My Husband is Antagonist Novel

By Arash_ptr

409K 30K 1.6K

Frazea itu gadis mageran Lulus SMK bukannya nyari kerja, dia malah marathon semua cerita yang ada di perpusta... More

Babi 01
Babi 02
Babi 03
Babi 05
Babi 06
Babi 07
Babi 08
Babi 09
Babi 10
Babi 11
Babi 12
Babi 13
Babi 14
Babi 15
Babi 16
Babi 17
Babi 18
Babi 19
Babi 20
Babi 21
Babi 22
Babi 23
Babi 24
Babi 25
Babi 26
Babi 27
Minta Maap🗿

Babi 04

22.1K 1.6K 49
By Arash_ptr

Siapa yang umurnya udah 18 tahun tapi gak bisa ngendarain motor? Watashi! Watashi!

Gomenasai kalo si Archer ngomongnya terlalu baku, nanti lama-lama juga berubah😃

🌝🌝🌝

Zea dan Killian berjanjian berangkat jam 8 ke sekolah mereka untuk cap tiga jari. Sekarang Zea sedang sarapan bersama Archer yang sudah rapih dengan setelan jas hitam.

Zea belum mandi karena waktu masih menunjukkan pukul setengah tujuh. Lagipula Zea terbiasa dengan yang namanya ngaret.

"Om" Zea memanggil Archer. Lelaki itu hanya fokus pada makanannya.

Archer mendongak menatap istrinya. Ia menunggu apa yang akan dikatakan istrinya. Padahal biasanya, Archer melarang siapapun berbicara ketika makan dan kemarin malam Archer melanggar peraturan itu. Tapi tak apa, khusus untuk istrinya Archer perbolehkan.

"Ada apa?" Tanya Archer. Seperti biasa wajahnya datar tanpa ekspresi.

"Gue izin pergi ke school, mau cap tiga jari" ucap Zea.

Archer menatap istrinya dengan pandangan rumit.

"Leya, apa kau sedang merencanakan sesuatu?" Tanya Archer.

Suasana di ruang makan mendadak jadi mencekam. Para pelayan pamit undur diri karena perintah Archer. Tatapan Archer berubah tajam.

"Natapnya biasa aja dong Om" Zea berucap santai. Ia sama sekali tidak merasa terintimidasi dengan tatapan Archer.

"Lagi pula, rencana apa yang Om maksud?" Zea balik bertanya.

"Rencana untuk kabur mungkin? Leya, sikapmu berubah. Kau tau? Kita tidak pernah makan bersama seperti ini, kau tak pernah memanggilku Om Archer, kau bahkan tidak sudi menyebut namaku dan menatap wajahku. Kau tidak pernah izin jika ingin pergi. Tiga minggu sekali kau selalu mencoba kabur dariku. Kau tidak mau berdekatan denganku, kau-"

"Stop!" Zea memotong ucapan Archer.

"Calleya durhaka beut astaga!" Kesal Zea dalam hati.

Archer menunduk. Tak ingin menatap wajah istrinya. Archer sebenarnya tidak ingin mengucapkan itu semua. Tapi mendengar istrinya meminta izin untuk pergi, Archer jadi overthingking. Apa istrinya itu akan meninggalkannya?

Melihat Archer menunduk, Zea berjalan menghampiri lelaki yang duduk berhadapan dengannya itu. Zea memberanikan diri duduk di pangkuan Archer.

"Anjir! Gue agresip bener dah tapi gapapa, kapan lagi bisa duduk dipangkuan Om-om fiksi"

Betapa kagetnya Archer dengan kelakuan istrinya. Ritme jantung Archer berdetak tak karuan.

"Om" Zea merapihkan dasi yang di pakai Archer.

"Kek lonte anying!" Seru Zea dalam hati.

"Eh tapi Archer kan suaminya Calleya dan gue ada di tubuh Calleya, otomatis nih orang suami gue juga dong hehe" lanjut Zea.

"Turun Zea" Archer berkata dengan nada rendah. Archer memang menyuruh istrinya turun, namun entah sejak kapan kedua tangan lelaki itu memegang erat pinggang istrinya.

"Om, gue minta maaf atas semua kelakuan gue dulu" ujar Zea tulus.

Sejak semalam Zea sudah memikirkannya. Ia akan menerima Archer, ia akan menerima semuanya. Setidaknya sampai si pemilik tubuh kembali. Zea akan memperbaiki hubungan si pemilik tubuh dengan suaminya. Ada beberapa fakta yang Zea temukan ketika gadis itu mengotak-atik ponsel Calleya semalam dan lagi, banyak keuntungan yang bisa Zea dapatkan disini.

