(ยฒ) ๐™๐ˆ๐Ž๐๐๐„ || ๐“๐จ ๐๐ž...

De qinazxaa

72.5K 3.8K 710

Season 2 dari ZIONNE "๐˜ˆ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ช ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ณ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ด๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฉ๐˜ช๏ฟฝ... Mais

๐‡๐ข!
๐ŸŽ๐Ÿ. ๐†๐จ ๐จ๐ง ๐•๐š๐œ๐š๐ญ๐ข๐จ๐ง
๐ŸŽ๐Ÿ. ๐€๐œ๐œ๐ข๐๐ž๐ง๐ญ๐š๐ฅ ๐Œ๐ž๐ž๐ญ๐ข๐ง๐ 
๐ŸŽ๐Ÿ‘. ๐ˆ๐ญ'๐ฌ ๐๐จ๐ญ ๐š ๐‘๐ฎ๐ฆ๐จ๐ฎ๐ซ
๐ŸŽ๐Ÿ’. ๐€๐ซ๐ž ๐˜๐จ๐ฎ ๐‹๐จ๐จ๐ค๐ข๐ง๐  ๐…๐จ๐ซ ๐Œ๐ž?
๐ŸŽ๐Ÿ“. ๐’๐ฐ๐ž๐ž๐ญ ๐€๐ญ๐ญ๐ž๐ง๐ญ๐ข๐จ๐ง
๐ŸŽ๐Ÿ”. ๐˜๐จ๐ฎ ๐š๐ง๐ ๐ˆ
๐ŸŽ๐Ÿ•. ๐Œ๐ข๐ง๐ ๐๐ฎ๐ซ๐๐ž๐ง
๐ŸŽ๐Ÿ–. ๐๐ž๐š๐œ๐ก
๐ŸŽ๐Ÿ—. ๐‰๐ž๐š๐ฅ๐จ๐ฎ๐ฌ
๐Ÿ๐ŸŽ. ๐†๐ฅ๐จ๐จ๐ฆ๐ฒ ๐“๐ข๐ฆ๐ž๐ฌ
๐Ÿ๐Ÿ. ๐€ ๐‚๐จ๐ง๐๐ข๐ญ๐ข๐จ๐ง
๐Ÿ๐Ÿ. ๐๐ž๐ซ๐ฌ๐ฎ๐š๐๐ž
๐Ÿ๐Ÿ‘. ๐…๐ž๐ž๐ฅ ๐”๐ง๐Ÿ๐š๐ข๐ซ
๐Ÿ๐Ÿ’. ๐ƒ๐ž๐ญ๐ž๐ซ๐ข๐จ๐ซ๐š๐ญ๐ข๐ง๐  ๐…๐ข๐ง๐š๐ง๐œ๐ž๐ฌ
๐Ÿ๐Ÿ“. ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ”
