[BL] SUGAR RAIN [Novel terjem...

By JengNyiet0913

3.7K 210 52

Pria sombong yang setampan patung, berdarah dingin, Helbert D. Herece adalah satu-satunya duke muda di dunia... More

Pembuka
Prolog 1
Prolog 1.2
Prolog 1.4
Prolog 2
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Side Story 1
Side Story 2
Side Story 3
Side Story 4
Special Story

Prolog 1.3

114 6 0
By JengNyiet0913

Saat Daniel sedang buang air kecil dan mencuci tangannya di wastafel, staff kebersihan bernyanyi dengan gembira terdengar dengan jelas. Sepertinya dia sangat senang membersihkan kamar kecil.

Bersama wanita seperti Maria dan melihat orang bersenang-senang seperti ini membuatnya sedikit lebih bersemangat.

Saat dia mencuci tangannya, dia melihat jam dan melihat bahwa dia sudah berada didalam selama beberapa waktu. 'Bagaimana kalau aku keluar dan merokok, lalu masuk lagi nanti?'

Daniel mengambil tisu, mengeringkan tangannya lalu pergi. Bahkan setelah pergi, dia masih bisa mendengar dengungan pelan di kamar kecil.


'Aku hanya berharap aku bisa melihat wajah staff terssebut.' Daniel berpikir dalam hati sambil tersenyum lalu dia pergi ke area merokok, sebuah ruangan di depan kamar kecil. Dia menyalakan rokok dan merokok perlahan, dan ketika seorang manajer yang dia kenal baik berjalan di depannya.

"Apakah sarapanya enak?"

"Ah, selain tamu tak terduga. Rotinya sangat enak hari ini, benarkan?" jawab Daniel sambil berpura-pura, manajer itu tersenyum cerah.

"Oh, Anda menyadarinya! Tukang roti yang pergi berlibur tahun lalu telah kembali. Rasanya sungguh berbeda bukan?"

"Wah, tukang roti hotel macam apa yang libur tiga bulan?"

Sang manager melambaikan tangannya menyambut tawa Daniel yang ditebaknya adalah tiga bulan mengingat tanggalnya adalah bulan Maret.

"Yah.. bulan Maret. 1 tahun. Dia berangkat pada bulan Maret lalu."

Bagaimana mungkin dia tidak tahu tentang kualitas hotel ini? Daniel tertawa keras mendengar suara menyenangkan manager itu.

"Sejujurnya, liburan selama setahun itu agak berlebihan. Tapi manager umum juga memberiku izin untuk mengambil cuti satu tahun. Itu tidak berjalan dengan baik. Aku rindu makan roti ini.. Oh, berat badanku bahkan turun sedikit karena tidak makan roti."

Seolah-olah manager itu mendengarkan Daniel, dia hanya membual saja. Tapi, nyatanya Daniel sangat menyukai hotel ini. Sangat bersih, makanannya enak dan orang-orangnya santai dan menyenangkan.

Di pinggir jalan ada deretan hotel Herece yang dikelola oleh saudaranya Helbert, bersih tanpa debu sedikit pun, makanannya luar biasa disiapkan oleh koki terbaik dan layanannya terlalu sempurna, tetapi ada sesuatu yang merepotkan. Wajah tamu selalu kaku dan karyawan selalu tersenyum seolah-olah memakai topeng. Segalanya sempurna, tapi tidak ada kehangatan dimana pun.

Daniel berpikir seharusnya hotel seperti ini. Dia datang ke hotel ini selama enam tahun musim semi, dan setiap kali dia pergi dia berpikir, 'Aku harus kembali ke sini lagi tahun depan.' dan dia pasti akan kembali.

"Siapa yang membersihkan kamar kecil sekarang?"

"Pembersih? Pasti Johan saat ini? Mengapa? Apakah dia melakukan sesuatu?"

Manager itu bertanya dengan hati-hati, dan Daniel menggeledah sakunya. Dia bahkan berharap punya alasan untuk berterima kasih padanya karena telah membuatkanya merasa baik.

"Ah?!"

Daniel berhenti. Saku dalamnya kosong. Samar-samar dia ingat bahwa ketika dia sedang mencuci tangannya, dia mengeluarkan saputangannya dan pasti mengeluarkan dompetnya juga. Daniel memasang wajah datar, manager itu bertanya dengan cemas.

"Apakah kamu tidak apa-apa?"

Daniel mematikan rokoknya dan berdiri.

"Sepertinya dompetku tertinggal di kamar kecil."

"Dimana? Anda ini aku yang mengambilkannya?"

Daniel menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak perlu, sampai jumpa lagi." Ia lalu segera berjalan ke kamar kecil. Sepanjang perjalanan sepertinya tidak ada orang yang ke kamar kecil, jadi karena pemikiran itu kemungkinan besar dompetnya masih ada di dalam.

"......"

Daniel berhenti tepat di depan pintu kamar kecil.

Ada seseorang pria berbaju terusan (Overall) biru sedang melihat meja didepan cermin dan wastafel. Melihat uang didalam dompet dan menelan ludah.

Sambil tertawa kering, Daniel meraih anak laki-laki yang hendak berkata 'terima kasih sudah menemukan dompetku'

"...?"

'Mengapa orang ini ada disini?' Daniel menarik napas dalam-dalam. 'Maria Ennis.'

