ANOTHER SIDE

By MenaVia1

9.4K 467 113

"gue nggak suka sama cewek manja kayak lo. Lo itu cuma nyusahin dan gangguin hidup gue aja, bisa nggak sih se... More

prolog
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
Bab 6
BAB 7
BAB 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14

Bab 5

593 24 2
By MenaVia1

Bian turun dari kamarnya menuju meja makan, terlihat mamanya dan papanya sudah berada di meja makan. Vani dengan telaten mengambilkan serapan untuk suaminya.

"Anak itu belum turun? Kebiasaan," Kata bian sambil menggeser kursi tempat biasanya ia duduk.

"Zea udah berangkat duluan, " Sahut vani.

"Ngga salah tu anak berangkat duluan, paling tidur sambil jalan," Jawab bian.

"Bi, kamu kapan sih bisa ngerubah sikap kamu ke zea, kamu pikir mama ngga tahu gimana perlakuan kamu sama zea," Kata vani kesal dengan anak tunggalnya itu.

"Emang sikap aku kenapa sih ma?" Tambah membuat vani semakin kesal.

"Lihat itu pah, anak kamu dibilangin malah pura-pura nggak tahu," Sungut vani pada suaminya.

"Anak kita ma," Jawab fadli meluruskan ucapan istrinya.

"Mama yakin, mata zea bengkak pasti ulah kamu," Kata vani mengingat kejadian semalam.

"Aku nggak mukul mata dia ma, jangan asal nuduh apalagi sama anak sendiri," Kata bian santai menyantap serapannya.

Vani menghela napas, ia meletakkan sendok dan garpunya seketika.

"Bi, jangan bikin mama ada riwayat darah tinggi ya!"

"Rutin olahraga mah, jangan shopping terus," Ujar bian masih sempat tersenyum pada vani yang wajahnya sudah berubah pias.

"Sudah-sudah serapan dulu ributnya nanti aja," Kata fadli menengahi perdebatan antara ibu dan anak itu.
.

.

.

"Astaga non, kirain bapak penunggu sekolah?" Ujar pak Sam kaget melihat zea sudah duduk santai di depan gerbang sekolah, tak biasanya gadis itu datang se pagi ini.

"Pak Sam jangan aneh-aneh deh, orang cantik kayak gini dibilang penunggu sekolah. "

"Ya biasanya kan non datangnya di jam-jam kritis mau masuk aja," Seloroh pak Sam.

"Ini namanya semangat pagi pak, ada perubahan untuk hidup yang lebih hebat," Kata Zea.

"Bagus itu non, biar nanti kalau bapak telat datang non Zea bisa bantu buka gerbang, nanti pak Sam kasih kunci cadangan," Canda pak Sam.

"Sekalian aja bapak minta aku jaga sekolah dari malam sampe pagi," Kata Zea.

"Emang non Zea mau? "

"Ya ampun pak, mending bapak buka gerbangnya sebelum aku benar-benar jadi penunggu sekolah."

"Kalau kayak non Zea penunggunya, pak Sam ngga takut," Cengir pak Sam yang kini sudah berusia 50-an itu langsung membuka gerbang sekolah.

Zea langsung masuk, aneh juga rasanya paling pertama sampai ke sekolah, kalau saja tak menghindari wajah bian mana mau dia berangkat sepagi ini. Dia masih kesal, matanya juga sedikit sembab, untung saja alibinya berangkat tak bersama bian tak membuat vani curiga.

Vivian dan valen awalnya tak percaya dengan perkataan pak Sam, kalau Zea yang paling awal sampai di sekola, mengingat diparkiran belum terlihat mobil bian yang terparkir disana, tetapi setelah sampai ke kelas kenyataan itu benar adanya.

"Lo kesambet apa Zea, ngga biasanya nongol lebih dulu dari pada kita? " Vivian langsung duduk dan meletakkan tasnya.

"Mata lo juga lebih sipit, kayak cece cece cina, tutorial dong," Celetuk juleha.

"Tinggal nangis aja," Jawab Zea.

"Pasti si batu lagi, berani taruhan gue kalau emang dia penyebabnya," Tambah vivian.

"Ngga ada manfaatnya ze, nangisin dia. Mending lo nangisin cowok fiksi, sekalian melatih kewarasan," Juleha juga kebawa kesal.

"Ini apa?" Tanya juleha melihat paper bag, disebelah tas Zea.

"Oh ini jaketnya kak alvi, nanti mau gue kasih pas jam istirahat," Jawab Zea.