๐Ÿ๐Ÿ”. ๐๐ž๐ญ๐ญ๐ž๐ซ ๐š๐ง๐ ๐–๐จ๐ซ๐ฌ๐ž
๐Ÿ๐Ÿ•. ๐€๐ซ๐ซ๐ž๐ฌ๐ญ๐ž๐
๐Ÿ๐Ÿ–. ๐ˆ ๐Œ๐ข๐ฌ๐ฌ ๐‡๐ข๐ฆ
๐Ÿ๐Ÿ—. ๐‡๐ž๐š๐ฏ๐ฒ ๐‘๐š๐ข๐ง
๐Ÿ๐ŸŽ. ๐๐š๐๐ฆ๐จ๐ฎ๐ญ๐ก๐ข๐ง๐ 
๐Ÿ๐Ÿ. ๐’๐จ๐ฆ๐ž ๐Œ๐จ๐ฏ๐ข๐ž๐ฌ
๐Ÿ๐Ÿ. ๐Œ๐จ๐ซ๐ž ๐‘๐ž๐œ๐ค๐ฅ๐ž๐ฌ๐ฌ
๐Ÿ๐Ÿ‘. ๐‡๐ž๐ซ ๐€๐ง๐ ๐ž๐ซ
๐Ÿ๐Ÿ’. ๐€ ๐’๐ฎ๐ ๐ ๐ž๐ฌ๐ญ๐ข๐จ๐ง
๐Ÿ๐Ÿ“. ๐๐ซ๐ข๐ฌ๐จ๐ง
๐Ÿ๐Ÿ”. ๐๐ž๐ฐ ๐…๐š๐œ๐ญ
๐Ÿ๐Ÿ•. ๐†๐ซ๐š๐๐ฎ๐š๐ญ๐ข๐จ๐ง
๐Ÿ๐Ÿ–. ๐๐ซ๐ž๐ฏ๐ข๐จ๐ฎ๐ฌ ๐๐ซ๐จ๐›๐ฅ๐ž๐ฆ
๐Ÿ๐Ÿ—. ๐”๐ง๐ค๐ง๐จ๐ฐ๐ง
๐Ÿ‘๐ŸŽ. ๐‡๐š๐ซ๐›๐จ๐ซ
๐Ÿ‘๐Ÿ. ๐…๐ฎ๐ฅ๐ฅ ๐จ๐Ÿ ๐‹๐ข๐ž๐ฌ
๐Ÿ‘๐Ÿ. ๐‡๐จ๐ง๐ž๐ฌ๐ญ๐ฒ
๐Ÿ‘๐Ÿ‘. ๐’๐ญ๐š๐ฒ ๐Ž๐ฏ๐ž๐ซ๐ง๐ข๐ ๐ก๐ญ
๐Ÿ‘๐Ÿ’. ๐๐ข๐ ๐ก๐ญ๐ฆ๐š๐ซ๐ž
๐Ÿ‘๐Ÿ“. ๐’๐ฐ๐ž๐ž๐ญ ๐“๐ก๐ข๐ง๐ ๐ฌ
๐Ÿ‘๐Ÿ”. ๐“๐ซ๐ฎ๐ฌ๐ญ ๐ˆ๐ฌ๐ฌ๐ฎ๐ž๐ฌ
๐Ÿ‘๐Ÿ•. ๐‚๐š๐ฎ๐ ๐ก๐ญ ๐ˆ๐ง ๐“๐ก๐ž ๐€๐œ๐ญ
๐Ÿ‘๐Ÿ–. ๐๐ž๐ฐ๐ฌ๐ฉ๐š๐ฉ๐ž๐ซ
๐Ÿ‘๐Ÿ—. ๐๐ž๐œ๐จ๐ฆ๐ž ๐š ๐๐š๐ซ๐ญ๐ง๐ž๐ซ
๐Ÿ’๐ŸŽ. ๐Œ๐ž๐ž๐ญ ๐š ๐“๐ก๐ซ๐ž๐š๐ญ
๐Ÿ’๐Ÿ. ๐‚๐จ๐ง๐ฃ๐ž๐œ๐ญ๐ฎ๐ซ๐ž
๐Ÿ’๐Ÿ. ๐๐ž๐š๐ญ๐ž๐ง
๐Ÿ’๐Ÿ‘. ๐“๐ซ๐ž๐š๐ญ ๐–๐จ๐ฎ๐ง๐๐ฌ