Alur novel? Zea tidak ambil pusing soal itu. Di setiap cerita transmigrasi yang ia baca, alur cerita pasti akan berubah dan Zea yakin, alur cerita Sincerity of Love pasti sudah berubah sejak kedatangan dirinya di dunia ini.

Mulai sekarang panggil dia Calleya atau Leya.

Archer menegang. Tatapan tulus istrinya membuat hati Archer bergetar. Istrinya sungguh-sungguh meminta maaf.

"Om gak mau maafin gue ya?" Raut wajah Calleya berubah sedih.

"S-saya maafkan" ucap Archer cepat. Lelaki itu tidak suka melihat istrinya sedih.

Calleya tersenyum senang, "Bener Om?" Tanyanya seraya menatap Archer.

Archer mengangguk. Ia terpaku dengan senyuman istrinya.

Calleya lantas memeluk Archer, "Makasih Om!"

Wajah Archer tak bisa diekpresikan. Ia senang walaupun masih ada sedikit keraguan di hatinya. Tapi Archer akan mencoba mempercayai istrinya.

Archer membalas pelukan istrinya, "Jadi begini rasanya dipeluk istri" batin Archer.

Calleya melepaskan pelukannya. Ah rasanya Archer tak ikhlas, ia masih ingin memeluk istrinya. Calleya merapikan jas Archer, "Dah rapi, Om gak mau berangkat?" Tanyanya.

"Kau ke sekolah jam berapa?" Archer balik bertanya.

"Jam 8"

"Saya antar"

"Eh gak usah Om! Gue bareng Killian"

"Killian? Sepupumu?"

"Hu'um"

Archer tak rela istrinya bersama lelaki lain walaupun lelaki itu adalah sepupu istrinya. Tapi Archer harus menurunkan ego nya. Ia baru saja berbaikan dengan istrinya.

"Baiklah." Archer mengalah.

"Yaudah gue mau mandi Om," Calleya ingin turun dari pangkuan Archer.

"Lepas Om!" Pinta Calleya karena Archer memegang erat pinggangnya.

"Sebentar," Archer mendekatkan wajahnya.

Calleya terkesiap. Ini Om-om mau ngapain woy?! Calleya bukan mau di kiss kan? Duh Calleya gak siap tapi kalo nolak, rugi dong.

Archer menatap Calleya sebentar lalu mengusap pipi istrinya, "ada bekas iler di pipi mu, Leya" ucapnya polos.

***

Brakk

Calleya menutup pintu kamar dengan kasar.

"Gue malu ANJRITT!"

"Bekas iler sialan!"

"Om Archer juga astaghfirullah! Gue kira mau dapet kecupan selamat pagi,"

Setelah Archer mengatakan hal itu, Calleya langsung menabok lengan suaminya dan turun dari pangkuan Archer. Tanpa menghiraukan kebingungan Archer, Calleya berlari ke kamarnya.

Drtt

Drtt

Nama Killian terpampang di layar ponsel Calleya.

"Apa?!" Sewot Calleya.

"Buset dah nih bocah, ngegas mulu lo anjing!" Killian ikutan sewot.

"Sorry, gue lagi kesel. Ada apaan"

"Ya engga ada apa-apa sih, gue cuma ngingetin aja kalo hari ini cap tiga jari"

"Gue inget Killian!"

"Gue otw your home nih" terdengar suara grasak-grusuk dari seberang sana.

"Eh eh gue belom mandi!" Seru Calleya.

"Tuh kan kebiasaan lo mah, ngaret! Mandi sono lo" kesal Killian.

"Iye!"

Calleya mematikan ponselnya. Gadis itu mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Calleya ingin ke keramas. Namun, ketika ia mengucek-ngucek rambutnya, ia menemukan suatu kejanggalan.

"LAH ANJAY TERNYATA RAMBUT PALSU TOH!" Pekiknya dari dalam kamar mandi.

"Oh iya kan di foto itu rambut Calleya pendek dan lagi nih anak baru lulus, kan gak mungkin rambutnya langsung panjang."

Rambut asli Calleya itu pendek setengah leher dengan warna biru di ujung-ujungnya saja.

