

By reading4healing

109K 685 30

Cerita Dewasa More

(21+) Si Pemuas Satu Kos
(21+) Si Pemuas Satu Kos 2
(21+) Pemuas Suami Si Bos Bule
(21+) Pacarku Sang Pemuas Satu Geng
(21+) Driver Ojol Arab Plus - Plus
(21+) Tubuh Kekar Suamiku Dijadikan Mainan Lima Atasanku
(21+) Disetubuhi Teman Macho Istriku di Pesta Pantai Binal (1)
(21+) Disetubuhi Teman Macho Istriku di Pesta Pantai Binal (2)
(21+) TUBUHKU DIPINJAMKAN PACARKU DI PESTA LIAR
(21+) BODYGUARD "PLUS-PLUS" MODEL GANTENG ITALIA (1)
(21+) BODYGUARD "PLUS-PLUS" MODEL GANTENG ITALIA (2)
(21+) BODYGUARD "PLUS-PLUS" MODEL GANTENG ITALIA (3)
(21+) Piala Bergilir Pesta Seks Tokyo (1)
(21+) Piala Bergilir Pesta Seks Tokyo (2)
(21+) Di-Double Penetration Di Depan Istri Hamil (1)
(21+) Di-Double Penetration Di Depan Istri Hamil (2)
(21+) PEMUAS PARA PREMAN JALANAN
(21+) Memperawani Suami Muda Tetanggaku
(21+) Lubang Pemuas Pria - Pria Beristri
(21+) Gigolo Biseks Simpanan Mama
(21+) Pesta Bujang Liar Sang Pengantin Pria
(21+) Skandal Besar Menjelang Pernikahan
(21+) Disewa Lionel
(21+) Malam Liar Sang Budak Korporat
(21+) Takdir Seorang C*mdump
(21+) Service Plus-Plus Barber Straight Turki
(21+) Bule Online, Perebut Keperjakaanku
(21+) Salah Kamar, Aku Dapat Sugar Daddy
(21+) NAPAS BUATAN DARI PAPA SAHABATKU
(21+) MENGERJAI DADDY KEKAR BERISTRI
(21+) MENJEBAK SOPIR STRAIGHT BAD BOY
(21+) Menjajal Kejantanan Masseur Impor Rusia
(21+) Legenda Si Otong Monster
(21+) Mesin Pemuas Mantan Dan Gebetan
(21+) PELARIANKU SEORANG PRIA KEKAR BERISTRI
(21+) SI PEMUAS SEKAMPUNG
(21+) Pemilik Tubuh Indah Si Pembantu Ganteng
(21+) PEMUAS DUA GADIS LUGU DI RUMAH
(21+) PELEGA DAHAGA SAHABAT PAPAKU
4 PEREMPUAN DI RUMAHKU BISA DIP4K4I SEMU4

(21+) Suami Yang Digilir Cowok Macho Spanyol

26.9K 65 8
By reading4healing

 

SUAMI YANG DIGILIR COWOK MACHO SPANYOL

by Jeremy Murakami


Tahun ini adalah tahun paling spektakuler dalam hidupku. Kalian tahu kenapa? Tahun ini adalah tahun ke-10 pernikahanku dengan Mira Scholastika, istri yang kupinang dengan rasa cinta yang sangat mendalam sejak SMA. Tetapi, ada hal yang lebih gila lagi! Kalian tahu apa? Di Anniversary kami ke-10 tahun ini, aku dan Mira memutuskan merayakannya dengan luar biasa! Kami akan pergi berlibur ke Spanyol untuk mengikuti festival seks terbesar di Eropa! Terdengar asyik dan menyenangkan, bukan?

Ilustrasi: Wisnu Dharma

Namaku Wisnu Dharma. Usiaku 35 tahun. Aku menikah dengan pacarku sejak SMA, Mira Scholastika. Dia adalah cinta pertama dan terakhirku. Kami pacaran sejak usia 17 tahun di kelas 2 SMA, lalu menjalin hubungan serius selama delapan tahun sampai aku meminang dia di usia kami yang sama-sama 25 tahun. Malam pertama kami sangat mengesankan karena meskipun kami sudah pacaran delapan tahun, kami tidak pernah lebih dari sekedar ciuman dan berpelukan. Kehidupan seks begitu luar biasa karena kami saling mencintai dan saling mengenal sejak remaja.

Tiga bulan setelah kami menikah, Mira hamil. Bagaimana tidak, tiga bulan pertama pernikahan kami, entah sudah berapa galon pejuhku muncrat di dalam liang senggama Mira. Kami benar-benar kagum dan ketagihan dengan nikmatnya bercinta. Kami menyesal kenapa saat pacaran delapan bulan itu kami sangat malu-malu dan tidak berani melakukan hubungan seksual bersama-sama. Padahal, kalau tahu seenak ini, kami tentu sudah melakukannya sejak dulu dan bisa merasa kenikmatan dunia ini lebih awal. Setelah setahun menikah, istriku melahirkan anak semata wayang kami, Agung Dharma. Bersyukurnya aku karena Agung tumbuh menjadi anak yang penurut dan mandiri. Sekarang, di usianya yang sembilan tahun, Agung sudah minta kamar sendiri dan bisa mengurus keperluan-keperluan mendasarnya sendiri. Jadi, Mira tidak begitu repot dan bisa tidur berdua bersamaku setiap hari dan tentunya bercinta tiap malam tanpa gangguan. Hehehehe...

Hidup kami terasa sempurna. Kami saling cinta dan sangat terobsesi satu sama lain. Secara fisik, kami juga pasangan yang serasi. Kami selalu mengundang pujian dari semua orang karena kami berdua sama-sama berpenampilan menarik dan modis. Lalu, secara ekonomi kami juga sangat diberkati. Aku punya toko elektronik peninggalan orang tuaku dan Mira punya perusahaan percetakan peninggalan orang tuanya. Jadi, kami sama-sama bekerja dan menghasilkan uang.

Aku benar-benar sangat mencintai Mira. Meskipun sekarang kami sudah delapan belas tahun bersama dan sepuluh tahun menikah, setiap kali melihat istriku yang cantik dan seksi itu, aku tetap merasa bernafsu luar biasa seperti saat pertama kali aku bercinta dengannya. Dia sangat mengerti bagaimana cara memuaskan kejantananku di atas ranjang. Dia juga berbeda dengan istri-istri temanku lainnya. Saat aku bercerita istriku suka mengoral kejantananku dan sering mengajakku bercinta lebih dahulu, teman-temanku selalu iri.

"Gila bro," kata satu temanku saat kami bersama. "Beruntungnya elo! Istri gue mah sama sekali enggak mau isep peler gue. Pegang aja dia ogah-ogahan."

"Iya! Mana seksi banget lagi istri elo sampe sekarang!" temanku yang lain menimpali. "Istri gue mah di rumah cuma dasteran sambil roll-an rambut terus. Dia enggak peduli penampilannya sejak punya anak," teman gue yang lain ngedumel kesal. "Enggak ada romantis-romantisnya lagi sama gue. Diajak ngewe aja udah ogah-ogahan dan terpaksa banget."

Mendengar cerita teman-temanku itu, aku patut bersyukur luar biasa. Aku merasa beruntung. Iya, istriku memang luar biasa dan lain daripada yang lain. Bagaimana tidak, di usia pernikahan kami yang menginjak tujuh tahun, dia bahkan mulai mengusulkan ide gila untuk mencoba bercinta bersama dengan orang lain.

"Yang bener, Ma?" tanyaku sambil ragu-ragu sambil masih telanjang setelah menuntaskan kegiatan rutin kami setiap malam untuk bercinta. "Apa Papa enggak salah dengar? Mama enggak lagi bercanda, kan?"

"Biar pernikahan kata tidak membosankan dan lebih berwarna saja, Pa," ucap istriku dengan santainya. "Asal Papa harus janji Papa tidak main sama orang lain di luar."

"Lha ini gimana maksudnya sih, Ma?" kataku sambil mengernyitkan dahi. "Mama sendiri lho yang ajak Papa buat bercinta sama orang lain."

"Kan ini beda," si Mira mulai menjelaskan perspektifnya. "Kita ajak orang lain berhubungan seks dengan kita. Tetapi, kita bikin aturan. Tidak boleh ada cinta dan tidak boleh sama teman kita sendiri atau rekan kerja. Nanti jadi makin rumit! Kasarannya, tidak boleh ada perasaan yang terlibat..."

Mira lalu berhenti sejenak, lalu melanjutkan lagi, "Dan bagian yang terpenting… Kita hanya melakukannya bertiga. Tidak boleh dilakukan di luar... Tidak boleh ada yang tersembunyi..."

Aku cuma bisa termenung heran dengan ide gila yang dilontarkan istriku tercinta itu.