๐Ÿ’๐Ÿ’. ๐‚๐จ๐ฆ๐Ÿ๐จ๐ซ๐ญ๐š๐›๐ฅ๐ž
๐Ÿ’๐Ÿ“. ๐€๐ฉ๐ฉ๐จ๐ข๐ง๐ญ๐ฆ๐ž๐ง๐ญ
๐Ÿ’๐Ÿ”. ๐„๐ฌ๐œ๐š๐ฉ๐ž
๐Ÿ’๐Ÿ•. ๐ƒ๐ž๐ž๐ฉ ๐‹๐จ๐ฏ๐ž
๐Ÿ’๐Ÿ–. ๐ƒ๐ข๐ฌ๐ญ๐š๐ง๐œ๐ž
๐Ÿ’๐Ÿ—. ๐‡๐š๐ฎ๐ ๐ก๐ญ๐ฒ
๐Ÿ“๐ŸŽ. ๐‘๐ž๐œ๐ค๐ฅ๐ž๐ฌ๐ฌ๐ง๐ž๐ฌ๐ฌ
๐Ÿ“๐Ÿ. ๐“๐จ๐ฑ๐ข๐œ ๐…๐ฎ๐ฆ๐ž๐ฌ
๐Ÿ“๐Ÿ. ๐’๐š๐ฏ๐ž๐
๐Ÿ“๐Ÿ‘. ๐๐ฎ๐ž๐ฌ๐ญ๐ข๐จ๐ง๐ฌ
๐Ÿ“๐Ÿ’. ๐Œ๐ข๐ฌ๐ฌ๐ข๐จ๐ง
๐Ÿ“๐Ÿ“. ๐€๐ฉ๐จ๐ฅ๐จ๐ ๐ข๐ณ๐ž
๐Ÿ“๐Ÿ”. ๐•๐ข๐œ๐ญ๐ข๐ฆ
๐Ÿ“๐Ÿ•. ๐†๐ž๐ญ ๐“๐จ ๐Š๐ง๐จ๐ฐ ๐˜๐จ๐ฎ
๐Ÿ“๐Ÿ–. ๐“๐ž๐ฅ๐ฅ ๐“๐ก๐ž ๐“๐ซ๐ฎ๐ญ๐ก
๐Ÿ“๐Ÿ—. ๐ˆ ๐€๐๐ฆ๐ข๐ซ๐ž ๐˜๐จ๐ฎ
๐Ÿ”๐ŸŽ. ๐„๐ฏ๐ข๐๐ž๐ง๐œ๐ž
๐Ÿ”๐Ÿ. ๐‘๐ž๐œ๐ข๐ฉ๐ซ๐จ๐œ๐š๐ฅ
๐Ÿ”๐Ÿ. ๐€๐ง๐ ๐ž๐ซ
๐Ÿ”๐Ÿ‘. ๐๐ข๐ง๐ค ๐“๐ฎ๐ฅ๐ข๐ฉ๐ฌ
๐Ÿ”๐Ÿ’. ๐“๐ก๐ซ๐ข๐ฅ๐ฅ๐ข๐ง๐ 
๐Ÿ”๐Ÿ“. ๐€๐›๐จ๐ฎ๐ญ ๐‡๐ข๐ฌ ๐…๐ž๐ž๐ฅ๐ข๐ง๐ ๐ฌ
๐Ÿ”๐Ÿ”. ๐ˆ๐ง๐Ÿ๐จ๐ซ๐ฆ๐š๐ญ๐ข๐จ๐ง
๐Ÿ”๐Ÿ•. ๐“๐จ๐ฑ๐ข๐œ ๐‘๐ž๐ฅ๐š๐ญ๐ข๐จ๐ง๐ฌ๐ก๐ข๐ฉ
๐Ÿ”๐Ÿ–. ๐Ž๐ฎ๐ซ ๐Ÿ๐ž๐ž๐ฅ๐ข๐ง๐ ๐ฌ
๐Ÿ”๐Ÿ—. ๐Ž๐ฎ๐ซ ๐๐š๐ฆ๐ž
๐Ÿ•๐ŸŽ. ๐ˆ'๐ฆ ๐–๐š๐ข๐ญ๐ข๐ง๐  ๐Ÿ๐จ๐ซ ๐˜๐จ๐ฎ
๐Ÿ•๐Ÿ. ๐“๐ก๐ž ๐„๐ง๐ ๐จ๐Ÿ ๐”๐ฌ
๐„๐ฉ๐ข๐ฅ๐จ๐ 