"Hm not bad lah. Lagi juga gue gak terlalu suka rambut panjang, ngeribetin bikin gerah"

Beberapa menit kemudian Calleya sudah selesai mandi. Tubuh gadis itu terbalut jubah mandi atau yang biasa orang sebut bathrobe. Calleya memilih baju yang akan ia pakai di walk in closet. (bener gak si namanya? Gua lupa)

Tenang. Tidak ada CCTV di ruangan itu. Archer tau diri dan tau privasi.

Pilihannya jatuh kepada kemeja putih, celana levis hitam dan jaket kulit hitam model crop top. Rambut pendeknya ia biarkan tergerai. Calleya juga memasang anting berbentuk bintang di telinganya.

"Kapan lagi gue bisa pake anting" gumamnya.

Di dunia nyata, ia tidak pernah memakai anting karena tidak ada lubang anting di telinganya.

Calleya mematut dirinya di cermin full body.

"Nice, seperti jamet" puji dirinya.

"Hm kok gue baru sadar ya kalo begundal-begundil nya Leya lumayan gede, gak kayak gue dulu, tepos bin datar" Calleya menilai dadanya. 

Tok

Tok

Tok

Pintu kamar Calleya diketuk.

Ceklek

"Kenapa Bi?" Tanya Calleya begitu melihat siapa orang yang mengetuk pintu kamarnya.

"Di bawah ada sepupu Non Leya" jawab Bi Kana.

"Oke makasih Bi," Calleya masuk ke kamarnya lagi, ia hanya membawa ponsel. Kalo pengen jajan? Tinggal porotin Killian.

***

"Kau bidadari jatuh dari genteng, disruduk banteng, gepeng" lantunan lagu Killian nyanyikan saat melihat sepupunya.

Calleya menatap Killian. Lelaki berwajah tengil itu tengah rebahan di sofa ruang tamu. Tak lupa setoples kacang goreng di pelukannya.

"Met morning Ley" sapa Killian.

"Makin cantik aja my cousin" puji lelaki itu.

Calleya mendengus. Gadis itu duduk di sofa seberang.

"Berasa rumah sendiri ye" sindir Calleya.

"Hehe. Gue denger-denger dari Tante Cal, lo kabur lagi kemaren" ujar Killian.

"Ya, seperti biasa" balas Calleya santai.

"Udahlah Ley, Archer kan udah milih lo. Stop kabur-kaburan," Killian menghela napasnya. Lelaki itu sudah lelah dengan kelakuan sepupu bodohnya yang sering kabur dari mansion ini.

Calleya termenung. Archer sudah memilihnya? Apa maksudnya? Sepertinya Killian tau banyak hal tentang kehidupannya.

"Dan juga stop bersandiwara, jadi diri lo sendiri Ley" Killian duduk tegak menatap sepupunya.

"Apaan sih? Sandiwara apaan?" Tanya Calleya.

"Jangan sok engga tau dah. Buktinya lo masih kayak dia, cuma kurang softlen biru aja" jawab Killian.

Dia? Siapa dia yang Killian bicarakan? Apa ini ada hubungannya sama foto-foto Calleya waktu SMA, pikir gadis itu.

"Gue udah jadi diri gue sendiri kok. Gue suka kayak gini" ujar Calleya.

"Gue juga gak bakal kabur-kaburan lagi, gue udah nerima Om Archer" lanjutnya.

Killian melotot horror. Ia bangkit dan memeriksa kening Calleya. Tidak panas, tapi sejak kapan sepupunya agak waras?

"Lo waras Ley?"

Plak

Calleya menggeplak tangan Killian di keningnya.

"Gue waras ya!" Sungut nya.

"Alhamdulillah akhirnya otak lo berjalan lancar Ley"

"Dahlah ayok berangkat" ajak Calleya.

Calleya kira, Killian menjemputnya menggunakan mobil atau motor-motor yang sering di pakai cowok fiksi. Nyatanya lelaki itu membawa motor Honda Astrea yang biasa di pakai buat ngarit oleh tetangganya di dunia nyata.

"Nih anak pasti type orang yang suka merendah untuk meroket" batin Calleya.

"Helm lo" Killian memberikan helm bebek warna kuning pada Calleya.

"Kuning lagi kuning lagi" dengan terpaksa Calleya menerimanya.

"Bapak gue naek pangkat, beraaangkaaattt" Killian berpantun sebelum akhirnya motor Honda Astrea itu melaju meninggalkan mansion Dirgazantra.

"KILLIAN BANGSAT! GUE BELOM NAEK MONYET!" Pekik Calleya yang sedang memakai helm.

