DOT OF LIFE - FREENBECKY

By Author_lagibosan

145K 14K 973

Rebecca Swift menjalin cinta yang tulus, tetapi lelaki itu meninggalkannya tepat di hari pernikahannya. Kesed... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 3.1
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 22.1
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Epilog
Author Note
I K L A N

Chapter 10.1

3.8K 447 21
By Author_lagibosan

........

Becca tidak menemui Freen seharian.

Becca tidak membuka pintu itu sampai sore, Freen bahkan membunyikan bel itu berulang kali, malahan tiap sejam sekali. Becca sengaja melakukan itu, dia sungguh merasa kesal saat dirinya di dorong masuk ke apartemennya sendiri pagi tadi. Becca benar-benar marah.

Namun Becca sebenarnya dari tadi sedang memegang ponsel di tangannya, dia berharap Freen menghubunginya dan minta maaf. Tapi, tidak ada sama sekali.

Rasa marah itu akhirnya redam sendiri, sekarang dia menunggu bel lainnya, dia akan membuka pintu itu. Tapi, setelah beberapa saat, beberapa jam telah berlalu, Freen tidak membunyikan bel itu lagi. Freen berhenti melakukannya, atau mungkin dia sudah lelah.

Becca berdiri dari sofa itu, dia akhirnya berjalan ke arah pintu. Diam saja, hampir beberapa menit. Dia berpikir untuk pergi ke apartemen Freen, tapi dia tak tau harus berkata apa. Namun, akhirnya dirinya memberanikan diri untuk menuju tempat Freen.

Sekarang Becca sedang berdiri di depan apartemen Freen, diam lagi, belum membunyikan bel itu. Tidak tau mengapa, dia merasa sedikit gengsi untuk menemui Freen.

Saat dia berbalik, pintu itu terbuka. Freen pun cepat-cepat berkata, "Becky!" Suara itu amat senang saat melihat keberadaan Becca di depan pintunya. Freen tersenyum dan hatinya juga lega saat itu juga, dia pikir Becca akan marah padanya dalam waktu yang lama.

Mendengar suara Freen, Becca mendadak ingin pergi. Namun, Freen menggapai tangan Becca dengan cepat, dia juga berkata, "Jangan marah lagi, masuk dulu." Freen menarik tangan itu, Becca akhirnya mengikuti Freen.

Freen belum melepaskan tangan itu, Becca yang sebenarnya tak pernah memegang tangan Freen tiba-tiba merasa sangat senang? Dia juga berharap Freen tak melepaskan tangannya. Freen bahkan membawa Becca ke kasurnya, dia sedang merapikan pakaian yang dia berantakan pagi tadi, sedikit lagi selesai.

"Aku sedang beres-beres, duduk sini dulu." Freen melepaskan tangan Becca, dia menyambung pekerjaannya.

"Tentang pagi tadi-" Becca ingin bertanya, tapi tampaknya Freen memotong perkataannya dan mengerti apa yang ditanyakan oleh Becca.

"Maafkan aku, aku menghilangkan baju Jackson." Freen tertawa kecil sekarang, dia menyusun baju-baju itu dengan rapi. "Dan, aku tak punya alasan lain selain mengatakan bahwa aku memberikan baju itu padamu, baju itu belum juga ketemu sampai sekarang."

Becca yang mendengarnya merasa aneh, dia bertanya, "Kamu pakai baju Jackson?"

Freen pun menjawab sambil menggantung baju yang telah di hunger, "Mm. Aku gunakan untuk kencan buta beberapa hari yang lalu." Bahkan Freen tidak menjaga perkataannya.

Becca terdiam, dia sedikit kesal dengan jawaban Freen. Lalu dia bertanya lagi, "Kencan buta?" Sekarang Becca merasa penasaran.

Freen tertawa sekarang, dia pun menjawab, "Nenek memaksaku melakukannya."  Selesai, Freen sudah menyusun semua baju-baju itu. Dia berjalan mendekati Becca, dan duduk sampingnya. Freen tersenyum dan menyentuh pipi Becca dengan ujung jari telunjuknya, lalu berkata, "Kamu sungguh mengabaikanku seharian, huh?" Raut muka Freen menekuk, dia sungguh berpikir Becca tak ingin menemuinya lagi.

Becca juga ikut cemberut, dia berkata, "Salah sendiri, mengapa mendorongku." Becca masih ingat kejadian itu, rasa kesal pun kembali lagi.

Freen masih menatapnya, tanpa merespon perkataan Becca. Dia tak kuasa melihat wajah Becca sekarang, rasanya ingin dia simpan dalam kantong.  Manis sekali.