๐๐ซ๐จ๐ฅ๐จ๐ ๐ฎ๐ž

3.6K 103 8
De qinazxaa

_

𝟐𝟎𝟏𝟕 – 𝐊𝐨𝐭𝐚 𝐍𝐞𝐰 𝐘𝐨𝐫𝐤, 𝐀𝐦𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚𝐭

■■■

Di pagi hari yang cerah, di kota New York - Amerika Serikat, kota yang dikenal dengan julukan kota yang tak pernah tidur itu memancarkan energi yang penuh semangat. Di pagi hari orang-orang semakin ramai beraktivitas seperti biasanya, jalanan mulai dipenuhi mobil-mobil, dan trotoar dipenuhi pejalan kaki yang tergesa-gesa dan banyak dari mereka yang membawa secangkir kopi hangat.

Dari sekian banyaknya mobil-mobil yang melaju di jalanan sibuk kota New York, terdapat seorang pria di dalam mobil yang memandang keluar jendela dengan perasaan campur aduk.

Setelah dua tahun pergi dari kota New York dan menjalani banyak bisnis di Las Vegas, seperti casino, hotel, resort, dan bisnis lainnya. Akhirnya dia kembali lagi ke kota New York karena untuk mencari sebuah dokumen penting yang berkaitan dengan kontrak bisnis dengan seseorang.

Pria itu menyamakan posisi duduknya sambil menghembuskan napasnya secara perlahan. Silau matahari di pagi hari, memancar masuk ke dalam ruang kabin mobilnya, membuat udara segar yang ikut masuk pun mampu menenangkan hatinya.

Dan bohong jika pria itu tidak merasa nonstalgia dengan kenangan singkat dua tahun yang lalu bersama seorang wanita yang kehadirannya berkesan dalam hidupnya.

"Anne..."

"Kau mengatakan sesuatu, Mr. Darkan?" tanya pria yang yang sedang menyetir sambil menoleh secara sekilas kepada pria yang duduk di kursi penumpang.

Pria yang duduk di kursi penumpang itu ya dia adalah Darkan. Dia menelan ludahnya secara kasar dan menggeleng dengan raut wajah muramnya. "Tidak, Arciano. Mungkin kau salah dengar." Lalu ia menghembuskan napasnya secara perlahan.

Arciano mengangguk dan kembali fokus menyetir, sedangkan Darkan menaikkan kaca mobil dan mulai menggunakan tablet yang sedari tadi berada dalam genggamannya.

Suasana hati Darkan yang sebelumnya membaik, kini mendadak kembali kesal setelah membaca laporan-laporan bisnis yang dikelola olehnya dalam bentuk file.

Kemudian Darkan menghela napas dan menatap Arciano dengan tatapan kesal.  "Mengapa masih terdapat 5 casino dan 2 bar yang ilegal?? Bukankah sudah kukatakan sebelumnya daftarkan semua bisnis atas namaku menjadi legal." Ia meninggikan ucapannya di akhir.

Arciano yang sedang menyetir mendadak memelankan laju kendaraannya. "Mr. Darkan, banyak para anggota yang tidak setuju dengan keputusanmu karena mereka berpendapat jika bisnis semuanya dibuat legal, tentu saja harus membayar pajak, maka masukan keuangan tidak akan lebih besar didapatkan."

"Dan keputusanmu sejak dua tahun yang lalu untuk berhenti menyelundupkan senjata api dan menjual narkoba saja sangat ditentang oleh mereka. Oleh karena itu, mengenai beberapa tempat Casino dan bar yang masih ilegal mereka sampai saat ini tidak mengikuti perintah itu darimu."

Darkan menggeram kesal. "Arciano, aku sangat lelah menjelaskan kepada mereka. Bisnis apa pun tentunya akan lebih baik dilakukan secara legal. Dan kita harus berhenti berurusan dengan hal kriminal, kita bisa menjalankan bisnis sesuai dengan aturan dan ketentuan yang ditetapkan dalam negara."

"Beri tahu aku, siapa saja yang menolaknya?"

"Mr. Geo."

"Utamanya, dia yang paling menolak hal itu." Arciano memilih hanya mengatakan Mr. Geo, tidak dengan para anggota lainnya, apalagi bukan sedikit anggota yang menentang keputusan Darkan atas peraturan-peraturan baru yang dibuatnya itu.

"Mengapa Mr. Geo masih sering ikut campur lebih dalam mengenai bisnis, padahal aku yang telah menjadi pemimpin saat ini?!" Darkan bergumam kesal.