Di waktu yang sama, namun di tempat yang berbeda. Archer masih memikirkan istrinya. Archer merasa bersalah karena tak sengaja membuat istrinya kesal. Lelaki itu duduk di kursi kebesarannya sembari membolak-balikkan dokumen di tangannya. 

Archer mengacak-ngacak rambutnya sampai Adams, sang Asisten terheran-heran dengan sikap Bos nya. Baru kali ini Adams melihat ekpresi frustasi Bos nya.

"Apa Tuan Archer sedang mengalami gejala sakit jiwa?" Batin Adams bertanya.

"Tuan, apa Anda sakit?" Tanya Adams.

Tuannya menggeleng.

"Anda terlihat seperti orang gila Tuan," cetus Adams dibalas tatapan tajam sang Tuan.

"Adams, apa kepalamu sudah bosan menempel dengan leher?" Tanya Tuannya datar.

Adams meneguk ludahnya. Entah sudah yang ke berapa kalinya Adams mendengar kata-kata Tuannya itu. Adams bahkan sudah hafal dengan kalimatnya.

"Kepala saya masih sangat menyayangi leher saya Tuan" ujar Adams.

Archer mendengus. Tiba-tiba ia teringat sesuatu.

"Apa kau sudah menjalani tugas yang ku perintahkan?" Tanyanya.

"Tugas yang mana?" Gumam Adams yang tentunya di dengar Archer. Saking banyaknya tugas yang Archer berikan, Adams suka lupa. Untung saja gajinya gede, jika tidak, Adams mana mau bertahan menjadi Asisten Archer.

"Ck! Monkey D. Luffy, cari identitas pria itu" Archer berdecak.

"Oh tugas itu. Saya sudah mencarinya Tuan dan ini hasilnya" Adams menyerahkan sebuah Tab pada Archer.

Archer membaca dengan jelas semua yang di tampilkan di layar Tab. Ada beberapa foto Monkey D. Luffy yang Adams sertakan.

"Kau bercanda?" Nada bicara Archer semakin datar.

"Kapan saya bercanda? Saya dari tadi diam Tuan" Adams bingung.

"Ku bilang cari identitas pria itu, temukan dia secepatnya. Seret kehadapanku!"

"Bagaimana caranya Tuan? Portal isekai masih belum ditemukan dan lagi, identitas Monkey D. Luffy ya memang itu. Kalau Tuan tidak percaya, Tuan bisa tanyakan langsung pada Nona Leya"

"Jadi, aku kalah dengan pria gepeng?" Gumam Archer bertanya pada angin.

"Katakan, siapa yang lebih baik, dia atau diriku?"

"Sudah tentu jawabannya adalah Luf-eh maksud saya, Tuan yang paling baik" Adams tak habis pikir dengan Tuannya.

"Kau bohong" raut wajah Archer berubah sedih. Adams panik, apa Tuannya kerasukkan? Kemana ekpresi datar dan dingin yang selalu Tuannya tunjukkan.

"Istriku bilang, pria itu adalah pria terbaik sedunia" Archer bertambah muram.

"Tuan! Walaupun dia adalah pria terbaik sedunia, tetap saja dia tidak nyata dan tidak akan pernah nyata. Tuan tidak usah bersedih, karena selamanya Nona Leya hanyalah milik Tuan" Adams berharap kata-katanya dapat menghibur hati Tuannya.

Energi Archer yang tadi hilang, kembali lagi. Benar juga apa yang dikatakan Adams. Luffy, pria gepeng itu tidak nyata. Sampai kapan pun Leya adalah miliknya.

"Ekhem tapi Tuan, sejak kapan Nona Leya suka menonton Anime?" Pertanyaan Adams membuat Archer berpikir.

Watashi sedang memikirkan konflik yang cocok untuk Archer dan Calleya🤔

Si Reanne nasibnya gimana ya😔😔😔

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 137K 49
•Airis Ferdinand. Aktris cantik dengan puluhan mantan pacar, baru saja mendapatkan penghargaan Aktris terbaik di acara Awards international. Belum se...
337K 19.3K 21
Tak pernah terbayang olehku akan bertransmigrasi ke dalam novel yang baru aku baca apalagi aku menempati tubuh tokoh yang paling aku benci yang palin...
184K 11.7K 19
Ini dia jadinya kalo gadis bar-bar seperti Joana transmigrasi ke dalam sebuah novel romansa dan menjadi anak perempuan dari protagonis yang digambark...
216K 548 21
21+++ Tentang Rere yang menjadi budak seks keluarga tirinya