"Nanti kita berdua temanin lo, kalau lo grogi sendirian," Kata Vivian mengkode juleha.

"Itu mah, maunya kalian," Kata Zea tak habis pikir dengan kedua sahabatnya.
.
.
.
.
"Kak alvi mana sih ze, kok ngga kelihatan ya?" Kata juleha. Mereka bertiga sedang berada di kantin sekalian nanti langsung mengembalikan jaketnya alvi.

"Ngga ke kantin kali, mending kita ke kelasnya aja," Kata Vivian.

"Yaudah, yok!" Kata Zea langsung berdiri dari duduknya, namun dari jauh ia melihat alvi sedang berjalan dengan temannya menuju kantin.

"Ngga jadi, tu kak alvi mau ke kantin," Tunjuk Zea.

Cepat saja Vivian dan juleha pergi mencegat alvi sekalian mereka mengambil paper bag yang tadi di bawa Zea.

"Hai kak?" Sapa Vivian dengan mode sok akrabnya. Membuat alvi mengangkat satu alisnya.

"Gue Vivian dan ini juleha, kita temannya zea," Menjawab kebingungan alvi.

"Oh, ada apa?"

Juleha langsung menyodorkan paper bag yang sedari tadi ia pegang.

"Itu jaket kak alvi yang kemarin aku pinjam," Suara Zea menjelaskan apa yang ada di dalam paper bag itu.

Alvi mengambilnya.

"Makasi kak," Kata Zea.
Alvi mengangguk.

"Yaudah gue ke kantin dulu" Ujar alvi langsung pergi.

"Gila, suara kak alvi berdamage banget everybody," Kata juleha.

"Ze, lo ada kontaknya kak alvi ngga?" Kata Vivian.

"Ngga ada." Jawab Zea cepat meninggalkan Vivian dan juleha yang masih melihat punggung alvi yang semakin menjauh.

Kini sudah jamnya pulang sekolah, Zea langsung menuju ke parkiran, dari jauh ia sudah melihat bian berdiri di depan mobil, langsung saja ia mempercepat langkahnya untuk menuju ke sana.

"Ayo kak kita pulang," Kata Zea sudah sampai di depan bian.

Tapi laki-laki itu tak kunjung mengubris ucapannya, malah pandangannya tertuju ke lorong bangunan tempat siswa-siswi keluar, seolah sedang menunggu seseorang.

"Kak bian, lagi nungguin siapa?" Kata Zea.

"Yang jelas bukan lo," Jawab bian.

"Sila?" Kata Zea meyakinkan nama yang seketika terlintas di kepalanya.

"Hm," Jawab bian, wajahnya berubah hangat ketika orang yang di tunggu sudah mendekat ke arahnya.

"Maaf, gue lama ya?" Kata sila seketika tak enak pada bian.

"Gak pa pa kok, santai aja," Kata bian.

"Hai ze," Sapa sila.

Tapi Zea malah diam, ia benar-benar tak suka pada gadis di depannya.

"Kalau orang nyapa itu, jawab bukan diam, kayak orang nggak ada etika tahu nggak," Kata bian.

"Kayaknya Zea marah sama gue, mungkin Zea mikir gara-gara gue lo turunin dia di jalan,"

"Emang gara-gara lo," Jawab Zea pelan tapi masih mampu di dengar oleh sila dan bian.

"Sorry Ze, gue ngga bermaksud... _"

"Ngapain minta maaf sih sil, dia aja yang baper, lo nggak salah ngga usah minta maaf," Potong bian.

"Buruan masuk," Kata bian.

"Kayaknya gue pergi naik kendaraan umum aja deh, lo lebih baik pulang sama Zea aja," Kata sila beranjak ingin pergi, tapi bian segera menahan.

"Gue udah janji buat ngantar sekalian nemanin lo, jadi buruan masuk keburu sore," Jawab bian.

"Tapi kak, gue gimana?" Kata Zea.

"Lo bisa pergi sekolah sendirikan tadi, itu artinya lo bisa pulang sendiri, sekalian belajar mandiri," Jawab bian membuat Zea tertegun, sedangkan dia langsung membuka pintu mobil mempersilahkan sila untuk masuk.

Cukup banyak yang mendengar ucapan mereka bertiga, sekaligus menyaksikan nasib Zea ditinggalkan tunangannya dan pergi dengan gadis lain.

Ia tersenyum getir, tangannya mengepal erat, matanya masih menatap kepergian mobil bian yang sudah meninggalkan gerbang sekolah.
.
.
.
.
"Zea, kamu ngga pulang bareng bian?" Tanya vani melihat Zea pulang sendiri.