"Bagaimana, Pa?" tanya Mira lagi. "Apa Papa setuju?"

"Enggak ah," jawabku mantap setelahnya.

"Kenapa, Pa?" Mira terdengar kaget dengan jawabanku.

"Papa tidak mau melihat Mama disetubuhi laki-laki lain," kataku menjelaskan. "Selain itu, Papa kan sama sekali tidak ada ketertarikan dengan pria, Ma. Ngapain Papa bercinta bertiga dan berbagi Mama dengan pria lain? Papa pasti cemburu sekali. Papa kan cinta banget sama kamu, Ma..."

"Siapa bilang sama cowok?" Mira memandangku sambil tersenyum genit.

"Maksudnya?"

"Ya kalau Papa mau, kita kan bisa melakukannya dengan wanita lain," kata Mira sambil memandangku pengertian. "Papa boleh memilih perempuannya. Mama ikut aja. Mama pengen Papa juga bisa merasakan kenikmatan yang belum bisa Mama berikan ke Papa juga..."

Percakapan itu mengubah kehidupan keluarga kami selamanya. Aku dan Mira mulai berkelana. Kami mencari berbagai wanita dari social media atau bahkan orang-orang yang kami temui tak sengaja di kafe, mall, bahkan di tempat gym. Biasanya, aku akan berkenalan baik-baik dan apabila ada lampu hijau dari pembicaraan kami, aku langsung menceritakan preposisi yang sebenarnya. Tidak bisa kupungkiri, banyak juga yang menolak dan langsung menampar aku. Beberapa juga ada yang meminta melihat Mira terlebih dahulu, dan hampir semuanya setuju. Ada juga yang memang sama gilanya dengan kami dan langsung tertarik untuk ikut. Tetapi, ada juga yang terpaksa menerima ini karena mengingini aku dan tidak punya pilihan. Biasanya, kalau hal seperti ini terjadi, Mira akan banyak dicuekin, dan aku jadi merasa tidak enak. Si wanita biasanya hanya fokus mengenakkan aku sehingga Mira cuma banyak melihat saja.

Sebenarnya, bukannya kepedean, tetapi aku ini pria yang sangat menarik dari segi sisik. Tubuhku di usia 35 ini masih sangat proporsional dan berotot. Hal ini disebabkan hobiku untuk pergi ke gym bersama Mira sejak kami muda. Kedua lenganku sangat berotot dan wajahku tergolong tampan. Wajahku kecil, yang aku baru tahu malah menjadi standar ketampanan pria Korea dari seorang gadis muda pecinta K-Pop dan K-Drama yang threesome dengan kami. Kulit putih bersih karena aku keturunan Tionghoa, sama dengan istriku. Mulutku kecil dan berwarna merah cerah karena aku tidak merokok. Gigiku putih bersih dan rapi. Hidungku kecil dan mancung. Aku yakin tidak ada seorang pun yang bertemu denganku dan berpikir wajahku tidak tampan. Namun, begitu juga dengan Mira. Dia memiliki tubuh yang seksi untuk wanita berusia 35 tahun dan wajahnya sangat cantik dan terawat. Aku yakin benar kalau Mira memang berniat selingkuh dari aku, pasti sangat mudah sekali bagi dia untuk mendapatkan laki-laki yang mau bercinta dengannya. Oleh karena itu, aku sangat menghargai dan mencintai istriku ini. Dia rela melakukan threesome hanya dengan wanita saja sesuai permintaanku.

Mengenai seksualitas Mira, sebenarnya aku juga tidak yakin apakah dia memang menyukai wanita. Aku pernah suatu kali bertanya padanya apakah dia menikmati ketika threesome dan ikutan mencumbu mulut wanita lain, Mira cuma menjawab enteng.

"Ya bibir kan sama saja, Pa," dia terkekeh. "Mau cowok atau cewek, ciuman ya rasanya gitu aja. Yang beda cuma kalau cium bibir Papa. Karena Mama kan cinta Papa."

Aku cuma tersenyum simpul melihat jawaban manis istriku itu, "Begitu ya, Ma..."

"Iya," Mira tertawa. "Papa mau coba ciuman sama cowok juga bareng Mama?"

"Ihhh," aku langsung bergidik. "Jijik ah Papa kalau cium bibir cowok."

Tetapi, gilanya, tiga tahun berjalan dengan kehidupan liar bersama istriku, semuanya lalu berubah 180 derajat.


[ … ]


Ide gila merayakan annyversary kami berdua muncul suatu malam ketika kami sedang bersantai di kamar dan Mira sedang membaca artikel di ponselnya.

"Pa, lihat ini deh, Pa," kata Mira sambil memberikan ponselnya padaku. "Ada yang menarik banget nih, Pa!"

Aku menerima ponsel itu dan membaca apa yang sedang istriku lihat-lihat. Ternyata, dia sedang membuka laman yang menceritakan sebuah festival erotis di pinggiran kota Madrid. Tujuan utamanya adalah mempromosikan film-film porno mereka dan menghilangkan stigma buruk yang melekat pada pornografi di Eropa. Namun, dijelaskan di situ bahwa mereka akan menyediakan sebuah ruang aman bagi pengunjung untuk melihat aksi seks para bintang porno itu dan pengunjung boleh bergabung dalam aktivitas seks bila berminat! Gila kan?

Festival ini adalah festival seks terbesar di Eropa. Ada 500 pria dan 500 wanita yang akan bergabung di sebuah gedung yang disewa secara total untuk melakukan aktivitas seksual berupa masturbasi publik, persenggamaan satu lawan satu, threesome, voyeur sex, gangbang, sampai bukkake. Dan ini semua bersifat inklusif. Sebuah ekspresi kebebasan seksualitas untuk semua kalangan, baik yang straight, gay, lesbian, atau pun para transgender. Gila, kan? Tau sendiri bagaimana seksinya tubuh cewek-cewek Spanyol yang terkenal bebas dan liar, bahkan bagi sesama orang Barat. Pikiranku sudah kemana-mana dan membayangkan apa yang akan kami lihat di sana. Tidak sadar, aku sampai ngiler.

Mira yang melihat muka mupengku tertawa ringan lalu berkata, "Gimana Pa? Mau kesana, kah?"

"Tapi ini kan di Madrid, Ma," jawabku sedikit kecewa. "Jauh banget... Mana mungkin kita kesana."

"Ini kan dekat dengan anniversary kita ke-10, Pa," Mira berusaha membujuk. "Sekali-kali kita rayakan dengan cara yang berbeda. Sudah lama juga kita tidak bepergian ke luar negeri. Papa sama Mama sibuk banget dengan pekerjaan kita masing-masing. Sekali-kali, kita ambil libur dan pergi ke tempat yang jauh."

"Lalu anak kita bagaimana, Ma?" kataku berusaha menyadarkan keadaan yang ada. "Masa kita tinggal Agung jauh ke Eropa? Dia sama siapa?"

"Agung bisa kita titipkan di rumah Papa dan Mamaku kan, Pa?" kata Mira memberi solusi. "Lagian, Agung kan anaknya mandiri. Dia bisa melakukan apa-apa sendiri meskipun tidak ada yang membantu. Dia tidak akan merepotkan orang tuaku kok."

Pikiranku jadi sedikit terbuka. Pergi ke Madrid sekarang ternyata masih masuk akal juga. Apalagi ini kan festival yang seru banget! Aku enggak kebayang gimana rasanya bisa melihat cewek-cewek seksi Spanyol sedang diewe secara komunal di Spanyol sana! Pasti seru sekali, kan?

Mira lalu memandangku lekat-lekat sambil tertawa genit, "Gimana, Pa? Setuju kan?"

Tentu saja aku setuju! Kami berdua lalu ketawa cekikikan memikirkan ide gila kami ini.

Dan begitulah... Kegilaan kami akan kenikmatan seksual membawa kaki kami menginjak jalanan kota Madrid. Dan tentunya, membawa kami berdua menghadiri pesta seks terbesar di Eropa! Asyiiiikkk!!!!


[ … ]


Setelah turun dari taxi yang membawa kami dari hotel menuju tempat digelarnya festival seks tersebut, kami nyaris tidak diperbolehkan masuk karena pakaian kami terlalu tertutup. Sang penjaga terus berbicara dalam Bahasa Spanyol dengan cepat dan menceramahi kami.

"Sorry," Mira dengan cekatan meminta dijelaskan dalam Bahasa Inggris. "We don't speak Spanish. In English, please..."

Mira tampak gugup, takut kami tidak diperbolehkan masuk.

"En inglés," Mira berusaha berkata dalam Bahasa Spanyol yang terbata-bata. "...por favor!"

Penjaga itu yang melihat kami tidak bisa berbahasa Spanyol langsung menjawab ketus dalam bahasa Inggris, "Only bikini for women and underwear for men allowed," dia menunjuk pakaian kami dengan telunjuknya. "Nudity is optional."