Arciano menggeleng. "Maaf aku tidak tahu, Mr. Darkan."

Bukan jawaban itu yang diharapkan oleh Darkan, ia berharap jawaban dukungan yang terucap bahwa yang dilakukannya itu akan didukung, seperti yang dulu sering dilakukan oleh Jeff.

Hanya saja semenjak kejadian peretas dan pencurian uang itu terungkap oleh Mr. Geo, dia menjadi melarang Jeff ikut berbisnis dengannya, dan digantikan oleh Arciano.

***

Di sebuah ruangan apartemen, mesin penyedot debu berderu dengan nyaring, seorang wanita penghuni apartemen yang sedang membersihkan tempat tinggalnya itu ditemani dengan lagu-lagu favorit pilihannya yang berputar secara berurut, yang rata-rata dinyanyikan oleh Taylor Swift.

Sesekali wanita itu ikut bersenandung, bergerak lincah saat lagu membangkitkan rasa semangatnya, dan memukul dadanya saat lagu terasa menyayat hatinya.

Pandangannya berhenti menatap dua piala yang tak jauh di depannya, dan beberapa piagam yang tergantung di dinding dengan figura.

Wanita itu tersenyum, lantas teringat dengan perjuangannya akhir-akhir ini dalam belajar yang cukup membuahkan hasil.

Contohnya dua piala dan beberapa piagam itu telah menjadi bukti bahwa semenjak semester enam hingga kini ia berada di semester delapan, dia banyak memberanikan diri mengikuti lomba dan aktif dalam mengikuti kegiatan di kampusnya ataupun di luar kampus. Meskipun pada awalnya ia merasa tidak nyaman karena masih saja ada orang yang menganggap buruk tentangnya akibat fitnah seseorang yang terobsesi padanya.

Namun, wanita itu berusaha mengabaikan hal itu dan fokus pada tujuannya untuk menjadi lebih baik, baik dalam kepribadian ataupun studinya.

Hingga akhirnya orang-orang mulai melupakan kejadian dulu, dan mereka mulai menerimanya tanpa mengaitkan dengan pencurian uang pada saat itu.

Di tengah lamunannya, suara notifikasi dari ponselnya pun berbunyi, wanita itu segera mengambil ponsel dan melihat ada notifikasi apa di ponselnya.

Setelah melihat notifikasi di ponselnya, senyuman di bibirnya terbentuk, lalu ia segera mengetikkan balasan pesan dari seseorang.

Namun, baru saja dia akan mengetikkan balasan pesan, orang itu menghubunginya lalu dia segera mematikan mesin penyedot debu, dan mengangkat panggilan tersebut.

"Pagi, Anne!"

Wanita yang sedang membersihkan tempat tinggalnya itu ya dia adalah Anne, dia tertawa kecil mendengar suara penuh semangat dari orang yang sedang meneleponnya. "Pagi juga, Naomi."

"Hari ini dan besok kan libur, kau sibuk tidak? Aku ingin mengajakmu pergi liburan!"

Anne tampak berpikir, ia belum membuat jadwal kegiatan apa pun yang akan dilakukannya di akhir pekan ini. Namun, karena ia telah memasuki semester delapan, ia pikir dirinya harus memikirkan untuk tugas akhirnya, daripada banyak menghabiskan waktu untuk hal yang tidak terlalu penting.

"Aku tidak sibuk, tetapi aku pikir... lain kali saja."

Terdengar decakan pelan dari seberang telepon. "Anne, kau pasti belum apa-apa sudah gugup dan pusing memikirkan ujian kelayakan klinis untuk syarat kelulusan kita nanti, kan?"

Anne tanpa sadar mengangguk dan menghembuskan napasnya.

"Santai saja, mending kita pergi liburan!"

"Kau ingin pergi liburan ke mana memangnya?"

"New Jersey! Aku sangat ingin ke Atlantic City!"

Anne lagi-lagi tertawa kecil, merasa lucu karena Naomi menjelaskan dengan excited, sepertinya temannya itu benar-benar ingin pergi ke sana.

"Kalau ke sana berarti kita menginap?"

