Regret ( Terbit)

By flo3025

108K 7.8K 1.4K

|part masih lengkap| Juara ke-2 event menulis bersama moon seed ... Mencintai seseorang yang sama sekali tida... More

00
part 1 (day 1)
part 2 (day 2)
part 3 [day 3]
part 4 [day 4]
part 5 [day 5]
part 6 [day 6]
part 7 [day 7]
part 8 [day 8]
part 9 [day 9]
part 10 [day 10]
part 11 [day 11]
part 12 [day 12]
part 13 (day 13)
part 14 (day 14)
part 15 (day 15)
part 16 [day 16]
part 17 [day 17]
part 18 (day 18)
part 19 (day 19)
part 20 (day 20)
part 21 (day 21)
part 22 (day 22)
part 23 (day 23)
part 24 (day 24)
part 25 (day 25)
part 26 (day 26)
part 27 (day 27)
part 28 (day 28)
part 29 (day 29)
part 30 (day 30)
part 31 (day 31)
part 32 (day 32)
part 33 (day 33
part 34 (day 34)
part 35 (day 35)
part 36 (day 36)
part 37 (day 37)
part 38 (day 38)
part 39 (day 39)
part 40 (day 40)
part 41 (day 41)
part 42 (day 42)
part 43 (day 43)
part 44 (day 44)
part 46 (day 46)
part 47 (day 47)
part 48 (day 48)
part 49 (day 49)
Part 50 (day 50)

part 45 (day 45)

1.5K 106 26
By flo3025

Waktu berjalan terasa cepat, bahkan Chris sudah menghabiskan setengah dari kesempatan dua bulannya.

Jika hari ini gagal, mungkin akan ada hari selanjutnya, itulah yang selalu Chris tanamkan didalam hatinya agar tak merasa sakit walaupun nanti ia kalah yang terpenting dirinya sudah berusaha untuk mengembalikan semuanya seperti dulu lagi.

"Aku sudah selesai, mari berangkat karena nanti sore aku harus keluar bersama dengan Dalfa," ujar Leo, ia berjalan terlebih dahulu, dikuti oleh Chris, rencananya keduanya akan pergi kencan.

Chris merasa miris, walaupun bersama dengan dirinya, menghabiskan waktu berdua, Leo masih memikirkan orang lain, pikirannya berada ditempat lain bukan bersama dengan dirinya, mungkin kah hari ini akan gagal juga seperti hari-hari sebelumnya?

Kemungkinan terbesar itu akan terjadi, tapi Chris masih berharap agar hari ini berjalan dengan baik, iya berharap lagi untuk yang kesekian kalinya, walaupun sudah sering kali harapan menghancurkan dirinya sendiri.

Dalam perjalanan menuju mall, tak ada yang membuka suara, hanya ada keheningan, baik Chris, maupun Leo keduanya memilih diam, apa lagi Leo yang sudah merasa tak suka saat melihat Wasy yang selalu menatapnya dengan tatapan dingin dari kaca kemudi, seakan-akan dirinya manusia paling jahat di sini, padahal ia hanya ingin mencari keadilan untuk semua yang terjadi pada dirinya.

Tak butuh waktu lama, keduanya sudah sampai.

Chris hanya mengikuti keinginan Leo, ia menuruti apapun kemauan sang kekasih, bahkan Chris dengan suka rela membelikan hadiah yang akan Leo berikan untuk Dalfa, benar-benar definisi menafkahi selingkuhan sang kekasih.

"Chris, apa menurutmu ini cocok?" tanya Leo, ia menatap Chris yang ada disampingnya membuat sang empu langsung memfokuskan matanya pada barang ditangan Leo.

Melihat apa yang pemuda itu tunjukan padanya, ternyata itu pakaian santai yang terlihat cukup bagus menurut Chris.

"Lumayan, kau ambil saja beberapa, karena itu pasti bakalan habis beberapa hari lagi karena barang terbatas," ujar Chris saat melihat bahan yang digunakan untuk pakaian itu, pasti dalam waktu satu hari itu semua akan terjual habis.

Leo langsung mengambil pakaian itu saat mendengar perkataan dari Chris, lagi pula ia tak perlu merasa khawatir akan kehabisan uang karena ada Chris disampingnya, semuanya akan aman terkendali.

"Chris, aku penasaran makanan apa saja yang kakakmu sukai? Karena setiap kali makan bersama dengan dia, Hendry tak pernah memilih tentang makanan apapun," ujar Leo yang sekarang mulai penasaran makanan apa saja yang Hendry sukai.

Chris terdiam, kenapa Leo harus bertanya hal seperti ini pada dirinya? Ia merasa tak nyaman dan juga tidak suka karena sekarang khusus harinya bersama dengan Leo, tapi apa yang pemuda itu lakukan? Apa Leo sengaja melakukan semua itu agar dirinya merasa sakit hati dan menyerah begitu saja?

Chris tak akan melakukan semua itu selagi waktu yang ada masih banyak jadi buat apa menyerah?

"Kakak bukan pemilih dalam hal makanan, makanan apapun selagi layak, dia akan memakannya," ujar Chris, lalu tersenyum manis, seakan-akan pertanyaan yang Leo berikan tak ada apa-apanya untuk dirinya.

"Berarti kalian berbeda, kau kan tak semuanya bisa kau makan." Leo berucap dengan santai membuat Chris tersenyum tipis.

Walaupun itu perkataan membandingan dirinya dengan sang kakak, namun entah kenapa ia merasa senang karena Leo mengingat jika ia tak bisa sembarangan memakan apapun itu, semuanya tak bisa ia makan seperti kakaknya.