Aku tercengang. Bahasa Inggrisku memang geblek, tetapi aku sepertinya mengerti. Sepertinya pakaian kami terlalu tertutup. Mira disuruh ganti bikini dan aku cuma pakai sempak. Hatiku langsung bergejolak. Gila, ini benar-benar sudah dimulai! Seru sekali.

"Where can we put our clothes then?" Mira bertanya dimana kami bisa menitipkan pakaian kami.

Security pria itu menunjuk cepat ke arah dekat pintu masuk, "Over there!"

 Ada banyak locker untuk menitipkan para pemalu yang datang masih berpakaian lengkap seperti kami ini.

"Thank you."

Mira langsung menarik tanganku dan melepas pakaian kami. Beruntungnya, Mira sedang memakai BH dan sempak g-string warna hitam yang sangat seksi, cocok sekali dengan kulitnya yang putih mulus. Aku memakai sempak hitam yang cukup mini. Melihat istriku berpakaian seksi di kota Madrid yang sedang musim panas ini, kejantananku seperti sedang dipanggil-panggil. Mira tersenyum kecil setelah melihat kekonakanku.

"Ayo masuk dan bersenang-senang, Pa!"

Aku tersenyum sumringah dan menggandeng tangan istriku untuk masuk ke dalam gedung. Kami berjanji untuk saling menggandeng tangan masing-masing mau bagaimanapun juga agar tidak terpisah di dalam. Benar juga, baru masuk ke kerumunan orang yang datang, kami sudah disuguhi sekitar 10 pria Spanyol seksi bertelanjang bulat dengan batang kejantanan yang super besar dan bergoyang-goyang persis seperti stripper di bokep-bokep barat. Harus kuakui, mereka semua sangat tampan dengan kulit tanned khas pria Spanyol, mata biru yang terang, dan badan yang luar biasa seksi. Kulihat mata istriku berbinar-binar dan tak lepas dari gelayutan manja kesepuluh kontol jumbo itu. Aku maklum saja kalau istriku terangsang melihat kesepuluh pria itu. Aku yang pria saja ikut mengagumi bentuk tubuh seksi mereka, wajah tampan, dan ukuran kontol mereka yang sangat di atas rata-rata.

Semakin masuk ke kerumunan orang semakin hot saja. Ternyata, meskipun dari luar tampak kecil, setelah semakin masuk ke dalam, bangunan ini cukup luas dan dibagi rapi sesuai pertunjukkan yang diminati penonton. Di satu sisi, ada tempat khusus pasangan straight, lalu ada sendiri satu pojokan untuk para lelaki gay, para perempuan lesbian, dan kumpulan para transgender, dari yang Male to Female sampai Female to Male. Mereka melakukan berbagai aktivitas secara meriah. Ada yang sekedar berbugil ria, ada yang ML berdua, threesome, bahkan gangbang. Untuk para gay, ada suatu corner yang memperlihatkan aktivitas bukkake. Ada seorang pria berotot dengan rambut pirang dan mata biru yang sedang terduduk di lantai sambil mengorali banyak sekali kontol yang dihadapkan ke wajahnya. Tugasnya adalah membuat kontol-kontol itu muncrat dan mewadahi air mani kontol-kontol tersebut di mulutnya dan tidak boleh ditelan sampai akhir. Mira yang pada dasarnya lebih terbuka dari aku melihat aktivitas itu dengan antusias. Sedangkan aku terus membuang muka saat melihat karena merasa jijik.

Sejujurnya, aku sedikit kecewa dengan festival ini. Pertunjukannya kurang sip. Kebanyakan pemandangan ini jelas-jelas dibuat untuk kesenangan kaum perempuan dan para lelaki gay. Jumlah laki-laki seksi jauh lebih banyak dari perempuannya. Contohnya, di bagian pasangan straight, kebanyakan hanya seorang wanita yang sedang diapit oleh lima pria berkontol gede. Sedangkan pasangan lesbinya ada sih. Tetapi, jumlahnya termasuk sedikit dan kebanyakan mereka berpenampilan tomboy dan mirip laki-laki. Para pasangan lesbian juga rata-rata teteknya kecil. Jadi, aku kurang antusias. Kalau pemandangan pria-pria tampan macho tidak usah ditanya lagi. Banyak sekali pria Spanyol dari berbagai umur memadati gedung ini. Rata-rata mereka memang tampan sekali, berbadan luar biasa bagus, dan kontol mereka rata-rata besar, tegang, dan benar-benar panjang.

Aku dan Mira berjalan terus dan berbelok ke sayap kanan bangunan. Lagi-lagi, Mira tampak tercekat. Di depan kami ada begitu banyak pria berbadan seksi dan berkontol besar dengan santainya saling menyodomi dan menghisap kontol-kontol yang diarahkan ke mulut mereka. Ini bagian untuk para lelaki homoseksual. Tetapi, nyatanya banyak wanita yang datang melihat karena disuguhi pemandangan macho pria-pria tampan dan seksi seperti ini. Ada seorang pria lain di dekat kami yang menonton tiba-tiba melepas sempaknya dan dilempar entah kemana. Dia mendekati para pria lain yang sudah menunjukkan aksi kehebatan seks mereka itu dan disambut dengan baik. Dalam kurang dari satu menit, tangan, mulut, dan pantat pria itu sudah terisi kontol-kontol jumbo pria lain. Hampir semua kontol mereka besar-besar dan aku jujur belum pernah melihat kontol sebesar kontol-kontol mereka itu. Kulirik Mira sedang melihat aktivitas liar di depan kami itu dengan mata berbinar-binar.

"Gila Pa besarnya kontol pria-pria homoseks itu," bisik Mira ke telinenggaku. "Gimana menurut Papa?"

Aku cuma bergumam, tidak berminat menjawab.

"Gimana menurut Papa kalau pantat Papa yang sempit disetubuhi sama batang kayak gitu?"

"Hush, Mama!" jawabku ngeri. "Kok memikirkan hal seram kayak gitu, sih!"

Mira tertawa terbahak-bahak. Aku mau tidak mau jadi ikut membayangkan tubuhku dihajar habis-habisan dengan kontol besar mereka. Bisa mati mungkin kan aku!

Ilustrasi: Silver Fox

Kami berlari sambil bergandengan menuju arena gangbang. Berkali-kali menonton bokep gangbang belum mantap kalau belum lihat dengan mata kepala sendiri, kan? Lagi-lagi aku harus kecewa dibuatnya. Kali ini, aku melihat seorang laki-laki tampan dengan rambut pirang dan badan berotot sedang mengemut kontol seorang pria tampan lain berambut coklat dan berbadan luar biasa besar. Selain itu, kedua tangannya juga memegang rudal besar dua pria lain sambil pantatnya dirojok seorang bapak-bapak tua berambut putih yang masih terlihat tampan dan berbadan kekar. Bapak tua ini benar-benar pejantan tangguh. Kontolnya keluar masuk mentok di lubang kecil si pirang dan dari ekspresinya si pirang sangat keenakan. Anehnya, Mira semakin bersemangat melihat aktivitas para homoseks ini. Mira memandang seperti dengan wajah iri dan penuh kekaguman.

"Gila ya, Ma! Bapak itu sudah tua tapi masih kuat banget ngentotnya," bisikku dalam kekaguman.

"Wah, yang sudah mateng gitu malah banyak yang suka sekarang di Indonesia lho, Pa," jelas istriku dengan terkagum-kagum. "Kata teman-temanku, nama bapak ganteng kekar begitu disebut Silver Fox."

"Hmmm... Kamu pengen gantiin si pirang dientot sama Silver Fox dan digilir empat cowok ganteng lainnya itu ya, Ma?" tanyaku berpikiran untuk menggoda istriku.

"Kalau boleh sih, Pa," jawab istriku menggoda balik.

Aku mencubit lengan istriku gemas. "Nakal banget fantasi Mama!"

Istriku tertawa lepas jadinya.

"Kayaknya kita kalau jalan bareng enggak seru deh, Pa," kata istriku pelan.

"Maksud Mama gimana? Mama pengen lihat cowok-cowok lain dan menggoda mereka ya?"

"Ya ampun di sini juga Papa lihat sendiri lebih banyak homonya," istriku menjawab sambil tertawa lepas. "Enggak mungkin dibalas kalau Mama menggoda mereka."

"Nanti kalau Papa nyasar gimana, Ma?" kataku panik. "Mama kan tahu Bahasa Inggris Papa geblek banget."

"Aslinya Mama tahu Papa pengen lihat cewek-cewek Spanyol seksi, kan? Kalau bareng-bareng Mama kan jadinya lihat cowok-cowok gini. Mending kita berpencar dan ketemu satu jam lagi disini," jelas istriku yang masuk akal juga. "Bagaimana?"