"Iya, Anne."

"Oke, kita bisa pergi hari ini, tetapi besok pagi atau siangnya kita pulang."

"Okay! Tapi, Anne. Aku boleh meminjam uang dulu? Nanti aku bayar."

Anne lantas terdiam, ia bisa saja langsung mengiyakan jika Naomi tidak terlalu banyak memiliki hutang padanya, ia tidak mungkin lupa dengan hutang-hutangnya yang belum dia bayar sedikit pun padanya, dan ia yang merasa tidak enak hati untuk menagih hanya berharap Naomi segera membayar dan ingat dengan hutangnya.

"Anne?" Naomi kembali bertanya karena tidak ada sahutan apa pun darinya.

"Uang 1 juta dolarmu itu tidak akan habis walaupun dipijamkan padaku sedikit."

"Lagi pula, kau sangat aneh diberi uang sebanyak itu kenapa kau tidak memakainya? Jika aku ada di posisimu, aku pasti sudah banyak membeli segalanya dengan uang itu."

"Daripada nanti uangnya tiba-tiba menghilang, lebih baik kau pinjamkan saja pada temanmu ini yang sedang sekarat menjalani kehidupan."

Anne lantas menggigit bawah bibirnya, dan ia benar-benar menyesal menceritakan kejadian penculikan dan sebagian tentang Darkan pada Naomi.

Anne mengerti bahwa dari sejak dua tahun yang lalu Naomi kesulitan uang karena berhenti bekerja paruh waktu dan Ayahnya pensiun dari pekerjaannya, tetapi bukan berarti selama itu juga dia selalu dapat meminjam uang padanya. 

"Naomi, kapan kau akan membayar hutangmu?"

"Anne, kau tega sekali. Aku akan membayar semua hutangku, hanya saja semenjak aku tidak bekerja paruh waktu lagi kau tahu sendiri untuk makan saja sulit, ayahku juga malah pensiun dari pekerjaannya, uang pesangonnya juga malah untuk biaya berobat ibu."

Anne menghela napas dan mengiyakan. "Oke, asal jangan lupa membayarnya, cicil juga tidak masalah."

"Jangan bicara seperti itu juga tentang ayah dan ibumu, mereka pasti sakit hati kalau mendengar ucapanmu, jaga baik-baik hati mereka."

"Iya, Anne. Kau cerewet sekali."

"Transfernya seperti biasa, hanya 10 juta."

"Oh iya, Anne. Tetapi kalau kali ini aku boleh meminjam 25 juta tidak? Aku sangat ingin membeli baju baru dan tas baru untuk liburan hari ini."

Anne terdiam, ia benar-benar ragu untuk meminjamkan uang pada Naomi, apalagi untuk gaya hidup.

"Anne, aku akan membayarnya dalam waktu cepat, tenang saja."

"10 juta memangnya tidak cukup untuk membeli baju dan tas baru juga?"

"Cukup... hanya saja kali ini aku ingin meminjam 25 juga, boleh, kan?"

Anne menghela napas berat. "Oke, nanti aku transfer."

"Terima kasih, Anne! Kita ketemu di stasiun kereta jam 10 ya, tolong sekalian pesankan aku tiket online juga, aku mengajak pacarku, jadi tiga tiket."

"Kau mengajak Thomas??" Anne terkejut dan heran, mengapa Naomi mengajaknya, tetapi dia mengajak pacarnya juga? Kenapa tidak mereka berdua saja yang pergi??

"Iya, Anne. Kau ajaklah Jean juga. Tidak seru kalau hanya kita berdua."

"Tidak, jangan coba-coba kau mengajaknya."

Anne segera mematikan telepon dan berdecak kesal lalu ia meletakkan ponselnya. Saat ini, ia tengah menimang-nimang haruskah ia mulai bersikap tegas pada orang yang seperti Naomi?

Karena Anne pikir jika Naomi dibiarkan akan semakin semena-mena padanya.

Anne berdecak saat tak sengaja menjatuhkan sesuatu dari atas meja riasnya, lalu ia berjongkok dan tangannya berusaha meraih sisir yang dijatuhkannya.