Maria yang beberapa waktu lalu duduk bersama Daniel menggunakan pakaian pekerja.

"... Maaf.."

Sementara Daniel terengah-engah, orang itu mengangkat kepalanya sambil berpura-pura tenang. Tentu saja ada kesalahan pada saat itu, karena dia sangat berhati-hati, namun bukan itu masalahnya. Wajah yang memandang Daniel di cermin benar-benar mirip Maria.

".. Ini bukan seperti yang terlihat.. Ini..."

Johan memandang pria yang sedang menatapnya dengan ekspresi keras dan mendengus, lalu mundur selangkah.

'Apakah dia melihatku memeriksa dompetnya? Atau mengotak-atik foto? Dan itu sebabnya dia memasang wajah marah? Apakah kamu percaya jika aku bilang aku tidak mencuri?'

Sejenak Johan berpikir untuk melarikan diri, namun ia tidak bisa meninggalkan tempat ini. Tapi itu bukan masalah hati nurani , ini karena pria itu berdiri menghalangi pintu masuk.

Johan ragu-ragu dan mendekati pria itu. Dari kelihatannya, dia tampak seperti anak bungsu di foto itu. Wajah lucu dengan rambut pirang.. Meskipun aku tidak memastikannya karena penampilannya telah banyak berubah, tapi dia sepertinya bukan laki-laki tampan yang terlihat kaku, jadi ini mungkin yang termuda. Untungnya, anak laki-laki berpenampilan kaku itu tidak memiliki dompet tersebut.

"Maaf, aku tidak mencoba mencurinya, hanya membukannya untuk mencari informasi tentang pemiliknya. Jadi..."

Daniel menghampirinya dan menatap dengan takjub pemuda itu dengan wajah bersalah.

'Apakah Maria mempunyai saudara laki-laki yang tersembuyi? Tidak, dia bukan kakaknya. Jika lebih kecil, itu adalah kembarannya yang tersembunyi. Itu ide yang bodoh, tapi menurutku lebih baik menganggapnya lelucon Maria.'

"Maafkan aku, aku minta maaf. Aku hanya menyentuhnya dengan tangan basah, tetapi lihatlah, jika Anda memeriksa uangnya, aku tidak menyentuh apa pun."

Daniel melihat sekeliling dan memandang pemuda yang sedang melihat ke atas, lalu meraih tangannya dan menyeretnya pergi.

"Hmm..?"

Dengan lembut dan ringan menarik Johan, Daniel keluar dari kamar kecil dengan langkah cepat seperti orang yang sedang marah. Dan, dia melihat Maria yang asli, yang masih duduk di kursi dekat pot bunga dengan ekspresi dingin di wajahnya. Di depannya, Viscount Ennis masih berusaha menghiburnya.

Maria Ennis yang asli sedang duduk di sana.

"Aku harus mengambil pembayaran hari ini, aku tidak tahu kemana Anda akan membawaku, tapi hari ini adalah hari gajian.. Tapi, aku tidak mencuri apapun, dan polisi agak jauh dari sini..."

Suara gumaman di belakang punggungnya membuat Daniel terlihat bingung dan menoleh ke belakang. Rambut hitam, hidung mancung. Seorang pria dengan mata agak oriental dan wajah yang mirip dengan Maria berbicara dengan wajah bingung seolah sedang berdoa.

Daniel sekali lagi terkejut melihat Maria dan pemuda itu. Tatapannya bergerak maju mundur.

Setelan mewah hitam berpakaian sempurna dan jumpsuit petugas kebersihan berwarna biru. Rambut hitam yang mencapai pinggangnya dan ditata dengan sempurna, dan rambut hitam pendek yang dipotong acak dibawah topi yang polos beberapa helai di sana sini. Wajah yang tersenyum, seolah-olah digambarkan dengan arogansi dan ketidakpuasan, dan ekpresi yang menatapmu dengan rasa malu dan tidak tahu harus berbuat apa.

Daniel melepaskan lengan yang dipegangnya.

"Ya Tuhan.."

Daniel bergumam pelan, pria ini dan Maria adalah orang yang sangat berbeda. Mereka memiliki wajah yang sama, tetapi semuanya berbeda.

***************************************************************************************

Continue Reading

You'll Also Like

5.4M 485K 98
✫ 𝐁𝐨𝐨𝐤 𝐎𝐧𝐞 𝐈𝐧 𝐑𝐚𝐭𝐡𝐨𝐫𝐞 𝐆𝐞𝐧'𝐬 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐒𝐚𝐠𝐚 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 ⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎ She is shy He is outspoken She is clumsy He is graceful...
1.7M 93.1K 46
|𝐑𝐨𝐬𝐞𝐬 𝐚𝐧𝐝 𝐂𝐢𝐠𝐚𝐫𝐞𝐭𝐭𝐞𝐬 - 𝐈| She was someone who likes to be in her shell and He was someone who likes to break all the shells. "Jun...
3.1K 116 11
Jungkook has his own hospital and he is a doctor. Jungkook is soft hearted parson but sometimes cold hearted too. He lives in Seoul but his parents l...
169K 5.2K 22
Dipper knew the key to get Bill to not hurt his sister. He was hiding his smarts from everyone, even Ford. Dipper was used to it. Hiding. Hiding to n...