"Ya sudah… Tetapi, sesuai kesepakatan kita lho, Ma," kataku mengingatkan. "Tidak boleh coba-coba lho ya! Cuma lihat aja! Kita boleh main kalau lagi bersama-sama dan tidak ada yang ditutupi! Tidak pakai perasaan!"

"Beres," jawab istriku sambil tersenyum kegirangan. "Satu jam lagi kita ketemu di sini, ya?"

Kelihatan sekali istriku masih ingin melanjutkan kembali melihat tontonan pria-pria ganteng bugil saling memuaskan satu sama lain itu. Aku sendiri pergi menjauhi bagian untuk para pria gay dan menuju ke arah yang banyak perempuannya. Kali aja ada tontonan dengan cewek-cewek yang lebih seksi.

Aku melangkah ke ruangan lebih dalam, berusaha mencari tontonan yang lebih menarik buatku. Tiba-tiba ada sebuah papan bertulisan Bahasa Spanyol dan di bawahnya ada tulisan 300 Euro & 10 Euro. Aku jadi penasaran. Apa ada uang yang lagi dibagi-bagi? Sayangnya aku sama sekali tidak bisa Bahasa Spanyol. Jadi, aku tidak bisa membaca papan itu.

Ketika aku semakin memperhatikan apa yang terjadi di papan itu, aku tercengang. Ada seorang pria tua botak berbadan gendut dan terlihat gestur femininnya itu sedang merem melek kelojotan seperti cacing kepanasan. Dia sedang dijilatin lima cowok gagah yang semuanya sangat tampan dan berbadan bagus. Salah satunya adalah si Silver Fox yang tadi aku lihat sedang ngentotin cowok pirang bersama istriku. Dia sekarang sedang asyik melumat bibir pria botak itu dengan penuh nafsu. Terlihat sekali dia sangat jago dan berpengalaman dalam bercumbu. Mulutnya dengan lincah melumat dan lidahnya menari-nari dalam mulut pria botak itu tanpa jijik sama sekali. 

Menurutku, Silver Fox terlalu gagah dan tampan untuk pria gendut itu. Fisik si Silver Fox sempurna. Rambut putihnya membuat dia makin tampan menurutku. Tubuhnya yang sudah telanjang bulat menampilkan rudal kejantanannya ngaceng dan berkedut-kedut.  Gilanya lagi, ada empat pria telanjang lainnya yang masing-masing berbadan seksi dan memiliki six pack sedang menjilati pentil kiri, pentil kanan, memuluti kontol kecilnya yang terus mengeras dan me-rimming pantat pria itu yang terlihat tepos.

Pria botak itu berteriak tanpa malu dalam kenikmatan dan mengerang manja. Kemudian, pria yang sedang mengoral kontol kecil si botak melepaskan kontol si botak dari mulutnya. Dia lalu terus mengocoki kontol kecil si botak tanpa ampun. Si botak makin kelojotan dan mengerang tak terkontrol. Sedangkan si Silver Fox terus memuluti lidah si botak biar dia makin keenakan. Keempat pria yang menjilati puting, kontol dan pantatnya itu berhenti mengerjai tubuh gendut pria botak itu dan tersenyum-senyum melihat si gendut ngecrot tak terkontrol. Kontol si botak muncrat berkali-kali membasahi perut dan dadanya sendiri. Yang terakhir, si Silver Fox melepaskan cumbuannya lalu tersenyum.

Silver Fox mengucapkan berbagai kata dalam Bahasa Spanyol yang sama sekali tidak kupahami, disambut dengan teriakan dan sorak sorai penonton. Si botak lalu memasang kembali sempak pink-nya yang mini sekali lalu hendak pergi meninggalkan kelima orang itu. Sebelum dia pergi, dia menciumi kelima orang itu tipis di mulut mereka, termasuk si Silver Fox. Semuanya dengan senang hati mencium bibir pria botak itu. Aku tidak habis pikir kenapa mereka bisa sesantai itu dalam mencium pria lain. Apalagi aku yakin mereka tidak mungkin tertarik pada pria botak feminim itu secara fisik. Lalu, si pria botak itu memberikan 10 Euro ke si Silver Fox.

Oh, sepertinya dibayar. Makanya si Silver Fox mau. Tapi, 10 Euro di Madrid apa artinya, sih? Itu kan cuma sekitar 150 ribu rupiah. Ini cuma gimmick, lah. Silver Fox bicara sebentar lagi terus celingukan ke arah penonton. Matanya saling bertatapan dengan diriku sebentar. Dia lalu menunjuk ke arahku dan berbicara sesuatu dalam Bahasa Spanyol. Aku tersentak kaget. Aku? Apa tidak salah, nih? Orang-orang langsung memandangku dan tertawa riuh. Si Silver Fox terus mengajakku bicara namun aku sama sekali tidak mengerti kata-katanya.

"Sorry, me...no Spanish," aku berusaha menjelaskan dengan tolol, lalu mengingat kata-kata yang diajarkan Mira saat ingin meminta orang bicara dalam Bahasa Inggris. "En inglés, por favor!"

"Okay," Silver Fox sadar aku tidak bisa Bahasa Spanyol langsung berbicara dalam Bahasa Inggris. "Do you wanna try, honey? I will give you a big orgasm!"

Silver Fox tersenyum melihatku dan memamerkan giginya yang putih bukan main. Silver Fox ini memang tampan. Tetapi, aku kan bukan homo.

"Oh, no no no no," kataku sambil menggoyang-goyangkan kedua tanganku ke arahnya. "No, thank you. I am not gay… Gracias!"

Si Silver Fox malah tersenyum dan berusaha meyakinkan lagi dalam Bahasa Inggris.

"It's okay, try it! Once in your lifetime, okay?" rayu si Silver Fox. "If you don't get an orgasm in 5 minutes, we will pay you 300 euros. If you get an orgasm before 5 minutes, you pay us 10 euros! How about that?"

Oh, makin sinting aja nih! Jadi itu arti tulisan Bahasa Spanyol papan itu. Kalau tidak orgasme dalam 5 menit dapat 300 Euro atau sekitar 4,5 juta rupiah. Kalau orgasme sebelum 5 menit bayar 10 Euro atau sekitar 150 ribu rupiah. 10 Euro tidak sebanding sih dengan 300 Euro. Kayaknya 10 Euro itu cuma formalitas. Gilanya lagi, ini 5 menit! Gila banget sih masa baru diisep 5 menit bakal keluar? Kalau aku jelas enggak mungkin keluar lah dalam waktu segitu! Diam-diam aku jadi tergoda. 300 Euro kan lumayan banget. Sebenarnya, jujur saja aku cukup penasaran sih sama si Silver Fox. Aku kagum sama dia. Dia ganteng di usia yang tidak mudah lagi dan badannya masih sempurna. Apalagi, staminanya waktu menyetubuhi si pirang tadi… Sampai-sampai istriku saja kagum sama dia. Tetapi, kalau aku terima tawarannya, masa bibirku harus dia cium di depan orang banyak gini sih? Belum lagi kalau sampai Mira lihat. Aku kan malu. Gila sih! Ngapain juga aku sempat mempertimbangkan begini.

Si Silver Fox malah tersenyum manis di depanku dan menaik-turunkan alisnya. Aku benar-benar dalam dilema. Tanpa persetujuanku, jemarinya yang kokoh menyentuh jemariku dan menariknya, mengajak aku untuk langsung beraksi. Aku benar-benar seperti kerbau dicocok hidungnya. Entah kenapa, aku menurut. Aku berjalan di belakang si Silver Fox yang secepat kilat menuntunku untuk segera berbaring di tempat tidur kecil yang ditempati si botak tadi. Dia melepas celanaku, dan gila, aku sekarang telanjang ditonton puluhan orang yang kebanyakan laki-laki homoseks yang menonton pertunjukan ini.

"What a nice penis you have," kata si Silver Fox.

Kontolku masih belum ngaceng. Tetapi, ukurannya cukup besar untuk ukuran pria Asia sepertiku. Buktinya, aku bisa mendengarkan para penonton berteriak riuh saat melihat rudal kejantananku. Mungkin mereka tidak membayangkan seorang pria Asia sepertiku memiliki kemaluan yang cukup besar.

Silver Fox beralih berjongkok di atas kepalaku. Keempat pria berbadan seksi lain mengambil posisi di dekat pentil kiriku, pentil kananku, kontol lemasku, dan lubang pembuanganku. Silver Fox lalu memegang pundakku dengan lembut. Posisi kami sekarang terbalik tetapi saling memandang mata satu sama lain. Aku bisa melihat wajahnya yang tampan dengan jelas sekarang semakin mendekat untuk mengecup bibirku. Napasnya yang segar bisa kurasakan di sekitar wajahku. Beberapa centi sebelum bibirnya menyentuh bibirku, aku menutup bibirku dengan telapak tanganku.