"Ngga Tan, kak bian ada tugas kelompok bareng temannya," Jawab Zea.

"Bentar lagi kamu ulang tahun, mau dirayain di rumah apa di luar?" Perkataan vani membuat Zea sadar, ia lupa 2 hari lagi adalah ulang tahunnya, itu artinya 10 hari lagi adalah ulang tahunnya bian.

"Zea?" Tegur vani melihat gadis itu tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Zea ikut tante aja, gimana bagusnya," Jawab gadis itu.

"Kok ikut tante sih sayang, kan kamu yang ulang tahun, sekalian anniversary hubungan pertunangan kamu sama bian," Jelas vani.

"Kalau dirayain di luar emang boleh tan?"

"Ya boleh dong, malah lebih bagus. Nanti tante sama om fadli yang ngatur semuanya, kamu terima beresnya aja, sekalian nanti undang teman-teman sekolah kamu ya ze," Kata vani mengusap kepala Zea.

"Siap tan" Kata Zea sekalian hormat pada vani.
.
.
.
.

" nggak berangkat sendiri lagi?" tanya bian, melihat Zea yang mengekor di belakangnya.

"Kenapa? Masalah kalau aku berangkatnya sama kan bian? "

"Pake nanya lagi. Mending lo minta bokap nyokap lo buat beliin lo mobil, biar gak ngerepotin gue terus," Omel bian.

"Kak bian lupa, kalau aku nggak diizinin bawa mobil sendiri setelah kecelakaan itu?"

Bian terdiam sebentar, ia benar-benar lupa.

"Gue nggak ingat," Jawab bian acuh masuk ke mobilnya.

Zea ingin membuka pintu mobil depan, tapi tangannya terhenti, siapa tahu nanti ia diusir lagi kebelakang, mending ia langsung ke belakang.

"Ngapain kebelakang, gue bukan sopir pribadi lo," Ucap bian melihat Zea yang berancang-ancang akan ke belakang.

Di pertengahan jalan, tidak ada tanda-tanda bian akan memutar mobilnya ke arah rumah sila.

"Nggak jemput sila?" Tanya Zea.

"Sila bukan cewek manja kaya lo, " Jawab bian, membuat Zea meremas roknya kuat. Hingga sampai ke sekolah tidak ada sedikitpun pembicaraan antara mereka.

"Ciee yang bentar lagi 17 tahun, kiw kiw kiw," Goda vivian menerima Undangan ulang tahun dari Zea, begitupun juleha beserta teman-teman kelasnya.

"Besok, pada datang ya," Ucap Zea sebelum anak-anak bubar pergi ke kantin karena sudah jam istirahat.

"Aman Ze, makanan gratis mah kita pasti datang," Jawab salah seorang anak laki-laki.

"Yooi," Jawab yang lain serentak.

"Juleha, Vivian temanin gue ngasih undangan," Ajak Zea menarik kedua tangan temannya.

"Mau ngasih undangan ke siapa lagi ze?

" Teman-temannya kak bian sekalian kak Alfi juga," Jawab Zea.

"Oh oke," Jawab juleha.
.
.
.
"Kak alan, kak bian mana kok nggak bareng?" tanya Zea, ia hanya melihat alan, varel dan evan yang duduk di mana tempat mereka nongkrong pas jam istirahat.

"Oh itu ze, bian...," Alan nampak kebingungan menjawab pertanyaan Zea.

"Kak bian kenapa kak?" Zea khwatir melihat gelagat alan.

"Bian di UKS ze," Jawab evan.

"Kak bian sakit? Yaudah aku ke sana dulu," Kata Zea.

"Jangan ke sana ze!" Alan cepat-cepat menghalangi langkah Zea.

"Kenapa kak, aku mau lihat kak bian, mending kak alan minggir deh," Sewot Zea.

"Bukan bian yang sakit," Jawab alan.

"Lalu siapa?" Selidik Zea.

"Sila," Jawab Farel tak enak.





Continue Reading

You'll Also Like

2K 82 33
Bagaimana rasanya dicintai oleh dua orang preman sekolah? Yang sialnya mereka juga saudara kembar. Keluar masuk bk, ruang kepsek, bahkan kantor polis...
1.7M 68.1K 43
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
6.1K 283 8
"Sejak tangisan pertamanya, aku sudah menjadikannya adik kecilku" Daniel King Adelardo #Fai Note : Warning.....!!!!! Cerita ini mengandung adegan de...
1.4M 118K 148
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...