Namun, pandangan Anne kini tertuju pada sebuah kotak berukuran sedang yang berada di bawah sudut meja riasnya, lalu dengan ragu ia pun mengambilnya.

Anne menelan ludahnya setelah membuka sebuah kotak itu, di dalamnya terdapat sebuah kotak kalung dan sebuah ponsel pemberian Darkan.

Anne berdecak lalu menghela napas secara kasar, ia kesal pada dirinya sendiri karena malah membuka kotak itu, yang membuatnya teringat pada Darkan.

Selain itu, mengenai ketiga rekan kerjanya, Anne telah menceritakan semuanya kepada ayahnya, ayahnya pun telah membuat laporan kepada pihak berwajib mengenai hal itu, tetapi sayangnya sampai saat ini belum ditemukan apa pun mengenai ketiga orang itu.

***

Seorang lelaki duduk dengan tegap menghadap komputer di depannya, jari-jemarinya mengetik dengan lihai di atas keyboard, suara ketikan pada keyboard itu terdengar memenuhi ruangan yang senyap dan redup, cahaya dari layar komputer pun menyinari wajahnya yang penuh konsentrasi.

Meskipun hari sudah pagi, dia tidak membuka gorden kamarnya, membiarkannya dalam keadaan gelap, dia pun telah duduk di depan komputernya dalam waktu yang sangat lama, dia telah melewatkan waktu tidurnya.

Di atas meja selain terdapat sebuah komputer yang sedang dipakainya, terdapat juga sebuah laptop dan dua ponsel, kabel-kabel pun terhubung satu sama lain dengan barang-barang elektronik itu.

Dia tidak akan menyerah dan yakin bahwa alat pelacak yang diletakkannya dua tahun yang lalu pada mobil seseorang pasti masih berada di sana, hanya saja teknologi pada saat itu tidak terlalu mendukung pelacakan alamatnya.

Kini adalah tahun 2017, teknologi mengalami perkembangan yang pesat, bagi dirinya yang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan teknologi sejak dari kecil, dia selalu banyak menghabiskan waktunya untuk mempelajari apa pun yang berkaitan dengan teknologi.

Hingga akhirnya dia pernah mendapatkan tawaran dari beberapa orang dan bekerja sama untuk meretas dan mencari tahu informasi dengan bayaran yang cukup tinggi.

Dia tahu dan mengerti yang dilakukannya adalah ilegal, tetapi dia hanya tertarik memanfaatkan kemahirannya, bukan karena bayaran uang yang cukup tinggi.

Namun, kini dia tidak lagi bekerja sama ataupun dibayar untuk meretas atau sekadar untuk mencari tahu informasi karena sejak dua tahun yang lalu dia sibuk mencari cara bagaimana dapat melacak alamat seseorang dari jarak yang sangat jauh dengan sebuah benda yang dia buat, dan yang telah diletakkan pada mobil seseorang yang ingin dia ketahui banyak hal tentang orang itu.

Lelaki itu menggelengkan kepalanya, merasa kepalanya mulai pening dan pandangannya berkabur, yang kemungkinan besarnya adalah efek dari berkutat dengan komputer dalam waktu yang sangat lama.

Rambutnya bahkan sampai berantakan, tetapi wajahnya menyiratkan kesenangan akan hal yang dilakukannya, memang melelahkan karena menguras otak, tetapi dia benar-benar menikmati apa yang dilakukannya.

Pupil matanya bergerak fokus menatap pada layar komputer yang tertampil antarmuka baris perintah berupa huruf dan simbol yang berwarna hijau gelap dan peta jaringan yang kompleks.

Hingga akhirnya dia berhenti mengetik pada keyboard-nya saat dari layar komputer muncul antarmuka baris perintah yang lebih rumit dan lebih cepat, kemudian dia segera merespon dengan gerak tangannya yang cepat dan kemampuan yang dimilikinya.

Napasnya berderu dan matanya berbinar, merasa ada secercah harapan saat kode alamat dari benda yang diletakkannya itu mulai dapat terlacak!