"No...kissing..." ujarku gugup. "Is it okay?"

Dia tersenyum manis, terlihat sedikit kecewa. Sedetik kemudian, dia berbicara dalam Bahasa Spanyol ke empat orang lainnya. Kemudian, Silver Fox mengambil posisi di hadapan pria yang menghadap kejantananku. Kurasa dia ingin pria itu berbagi tugas dengannya untuk memuluti kejantananku.

Di luar dugaan, jantungku berdetak kencang. Otot-otot mereka yang berseliweran tempat di depan mataku sungguh membuatku bergetar. Tubuh-tubuh telanjang mereka juga melingkari tubuhku seperti sebuah santapan yang akan dimakan bersama-sama. Sekarang, tubuhku akan segera dinikmati seperti makanan oleh lima orang pria bule macho seperti ini. Benar-benar tidak terbayangkan sebelumnya. Meskipun sebelumnya aku tidak pernah tertarik dengan pria manapun, mendapati diriku akan menjadi pelampiasan brutal bule-bule tampan dan macho ini tentu bukan hal yang bisa dianggap remeh di kepalaku. Terutama, si Silver Fox yang sekarang matanya terus memandangku dengan lekat-lekat sambil memamerkan giginya yang putih rapi.

Si Silver Fox tiba-tiba mengotak-atik smartwatch-nya, seperti sedang mengatur sesuatu. Aku tahu sekarang! Dia sedang mengatur stopwatch untuk menghitung lima menit yang kumiliki. Aku jadi semakin semangat.

"Let's give him a big orgasm!" Silver Fox berteriak, lalu mengatur semua orang untuk mengambil posisi titik mana yang akan dipuaskan.

Seketika itu juga, aku melenguh keras keenakan. Silver Fox memuluti batang kemaluanku lebih dahulu. Menggunakan segenap rongga mulutnya yang hangat dan lidahnya yang basah, dia melumati kejantananku, berharap bisa segera menyedot pejuhku supaya keluar seketika. Mulutnya dan tangannya bergantian dengan pria di hadapannya dalam melakukan service nikmat di batang kejantananku. Mulut mereka bergantian melumati batang kenikmatanku itu sampai rasa geli dan nikmat yang tak tertahankan terus menyiksaku.

Tidak cuma batang kejantananku yang sedang dienakkan dengan sempurna, dua orang pria dengan wajah tampan dan rambut coklat ikut mengerjai kedua buah puting pink-ku. Mereka menjilat-jilat pentilku dengan begitu lembut dan nikmat sampai-sampai bagian atas tubuhku mengejang begitu kenikmatan. Sesekali mereka menyedot pentilku masuk ke dalam rongga mulut mereka dan mempermainkan pentilku dengan lembut menggunakan gigi mereka. Sensasinya begitu luar biasa. Dadaku seperti mau meletus karena tidak bisa menahan kenikmatan yang ada.

Bagaimana dengan lubang pantatku? Tentu saja tak kalah nikmatnya. Segenap mulut dan lidah si brewok tampan di depan anusku itu dikaryakan supaya menciptakan kenikmatan yang tak terduga di dalam pantatku. Lidahnya terus dimasukkan dan berkenalan dengan isi pantatku bagian luar. Pantatku menjadi begitu becek dan nikmat. Sapuan lidah si brewok begitu lembut dan menggelitik-gelitik titik sensitif di lubang pantatku. Mulutku tak bisa berhenti-hentinya mengerang kenikmatan. Badanku kejang-kejang tak karuan. Kepalaku seperti mau meledak, merasakan kenikmatan bertubi-tubi seperti ini. Tidak pernah aku merasakan kenikmatan sebesar ini sebelumnya. Kenikmatan ini seperti sebuah ombak besar yang menyapu sekujur tubuhku dan membawaku ke sebuah tempat di mana segenap tubuhku hanya bisa merasakan kenikmatan seksual yang hakiki. Tak kusadari, batang kejantananku terus mengeras dan berdiri makin kokoh. Kejantananku itu terus berkedut-kedut di dalam mulut Silver Fox dan temannya yang bergantian menyapu-nyapu kontolku itu dengan lidah mereka secara bergantian.

Oh, tidak! Aku tidak tahan! Tubuhku sudah tidak bisa berkompromi lagi setelah perkenalan sebuah kenikmatan baru yang sebelumnya belum pernah kurasakan. Kutaksir, baru dijilat dan disedot dua menit mungkin saja ini, aku sudah merasa air kenikmatanku akan keluar dengan derasnya dalam beberapa detik lagi. Aku berusaha mengalihkan mulut teman si Silver Fox yang sedang mengambil peran memuluti batang kenikmatanku.

"Guys, please stop!" kataku memperingatkan. "I'm cumming!"

Keempat pria yang lain menghentikan aktivitas mulut lagi dan sedikit menjauh. Namun, di luar dugaanku, si Silver Fox tiba-tiba mencaplok rudal besarku yang hendak muncrat. Sepertinya dia berusaha menampung pejuhku di dalam mulutnya yang hangat. Aku berusaha menyingkirkan kemaluanku dari mulutnya yang hangat, tetapi dia memaksa dan menyedot makin keras, membuat ejakulasiku makin dekat.

"Wait, wait, wait, NOOOO!" kataku tidak tahan lagi. "Ahhhh… Ahhhhhh… Ahhhhhh… Ahhhhhh..."

Kontolku terus memuncratkan isinya dengan deras. Segenap pejuhku yang sudah mendesak pengen cepat keluar sejak seluruh titik sensitif di tubuhku dikerjai lima cowok macho ini sudah tidak peduli lagi dengan keadaan. Mereka hanya ingin keluar. Keluar dengan deras dan tanpa kompromi lagi. Sekitar 10 detik cairan lahar putihku terus keluar dengan deras di dalam mulut hangat Silver Fox. Badanku sampai kepayahan saking nikmatnya. Ini pertama kalinya aku orgasme sebanyak itu. Rasa kehangatan dalam mulut Silver Fox membuat kemaluanku makin nyaman dan terus menuntut penuntasannya.

Setelah semua lahar kenikmatanku sudah keluar, aku hanya bisa meringis dan memejamkan mata saking enaknya.

Silver Fox tak memberikan waktu untukku memproses apa yang baru saja terjadi. Dia langsung menarik badan telanjangku berdiri dan memelukku di depan riuh penonton yang bersorak melihat ejakulasiku tadi. Silver Fox langsung memelukku dengan manja, lalu di luar dugaan, mulutnya menyergap mulutku dengan penuh nafsu. Meskipun mulutnya baru dikunjungi pejuh, mulut itu tetap segar dan wangi. Mataku tapi melotot saking shock-nya. Ini ciuman pertamaku dengan laki-laki! Dan Silver Fox yang mencurinya!

Silver Fox terus melumati dan menguasai mulutku. Benar-benar dia seorang pencium yang handal! Aku diam-diam menikmati, tetapi aku tidak berani bereaksi. Mulutnya dengan lihainya melumati bibirku dan bibirnya bermain dengan lincah dan seksi di dalam rongga mulutku. Benar-benar, hanya dengan ciumannya saja, dia berhasil membangkitkan kejantananku yang baru saja mendapatkan pelampiasannya.

"Why?" tanya Silver Fox setelah menyadari aku hanya membiarkan mulutku dilumat tanpa membalas.

"I'm straight, sir," jelasku, lalu pura-pura mengusap bibirku yang basah dengan ludahnya. "I'm married!"

"Don't be funny!" Silver Fox tersenyum melihat aku yang masih kebingungan dengan cara merespon kenikmatan yang baru kualami ini. "This is Spain! Let's be wild! Let's make out and make love now!"

Dia langsung mencumbui mulutku lagi dan tangannya meraih kontol pejalku yang sudah berdiri. Aku hanya mendesah-desah ketika mulut dan kemaluanku dipermainkan begini. Penonton makin bersemangat dan berteriak riuh.

"Be open," katanya sambil bibirnya masih menempel rapat di mulutku. "Be wild and be free! Discover your true self!"

Silver Fox lalu melepas lumatannya dari bibirku, lalu berkata, "Spit in my mouth!"

Dia membuka mulutnya lebar-lebar. Aku terkaget. Bener nih dia minta aku meludahin mulutnya?

Silver Fox yang tidak sabar lalu berkata lagi lebih keras, "Spit in my mouth now!"

Aku menyerah. Benar juga, ini di Spanyol! Aku harus melakukannya! Aku harus mencoba ini semua! Aku harus menikmati pria tampan di depanku ini!