Becca berkata lagi, "Kamu bahkan tidak menghubungiku." Diam lagi. Cemberut lagi.

Freen perlahan tersenyum dengan kata-kata Becca, "Kamu menunggu panggilanku?" Hati Freen sungguh riang mendengarnya.

Pipi Becca sedikit memerah, dia tiba-tiba merasa malu. Freen tertawa kecil sekarang, lalu dia berkata, sengaja atau terselip, tidak tau, "Ih..Aku sangat ingin menciummu." Tampaknya Freen hanya merasa gemas dengan ekspresi Becca, dia hanya asal bicara.

Sedangkan Becca terkejut dengan perkataan Freen. Lalu dia berkata, "Cium apa?"

Freen bingung, "Huh?

"Kamu ingin menciumku tadi, mau cium apa?"

"....."

"....."

Freen tidak tau harus menjawab apa. Dia bahkan terkejut dengan pertanyaan Becca, dia hanya bercanda saja.

Tapi sekarang, bagi Freen suasananya sangat canggung, sedangkan Becca tampak sangat serius. Dia bahkan tidak tersenyum atau lainnya, Freen takut salah bicara. Jika saja Freen jawab ingin mencium bibir itu, dia belum tau apakah Becca menyukai hal itu atau tidak. Ini adalah pertanyaan yang menjebak.

Freen akhirnya berkata,"Ini." Freen menyentuh dahi Becca.

Tidak tau apa yang merasuki Becca, dia berkata, "Ya sudah, cium."

Mata Freen membesar, dia tak pernah menyangka akan jawaban itu.
Juga, jantung Freen sungguh tak bersahabat sekarang, dia sungguh tak tau harus apa, apakah benar-benar boleh? Dia takut ditampar atau apapun itu, Freen tak pernah mencium manusia sebelumnya.

"Kenapa diam?" Suara Becca sedikit menantang kali ini, dia bahkan tak tau mengapa dia berkata seperti itu. Tapi, perasaan aneh itu tiba-tiba saja masuk ke dalam dirinya saat mendengar Freen menggunakan kaos lelaki pagi tadi dan kencan buta.

"......" Freen tak ingin melakukannya. Dia akhirnya berdiri dan agak menjauh dari Becca. Tapi apa yang dikatakan Becca sungguh di luar dugaan Freen.

"Kamu tidak ingin menciumku?" Suara itu, seolah mengartikan jika kamu tidak melakukannya, aku akan marah lagi.

Freen yang terhenti dari langkahnya, berbalik dan melihat Becca. Dia sungguh tak bisa masuk dalam pikiran Becca. Freen menghela napas sedikit dalam, lalu dia berdiri di depan Becca yang masih duduk di kasurnya.

Becca tampak menunggu, sedangkan Freen sungguh penuh ragu-ragu.

Tapi Freen belum punya keberanian itu, dia berkata, "Aku hanya bercanda." Suaranya agak pelan, tapi Becca bisa mendengarnya dengan jelas.

Becca seketika berdiri, dan berusaha untuk keluar dari kamar Freen. Tapi Freen menghentikannya dengan berkata, "Bec.." Nada memelas itu sungguh terdengar menyedihkan.

Becca terhenti, dia sungguh merasa kesal sekarang, "Apa!?"

"Jangan marah." Freen mengulang kata-kata itu lagi.

Becca berbalik lagi sekarang, menghadap ke arah Freen. Dan menunjuk dahinya lagi, dia berkata, "Lakukan." cium aku.

Freen menghela napas lagi, dia sungguh di uji keberanian di sini. Dia bahkan tak sanggup melihat Becca. Lalu beberapa saat kemudian, dia berkata, "Boleh?"

"Mm." Becca tak menunjukkan tanda-tanda penolakan.

"Baiklah." Jantung Freen sungguh berdetak kuat, sedangkan otak Freen tidak menduga semua ini. Tubuh Freen panas dingin, dia berjalan mendekati Becca dan akhirnya mencium kening itu agak lama, mungkin sekitar sepuluh detik?

Becca terpejam, dia bahkan bisa merasa napas Freen di dahinya, tampaknya Freen sangat gugup. Becca akhirnya tersenyum. Setelah Freen menjauh darinya, dia membuka mata itu perlahan. Senyumnya belum pudar, dia hanya merasa sangat senang sekarang.

Sementara Freen, wajahnya memerah, napasnya sulit untuk kembali seperti semula. Dia bahkan tak bisa tersenyum seperti Becca.