"Tok Tok Tok"

"Jean, bangun. Ayo kita sarapan pagi."

Lelaki yang di panggil dari luar kamar dengan panggilan Jean itu lantas mengumpat dan berdecak, lalu menoleh ke arah pintu, dan kembali menatap layar komputernya.

"A-apa?!" Jean memekik, sangat panik saat melihat tampilan dari layar komputernya bukan lagi antarmuka baris perintah ataupun peta jaringan, melainkan kata yang bertuliskan error!

Kedua tangan Jean yang berada di atas keyboard mengepal kuat dan rahangnya mengeras, lagi-lagi ia gagal, dari dulu jika ia telat sedikit menanggapi antarmuka baris perintah itu, jawaban yang muncul selalu saja error!

"Jean, kau sudah bangun?" Sang Ibu dari luar masih mengetuk pintu.

Jean segera mematikan komputer dan laptopnya, dan memasukkan salah satu ponsel dan beberapa kabel yang dipakainya tadi ke dalam laci mejanya.

Tak lama kemudian, pintu pun terbuka. "Kau sudah bangun ternyata."

Jean menoleh dan menampilkan senyuman manisnya dengan mata yang sayu.

"Kau tidak tidur atau baru bangun?" Sang ibu bertanya sambil berjalan ke arah jendela.

"Aku baru saja bangun, tetapi masih mengantuk." Jean menggeliat dan menguap.

Sang ibu menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu membuka gorden kamar Jean. "Kau pasti begadang karena bermain game. Ayo pergi sarapan dulu, setelah itu kau boleh tidur lagi."

Jean mengangguk dan menguap, sedangkan sang ibu keluar dari kamarnya.

Jean pun akan bangkit dari duduknya, tetapi mengurungkan niatnya saat ada panggilan yang masuk, ia mengambil ponselnya dan membaca nama orang yang meneleponnya, mengapa Naomi meneleponnya sepagi ini?

"Halo." Jean mengangkat panggilan itu dengan malas.


"Halo, Jean. Aku dan pacarku akan ke Atlantic City, tetapi Anne ingin ikut."

"Kau mau ikut juga tidak? Aku kasihan pada Anne, dia bisa-bisa kesepian di sana. Jadi, ayo kau harus ikut juga, temani dia."

"Kita pergi hari ini dan menginap semalam, kalau kau mau ikut, kita bertemu di stasiun jam 9."

Jean mengerutkan keningnya, apakah yang diucapkan Naomi itu benar? Karena ia sendiri tahu bahwa dia adalah seorang pembohong besar dan bermuka dua, wanita itu telah banyak berbohong padanya, dan bahkan pada temannya sendiri.

Kemudian Jean meletakkan ponselnya dan memilih untuk pergi sarapan bersama kedua orang tuanya.

Tbc

2384 kata

Halloooo

Akhirnya aku up season 2 nya!

Ada yang kangen cerita ini gak??

Kangen Anne sama Darkan??

Pasti gak sabar mereka ketemu, kan??

Follow akun aku juga🦋qinazxaa🦋, makasih!

Sebelumnya aku mau hiatus sampai Desember, tapi gak jadi deh, hihi

Makasih banyak yaa yang selama ini udah baca cerita akuu🖤🖤





Continue lendo

Vocรช tambรฉm vai gostar

2.7K 310 12
Kadal Korea VS Dora Thailand Yang satu usil, satunya lagi ngegas ! Note : Update setiap hari Jumat dan Minggu Enjoy !! Jangan lupa voment ๐Ÿ’› Nb: Semu...
1.8M 132K 50
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
3.8K 184 24
FOLLOW SEBELUM MEMBACA ๐Ÿ’• Semua ini dimulai pada saat ayahnya menjual Elva kepada seseorang yang bahkan Elva tidak kenal. Gadis dengan paras cantik n...
2.7K 274 8
BACA DULU SEASON PERTAMA "Arash Arend dimana sandal kalian?" " Sandal Arash di jual Arend mah." "Sandal Arend di makan ayam mah." "Anak kita cerdas...