Aku tanpa ragu-ragu lagi langsung meludahi mulut Silver Fox berkali-kali. Dia membuka mulutnya lebar-lebar, menerima ludahku dengan senyum yang mengembang. Ketika aku berhenti meludah, dia mencaplok bibirku lagi. Dia memaksa mulutnya masuk ke dalam mulutku dan menjilat-jilat lidahku yang basah dan hangat, serta menyedot segenap ludahku untuk diminum. Dia seperti kehausan akan ludahku. Aku benar-benar kaget dengan semua ini… Baru kali ini aku merasakan kenikmatan sebesar ini. Baru pertama kali aku merasakan perasaan sebebas ini! Rasanya berciuman sambil saling meludah dengan pria tampan matang di depanku ini sungguh penuh dengan energi seksual.

Semuanya sudah kepalang tanggung. Aku sudah terlanjur bertekad untuk sama-sama saling memberi kenikmatan seksual ke Silver Fox. Aku terus memainkan mulut, lidah dan segala organ seksualku dengan nakal dan terus berusaha menciptakan kenikmatan bagi Silver Fox. Tanpa diduga, semua pria homoseks yang sedang menonton kami sudah mengeluarkan batang mereka dan mengocok kontol mereka saking enaknya.

Silver Fox dengan kuatnya menggendong tubuhku. Aku kaget luar biasa tetapi mulutku tak mau lepas dari mulutnya yang begitu seksi dan segar. Aku benar-benar mabuk kepayang dengan liarnya cumbuannya. Dalam posisi digendong, mulut kami tidak henti-hentinya saling melumat dan bertukar cairan ludah.

Dia membaringkanku di kasur kecil tempat si pria botak dikeroyok para pria seksi tadi. Aku makin grogi. Aku begitu keenakan. Tak pernah aku merasakan kenikmatan sebesar ini sebelumnya. Silver Fox kembali menghamburkan badannya di atasku. Kami berdua sama-sama telanjang. Kulit kami saling bertemu. Sosoknya yang seksi dewasa membuatku nyaman. Sambil memandangku dengan nakal, dia turun ke bawah dan menghisap kontolku dengan lembut namun sangat intens.

"Ohhh," kataku sambil mengerang kepayahan dengan apa yang terjadi. "So good, sir. Your mouth is so good."


Aku sudah meracau tak karuan. Kulihat penonton berteriak kegirangan dan menyemangati kami sambil bertepuk tangan. Aku benar-benar bertekuk lutut keenakan sekarang. Tidak pernah aku merasakan kenikmatan sebesar ini! Tidak pernah juga aku merasakan perasaan sebebas ini! Aku sedang terbaring telanjang di depan puluhan pria lain, lalu kejantananku sedang digarap tanpa ampun oleh seorang pria matang yang sangat seksi dan tampan. Aku sudah lupa diri sekarang! Sungguh tanpa batas kenikmatan yang kurasakan ini! Rasanya seperti melayang-layang!

Silver Fox sepertinya sudah puas memulutiku batang kejantananku. Lalu, dia naik ke atas dan mencumbuku. Tangannya tapi dengan lihai terus meloco kontol besarku itu agar aku makin terjebak dalam kenikmatan tak terkira ini.

"I want you now," kata Silver Fox sambil mendesah-desah dengan mulutnya masih menempel rapat di mulutku dan tangannya masih dengan nakal mengocok kontolku.

Aku lihat dia tersenyum padaku. Kurasakan napas segarnya menyapu sepenjuru wajahku dan wangi napasnya memenuhi hidungku. Entah mengapa, saat ini juga aku sudah merasa pasrah dengan apa yang dia ingin lakukan pada tubuhku.

Silver Fox dengan lihainya terus meloco kontolku dan tersenyum memamerkan giginya yang putih bersih. Begitu tampannya pria dewasa di depanku ini. Lalu, tanpa diduga dia berteriak keras dalam Bahasa Inggris ke teman-temannya yang tadi hanya melihat kami sambil meloco rudal dahsyat mereka sendiri-sendiri. Mungkin memang si Silver Fox ingin aku mengerti dan mendengarkan instruksinya itu.

"Ayo, kita harus membuatnya rileks agar penetrasi pertamanya ini tidak menyakitkan!" Silver Fox memperingati teman-temannya. "Guzmán, kau hisap puting kirinya! Anders, kau mainkan puting kanannya! Armando, hisap penisnya! Dan kau, Leopoldo, cumbui mulutnya!"

Silver Fox lalu memandangku sambil tersenyum kegirangan. 

"Dan aku..." tegasnya. "...Aku yang akan menerobos ke dalam lubangmu untuk pertama kalinya."

Mereka mengambil peran masing-masing sesuai perintah Silver Fox dan mengerjai tubuhku yang tidak berdaya ini dengan kenikmatan yang luar biasa besar. Guzmán, Anders, dan Armando sudah tidak memberi ampun lagi ke titik-titik sensitif tubuhku. Mereka menjilati putingku dengan penuh nafsu dan mengoral batang kemaluanku tanpa ampun. Leopoldo, cowok paling tampan dari mereka semua, kini memandangku mesum yang sudah kepayahan dan kelojotan tak berdaya. Matanya yang coklat terang seperti mengikat mataku untuk memandanginya terus-menerus. Satu detik kemudian, Leopoldo mulai mencumbui mulutku. Otakku tidak bisa berpikir dengan tenang. Gila! Leopoldo sama hebatnya dalam hal jilat-menjilat dengan Silver Fox. Aku hanya bisa meringis dan memajamkan mata saking enaknya. Mulut segar dan basah Leopoldo ternyata juga bisa memberikan kenikmatan yang sama dengan Silver Fox. Apa semua pria seenak ini rasanya?

Ketika sudah tidak fokus karena kenikmatan yang diberikan keempat pria Spanyol itu, aku tidak menyadari apa yang sudah terjadi di sekitaran lubang kenikmatanku. Silver Fox yang sudah memasang kondom di rudal besarnya mengarahkan tubuh Rafael pada posisi missionary.

"Pegang tangan si imut ini kuat-kuat, Leopoldo," Silver Fox memberi instruksi dalam Bahasa Inggris, lalu menjelaskan, "Ini mungkin agak sakit di awal. Tetapi, tolong tahan ya..."

Leopoldo mengecup dahiku sebentar, lalu turun ke mulutku dan melumatinya lembut tanpa ampun. Dilumatnya bibirku dalam-dalam, lalu Leopoldo mengeluarkan lidahnya, mengharap aku menerimanya masuk. Lidahnya ditanam ke dalam mulutku, lalu perlahan-lahan, aku merasa Silver Fox mengarahkan rudal pejalnya yang sudah meradang ke ujung lubang pembuanganku.



Aku spontan bergerak ingin menolak ujung rudal jantan Silver Fox. Gila, apaan ini? Kan sebenarnya ini di luar rencana! Aku mulai panik. Aku datang kan untuk dioral dan ngecrot saja. Tetapi, kok malah jadi begini? Aku takut sekali. Pasti sakit lah disetubuhi rudal besar dan panjang si Silver Fox. Terus, melihat keadaan ini dimana Leopoldo, Guzmán, Anders, dan Armando sudah ikut menggarap tubuhku begini dan penonton yang terus bersorak kegirangan melihat aku kepayahan begini, bagaimana nasibku sekarang? Apakah nasibku bakal sama seperti si pirang tadi? Apakah aku akan digilir kontol-kontol besar dan keras ini?

"Please..." kataku berusaha mengiba. "Please, don't...fuck...me, sir!"

Erangan suaraku tidak terdengar jelas karena ditutup oleh lumatan bibir si Leopoldo.

"It's...okay, honey..." Leopoldo berbisik sambil mulutnya masih menyekap mulutku di dalam mulutnya. Napas jantannya tercium jelas di indra penciumanku. "Enjoy it… It's okay..."

Leopoldo berusaha meredam kepanikanku.

"Relax, cutie pie," si Silver Fox tersenyum mesum dengan wajah penuh nafsu. "Terima saja penisku. Jangan ditahan. Biarkan aku masuk."

Ditekan sedikit rudal Silver Fox itu masuk sambil Leopoldo menanamkan lidahnya yang basah di dalam mulut hangatku. Sedikit demi sedikit, rudal Silver Fox menekan ke dalam lubang kenikmatan perawan milikku. Aku mengerang kesakitan. Beberapa orang di penonton aku lihat mulai mengambil foto dan videoku dengan ponsel mereka. Aku mulai ketakutan.

"Please don't take pictures!" kataku panik. "Please don't take my pictures."

Mereka tidak peduli. Malah, semakin banyak orang yang mengeluarkan ponselnya dan mengambil foto serta merekam aktivitasku yang sedang kepayahan dipuaskan para pria macho ini.

Tanpa memberi aba-aba, dalam sekali hentakan, Silver Fox memaksa lubang pantat perawanku yang sempit dan perawan itu menerima segenap rudal besar jantannya. Aku tersentak dan mengerang tidak karu-karuan. Sepertinya baru ujung rudal Silver Fox yang memaksa masuk. Tetapi, lubang pembuanganku sudah terasa penuh sekali.