"Kau masih ingat ternyata. Aku sangat senang akan hal itu, terima kasih," ujar Chris, membuat Leo terdiam, ia mengatakan semua itu bukan ingin membuat senang tapi kenapa pria itu malah mengartikannya seperti itu?

Leo kembali mengambil beberapa pakaian, dan juga barang lainnya. Ia benar-benar berniat menguras dompet Chris.

"Oh ya, aku ada hadiah untukmu, tapi berada dimobil, itu khusus untukmu," ucap Chris, membuat kening Leo mengerut.

"Hadiah apa?" Leo bertanya, dengan memberikan belanjaannya, Chris menerimanya, lagipula membawa belanjaan Leo sudah menjadi tugasnya.

"Itu rahasia, nanti kau akan tahu," ucap Chris, ia mengedipkan matanya.

Leo mengidikkan bahunya, berusaha tak peduli dengan ucapan Chris, walaupun nyatanya ia sangat penasaran.

Drtt ... drttt ...drttt ..

Ponselnya bergertar, Leo segera mengangkat panggilan masuk yang ternyata dari Hendry, ia tersenyum manis.

"Ya, aku sedang diluar bersama dengan temanku,"

"Wahh ... padahal aku menunggumu dirumah,"

"Aku akan segera pulang, tunggulah dirumah."

Setelah mengatakan hal itu, Leo menutup sambungan teleponnya.

"Aku akan segera pulang, ada yang menungguku," ucap Leo, Chris menghembuskan napasnya, kentara jika ia kecewa.

"Kau tak usah mengatarku, aku akan naik taxi, tolong bayar ini ya." Leo pergi begitu saja, bahkan ia tak menunggu jawaban Chris.

Wasy yang sedari tadi memperhatikan Tuannya itu, ia segera menghampiri Chris yang diam tak bergeming setelah kepergian Leo.

"Tuan, kemana Tuan Leo pergi?" tanyanya.

"Entahlah, dia bilang ada seseorang yang menunggunya," ucap Chris.

Sedangkan Leo, ia naik taxi bahkan menyuruh supir taxi melaju dengan cepat.

Hanya membutuhkan waktu singkat, kini Leo sudah turun dari taxi.

Ia berlari menghampiri Hendry yang menunggunya dengan senyuman manis, ia memeluk sang dominan.

"Aku merindukanmu," cetus Leo, Hendry mengelus kepala Leo, sesekali mengecupinya.

Leo melepas pelukannya, ia mendongak, lalu tanpa aba-aba apapun Leo menyambar bibir Hendry, mengajak sang dominan untuk berperang lidah.

Kucing mana yang akan diam saja saat diberi ikan? Hendry rasa itu hanya kucing sakit, oleh karena itu, Hendry membalas lumatan Leo, bahkan ia mendominasi ciuman sang kekasih sekarang.

"Eunghh ... " Leo melenguh saat Hendry mengelus pinggangnya, entahlah ia merasa ada rasa aneh yang mengelinjang dalam dirinya.

Hendry tanpa pikir panjang meminta kunci rumah Leo, ia menarik sang kekasih masuk ke dalam rumah, lalu melumat bibir Leo kembali, menyesapnya, seakan bibir ini akan habis jika Hendry tak menyesapnya buru-buru.

Keduanya hanyut dalam gairah itu, bahkan Leo sudah melepas pakaiaannya, begitupun Hendry.

Keduanya berbagi kehangatan di atas sofa, saling menyalurkan hasrat yang membara. Ruangan yang semula sepi, kini diisi dengan lenguhan dan desahan menggairahkan.

Leo seakan lupa daratan, saat Hendry menubruk titik nikmatnya, ia mendesah keras dengan tak tahu malu.

"Enghh ... pelanhh Hen ... "

Suara merdu yang membuat libino Hendry naik, ia semakin bersemangat menubruk titik nikmat sang kekasih.

Disela nikmat-nikmatnya, pintu rumah terbuka, menampilkan Chris dan Wasy yang membawa beberapa paper bag.

Hendry tak menyadarinya, karena ia membelakangi pintu, sedangkan Leo menatap Chris dengan seringaian.

Chris meremat paper bag ditangannya, hatinya sakit, walaupun ia tahu jika Leo pernah dimasuki orang lain, namun kali ini berbeda, dominan yang saat ini membuat kekasihnya mendesah adalah kakaknya sendiri.

Chris sendiri, yang menjadi kekasih pertama Leo tak pernah merasakan bagaimana bercinta dengan sang submisif, ia kecewa bahkan sangat kecewa.

Wasy mengepalkan tangannya, ia bersumpah ia akan membuat Leo melakukan pampasan dengan apa yang ia perbuat, Leo harus melakukan pampasan itu, karena perbutan Leo sudah tak bisa termaafkan.

Chris tersenyum tipis, ia menutup pintu rumah dengan pelan, ia melangkah pergi, masuk kembali ke dalam mobil yang diikuti oleh Wasy.

Wasy membawa Chris pulang, ia merasa sakit hati saat melihatnya, bagaimana dengan Tuannya?

____TBC

A/N pampasan artinya ; ganti rugi

Day 45, huftt ... hug Chris ...

Continue Reading

You'll Also Like

6.8M 46.3K 58
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
8.6M 107K 43
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
1.7M 55K 69
Cinta atau Obsesi? Siapa sangka, Kebaikan dan ketulusan hati, ternyata malah mengantarkannya pada gerbang kesengsaraan, dan harus terjebak Di dalam n...
565K 52.3K 54
⚠️ BL LOKAL Awalnya Doni cuma mau beli kulkas diskonan dari Bu Wati, tapi siapa sangka dia malah ketemu sama Arya, si Mas Ganteng yang kalau ngomong...