_____________

Freen dipaksa untuk kembali ke ruangan Becca, dia tak ingin sendirian di tempatnya.

Tapi, Freen hanya terdiam saja dari tadi. Becca berulang kali mengajaknya bicara, tapi dia hanya jawab dengan tawa kecil yang terpaksa, dan kata-kata singkat: ya, tidak, bisa jadi dan mungkin.

Becca akhirnya berkata, "Freen! Apa yang kamu pikirkan?" Becca tidak terima perkataannya hanya dibalas dengan kata singkat itu. Dia juga tidak sadar kalau Freen menjadi seperti itu karena kejadian sore tadi di apartemen Freen.

Becca merasa itu hanya bentuk kasih sayang dalam pertemanan, sedangkan Freen hampir terbang melayang. Freen ingin mencium Becca lagi, tapi sekarang di tempat lain. Namun, Freen tidak berani berkata tentang itu. Dia hanya memendamnya untuk sekarang ini.

"Freen!" Sekarang Becca membentak Freen tepat di sampingnya. Freen tak berbuat apapun dari tadi, dia hanya duduk termenung menemani Becca berbicara tentang... tidak tau, Freen tidak mendengarnya.

Freen masih tidak berkutik, dia masih termenung saja. Lalu Becca menarik telinga Freen dengan kuat, saat itu juga Freen teriak minta tolong, "Ampun Bec!" Dia berusaha untuk mengikuti tarikan itu, agar telinganya tidak putus.

Saat Becca mendengar suara Freen, dia melepaskan tarikan itu, dia berkata lagi dengan kesal, "Kamu tidak mendengarkanku!" Lagi, marah.

Freen masih mengelus telinganya, itu cukup sakit. "Kamu bicara apa?"

"Kan.. kamu mikirin apa?" Becca ingin tau.

"Tidak ada." Jawab Freen singkat, dia tak mungkin jujur kali ini, malu.

"Bohong."

"Tidak..Sungguh."

Becca yang duduk menghadap Freen meraba wajah Freen kali ini, dia mencari hidung Freen, lalu menariknya sedikit kuat, Freen pun berteriak lagi. Becca yang kesal akhirnya berkata, "Kalau kamu berbohong, hidung itu akan panjang!"

"Aku bukan pinokio!" Kali ini Freen mengelus hidungnya. Bahkan, Freen sedikit mundur menjauhi Becca.

"Katakan apa yang kamu pikirkan." Suara Becca tegas sekarang, seakan ingin tau semua tentang pikiran Freen.

"Tidak mau." Freen perlahan berdiri, dia takut Becca melakukan macam-macam lagi di wajahnya.

"Katakan, Freen." Becca berdiri menuju keberadaan Freen, dia bisa melihat aroma Freen.

Freen perlahan menjauh ke tempat lain, langkahnya benar-benar pelan, tak mau menghasilkan suara pijakan. Dia berdiri di sudut ruangan itu.

Tapi, ternyata Becca mulai mendekatinya, seakan tau keberadaan Freen. Becca bahkan tersenyum dengan arti kamu kira aku tak tau di mana kamu, huh? Freen hanya berdiri saja, dia merasa takut ketahuan sekarang.

Becca sungguh mendekati arah Freen dengan benar dan akhirnya dia berhasil menemui Freen. Becca bahkan memeluk Freen dan tertawa riang, Becca pun berkata, "Ketemu!"

.....









Sementara Freen...

Dia diam tak berkutik, dia hanya merasakan dirinya dipeluk erat oleh Becca. Suara tawa riang wanita yang dia inginkan itu, membuat dirinya tak merasakan detak jantung yang perlahan, sekarang denyut nadinya pun seakan ikut merayakan pelukan yang selama ini dia inginkan.


























Bahkan otak jenius itu berkata pada Freen, Selamat Freen atas pencapaian kali ini.



























Juga, satu benih yang tak sengaja di semai oleh Becca itu pun bertambah besar karena hangatnya pelukan itu.










Continue Reading

You'll Also Like

2.3K 218 5
Andai aku terlahir kembali, aku akan tetap memilih mencintai mu meski itu artinya bunuh diri. -Anya Olsen ---- Sinopsis Anya dan Allyssa bertemu dal...
17.6K 1.6K 26
[GxG]⚠️ "Bagaimana jika kamu cukup bersamaku selama 275 hari" "Bahkan hanya melihat mu selama 10 detik saja aku tidak betah, apalagi harus bersama m...
104K 13K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
44.5K 3.8K 32
merelakan Elga freen kamollak & Becky anunta Elga lookkaew kamollak & anda anunta