 

"Is it painful?" tanya Leopoldo sambil mulutnya masih menempel rapat di mulut hangatku.

"Painful, sir..." kataku mengaduh. "Please ask him to stop."

"Tunggu sebentar, manis," Silver Fox menyela sambil berbisik pelan dalam Bahasa Inggris, lalu mengelus-elus pantatku yang bulat dan besar itu dengan gemas. "Saya sedang memasuki kamu ini. Saya sedang merenggut keperawananmu. Ingat terus kejadian ini seumur hidupmu, ya? Kamu mau menerima kontol saya masuk lebih dalam lagi, kan?"

Aku merasakan suatu sensasi yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Seorang pria yang luar biasa gagah dan tampan sedang berusaha menyatukan tubuhnya denganku sekarang. Belum masuk semuanya memang, tetapi lubangku sudah terasa penuh sekali. Di sekitaran mulutku, Leopoldo makin melumati bibirku lebih dalam dan memberikan pengalaman ciuman yang sangat hebat, sehebat apa yang dilakukan Silver Fox. Lidahnya memaksa masuk bersama ludahnya yang begitu menyegarkan di dalam mulutku. Langsung kutelan semua ludah yang dia transferkan ke mulutku itu. Rasa hausku terasa hilang seketika karena air kejantanan mulutnya itu. Sedangkan di bagian bawah, Guzmán, Anders, dan Armando juga tidak ada puas-puasnya memberikan kenikmatan di kedua putingku dan memasukkan mulutku ke goa mulut jantan sampai mentok ke dalam. Ooohhh, deep throat si Armando lebih liar dan lebih dahsyat dari deep throat Mira, istriku.

Silver Fox mengatakan beberapa kata dalam Bahasa Spanyol yang membuat Leopoldo, Guzmán, Anders dan Armando berhenti mencumbui tubuhku. Mereka mundur menjauh, membuat mataku dan mata Silver Fox bisa saling berpandangan lekat-lekat. Yang kulihat setelahnya adalah mereka saling memberikan satu sama lain dan meninggalkan aku dan Silver Fox sendiri. Leopoldo mengambil posisi 69 bersama Guzmán, dan Anders langsung menyodomi Armando secara doggy style tanpa kesulitan sama sekali.

"Lihat mata saya saat saya memasuki kamu seutuhnya, ya?" ucap Silver Fox, berusaha membuat dirinya pusat perhatianku sepenuhnya.

Lagi-lagi, ucapan Silver Fox yang sangat sensual itu seperti sihir dan merasuki segenap jiwaku. Entah kenapa, satu kalimat ini meluncur saja secara tiba-tiba dari dalam mulutku.

"Do me, sir..." kataku binal, sambil mengangguk kencang. "I surrender... Go inside me deeper..."

{ SENSOR }


( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )


[ ... ]


Silver Fox mulai memompa keluar masuk rudal besarnya di dalam lubang sempitku. Lubang perawanku terasa seperti dipaksa terbuka lebar-lebar dan dipaksa menerima kenikmatan yang luar biasa sepenjuru isi pantatku. Silver Fox sendiri sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi. Hanya erangan-erangan kenikmatan yang keluar dari mulutnya.

"Kiss me, sir!" kataku tiba-tiba. "Kiss me harder!"

Aku terus meminta Silver Fox mencumbui mulut dan lidahku. Aku terus menyedot habis ludah Silver Fox, seakan-akan haus akan kenikmatan dari mulut jantan pria seksi tersebut. Karena sepertinya dia melihat aku masih kehausan, dia membuka mulutku lebar-lebar dengan tangannya lalu meludahi mulutku pelan-pelan dengan sangat sensual. Oohhh... Rasanya gila! Sensasinya seperti menusuk dagingku dan memaksa kontolku bangun bukan main dan berkedut-kedut tanpa ampun. Aku sedang meminum cairan dari mulut pria yang sangat tampan dan macho di depanku ini sekarang. Dan dia sedang menaklukkan tubuhku seutuhnya dengan rudal dahsyatnya!

Aku sudah tidak bisa berpikir panjang. Aku sudah lupa diri. Yang kuingat, aku adalah laki-laki yang memuja si Silver Fox itu sekarang. Kejantanan dan ketampanannya sudah membuatku bertekuk lutut. Aku menyerah dan siap memberikan segenap jiwa dan ragaku kepadanya sekarang...

"Oh my God," Silver Fox mendesah dan terus menjilati bibir dan seisi mulutku. "You are so tight, babe. I can't."

Dia mengeluh lubang pembuanganku begitu ketat. Ya iya lah! Kan dia lagi memperawani lubangku sekarang! Ah, tetapi namanya sama-sama cowok, aku jadi sinis. Jangan-jangan dia mengucapkan hal ini ke semua pria yang disetubuhinya. Tetapi, aku tetap tidak bisa berbohong bahwa ada rasa kebanggaan ketika dia berkata lubangku sempit dan enak untuk dia setubuhi.

Silver Fox tampak begitu bernafsu denganku. Aku biarkan saja dia memacu tubuhku dan membimbing tubuhku untuk mencoba berbagai variasi seks. 

{ SENSOR }


( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )


[ ... ]



Lalu selebihnya menjadi sejarah. Aku seakan-akan mabuk kontol. Aku tidak tahu kapan Silver Fox mencabut batang perkasanya dari dalam pantatku. Yang jelas, tiba-tiba saja Leopoldo langsung mengambil alih mengisi kekosongan ruang lubang pembuanganku dengan kejantanannya yang tidak kalah besar dari Silver Fox. Aku hanya bisa merem-melek menikmati ini semua... Sebenarnya aku sedikit menyesal bagaimana aku bisa berakhir seperti ini. Aku seorang suami dan ayah kebanggaan keluargaku. Sekarang, aku sedang telanjang sempurna di depan puluhan orang asing dan disodomi pria-pria tampan dan macho. Tetapi, ini semua sudah kepalang tanggung. Seperti kata Silver Fox: Once in a lifetime, okay? Benar juga. Dinikmati sajalah. Toh mereka semua juga memakai kondom saat mengerjaiku.

Keempat pria macho lainnya tadi bergantian menyodomiku: Leopoldo, Guzman, Anders dan Armando. Satu demi satu kontol mereka memasuki lubang senggamaku. Aku sudah lepas kontrol dan berteriak tak terkendali. Selama mereka menggilirku, entah sudah berapa kali aku orgasme. Silver Fox, setelah menuntaskan kenikmatannya ketika menyodomiku tadi, langsung berjongkok di dekat kasur yang menjadi saksi pelepasan keperawanan itu dan menggenggam tanganku. Romantis sekali pria matang ini. Dia terus tersenyum dan sesekali mencumbu bibirku ketika pria yang bergantian menyodomiku tidak sedang menciumku. Entah sudah berapa kali aku ejakulasi sejak mereka bergantian menggagahiku. Dan setiap selesai aku ejakulasi, Silver Fox mengelap sperma yang tercecer di atas tubuhku supaya badanku tidak penuh pejuh dan kotor. Rasanya aku hampir pingsan saking enaknya semua ini.

Kontol pertama, kontol kedua, kontol ketiga, dan kontol keempat. Badanku mulai menggigil saking enaknya. Aku heran sekali kenapa mereka cepat sekali ejakulasinya. Apa benar-benar saking sempitnya lubangku ini seperti meremas-remas batang mereka begitu nikmatnya? Semakin lama, aku meraung-raung seperti serigala yang mencari pelampiasan. Keringat mengucur deras di tubuhku. Ketika Armando mendapatkan jatah terakhir untuk menuntaskan spermanya di dalam kondomnya di dalam pantatku, Silver Fox berdiri dengan sigap dan berteriak dengan Bahasa Inggris ke arah penonton.

"Wahai para penonton," kata Silver Fox dalam Bahasa Inggris. "Kami membuka kesempatan bagi kalian yang ingin mencicipi lubang sempit dari teman kita di depan ini, angkat tangan kalian! Biarkan aku melihat dan memilih kalian untuk memuaskan teman baru kita ini!"

Gila?! Siapa ini yang dia maksud? Aku?! Mereka menawarkan lubangku dipakai semua orang di penonton? Tubuhku menggigil kesakitan. Kakiku yang baru saja dipakai mengangkang jadi lemas tak berdaya. Silver Fox terlihat membawa banyak sekali kondom dan memandang celingukan tangan orang yang mengangkat tangannya. Melihat dari pria-pria yang dia pilih, sebenarnya Silver Fox tidak jahat juga. Semua yang dia berikan kondom untuk menyetubuhiku juga tampan-tampan dan berbadan seksi. Aku jadi lemas memikirkan apa yang akan terjadi pada tubuhku ini.

Setelah membagikan kondom terakhir ke seorang pria beruntung, Silver Fox mendekati aku yang tergolek lemas di atas kasur. Dia mencium bibirku dalam-dalam lalu berbisik.

"No worries, I chose the best looking guys for you," katanya sambil menggosok-gosokkan hidungnya yang mancung ke hidungku dengan lembut. "Loosen up and let yourself be free. Enjoy this moment!"

Silver Fox memintaku menikmati ini semua dan melemaskan tubuhku. Apa-apan ini? Lemaskan tubuh gimana, sih? Ada begitu banyaknya pria bule berkontol besar ini yang siap menyodomiku sekarang, apa lumrah kalau aku bisa lemas? Apa tidak lumrah untuk merasa grogi dan ketakutan luar biasa?

Belum selesai aku berpikir, pengunjung pertama yang tadi berdiri di depanku mengambil alih. Dia melepas sempaknya dan memasang kondomnya sambil memandang tubuhku dengan penuh nafsu. Oh tidak, batang kontolnya besar sekali seperti monster! Nasib... Nasib... Kenapa berakhir begini? Badanku yang sudah lemas tidak mungkin berontak lagi. Aku cuma bisa memejamkan mataku dan mulai menghitung lagi...

Satu kontol... Dua kontol... Tiga kontol... { SENSOR }


( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )


[ ... ]


Perlahan aku membuka mataku, mencoba menengok ke kiri dan kanan dan mencari tahu siapa tahu istriku sudah mencari keberadaan suami kebanggaannya ini. Mataku sedikit terbelalak karena di kejauhan, Mira sudah terlihat mencari batang hidungku. Mungkin sekitar 20 meter dari posisi kesana.

"Wait, wait, wait!" kataku berteriak sambil memukul-mukul paha seorang pria tampan yang entah sudah ke berapa menyetubuhiku ini. "You guys see the lady over there?"

Tanganku menunjuk seorang wanita yang celingukan dari kejauhan.

"She is my wife. So, just fuck me and get it over with, guys!" kataku sambil bertepuk tangan dengan gila untuk menyemangati. "Hurry up! Fuck me, cum, and let me go!"

Mereka semua tertawa melihat kata-kata konyolku. Memang sulit dipercaya keadaan ini semua bagi mereka! Tetapi melihat kebinalanku yang membiarkan berbagai macam pria dan kontol mengentotiku semau mereka begini, mungkin saja mereka berpikir aku memang seorang suami sinting luar biasa seperti itu. Everything is possible in Madrid, right?

"Close... Close... Close...

Tutupi saya! Begitu maksudku sebenarnya. Tetapi karena keterbatasan Bahasa Inggris, aku jadi bingung luar biasa. Aku menarik kedua tangan pria yang lagi mengantri di dekat tubuhku untuk menutupi aku. Gila aja! Istriku terlihat mendekati kami! Apa tidak pingsan dia melihat suaminya yang tampan di-gangbang tanpa ampun sama para pria macho Spanyol begini?

Untung mereka segera paham. Sambil nyengir, ada lima cowok lain yang berbadan gede segera menutupi tubuhku sehingga istriku tidak bisa melihat sama sekali. Mungkin dia juga sudah berfokus mencari keberadaanku dan tidak menyangka suaminya akan dijadikan objek pelampiasan seks para lelaki macho seperti ini.

Dengan cepat, si Silver Fox tiba-tiba sudah di depan mulutku dan menyodorkan batang besarnya untuk menyumpal mulutku.

"Sssttt," katanya sambil tertawa karena tanpa permisi memperkosa mulutku. "Your wife is nearby!"

Gila. Ini juga di luar skenario. Ini pertama kalinya aku mengemut batang kejantanan pria! 

{ SENSOR }


( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )


[ ... ]

"Sorry, guys," kataku setelah melihat cowok tampan ke-19 menempelkan batangnya yang telah berkondom di lubang sempitku. "Enough... I have to go now!"

Beberapa pria lain lagi yang belum kebagian terlihat begitu kecewa dan menyorakiku. Aku terus meminta maaf.

"Oh, please..." Cowok tampan, yang sepertinya ke 19, memandangku sendu, lalu berusaha berkedip menggodaku. Gila, dilihat-lihat wajahnya mirip Brad Pitt waktu muda! "Just give me 15 seconds, okay? Please..."

Aku mendesah pelan. Tetapi kasihan juga si ganteng ini. Mungkin dia ingin merasakan pantat ketat Asia. Okelah, sekali lagi! Habis yang satu ini ganteng banget sih!

Hujaman kontol gede pria ganteng ini membuat aku kembali merintih menikmati. { SENSOR }


( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )


[ ... ]


"Sayang, izinkan aku menyetubuhimu semalaman," si Silver Fox berkata dalam Bahasa Inggris sambil memberikan aku kartu nama berisi nama, nomor telepon dan alamatnya di Madrid. "Aku ingin memiliki tubuhmu semalaman... Hanya untuk diriku saja. Aku ingin menyembah tubuhmu."

Namanya Marcello Benavent Villada. Nama yang seksi. Cocok sekali dengan dirinya.

Aku tertegun dengan ucapan tulus si Marcello ini. Begini saja rasanya luar biasa enak, apalagi kalau dia menyembah tubuhku? Seperti apa itu rasanya? Aku lalu memeluk badan telanjangnya dengan hangat. Aku berterima kasih padanya. Marcello tanpa buang-buang waktu melumati bibirku, mempermainkan seluruh rongga mulutku dengan lidahnya. Dia menyapu segenap gigi dan lidahku dengan lidahnya yang basah. Aku melihat kontolnya berdiri lagi. Aku lalu ingin menggodanya.



"Spit in my mouth!" kataku pada Marcello, lalu membuka mulutku lebar-lebar, siap menerima cairan mulutnya yang jantan dan seksi.

Dia tersenyum begitu bangga lalu meludahi mulutku berkali-kali, tidak mau berhenti. Segarnya. Kutelan semua. Lalu, aku berinisiatif untuk mencumbui mulutnya untuk terakhir kalinya. Napas kami makin terenggah-engah penuh nafsu. 

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )


[ ... ]


PANDUAN MEMBACA VERSI LENGKAP:

Salam Pembaca yang Budiman,

Jeremy Murakami datang dengan sebuah cerita baru nih. Kalian punya 3 opsi untuk membaca karya ini:

1. Melalui What'sApp ke 0813-3838-3995

Silakan mengirim pesan ke What'sApp tersebut dan melakukan pembayaran langsung via transfer Bank BCA / Mandiri yang akan disampaikan admin. File PDF akan dikirimkan melalui e-mail atau langsung via What'sApp, tergantung permintaan pembaca.

2. Melalui Telegram ke @reading4healing / https://t.me/reading4healing

Silakan mengirim pesan ke Telegram tersebut dan melakukan pembayaran langsung via transfer Bank BCA / Mandiri yang akan disampaikan admin.

3. Melalui KaryaKarsa

Nanti akan ada versi pdf yang wajib kalian download setelah melakukan dukungan, ya. Tolong langsung di-download karena menghindari ketidaknyaman di masa mendatang. Setelah di-download, file PDF itu sudah ada di ponsel Anda dan bisa dibaca kapan pun juga.

Pembaca bisa search di laman pencarian dengan ID: reading4healing.

Kalau pencarian dari aplikasi tidak bisa muncul, kalian harus membuka via web seperti Google Chrome atau Safari, lalu ketik karyakarsa.com/reading4healing dan follow terlebih dahulu. Setelah itu, kalian bisa membuka di aplikasi di bagian orang yang kalian follow.

Nama file di KaryaKarsa adalah: SYDCMS_JM

Maaf apabila nama file dibuat singkatan. Ini agar menghindari pemblokiran akun KaryaKarsa terhadap cerita bertema dewasa.

Bila ada pertanyaan, bisa hubungi via What'sApp ke admin Reading4Healing di: 0813-3838-3995

Terima kasih atas dukungan & antusiasme pembaca sekalian dengan karya-karya saya selama ini.

Semoga pembaca sekalian mendapatkan kesehatan dan kelimpahan rezeki dari Tuhan yang melimpah.

Salam sayang,

Jeremy Murakami

Continue Reading

You'll Also Like

93.7K 3.2K 26
Collection of short stories on Pak drama "Tere bin"
133K 1.5K 81
Short stories of your favourite drivers! ✰⋆🌟✪🔯Requests are open✰⋆🌟✪🔯
1.7M 46.2K 91
When Jasmine Cooper runs into a drunk rapist, a man saves her. It is Xavier Ravarivelo, the billionaire Mafia whose bride left him at the altar. Jas...
40.2K 3.1K 12
If Shaira Angelina Vanedestine had synonyms on this day. It was a successful multi billionaire and downright rude. She had achieved everything in her...